Anda di halaman 1dari 87

PLENO BLOK 3.

4
MODUL 1
SKENARIO : BULU MATA TITIS
OLEH
KELOMPOK 16 C
SKENARIO MODUL 1
SKENARIO 1: Bulu Mata Titis
Titis, seorang anak perempuan berusia enam tahun, dating ke
puskesmas dibawa ibunya dengan keluhan kelopak mata kiri gatal sejak tiga
hari yang lalu. Rasa gatal terutama dirasakannya di daerah pinggir kelopak
mata, dan kalau mata dikucek ada bulu mata yang lepas. Mata Titis terlihat
merah dan kadang terasa pedih dan berair. Ibu Titis juga pernah menderita
mata merah disertai silau satu tahun yang lalu,ketika ia dirujuk ke RS dan
didiagnosis dokter dengan uveitis anterior.
Dokter melakukan pemeriksaan dengan menggunakan penlight dan
loupe. Didaerah margo palpebra tampak bulu mata berkelompok-kelompok
dan ditutupi krusta.Setelah krusta dibersihkan terlihat ulserasi dan ditemukan
trichiasis.Visus tanpakoreksi mata kanan Titis 5/5 dan mata kiri 5/7.
Dokter memberikan antibiotika topikal dan merencanakan untuk
melakukan epilasi. Menurut keterangan dokter, tindakan ini perlu dilakukan
untuk mencegah penyakitnya mengenai kornea, karena kalau sudah mengenai
kornea tidak bisa lagi ditangani di puskesmas. Ibu Titis menanyakan apakah
penyebab sakit mata anaknya dan bisakah disembuhkan, serta apakah yang
akan terjadi apabila penyakit mata Titis tidak diobati dengan adekuat.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada mataTitis dan ibunya?
TERMINOLOGI
1. Uveitis Anterior
Suatu peradangan yang mengenai traktus uvealis bagian anterior,
biasanya mengenai iris (iritis) dan bdan siliaris anterior (iridosiklitis).
2. Trikiasis
Tumbuhnya bulu mata kearah dalam dengan posisi palpebral yang
normal, hal ini menyebabkan bulu mata terus menggesek kornea
sehingga dapat mengiritasi kornea.
3. Krusta
Tumpukan cairan berupa eksudat purulen, serum dan darah yang
sudah mengering.
4. Visus
Sebuah pengukuran untuk mengukur fungsi visual/ketajaman
penglihatan dengan menggunakan beberapa metode yang dimulai
dengan jarak 5 atau 6 meter,yaitu saat mata tidak berakomodasi.
5. Epilasi
Suatu tindakan pencabutan bulu/rambut sampai ke akarnya
6. Antibiotika Topikal
Antibiotika yang diberikan pada bagian tubuh tertentu yang cara
kerjanya bersifat local.
RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa kelopak mata Titis terasa gataldan bila dikucek bulu mata rontok
sejak tiga hari yang lalu?
2. Kenapa mata Titis merah dan kadang terasa pedih dan berair?
3. Apakah ada hubungan usia dan gender dengan keluhan Titis?
4. Apakah ada keluhan Titis saat ini dengan Penyakit yang diderita ibunya
setahun yang lalu?
5. Kenapa Ibu Titis bisa menderita Uveitis anterior?
6. Mengapa dokter mendiagnosisibu Titis mengalami Uveitis anterior?
7. Bagaimana prognosis dan komplikasi pada penyakit ibu Titis (Uvitis
Anterior)?
8. BAgaimana Interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik Titis?
9. Apa diagnosis untuk Titis?
10. Mengapa dokter memberikan antibiotika topikaldan merencanakan
tindakan epilasi?
11. Apa Komplikasi yang dapat terjadi pada kornea Titis ?
12. Dan mengapa jika sudah mengenai kornea tidak bisa lagi ditangani di
pusksesmas?
13. Apa penyebab dan prognosis terhadap Titis?
1. MENGAPA KELOPAK MATA TITIS TERASA GATALDAN BILA
DIKUCEK BULU MATA RONTOK SEJAK TIGA HARI YANG LALU?

Penyebab Kelopak mata gatal diantaranya :


• Blefaritis : peradangan pada palpebral
• Iritasi kelopak mata (akibat make up)
• Alergi (paparan udara dingin, debu, dll)
• Gigitan serangga atau kutu
• Infeksi seperti konjungtivitis
• Trauma/cedera pada kelopak mata
Berdasarkan keluhan yang diderita Titis yaitu kelopak
matanya terasa gatal terutama dibagian pinggir/tepi
kemungkinan Titis mengalami peradangan pada
kelopak mata (Blefaritis).
Blefaritis ada dua jenis , yaitu blefaritis skuamosa dan
blefaritis Ulseratif.
2. KENAPA MATA TITIS MERAH DAN KADANG TERASA PEDIH
DAN BERAIR?

Berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan


Trikiasis,yaitu bulu mata tumbuh kedalam ,
sehingga menyebabkan gesekan pada
sklera.Akibat terjadinya gesekan ini akan
membuat mata terasa pedih dan juga adanya
respon inflamasi yang menyebabkan vasodilatasi
sehingga membuat mata merah.
Mata berair merupakan salah satu mekanisme
pertahanan diri, dimana bila terdapat benda asing
di mata maka akan direspon oleh mata dengan
peningkatan sekresi air mata untuk membantu
mengeluarkan benda asing tersebut.
3. APAKAH ADA HUBUNGAN USIA DAN GENDER DENGAN
KELUHAN TITIS?

Blefaritis lebih sering muncul pada usia tua tapi


dapat terjadi pada semua umur.
4. APAKAH ADA KELUHAN TITIS SAAT INI DENGAN PENYAKIT
YANG DIDERITA IBUNYA SETAHUN YANG LALU?

Untuk hubungan langsung (seperti hubungan


genetic) anatar penyakit ibu satu tahun yang lalu
dengan keluhan Titis sekarang tidak ada.
Kemungkinan dipengaruhi oleh faktor hygiene
yang buruk dari ibu ke Titis.
5. KENAPA IBU TITIS BISA MENDERITA UVEITIS ANTERIOR?

Penyebab Uveitis anterior  idiopatik


Faktor :
• Infeksi = TB,Toksoplasmosis,Varisellla,CMV
dan HIV
• Reaksi toksik
• Autoimun dan penyakit sistemik
• Trauma,pasca bedah okuler,iatrogenic
6. MENGAPA DOKTER MENDIAGNOSIS IBU TITIS MENGALAMI
UVEITIS ANTERIOR?

Diagnosis Uveitis anterior dapat dilihat berdasarkan


gejala klinis yang muncul ,yaitu ;
• Adanya penurunan penglihatan
• Nyeri pada mata
• Mata merah
• Sakit kepala
• Fotofobia
• Pupil tidak mengecil saat bereaksi dengan cahaya
• Penurunan mata dalam melihat objek yang letaknya
disamping
• Umumnya unilateral
7. BAGAIMANA PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI PADA PENYAKIT
IBU TITIS (UVITIS ANTERIOR)?

Prognosis baik bila di tatalaksana dengan baik.


10-20% kasus didapatkan pasien menjadi buta.
Komplikasi Uveitis:
• Sinekia posterior (iris melekat dengan lensa)
• Kerusakan saraf optic
• Ablasi retina
• Katarak
• Glaucoma
8. BAGAIMANA INTERPRETASI DARI HASIL PEMERIKSAAN FISIK
TITIS?
• Didaerah margo palpebra tampak bulu mata berkelompok-kelompok 
sering mengucek  menimbulkan luka  krusta (sisik kering bewarna
kuning).
• Stelah krusta dibersihkan terdapat ulserasi (ulkus kecil detpian luka).
• Bila krusta yang diangkat menimbulkan luka hal ini menandakan bahwa
Titis menderita Blefaritis ulseratif.
• Trikiasis (bulu mata tumbuh kearah dila).
• Ulserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam sehingga dapat merusak
folikel rambut yang mengakibatkan terjadinya madarosis (bulu mata
rontok).Bila madarosis terus berlanjut/menetap akan menyebabkan
distorsi permanen dari folikel-folikel rambut sehingga mengakibatkan
terjadinya trikiasis,keratitis ataupun hordeolum.
• Selain itu, bila ulkus yang terdapat pada kelopak ini sembuh akan
membentuk jaringan parut yang bisa menyebabkan terjadinya trikiasis.
• Visus mata kanan Titis 5/5 artinya mata dapat melihat normal.
• Visus mata kiri Titis 5/7 artinya Titis mampu melihat normal dalam jarak 5
meter apa yang dapat dilihat oleh orang normal pad jarak 7 m.
9. APA DIAGNOSIS UNTUK TITIS?

