Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 5

Anggota: Arianti Primawati


Cindy Anugrah Wardani
Putri Nova Dartika
Siti Nurlaela
KONSEP PERAWATAN TERMINAL DAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL
PENYAKIT TERMINAL?
• Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada
obatnya, kemudian tidak dapat dihindari dalam waktu
yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).
• Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat
diobati, bersifat progresif, pengobatan hanya bersifat
paliatif (menggurangi gejala dan keluhan, memperbaiki
kualitas hidup (Tim medis RS kanker Darmais, 1996).
TUJUAN MERAWAT KLIEN TERMINAL
1. Menghargai kehidupan dan menganggap proses menjelang kematian
sebagai proses normal
2. Tidak bertujuan mempercepat atau menunda kematian
3. Mencapai kembali dan mempertahankan kenyamanan fisik pasien
4. Mempertahankan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari
5. Mepertahankan harapan dan mencapai kenyamanan spiritual
6. Menghindarkan/mengurangi rasa kesepian, takut, depresi dan isolasi
7. Mempertahankan rasa aman, harkat dan rasa berguna
8. Memberikan dukungan kepada keluarga dan yang merawat menghadapi
masalah yang ada selama pasien sakit dan setelah pasien meninggal
9. Membantu keluarga menerima kehilangan
KRITERIA PENYAKIT TERMINAL
1. Penyakit tidak dapat disembuhkan
2. Mengarah pada kematian
3. Diagnosa medis sudah jelas
4. Tidak ada obat untuk menyembuhkan
5. Prognosis jelek
6. Bersifat progresif
MASALAH YANG MUNCUL PADA PASIEN
DENGAN KONDISI TERMINAL
1. Masalah Fisik
2. Masalah Psikologis
3. Masalah Sosial
4. Masalah Spiritual
POKOK-POKOK DALAM MEMBERIKAN
BIMBINGAN ATAU KONSELING PADA
PASIEN TERMINAL

1. Peningkatan Kenyamanan
2. Pemeliharaan Kemandirian
3. Pencegahan Kesepian dan Isolasi
4. Peningkatan Ketenangan Spiritual
5. Dukungan untuk keluarga yang berduka
Proses terjadinya kematian
SAKARATUL MAUT (DYING) DAN
KEMATIAN (DEATH)
???
 Sakaratul maut (dying) merupakan kondisi pasien yang
sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal
dan harapan tertentu untuk meninggal.
 Kematian (Death) merupakan kondisi terhentinya
pernafasan, nadi dan tekanan darah serta hilangnya respon
terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya
aktivitas otak atau terhentinya fungsi jantung dan paru
secara menetap.
PERAN PERAWAT ?
• Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani
pasien karena peran perawat adalah membimbing rohani
pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk
pelayanan kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan
biologis-psikologis-sosiologi-spiritual (APA, 1992)
• Menurut Dadang Hawari (1977,53)
“Orang yang mengalami penyakit terminal dan menjelang
sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan,
krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan
kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapat
perhatian khusus”
• Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah
menjadi ketetapan WHO yang menyatakan bahwa aspek
agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari
pengertian kesehatan seutuhnya (WHO, 1984)
CIRI-CIRI POKOK PASIEN YANG AKAN
MENINGGAL
Pasien yang menghadapi sakaratul maut akan memperlihatkan tingkah laku yang
khas antara lain:
1. Pengindraan dan gerakan menghilang secara berangsur-angsur yang
dimulai pada gerakan paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan,
ujung hidung, yang terasa dingin dan lembab
2. Kulit nampak kebiru-biruan, kelabu dan pucat
3. Nadi mulai tidak teratur lemah dan pucat
4. Terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene nokes
5. Menurunnya tekanan darah peredaran darah perifer menjadi terhenti dan
rasa nyeri bila ada biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat
kekuatan ingatan bervariasi dari individu. Otot rahang mengendur, wajah
pasien yang tadinya kelihatan cemas tampak lebih pasrah menerima
TAHAP-TAHAP MENJELANG AJAL
1. Menolak (Denial)
2. Marah (Angre)
3. Menawar (Bargaining)
4. Kemurungan (Depresi)
5. Menerima atau Pasrah (Acceptance)
MACAM TINGKAT KESADARAN ATAU PENGERTIAN
DARI PASIEN DAN KELUARGANYA TERHADAP
KEMATIAN

Strause et all (1970) membagi kesadaran ini dalam 3 tipe:


1. Close Awareness atau Tidak Mengerti
2. Matual Pretense/kesadaran/Pengertian yang ditutupi
3. Open Awareness atau Sadar akan keadaan dan Terbuka
• Bila pasien sudah meninggal dunia, maka dilakukan
tindakan perawatan pasien setelah meninggal dunia atau
perawatan jenazah, memberikan penghormatan terakhir
dan rasa puas kepada sesama insan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
TERMINAL
PENGKAJIAN
• Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan
kondisi terminal, tujuannya untuk dapat menyiapkan
dukungan dan bantuan bagi klien sehingga pada saat-saat
terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat
meninggal dengan tenang dan damai.
TIPE-TIPE PERJALANAN MENJELANG
KEMATIAN
1. Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu
adanya perubahan dari fase akut menjadi kronik
2. Kematian yang pasti dengan waktu yang tidak bisa
diketahui, biasanya terjadi pada kondisi penyakit yang
kronik
3. Kematian yang belum pasti, kemungkinan bisa sembuh
belum pasti, biasanya terjadi pada pasien dengan operasi
radikal karena adanya kanker
4. Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu, terjadi
pada pasien yang sakit kronik dan telah berjalan lama
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas (ketakutan individu, keluarga) yang berhubungan
diperkirakan dengan situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang
tidak dapat diperkirakan takut akan kematian dan efek negatif pada
gaya hidup
2. Berduka berhubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang
dihadapi, penurunan fungsi perubahan konsep diri dari orang lain
3. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan gangguan kehidupan
keluarga, takut akan hasil (kematian) dengan lingkungan penuh
dengan stress (tempat perawatan)
4. Risiko terhadap distress spiritual yang berhubungan dengan
perpisahan dari system pendukung keagamaan, kurang pripasi atau
ketidakmampuan diri dalam menghadapi ancaman kematian
INTERVENSI
Dianosa 1
1. Bantu klien untuk mengurangi ansietasnya
2. Kaji tingkat ansietas klien
3. Dorong keluarga dan teman untuk mengungkapkan ketakutan-ketakutan mereka
4. Berikan klien dan keluarga kesempatan dan penguatan koping positif

Diagnosa 2
1. Berikan kesempatanpada klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan, diskusikan
kehilangan secara terbuka dan gali makna pribadi dari kehilangan
2. Berikan dorongan penggunaan strategi koping positif yang terbukti memberikan keberhasilan pada
masa lalu
3. Berikan dorongan pada klien untuk mengekspresikan atribut diri yang positif
4. Bantu klien mengatakan dan menerima kematian yang akan terjadi, jawab semua pertanyaan
dengan jujur
5. Tingkatkan harapan dengan perawatan penuh perhatian, menghilangkan ketidaknyamanan dna
dukungan
NEXT..
Diagnosa 3
1. Luangkan waktu bersama keluarga atau orang terdekat klien dan tunjukan
pengertian yang empati
2. Izinkan keluarga klien atau orang terdekat untuk mengekspresikan perasaan,
ketakutan dan kekhawatiran
3. Jelaskan lingkungan dan peralatan ICU
4. Jelaskan tindakan keperawatan dan kemajuan postoperasi yang dipikirkan
dan berikan informasi spesifik tentang kemajuan klien
5. Anjurkan untuk sering berkunjung dan beradaptasi dalam tindakan perawatan
6. Konsul dengan atau berikan rujukan kesumber komunitas dan sumber
lainnya
Diagnosa 4
1. Gali apakah klien menginginkan untuk melaksanakan praktek atau ritual
keagamaan atau spiritual yang diinginkan bila yang memberi kesempatan
pada klien untuk melakukannya
2. Ekspresikan pengertian dan penerimaan anda tentang pentingnya keyakinan
dan prakti religius atau spiritual
3. Memberikan privasi dan ketenangan untuk ritual spiritual sesuai kebutuhan
klien dapat dilaksanakan
4. Bila anda menginginkan tawaran untuk berdoa bersama klien lainnya atau
membaca bhuku ke agamaan
5. Tawarkan untuk menghubungkan pemimpin religius atau rohaniawan rumah
sakit untuk mengatur kunjungan
EVALUASI
1. Klien merasa nyaman dan mengekspresikan perasaannya
pada perawat
2. Klien tidak merasa sedih dan siap menerima kenyataan
3. Klien selalu ingat kepada Tuhan yang Maha Esa dan selalu
bertawakal
4. Klien sadar bahwa setiap apa yang diciptakan Tuhan yang
Maha Esa akan kembali kepadanya
SEKIAN,
TERIMAKASIH..

Anda mungkin juga menyukai