Anda di halaman 1dari 21

Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid Arthritis (RA)


merupakan penyakit autoimun Arthritis rheumatoid
(penyakit yang terjadi pada saat adalah penyakit sistemik
tubuh diserang oleh sistem dengan gejala ekstra –
kekebalan tubuhnya sendiri) yang artikuler. (Buku Ajar
mengakibatkan peradangan Keperawatan Medikal
dalam waktu lama pada sendi. Bedah, Volume 3. 2001).
Penyakit ini menyerang
persendian, biasanya mengenai
banyak sendi, yang ditandai
dengan radang pada membran
sinovial dan struktur – struktur
sendi serta atrofi otot dan
penipisan tulang.
KLASIFIKASI
Penyebab penyakit rheumatoid arthritis belum diketahui
secara pasti, namun faktor predisposisinya adalah
mekanisme imunitas (antigen – antibodi), faktor
metabolik dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung
& Raenah, 2008).
Agen spesifik penyebab arthritis rheumatoid belum dapat
dipastikan, tetapi jelas ada interaksi faktor genetik
dengan faktor lingkungan. (Maini dan Feldmann, 1998 :
Blab et al, 1999).
Ketika penyakit ini aktif gejala dapat
termasuk kelelahan, kehilangan energi,
kurangnya nafsu makan, demam kelas
rendah, nyeri otot dan sendi serta
kekakuan otot dan kekauan sendi
biasanya paling sering di pagi hari.
Disamping itu juga manifestasi klinis
rheumatoid arthritis sangat bervariasi
dan biasanya mencerminkan stadium
serta beratnya penyakit. Rasa nyeri,
pembengkakan, panas, eritema dan
gangguan fungsi merupakan gambaran
klinis yang klasik untuk rheumatoid
arthritis (Smeltzer & Bare, 2002).
Gejala sistemik dari rheumatoid
arthritis adalah mudah capek, lemah,
lesu, takikardi, berat badan menurun,
anemia (Long, 1996).
Peradangan AR berlangsung terus-menerus dan menyebar ke
struktur-struktur sendi dan sekitarnya termasuk tulang rawan
sendi dan kapsul fibrosa sendi. Ligamentum dan tendon meradang.
Peradangan ditandai oleh penimbunan sel darah putih,
pengaktivan komplemen, fagositosis ekstensif dan pembentukan
jaringan parut. Peradangan kronik akan menyebabkan membran
sinovium hipertrofi dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran
darah yang menyebabkan nekrosis sel dan respons peradangan
berlanjut. Sinovium yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan
granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar ke seluruh
sendi sehingga semakin merangsang peradangan dan
pembentukan jaringan parut. Proses ini secara lambat merusak
sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas.
1. Osteoporosis
2. Gangguan jantung
3. Gangguan paru
1. Tes faktor reumatoid positif, antinuclear antibody
(ANA), posotif bermakna pada sebagian penderita.
2. LED naik pada penyakit aktif : Umumnya meningkat
pesat ( 80 – 100 mm/h) mungkin kembali normal
sewaktu gejala – gejala meningkat; anemia; albumin
serum rendah dan fosfatase alkali meningkat.
3. Rontgen menunjukkan erosi terutama pada sendi –
sendi tangan, kaki dan pergelangan pada stadium
dini; kemudian, pada tiap sendi.
4. Kelainan destruktif yang progresif pada sendi dan
disorganisasi pada penyakit yang berat.
5. Kadar asam urat lebih dari 7 mg/dl.
Menjaga supaya rematik tidak terlalu mengganggu aktivitas
sehari – hari, sebaiknya digunakan air hangat bila mandi pada
pagi hari. Dengan air hangat pergerakan sendi menjadi lebih
mudah bergerak. Selain mengobati, kita juga bisa mencegah
datangnya penyakit ini, seperti: tidak melakukan olahraga
secara berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil, menjaga
asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan
tubuh, terutama banyak memakan ikan laut. Mengkonsumsi
suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang mengandung
Omega 3. Didalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif
untuk memelihara persendian agar tetap lentur
1. Memberikan Pendidikan
2. Istirahat
3. Latihan Fisik
4. Termotrafi
5. Gizi
Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan
keterlibatan organ-organ 4. Makanan/ cairan
lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi
eksaserbasi akut atau makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia
remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya. Kesulitan untuk mengunyah
1. Aktivitas/ istirahat Tanda : Penurunan berat badan
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan Kekeringan pada membran mukosa 5.Hygiene
stres pada sendi; Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. pribadi. Ketergantungan
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, 6. Neurosensori
pekerjaan, keletihan. Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi
Tanda : Malaise pada jari tangan.
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan Gejala : Pembengkakan sendi simetris
pada sendi. 7. Nyeri/ kenyamanan
2. Kardiovaskuler Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, pembengkakan jaringan lunak pada sendi ).
sianosis, kemudian 8. Keamanan
kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus
3. Integritas ego kaki. Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, rumah tangga. Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. membran mukosa.
Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan ) 9. Interaksi sosial
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain;
ketergantungan pada orang lain). perubahan peran; isolasi.
.
Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi :
- Perhatian keadaan sendi-sendi pada
leher, spina servikal, spina torakal, lumbai, bahu
siku, pergelangan, tangan dan jari tangan,
pinggul, lutut, ekstermitas bawah dan panggul
- Amati kemerahan dan bengkak pada
jaringan lunak sekitar sendi.
b. Palpasi :
- Adanya nyeri sendi padadaerah yang
disertai kemerahan / bengkak.
Dengan skala nyeri :
Ringan : 0–3
Sedang : 3–7
Berat : 7 – 10
- Temperatur hangat pada sendi yang
nyeri.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/
proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal
Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan kemampuan
untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan
mobilitas
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya
tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan kurangnya pemahaman/ mengingat,kesalahan interpretasi informasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi
sendi.
Kriteria Hasil:
- Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol,
- Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
- Mengikuti program farmakologis yang diresepkan,
- Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.
Intervensi
a. Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non
verbal
b. Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan
c. Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace.
d. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah,
hindari gerakan yang menyentak.
e. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan
waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan
sebagainya.
f. Berikan masase yang lembut
g. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif,sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi,
pedoman imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas.
h. Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu.
i. Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.
j. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat)
k. Berikan es kompres dingin jika dibutuhkan
kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal
Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