Blefaritis Ulseratif
10. MENGAPA DOKTER MEMBERIKAN ANTIBIOTIKA TOPIKAL
DAN MERENCANAKAN TINDAKAN EPILASI?

• Antibiotic topical = untuk mengontrol inflamasi


,dipakai dalam keadaan akut .
• Epilasi = Pencabutan rambut sampai keakar,
halini bertujuan untuk mengurangi gejala dan
mencegah komplikasi pada bulu mata.
Selain itu juga dapat dikompres dengan air hangat
11. APA KOMPLIKASI YANG DAPAT TERJADI PADA KORNEA TITIS
?

Komplikasi :
• Masalah pada bulu mata = madarosis dan
trikiasis
• Sindrom mata kering
• Keratitis (peradangan pada kornea)
• Ulkus kornea
12. DAN MENGAPA JIKA SUDAH MENGENAI KORNEA TIDAK BISA
LAGI DITANGANI DI PUSKSESMAS?

Karena bila sudah mengenai kornea  penurunan


penglihatan
Kompetensi 3A
Sehingga harus di rujuk
13. APA PENYEBAB DAN PROGNOSIS TERHADAP TITIS?

Prognosis untuk Titis baik dengan tatalaksana


baik, tetapi keadaan ini dapat terjadi berulang.
LEARNING OBJECTIVE
MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN TENTANG MATA
MERAH YANG DISEBABKAN OLEH INFEKSI DAN NON
INFEKSI
1. Penyakit pada kelopak mata dan aparat lakrimal
2. Penyakit pada uvea
3. Glaukoma
4. Penyakit pada kornea, konjungtiva dan sklera
5. Trauma mata
6. Neoplasma mata
PENYAKIT PADA
KELOPAK MATA
DAN APARAT
LAKRIMAL
PENYAKIT PADA
KELOPAK MATA
HORDEOLUM
Hordeolum adalah infeksi kelenjer pada
palpebra
Disebabkan oleh infeksi sekunder kelenjer
sebasea ( infeksi Staphylococcus aureus)
Dibagi menjadi 2 :
-Interna : mengenai kelenjar meibom
pembengkakan besar
-Externa : mengenai kelenjar zeis atau moll
lebihkecil dan superfisial
Gejala utama : sakit, merah dan bengkak
Unilateral
Hordeolum interna : dapat pecah kearah kulit atau ke permukaan
konjungtiva
Hordeolum ekterna : muncul pada bats kelenjer keringat berada
Tatalaksana :
-kompres pana 3-4x sehari selama 10-15 menit
-Insisi dan drenase : interna  insisi vertikal pada permukaan
konjungtiva untuk menghindari terpotongnya kelenjar meibom.
Eksterna  insisi horizontal lalu sayatan dipencet untuk
mengeluarkan nanah
-Antibiotik topikal ( antibiotik sistemik jika terdapat selulitis).
-Jika terdapat keterlibatan bulu mata : pencabutan bulu mata
BLEFARITIS
Dibagi menjadi 2 :
-Blefaritis anterior : peradangan pada tepi palpebra yang
dihubungkan dengan infeksi Saphylococcus aureus atau
blefaritis seboroik
-Blefaritis posterior : dihubungkan dengan tidak
berfungsinya kelenjar meibom
Blefaritis seboroik (skuamosa) : peradangan kelenjer kulit di
daerah bulu mata atau kelenjar bulu mata. Sering pada orang
yang kulitnya berminyak. Biasanya disebabkan kelainan
metabolik atau jamur Pitirosporum ovale.
Terdapat sisik halus berminyak warna putih, penebalan
kelopak mata disertai madarosis, jika sisik diangkat terlihat
permukaan kulit hiperemik tak berulserasi, sisik mudah lepas
dan diganti tanpa kerusakan pada bulu mata
Blefaritis stafilokok (ulseratif): peradangan tepi kelopak mata
akibat infeksi Staphylococcus aureus. Terdapat keropeng
kekuningan yang merekat bulu mata menjadi satu, bila
dibuang akan terjadi ulkus kecil dan mudah berdarah, bulu
mata rontok
Campuran : kedua jenis sisik ada dan tepian palpebra merah
dan berulkus
TATALAKSANA
Menekan dan memeras keluar isi kelenjar meibom
Membuang sisik dari pinggir bulu mata dan menggosok
kelopak mata dengan larutan AgNO3
Diberi antibiotik topikal sekali sehari pada tepian palpebra
KOMPLIKASI
Keratitis
Konjungtivitis
Ulkus kornea
Trikiasis

Prognosis : baik, tapi dapat berulang dan kronis


TRIKIASIS
Trikiasis adalah keadaan dimana bulu mata mengarah pada
bola mata sehingga menggosok kornea dan konjungtiva
Bulu mata tumbuh dalam posisi abnormal sementara
palpebra tetap pada posisi normal
Jarang berdiri sendiri, biasanya terjadi bersama penyakit lain
seperti trakoma, entropion, dan trauma
Sering berasal dari inflamasi atau jaringan sikatrik palpebra
yang terbentuk setelah menjalani operasi, trauma, kalazion,
blefaritis ulseratif
GAMBARAN KLINIS
Posisi tepi palpebra daat normal
Pasien mengeluh sensasi benda asing
Iritasi permukaan bola mata
Abrasi kornea
Injeksi konjungtiva
Fotofobia
Lakrimasi
Pada kasus berat ditemukan ulkus kornea
DIAGNOSIS
Anamnesis : riwayat penyakit sebelumnya (infeks mata,
autoimun, trauma, operasi), keluhan adanya sensasi benda
asing, iritasi, mata merah, sakit pada mata, fotofobia, ulkus
kornea
Pemeriksaan fisis:
-Inspeksi : dengan slit lamp didapatkan satu/lebih silia
tumbuh ke arah kornea atau konjungtiva
-Eversi kelopak mata : folikel, perdarahan, sikatrik, benda
asing
-Fluoresein : untuk melihay defek epitel kornea akibat
gesekan dari silia
TATALAKSANA
Epilasi
Elektolisis atau cryotherapy : merusak folikel bulu mata
secara permanen

Komplikasi : keratitis, ulkus kornea

Prognosis : baik
KALAZION
Radang granulomatosa yang timbul akibat proses inflamasi
karena sumbatan pada kelenjar Meibom atau tersumbatnya
sekresi kelenjar sebasea.
ETIOLOGI DAN
PATOFISIOLOGI
-Bahan sebasea yang terperangkap dalam kelenjar Meibom
dan zeis mendesak jaringan sekitarnya  inflamasi
granulomatosa kronis.
-Infeksi ini sering ditemukan pada penderita dermatitis
seboroik, akne rosacea, dan DM.
GEJALA DAN TANDA
-Gradasi kesakitan berhubungan dengan besarnya nodul
yang berkembang lambat.
-Nodul dapat satu atau multipel.
-Gejala inflamasi kronis.
-Tidak nyeri.
-Penekanan pada kornea  astigmatis dan kaburnya
penglihatan apabila nodul tersebut berada tepat di bawah
palpebra.
DIAGNOSIS BANDING
-Hordeolum  nodul teraba lembut pada palpasi dan reaksi
radang akut lebih dominan.
-Granuloma pyogenik.
-Tumor kelenjar sebasea (ganas)  dapat dipikirkan apabila
pasien perempuan usia tua yang sering timbul benjolan di
kelopak berulang.
TATALAKSANA
-Jika lesi kecil  dapat hilang dalam beberapa minggu tanpa
terapi.
-Kompres hangat  meredakan gejala.
-Bila nodul tidak mengecil  berikan salep antibiotik
(tetrasiklin salep) 3 kali sehari selama 7-14 hari.
-Kalazion ukuran kecil  dapat diberi injeksi steroid intralesi
(0,1-0,2 ml triamsinolon 10 mg/mL).
-Nodul tetap dan tidak membaik dengan terapi  insisi dan
kuret  beri salep mata (tetrasiklin/kloramfenikol 3 kali
sehari).
PENYAKIT
APARAT
LAKRIMAL
DAKRIOADENITIS
-Radang akut kelenjar lakrimal
-Paling sering terlihat pada anak-anak sebagai komplikasi
parotitis, infeksi virus Epstein-Barr, campak, atau influenza.
-Pada orang dewasa berhubungan dengan gonore.
-Dakrioadenitis kronik mungkin merupakan akibat infiltrasi
limfositik jinak, limfoma, leukemia, atau tuberkulosis.
-Keadaan ini sesekali dijumpai bilateral sebagai manifestasi
sarkoidosis.
-Nyeri hebat, pembengkakkan, dan pelebaran pembuluh darah
terjadi di aspek temporal palpebra superior.
-Jika terdapat infeksi bakteri, berikan antibiotika sistemik.
-Jarang diperlukan drainase infeksi secara bedah.
DAKRIOSISTITIS
-Infeksi saccus lacrimalis
-Biasanya terdapat pada bayi atau wanita pascamenopause.
-Paling sering unilateral dan selalu sekunder akibat obstruksi
ductus, nasolacrimalis.
-Pada banyak kasus dewasa, penyebab obstruksi itu tidak
diketahui.
-Dakriosistitis jarang terdapat pada golongan usia
pertengahan, kecuali sesudah trauma atau disebabkan oleh
suatu dakriolit. Penyembuhan spontan terjadi setelah
dakriolit terlepas, tetapi biasanya kambuh Iagi.
-Pada bayi, infeksi kronik menyertai obstruksi ductus
nasolacrimalis, tetapi dakriosistitis akut jarang terjadi.
ETIOLOGI
-Dakriosistitis akut pada anak sering terjadi akibat infeksi
Haemophilus influenzae.
-Dakriosistitis akut pada orang dewasa biasanya disebabkan
oleh Staphylococcus aureus atau kadang-kadang
Streptococcus B-hemolyticus.
-Pada dakriosistitis kronik, organismedominannya adalah
Streptococcus pneumoniae atau jarang sekali Candida
albicans.
MANIFESTASI KLINIK

