Ruam Seluruh
Tubuh
A - 15
Struktur Keanggotaan
Definisi
– Morbili virus merupakan orde Monogavirales, family Paramyxoviridae,
subfamily Paramyxoviridae, dan genus Morbillivirus. Hospes naturalnya adalah
manusia, anjing, dan sapi. Virus morbili spesifik dapat menyebabkan campak (di
manusia), Caninen distemper (di anjing, coyotes, serigala, dan anjing laut),
rinderpest (di sapi), dan peste-des-petis-ruminant (di kambing dan domba).
– Virus campak/virus Rubella adalah virus RNA berantai tunggal. Virus campak
hanya menginfeksi manusia, dimana virus campak ini tidak aktif oleh panas,
cahaya, pH asam, eter, dan tripsin (enzim). Ini memiliki waktu kelangsungan
hidup singkat di udara, atau pada benda dan permukaan.
LO 1. Memahami dan
Menjelaskan
Paramyxovirus
Morfologi
– virus paramyxovirus memiliki ukuran – memiliki amplop untuk perlindungan
150-350 nm dengan struktur yang terdiri saat berada diluar sel (ekstraseluler),
dari spike, amplop, dan nukleokapsid amplop tersusun atas lipoprotein yang
– berbentuk bulat (spherical) atau berhubungan dengan spike yang juga
plemorpik. tersusun atas glikoprotein
– Nukleokapsidnya berbentuk heliks
dikelilingi oleh amplop, pada bahan – Nucleocapsidnya berbentuk heliks
genetiknya terdapat untai tunggal
dengan panjang 18 nm. Virus ini
genetik dengan RNA sense negative 15-
17 kb yang mengandung nucleoprotein,
mempunyai pleomorphic dan RNA
phospoprotein, dan protein L (large) strand negatif dengan jumlah nucleik
acid 5%
– Selubung kapsulnya terdiri dari
glikoprotein viral (G, H, HN) (kadang – virus ini dilengkapi dengan enzim
membawa aktivitas hemaglutinin atau polymerase untuk pembentukan
neuraminidase) dan glikoprotein fusi (F) strand RNA positifnya
(Hulo, et al., 2011). (Kvellestad et al., 2003).
Produk gen Lokasi Fungsi Ukuran
Nucleoprotein (N) Major Internal Protein Melindungi Viral RNA 59 kDa
Fusion Faktor (F) Glikoprotein amplop Faktor aktif untuk fusion sel, 60 kDa
hemolisis dan pemasukan viral
Klasifikasi
Genus
Respirovirus
Genus
paramyxovirinae
Morbilivirus
Genus
Rubulavirus
Paramyxovirus
Genus
Pneumovirus
pneumovirinae
Genus
Metepneumovirus
Dari klasifikasi/pengelompokkan virus berdasarkan subfamili
dan genusnya, seluruhnya hanya ditemukan pada hewan-
hewan darat seperti reptile, aves dan mamalia termasuk
manusia. Namun Batts et al. (2008) menemukan virus yang
diisolasi dari ikan salmon yakni :
Order : Mononegavirales
Atlantic Salmon Paramyxovirus dan Pasific Atlantic
Paramyxovirus yang memiliki hubungan kekerabatan dekat Family : Paramyxoviridae
pada family Paramyxoviridae sehingga memasukkannya ke Subfamily : Paramyxovirinae
dalam genus baru yakni Aquaparamyxovirus. Adapun
Genus : Aquapramyxovirus
klasifikasinya menurut (Hulo, et al., 2011) adalah sebagai
berikut: Species : Atlantic Salmon Paramyxovirus
LO 1. Memahami dan
Menjelaskan
Paramyxovirus
Cara Transmisi
Attachment Menurut Hulo et al. (2011) replikasi virus ini
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Definisi
– Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium,
yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi,
yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik ( Ilmu
Kesehatann Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).
– Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan
gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam
scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi ( Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson,
EGC, 2000 ).