Kriteria Hasil :
- Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.
- Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi bagian tubuh.
- Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas

Intervensi dan Rasional:.

a. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi


b. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas untuk memberikan periode
istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganmggu.
c. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan isometris jika memungkinkan
d. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan
penggunaan bantuan mobilitas, mis, trapeze
e. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace (
f. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher.
g. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan
h. Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan pegangan tangga pada toilet,
penggunaan kursi roda. i. Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi.
j. Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah tekanan.
k. Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid).
Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan kemampuan
untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

Kriteria Hasil :

- Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit,
perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.
- Menyusun rencana realistis untuk masa depan.
Intervensi :
a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan.
b. Diskeusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana
pandangaqn pribadi pasien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.
c. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan.
d. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan.
e. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan.
f. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang
dapat membantu koping.
g. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas.
h. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.
i. Berikan bantuan positif bila perlu.
j. Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis psikiatri, psikolog.
k. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan obat-obatan peningkat alam
perasaan. (
Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan
kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
Kriteria Hasil :
- Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan
kemampuan individual.
- Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan
perawatan diri.
- Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi
kebutuhan perawatan diri.

Intervensi :
a. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit
dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi.
b.Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
c. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi /rencana
untuk modifikasi lingkungan.
d.Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi.
e. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan
evaluasi setelahnya.
f. Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan perawatan
rumah, ahli nutrisi.
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan kurangnya pemahaman/ mengingat,kesalahan
interpretasi informasi.

Kriteria Hasil :

- Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.


- Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup
yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas.
Intervensi :
a. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan.
b. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit melalui
diet,obat-obatan, dan program diet seimbang, l;atihan dan istirahat
c. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang realistis,istirahat,
perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik, dan manajemen stres.
d. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik
e. Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau antasida pada
waktu tidur.
f. Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis: tinitus, perdarahan
gastrointestinal, dan ruam purpuruik.
g. Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi penggunaan obat-
obat yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter.
h. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak
mengandung vitamin, protein dan zat besi.

Anda mungkin juga menyukai