-Mata berair dan belekan (bertahi mata).


-Pada bentuk akut, di daerah saccus lacrimalis terdapat
gejala radang, sakit, bengkak, dan nyeri tekan. Substansi
purulen dapat diperas dari saccus.
-Pada yang kronik, tanda satu-satunya adalah mata berair.
Substansi mukoid biasanya bisa diperas keluar dari saccus'
-Pada dakriosistitis pneumoniae, sesekali timbul ulkus
kornea setelah trauma kornea ringan.
TATALAKSANA
-Dakriosistitis akut biasanya berespons terhadap antibiotik
sistemik yang memadai, dan bentuk kroniknya dengan
tetesan antibiotik. Meskipun begitu, menghilangkan
obstruksi adalah penyembuhan satu-satunya.
-Pada orang dewasa, adanya mukokel adalah pertanda
bahwa tempat obstruksi adalah di ductus nasolacrimalis dan
diindikasikan tindakan dakriosistorinostomi.
Dakriosistorinostomi meliputi pembentukan anastomosis
permanen antara saccus lacrimalis dan hidung.
PENYAKIT PADA
UVEA
UVEITIS
DEFINISI
Proses peradangan intraokular yang kompleks dan
melibatkan jaringan uvea, yaitu iris, korpus siliar, dan koroid.
Uveitis anterior merupakan jenis uveitis yang paling sering.
PATOGENESIS
Beberapa faktor yang dapat mencetuskan terjadinya uveitis
seperti trauma, infeksi, penyakit autoimun, neoplasma dan
ideopatik. Trauma mengakibatkan terlepasnya antigen yang
tersekuensi dalam uvea, kontaminasi mikroba, dan
akumulasi produk nekrotik.
MANIFESTASI KLINIS
Akut:
Mata merah, nyeri unilateral, fotofobia dan mungkin disertai
lakrimasi, visus menurun, injeksi silier, pupil miosis karena
spasme sfingter yang mempredisposisi terbentuknya sinekia
posterior
Sel pada aquos atau COA, sel pada vitreous anterior yang
menunjukkan iridosiklitis
Aqueous flare, eksudat fibrin pada aqueous
Hipopion
Kronik
Ditandai dengan peradangan persisten yang kambuh, kurang
dari 3 bulan setelah dihentikannya terapi.
Lebih sering bilateral
Gejala muncul perlahan, sebagian besar asimtomatis dan
datang komplikasi katarak atau keratopati
Sklera putih terkadang merah muda karena eksaserbasi berat
dari aktivitas peradangan
Sel dan flare pada aqueous di COA, presipitat keratik yang
merupakan kumpulan deposit selular pada endotel
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Tidak diindikasikan pada:
Uveitis anterior akut episode tunggal/tidak berulang tanpa
adanya kemungkinan penyakit yang mendasari
Uveitis yang khas seperti simpatetik oftalmitis dan siklitis
fuchs
Penyakit sistemik yang sudah sesuai dengan uveitis seperti:
bahcet/sarkoidosis
Penunjang:
Skin test
Serologi
radiologi
TATALAKSANA
Steroid topikal
Midriatikum
Terapi antimetabolit
Penyekat kalsineurin
KOMPLIKASI
Sinekia anterior dan posterior
Akibat steroid:
Peningkatan TIO terutama pada penggunaan jangka
panjang
Katarak
Komplikasi kornea akibat fungi
PENYAKIT PADA
KORNEA,
KONJUNGTIVA
DAN SKLERA
KONJUNGTIVITIS
DEFINISI
Konjungtivitis: peradangan pada konjungtiva yang ditandai
dengan dilatasi vaskular, infiltrasi seluler, dan eksudasi.

ETIOLOGI
-Infeksi: bakteri, jamur, virus, dan parasit.
-Non Infeksi: iritasi atau paparan persisten dari suatu agen
(alergi, mata yang terlalu kering, gangguan refraksi yang tidak
dikoreksi, atau toksik).

KLASIFIKASI – hiperakut, akut, dan kronis.


KONJUNGTIVITIS GONORE: radang konjungtiva akut dan hebat
o.k Neisseria gonore. Penyakit ini selain dapat mengenai orang
dewasa, juga dapat mengenai bayi usia 1-3 hari o.k infeksi jalan
lahir.

Gejala dan tanda:


Bayi dan anak-anak: kelainan bilateral dengan secret kuning
kental, kelopak mata bengkak dan sukar dibuka, konjungtiva
bulbi merah, terdapat pseudomembran pada konjungtiva tarsal.
Dewasa: nyeri, tanda-tanda inflamasi umum, umumnya
unilateral, secret purulent yang tidak begitu kental, terdapat
hipertrofi papiler besar-besar.
KONJUNGTIVITIS KATARALIS: infeksi konjungtiva dengan gejala
khas berupa peradangan kataral pada membrane mukosa
konjungtiva. Bersifat menular o.k kontak langsung.

Gambaran klinik:
-Perasaan ada benda asing
-Fotofobia
-Kemunduran visus/keluhan melihat halo
-Terdapat secret mukopurulen
-Pseudomembran pada konjungtiva tarsus (infeksi
pneumococcus)
INCLUSION KONJUNGTIVITIS: infeksi konjungtiva o.k chlamydia
okulogenital. Masa inkubasi 5-10 hari. Dengan cara penularan
melalui jalan lahir, sekret serviks, dsbg.

Gambaran klinik:
-Perasaan ada benda asing
-Fotofobia
-Kemunduran visus/keluhan melihat halo
-Terdapat secret mukopurulen
-Pseudomembran pada konjungtiva tarsus (infeksi
pneumococcus)
Gejala dan tanda: kelopak mata bengkak, konjungtiva
hiperemik, kemotik, sekret purulen.

Pengobatan:
Anak-anak: tetrasiklin tetes mata 1% atau sulfonamide tetes
mata
Dewasa: tetrasiklin salep atau tetes mata
Untuk pencegahan penyakit jadi menahun beri tetrasiklin atau
sulfonamide oral 1-1,5 gr perhari
KONJUNGTIVITIS ATOPI: suatu peradangan konjungtiva yang
dapat ditemukana pada orang-orang yang mempunyai stigmata
atopi seperti dermatitis atopi dan asma bronkial

Gambaran klinik:
-Mata perih, fotofobia.
-Kulit kelopak kering dan deskuamasi, tampak edema konjungtiva,
papil-papil halus di daerah tarsus bawah disertai secret mucoid
-Pada pemeriksaan histopatologik ditemukan sel eosinophil pada
kerokan papil.

Pengobatan: pemberian steroid topical, dan jaga kebersihan


kelopak mata secara teratur.
EPISKLERITIS
EPIDEMIOLOGI
mengenai laki-laki dan perempuan
tidak terdapat pada anak-anak
kebanyakan pada satu mata
ETIOLOGI
tidak diketahui secara pasti
didapatkan dasar alergi
GAMBARAN KLINIS
mata merah hilang timbul, sedikit sakit, disertai silau
mata kemerahan setempat
pada episkleritik noduler dijumpai nodul, bebas dari
dasarnya, biasanya sebuah, tidak ada gangguan penglihatan
pada episkleritik yang luas, gejala mirip konjungtivitis,
bedanya tidak ada hiperemi konjungtiva tarsal, tidak
didapatkan sekret, nyeri pada penekanan ringan bola mata
KOMPLIKASI
jarang dijumpai, kalau ada hanya ringan, misalnya keratitis
superfisialis
PENGOBATAN
tetes mata kortikosteroid 4 kali sehari
sembuh dalam satu minggu
episkleritis nodular sembuh dalam beberapa minggu
SKLERITIS
EPIDEMIOLOGI
pada orang dewasa, dan lebih sering pada wanita
mengenai satu atau dua mata
skleritis difus sering satu mata, skleritis noduler sering dua
mata
ETIOLOGI
sering tidak ditemukan
kadang dijumpai bersamaan dengan penyakit kolagen seperti
artritis reumatoid
kadang bersamaan dengan tuberkulosa
GAMBARAN KLINIS
rasa sakit, nyeri tekan di samping mata yang merah, rasa
sakit bisa terbatas pada mata maupun menjalar sampai ke
pelipis
pada skleromalasia perforans tidak ada rasa sakit
pada skleritis nekrotik rasa sakit hebat sekali sampai pasien
tidak bisa tidur
kongesti pembuluh darah episklera dan sklera
pada skleritis noduler nodul berwarna merah, tidak dapat
digerakkan dari dasarnya
pada skleritis difus, peradangan sklera lebih luas, tanpa
nodul
pada skleritis nekrotik, menyebabkan kerusakan sklera yang
berat
pada skleromalasia perforans, tidak terdapat tanda-tanda
radang yang jelas, tapi lisis sklera berat, sampai perforasi
sklera
KOMPLIKASI
keratitis sklerotik
uveitis
glaukoma
penipisan sampai perforasi sklera
PENGOBATAN
steroid tetes mata
obat anti-inflamasi sistemik, kalau mungkin yang non steroid
pemberian steroid oral memberikan hasil yang memuaskan.
jika peradangan sudah hilang, turunkan dosis sampai dosis
minimal untuk mengontrol agar tidak kambuh
jika ada penyakit yang mendasari, harus diobati
jika ada perforasi sklera, dilakukan pembedahan
TUMOR ORBITA
TUMOR PALPEBRA DAN ADNEKSA
TUMOR JINAK
MOLLUSCUM CONTANGIOSUM
o Etiologi : pox virus
o Berupa nodul kecil berbentuk kubah dengan pusat yang sering
melekuk (umbilicated)
o Lesi di tepi palpebral mungkin sangat kecil dan tersembunyi
sebagian oleh bulu mata, tetapi dapat menyebabkan
konjungtivitis, bahkan keratitis, jika lesinya mengelupas masuk
ke ruang konjungtiva
o 80% mengenai usia 1-4 tahun
o Lesi berupa papula (1-5 mm)
o Penatalaksanaan :
o Insisi & kuretase
o Krioterapi
o Antibiotik local untuk mencegah infeksi sekunder
XANTHELASMA
Xantelasma kutan dengan terdapatnya penonjolan
ringan kulit kelopak, bulat / lonjong, yang berwarna
kuning, yang biasanya terletak dekat kantus internus
Merupakan bentuk degenerasi lemak pada kulit
kelopak nasal bawah dan atas sehingga memberikan
gambaran kupu-kupu yang berwarna kuning jingga
pada pangkal hidung
Berhubungan erat dengan kadar kolesterol serum,
hyperlipidemia essensial / pasien DM
Walaupun bias ditemukan pada pasien
hyperlipidemia sekunder, kira-kira 2/3 pasien
xanthelasma memiliki kadar lipid serum normal
Pemeriksaan plasma lipid, HDL, LDL
Penatalaksanaan: ekstirpasi, Argon laser,
kauterisasi, krioterapi
HEMANGIOMA
Tumor vascular kongenital yang paling umum ditemukan di
palpebra adalah hemangioma kapiler, tdd kapiler2 dan sel2
endotel yang berproliferasi.
Timbul saat lahir / segera setelah lahir, sering bertumbuh cepat,
dan umumnya berinvolusi spontan menjelang usia 7 tahun
Jika superfisial, lesi tampak merah terang, lesi yang lebih dalam
tampak kebiruan / ungu
Sering dijumpai anisometropia sekunder, amblyopia reaktif, dan
strabismus
Penatalaksanaan :
• Konservatif
• Terapi aktif
• Kortikosteroid
• TUMOR GANAS

1. Epitelial
• Karsinoma sel basal
• Karsinoma sel skuamosa
2. Adneksa : Karsinoma sel sebacea
3. Sel Pigmen : melanoma
KARSINOMA SEL BASAL
Asal : Lapisan basal epitel kulit
Umumnya tumbuh lambat dan tanpa nyeri, berupa nodul yang bias berulkus
Karsinoma ini menyusup ke jaringan sekitar secara perlahan, tetapi tidak bermetastasis
Predileksi :
 Palpebra inferior (50-60%)
 Kantus internus (25-30%)
 Palpebra superior (15%)
 Kantus eksternus (5%)
Tergantung letaknya, karsinoma sel basal dapat menimbulkan ektropion, entropion, retraksi /
lekukan pada palpebral, lekukan pada kulit diatasnya, atau tidak ada bulu mata
Bersifat lokal destuktif
Angka kematian : 2 – 3 %
Diagnosis pasti biopsi
Bersifat radiosensitif
Klasifikasi Berdasarkan klinis dan Patologi
• Tipe nodular
• Tipe multisentrik
• Tipe morphea
• Tipe ulserativa

TATALAKSANA
• Terbatas pada adneksa
• Non bedah : Eksisi 3 – 5 mm batas

 Radioterapi makroskopis
 Kemoterapi • Menginvasi orbita
 Interferon Eksentrasi

• Bedah Radioterapi

• Invasi intrakranial
 Eksisi dengan potong beku
Konsultasi bedah syaraf

 Bedah mikrografi cara MOHS

 Bedah dengan laser CO2

 Eksisi tanpa potong beku


KARSINOMA SEL SKUAMOSA

Tumbuh lambat dan tanpa nyeri, sering berawal sebagai suatu


nodul perkeratotik, yang mungkin berulkus
Frekwensi < 5%
Asal : kelopak mata < konjungtiva
Pralesi berupa papiloma, berbenjol-benjol, ulserasi
Invasi intra okuler, orbita
Metastasis KGB regional
Metastasis jauh
Angka kematian cukup tinggi
TATALAKSANA
1. Operasi
• Eksisi
• Enukleasi
• Eksenterasi orbita
• Debulking
2. Radioterapi
3. Sitostatik
4. Kombinasi
TUMOR INTRA OKULER
A. Jinak
1. Nevus
2. Angioma retina
3. Hemangioma koroid
B. Ganas
1. Melanoma Ganas
2. Retinoblastoma
RETINOBLASTOMA
Tumor ganas saraf retina embryonal
Keganasan intraocular yang sering terjadi pada anak-anak
Terjadi pada 1 : 20.000 kelahiran hidup
90 % ditemukan sebelum usia 3 tahun (rata2 usia 2 tahun)
Tidak ada predileksi jenis kelamin ataupun ras, walaupun
retinoblastoma lebih sering ditemukan pada anak perempuan
94% mutasi somatik, 6% mutasi gen
30% bilateral
Gambaran Mikroskopis
Sel-sel kecil, bulat atau poligonal, inti besar, sedikit sitoplasma,
kadang-kadang berbentuk bunga mawar
Pertumbuhan
 Endofitik
 Eksofitik
Kedua jenis retinoblastoma, secara bertahap akan mengisi mata
dan meluas bersama N. opticus ke otak

Gejala klinis:
1. Leukokoria (pupil putih)
• Katarak
• Endoftalmitis
• Ablasio retina
• Coats diseases
2. Strabismus
3. Hifema spontan
4. Proptosis
PEMBAGIAN STADIUM
1. Tumor terbatas pada bola
a. Dini : Leukokoria (-)
b. Advance intra okuler : leukokoria +
2. Proptosis
a. Tanpa pembesaran kel lymph regional
b. Disertaipembesaran kel lymph regional
3. Tumor dengan metastasis jauh
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
USG orbita : mengetahui ukuran tumor dan dapat
mendeteksi adanya kalsifikasi dalam tumor
CT-Scan serta MRI orbita dan kepala, untuk mengevaluasi
nervus optikus, orbital, keterlibatan system saraf pusat, dan
kalsifikasi intraocular
Pungsi lumbal untuk mengetahui metastasis
TERAPI
Enukleasi
Eksentrasi
External-beam radiation therapy (EBRT) 35-46 Gy
Focal therapy:
• Plaque radiotherapy
• Laser photocoagulation
• Cryotherapy
• Thermotherapy
• Chemothermotherapy
Chemoreduction
• Intravenous
• Subconjunctival
• Transpupillary
Systemic chemotherapy

Anda mungkin juga menyukai