– Campak adalah suatu penyakit akut dengan daya penularan tinggi, yang ditandai
dengan demam, korisa, konj'ungtivitis, batuk disertai enanthem spesifik (Koplik's
spot) diikuti ruam makulopapular menyeluruh.
Campak merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi pada anak,
sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal (4 hari sebelum
muncul ruam) sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Campak
timbul karena terpapar droplet yang mengandung virus campak. Sejak program
imunisasi campak dicanangkan, jumlah kasus menurun, namun akhir-akhir ini
kembali meningkat. Di Amerika Serikat, timbul KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan
147 kasus sejak awal Januari hingga awal Februari 2015.3 Di Indonesia, kasus
campak masih banyak terjadi dan tercatat peningkatan jumlah kasus yang
dilaporkan pada tahun 2014.4
LO 2. Memahami dan
Menjelaskan Campak
Etiologi
– Campak adalah penyakit virus akut yang – Protein M (Matrix) di permukaan dalam
disebabkan oleh RNA virus genus Morbillivirus lapisan pelindung virus berperan penting
famili Paramyxoviridae. Virus ini dari famili dalam penyatuan virus. Di bagian dalam
yang sama dengan virus gondongan (mumps), virus terdapat protein L (Large), NP
virus parainuenza, virus human (Nucleoprotein), dan P (Polymerase
metapneumovirus, dan RSV (Respiratory phosphoprotein). Protein L dan P berperan
Syncytial Virus). dalam aktivitas polimerase RNA virus,
– Virus campak berukuran 100-250 nm dan sedangkan protein NP berperan sebagai
mengandung inti untai RNA tunggal yang struktur protein nucleocapsid.
diselubungi dengan lapisan pelindung lipid. – virus campak dikelilingi lapisan pelindung
Virus campak memiliki 6 struktur protein lipid, maka mudah diinaktivasi oleh cairan
utama. Protein H (Hemagglutinin) berperan yang melarutkan lipid seperti eter dan
penting dalam perlekatan virus ke sel kloroform. Selain itu, virus juga dapat
penderita. Protein F (Fusion) meningkatkan diinaktivasi dengan suhu panas (>370C),
penyebaran virus dari sel ke sel. suhu dingin (<200C), sinar ultraviolet, serta
kadar (pH) ekstrim (pH <5 dan >10).5,7 Virus
ini jangka hidupnya pendek (short survival
time), yaitu kurang dari 2 jam.
LO 2. Memahami dan
Menjelaskan Campak
Patofisiologi
Eritema membentuk
Droplet infection virus morbili, Saluran nafas : batuk, makulapapular, timbul
melekat di epitel saluran pilek, ruam dari belakang
pernafasan danpaling banyak di bronkopneumonia telinga lalu keseluruh
nasofaring tubuh
Tatalaksana
– Suportif : Tirah baring, hindari – Ensefalopati : Kloramfenikol 75
cahaya, serta pemberian cairan dan mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis dan
nutrisi yang adekuat. ampisilin 100 mg/KgBB/hari dibagi 4
– Indikasi rawat inap : hiperpireksia, dosis selama 7-10 hari. Deksametason
dehidrasi, kejang, asupan oral sulit, dengan dosis awal 1 mg/KgBB/hari,
atau disertai komplikasi. dilanjutkan 0,5 g/KgBB/hari dibagi dalam
3 dosis sampai kesadaran membaik.
– Pemberian vitamin A untuk usia <6 Pemberian yang melebihi 5 hari, lakukan
bulan sebanyak 50.000 IU, usia 6 tapering-off saat menghentikan terapi.
bulan – 1 tahun sebanyak 100.000 Kebutuhan cairan dikurangi sampai ¾
IU, anak >1 tahun sebanyak 200.000 kebutuhan, serta koreksi gangguan
IU. Apabila disertai gejala pada mata elektrolit.
akibat kekurangan vitamin A atau
gizi buruk, diberikan 3 kali ; hari 1, – Bronkopneumonia : Oksigen 2
hari 2, dan 2-4 minggu setelah dosis liter/menit. Kloramfenikol 75
kedua. mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis dan
ampisilin 100 mg/KgBB/hari dibagi 4
dosis selama 7-10 hari.
