Anda di halaman 1dari 13

Kelainan Pada Palpebra (4A)

Hordeolum
• Hordeolum adalah infeksi kelenjer pada palpebra
• Disebabkan oleh infeksi sekunder kelenjer sebasea (
infeksi Staphylococcus aureus)
• Dibagi menjadi 2 :
- Interna : mengenai kelenjar meibom
pembengkakan besar
- Externa : mengenai kelenjar zeis atau moll
lebihkecil dan superfisial
• Gejala utama : sakit, merah dan bengkak
• Unilateral
• Hordeolum interna : dapat pecah kearah kulit atau ke
permukaan konjungtiva
• Hordeolum ekterna : muncul pada bats kelenjer keringat
berada
• Tatalaksana :
- kompres pana 3-4x sehari selama 10-15 menit
- Insisi dan drenase : interna  insisi vertikal pada permukaan
konjungtiva untuk menghindari terpotongnya kelenjar
meibom. Eksterna  insisi horizontal lalu sayatan dipencet
untuk mengeluarkan nanah
- Antibiotik topikal ( antibiotik sistemik jika terdapat selulitis).
- Jika terdapat keterlibatan bulu mata : pencabutan bulu mata
Blefaritis
Dibagi menjadi 2 :
- Blefaritis anterior : peradangan pada tepi
palpebra yang dihubungkan dengan infeksi
Saphylococcus aureus atau blefaritis seboroik
- Blefaritis posterior : dihubungkan dengan
tidak berfungsinya kelenjar meibom
Blefaritis
• Blefaritis seboroik (skuamosa) : peradangan
kelenjer kulit di daerah bulu mata atau kelenjar
bulu mata. Sering pada orang yang kulitnya
berminyak. Biasanya disebabkan kelainan
metabolik atau jamur Pitirosporum ovale.
• Terdapat sisik halus berminyak warna putih,
penebalan kelopak mata disertai madarosis, jika
sisik diangkat terlihat permukaan kulit hiperemik
tak berulserasi, sisik mudah lepas dan diganti
tanpa kerusakan pada bulu mata
• Blefaritis stafilokok (ulseratif): peradangan tepi
kelopak mata akibat infeksi Staphylococcus
aureus. Terdapat keropeng kekuningan yang
merekat bulu mata menjadi satu, bila dibuang
akan terjadi ulkus kecil dan mudah berdarah,
bulu mata rontok
• Campuran : kedua jenis sisik ada dan tepian
palpebra merah dan berulkus
Tatalaksana
• Menekan dan memeras keluar isi kelenjar
meibom
• Membuang sisik dari pinggir bulu mata dan
menggosok kelopak mata dengan larutan
AgNO3
• Diberi antibiotik topikal sekali sehari pada
tepian palpebra
Komplikasi
• Keratitis
• Konjungtivitis
• Ulkus kornea
• Trikiasis

Prognosis : baik, tapi dapat berulang dan kronis


Trikiasis
• Trikiasis adalah keadaan dimana bulu mata
mengarah pada bola mata sehingga menggosok
kornea dan konjungtiva
• Bulu mata tumbuh dalam posisi abnormal
sementara palpebra tetap pada posisi normal
• Jarang berdiri sendiri, biasanya terjadi bersama
penyakit lain seperti trakoma, entropion, dan
trauma
• Sering berasal dari inflamasi atau jaringan sikatrik
palpebra yang terbentuk setelah menjalani
operasi, trauma, kalazion, blefaritis ulseratif
Gambaran klinis
• Posisi tepi palpebra daat normal
• Pasien mengeluh sensasi benda asing
• Iritasi permukaan bola mata
• Abrasi kornea
• Injeksi konjungtiva
• Fotofobia
• Lakrimasi
• Pada kasus berat ditemukan ulkus kornea
Diagnosis
• Anamnesis : riwayat penyakit sebelumnya (infeks
mata, autoimun, trauma, operasi), keluhan
adanya sensasi benda asing, iritasi, mata merah,
sakit pada mata, fotofobia, ulkus kornea
• Pemeriksaan fisis:
- Inspeksi : dengan slit lamp didapatkan satu/lebih
silia tumbuh ke arah kornea atau konjungtiva
- Eversi kelopak mata : folikel, perdarahan, sikatrik,
benda asing
- Fluoresein : untuk melihay defek epitel kornea
akibat gesekan dari silia
Tatalaksana
• Epilasi
• Elektolisis atau cryotherapy : merusak folikel
bulu mata secara permanen

Komplikasi : keratitis, ulkus kornea

Prognosis : baik

Anda mungkin juga menyukai