LO 2. Memahami dan
Menjelaskan Campak
Pencegahan
– Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi campak ataupun vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella).
Sesuai jadwal imunisasi rekomendasi IDAI tahun 2014, vaksin campak diberikan pada usia 9 bulan.
Selanjutnya, vaksin penguat dapat diberikan pada usia 2 tahun. Apabila vaksin MMR diberikan pada
usia 15 bulan, tidak perlu vaksinasi campak pada usia 2 tahun. Selanjutnya, MMR ulangan diberikan
pada usia 5-6 tahun.13 Dosis vaksin campak ataupun vaksin MMR 0,5 mL subkutan.
– Imunisasi ini tidak dianjurkan pada ibu hamil, anak dengan imunodefisiensi primer, pasien
tuberkulosis yang tidak diobati, pasien kanker atau transplantasi organ, pengobatan imunosupresif
jangka panjang atau anak immunocompromised yang terinfeksi HIV. Anak terinfeksi HIV tanpa
imunosupresi berat dan tanpa bukti kekebalan terhadap campak, bisa mendapat imunisasi campak
– Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum
konvalesens,globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah
efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah
dengan menggunakan imunoglobulin serum dengan dosis 0,25 mL/kg diberikan
secara intramuskuler dalam 5 hari sesudah pemajanan tetapi lebih baik
sesegera mungkin. Proteksi sempurna terindikasi untuk bayi, anak dengan
penyakit kronis dan untuk kontak di bangsal rumah sakit anak.
– Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena
penyakitcampak dalam kurun waktu 15-17 hari, demikian pula bagi penderita
campak untuk diisolasi selama 15-17 hari guna menghindari penularan
lingkungan sekitar.
LO 2. Memahami dan
Menjelaskan Campak
Prognosis
– Campak merupakan self limited disease, namun sangat infeksius. Mortalitas dan
morbiditas meningkat pada penderita dengan faktor risiko yang mempengaruhi
timbulnya komplikasi. Di negara berkembang, kematian mencapai 1-3%, dapat
meningkat sampai 5-15% saat terjadi KLB campak.
Morbiditas campak dipengaruihi oleh beberapa faktor seperti :
– Diagnosis dini, pengobatan yang kurang adekuat terhadap komplikasi yang timbul.
– Kesadaran dan pengetahuan yang rendah dari orangtua penderita
– Penggunaan fasilitas kesehatan yang kurang.
Daftar Pustaka
– Hulo, C., Castro, E., Masson, P., Bougueleret, L., Bairoch, A., Xenarios, I. and Le Mercier, P. 2011. A
Knowledge Resource to Understand Virus Diversity. Nucleic Acid Res (Data Base of Virus). Viral
Zone.Expasy.Org.
– Kvellestad, A., Danneving, B. H. and Falk, K. 2003. Isolation and partial characterization of a novel
paramyxovirus from the gills of diseased seawater-reared Atlantic salmon (Salmo salar L.). National Veterinary
Institute. Norwey. Journal of General Virology, 84; 2179-2189.
– Kvellestad, A., Falk, Knut., R, Solveig M., Kjell Flesjå., Jan, Arne Holm. 2005. Atlantic salmon paramyxovirus
(ASPV) infection contributes to proliferative gill inflammation (PGI) in seawater-reared Salmo salar. Diseases
Of Aquatic Organisms Journal. Vol. 67: 47–54.
– Batts, W. N. and Winton, J. R. 2012. Other Virus Isolated from Fish. USGS Westrn Fisheries Research Center.
– Fridel, F., Devold, M., Nylund, A. 2004. Phylogenetic position of a paramyxovirus from Atlantic salmon
FridelSalmo salar. Disease
– Ilmu Kesehatann Anak Edisi 2, th 1991. FKUI
– Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000.
– CDK-238/ vol.43 no.3, th. 2016 (Campak Pada Anak)
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT