4
MODUL 1
SKENARIO : BULU MATA TITIS
OLEH
KELOMPOK 16 C
SKENARIO MODUL 1
SKENARIO 1: Bulu Mata Titis
Titis, seorang anak perempuan berusia enam tahun, dating ke
puskesmas dibawa ibunya dengan keluhan kelopak mata kiri gatal sejak tiga
hari yang lalu. Rasa gatal terutama dirasakannya di daerah pinggir kelopak
mata, dan kalau mata dikucek ada bulu mata yang lepas. Mata Titis terlihat
merah dan kadang terasa pedih dan berair. Ibu Titis juga pernah menderita
mata merah disertai silau satu tahun yang lalu,ketika ia dirujuk ke RS dan
didiagnosis dokter dengan uveitis anterior.
Dokter melakukan pemeriksaan dengan menggunakan penlight dan
loupe. Didaerah margo palpebra tampak bulu mata berkelompok-kelompok
dan ditutupi krusta.Setelah krusta dibersihkan terlihat ulserasi dan ditemukan
trichiasis.Visus tanpakoreksi mata kanan Titis 5/5 dan mata kiri 5/7.
Dokter memberikan antibiotika topikal dan merencanakan untuk
melakukan epilasi. Menurut keterangan dokter, tindakan ini perlu dilakukan
untuk mencegah penyakitnya mengenai kornea, karena kalau sudah mengenai
kornea tidak bisa lagi ditangani di puskesmas. Ibu Titis menanyakan apakah
penyebab sakit mata anaknya dan bisakah disembuhkan, serta apakah yang
akan terjadi apabila penyakit mata Titis tidak diobati dengan adekuat.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada mataTitis dan ibunya?
TERMINOLOGI
1. Uveitis Anterior
Suatu peradangan yang mengenai traktus uvealis bagian anterior,
biasanya mengenai iris (iritis) dan bdan siliaris anterior (iridosiklitis).
2. Trikiasis
Tumbuhnya bulu mata kearah dalam dengan posisi palpebral yang
normal, hal ini menyebabkan bulu mata terus menggesek kornea
sehingga dapat mengiritasi kornea.
3. Krusta
Tumpukan cairan berupa eksudat purulen, serum dan darah yang
sudah mengering.
4. Visus
Sebuah pengukuran untuk mengukur fungsi visual/ketajaman
penglihatan dengan menggunakan beberapa metode yang dimulai
dengan jarak 5 atau 6 meter,yaitu saat mata tidak berakomodasi.
5. Epilasi
Suatu tindakan pencabutan bulu/rambut sampai ke akarnya
6. Antibiotika Topikal
Antibiotika yang diberikan pada bagian tubuh tertentu yang cara
kerjanya bersifat local.
RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa kelopak mata Titis terasa gataldan bila dikucek bulu mata rontok
sejak tiga hari yang lalu?
2. Kenapa mata Titis merah dan kadang terasa pedih dan berair?
3. Apakah ada hubungan usia dan gender dengan keluhan Titis?
4. Apakah ada keluhan Titis saat ini dengan Penyakit yang diderita ibunya
setahun yang lalu?
5. Kenapa Ibu Titis bisa menderita Uveitis anterior?
6. Mengapa dokter mendiagnosisibu Titis mengalami Uveitis anterior?
7. Bagaimana prognosis dan komplikasi pada penyakit ibu Titis (Uvitis
Anterior)?
8. BAgaimana Interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik Titis?
9. Apa diagnosis untuk Titis?
10. Mengapa dokter memberikan antibiotika topikaldan merencanakan
tindakan epilasi?
11. Apa Komplikasi yang dapat terjadi pada kornea Titis ?
12. Dan mengapa jika sudah mengenai kornea tidak bisa lagi ditangani di
pusksesmas?
13. Apa penyebab dan prognosis terhadap Titis?
1. MENGAPA KELOPAK MATA TITIS TERASA GATALDAN BILA
DIKUCEK BULU MATA RONTOK SEJAK TIGA HARI YANG LALU?
Blefaritis Ulseratif
10. MENGAPA DOKTER MEMBERIKAN ANTIBIOTIKA TOPIKAL
DAN MERENCANAKAN TINDAKAN EPILASI?
Komplikasi :
• Masalah pada bulu mata = madarosis dan
trikiasis
• Sindrom mata kering
• Keratitis (peradangan pada kornea)
• Ulkus kornea
12. DAN MENGAPA JIKA SUDAH MENGENAI KORNEA TIDAK BISA
LAGI DITANGANI DI PUSKSESMAS?
Prognosis : baik
KALAZION
Radang granulomatosa yang timbul akibat proses inflamasi
karena sumbatan pada kelenjar Meibom atau tersumbatnya
sekresi kelenjar sebasea.
ETIOLOGI DAN
PATOFISIOLOGI
-Bahan sebasea yang terperangkap dalam kelenjar Meibom
dan zeis mendesak jaringan sekitarnya inflamasi
granulomatosa kronis.
-Infeksi ini sering ditemukan pada penderita dermatitis
seboroik, akne rosacea, dan DM.
GEJALA DAN TANDA
-Gradasi kesakitan berhubungan dengan besarnya nodul
yang berkembang lambat.
-Nodul dapat satu atau multipel.
-Gejala inflamasi kronis.
-Tidak nyeri.
-Penekanan pada kornea astigmatis dan kaburnya
penglihatan apabila nodul tersebut berada tepat di bawah
palpebra.
DIAGNOSIS BANDING
-Hordeolum nodul teraba lembut pada palpasi dan reaksi
radang akut lebih dominan.
-Granuloma pyogenik.
-Tumor kelenjar sebasea (ganas) dapat dipikirkan apabila
pasien perempuan usia tua yang sering timbul benjolan di
kelopak berulang.
TATALAKSANA
-Jika lesi kecil dapat hilang dalam beberapa minggu tanpa
terapi.
-Kompres hangat meredakan gejala.
-Bila nodul tidak mengecil berikan salep antibiotik
(tetrasiklin salep) 3 kali sehari selama 7-14 hari.
-Kalazion ukuran kecil dapat diberi injeksi steroid intralesi
(0,1-0,2 ml triamsinolon 10 mg/mL).
-Nodul tetap dan tidak membaik dengan terapi insisi dan
kuret beri salep mata (tetrasiklin/kloramfenikol 3 kali
sehari).
PENYAKIT
APARAT
LAKRIMAL
DAKRIOADENITIS
-Radang akut kelenjar lakrimal
-Paling sering terlihat pada anak-anak sebagai komplikasi
parotitis, infeksi virus Epstein-Barr, campak, atau influenza.
-Pada orang dewasa berhubungan dengan gonore.
-Dakrioadenitis kronik mungkin merupakan akibat infiltrasi
limfositik jinak, limfoma, leukemia, atau tuberkulosis.
-Keadaan ini sesekali dijumpai bilateral sebagai manifestasi
sarkoidosis.
-Nyeri hebat, pembengkakkan, dan pelebaran pembuluh darah
terjadi di aspek temporal palpebra superior.
-Jika terdapat infeksi bakteri, berikan antibiotika sistemik.
-Jarang diperlukan drainase infeksi secara bedah.
DAKRIOSISTITIS
-Infeksi saccus lacrimalis
-Biasanya terdapat pada bayi atau wanita pascamenopause.
-Paling sering unilateral dan selalu sekunder akibat obstruksi
ductus, nasolacrimalis.
-Pada banyak kasus dewasa, penyebab obstruksi itu tidak
diketahui.
-Dakriosistitis jarang terdapat pada golongan usia
pertengahan, kecuali sesudah trauma atau disebabkan oleh
suatu dakriolit. Penyembuhan spontan terjadi setelah
dakriolit terlepas, tetapi biasanya kambuh Iagi.
-Pada bayi, infeksi kronik menyertai obstruksi ductus
nasolacrimalis, tetapi dakriosistitis akut jarang terjadi.
ETIOLOGI
-Dakriosistitis akut pada anak sering terjadi akibat infeksi
Haemophilus influenzae.
-Dakriosistitis akut pada orang dewasa biasanya disebabkan
oleh Staphylococcus aureus atau kadang-kadang
Streptococcus B-hemolyticus.
-Pada dakriosistitis kronik, organismedominannya adalah
Streptococcus pneumoniae atau jarang sekali Candida
albicans.
MANIFESTASI KLINIK
ETIOLOGI
-Infeksi: bakteri, jamur, virus, dan parasit.
-Non Infeksi: iritasi atau paparan persisten dari suatu agen
(alergi, mata yang terlalu kering, gangguan refraksi yang tidak
dikoreksi, atau toksik).
Gambaran klinik:
-Perasaan ada benda asing
-Fotofobia
-Kemunduran visus/keluhan melihat halo
-Terdapat secret mukopurulen
-Pseudomembran pada konjungtiva tarsus (infeksi
pneumococcus)
INCLUSION KONJUNGTIVITIS: infeksi konjungtiva o.k chlamydia
okulogenital. Masa inkubasi 5-10 hari. Dengan cara penularan
melalui jalan lahir, sekret serviks, dsbg.
Gambaran klinik:
-Perasaan ada benda asing
-Fotofobia
-Kemunduran visus/keluhan melihat halo
-Terdapat secret mukopurulen
-Pseudomembran pada konjungtiva tarsus (infeksi
pneumococcus)
Gejala dan tanda: kelopak mata bengkak, konjungtiva
hiperemik, kemotik, sekret purulen.
Pengobatan:
Anak-anak: tetrasiklin tetes mata 1% atau sulfonamide tetes
mata
Dewasa: tetrasiklin salep atau tetes mata
Untuk pencegahan penyakit jadi menahun beri tetrasiklin atau
sulfonamide oral 1-1,5 gr perhari
KONJUNGTIVITIS ATOPI: suatu peradangan konjungtiva yang
dapat ditemukana pada orang-orang yang mempunyai stigmata
atopi seperti dermatitis atopi dan asma bronkial
Gambaran klinik:
-Mata perih, fotofobia.
-Kulit kelopak kering dan deskuamasi, tampak edema konjungtiva,
papil-papil halus di daerah tarsus bawah disertai secret mucoid
-Pada pemeriksaan histopatologik ditemukan sel eosinophil pada
kerokan papil.
1. Epitelial
• Karsinoma sel basal
• Karsinoma sel skuamosa
2. Adneksa : Karsinoma sel sebacea
3. Sel Pigmen : melanoma
KARSINOMA SEL BASAL
Asal : Lapisan basal epitel kulit
Umumnya tumbuh lambat dan tanpa nyeri, berupa nodul yang bias berulkus
Karsinoma ini menyusup ke jaringan sekitar secara perlahan, tetapi tidak bermetastasis
Predileksi :
Palpebra inferior (50-60%)
Kantus internus (25-30%)
Palpebra superior (15%)
Kantus eksternus (5%)
Tergantung letaknya, karsinoma sel basal dapat menimbulkan ektropion, entropion, retraksi /
lekukan pada palpebral, lekukan pada kulit diatasnya, atau tidak ada bulu mata
Bersifat lokal destuktif
Angka kematian : 2 – 3 %
Diagnosis pasti biopsi
Bersifat radiosensitif
Klasifikasi Berdasarkan klinis dan Patologi
• Tipe nodular
• Tipe multisentrik
• Tipe morphea
• Tipe ulserativa
TATALAKSANA
• Terbatas pada adneksa
• Non bedah : Eksisi 3 – 5 mm batas
Radioterapi makroskopis
Kemoterapi • Menginvasi orbita
Interferon Eksentrasi
• Bedah Radioterapi
• Invasi intrakranial
Eksisi dengan potong beku
Konsultasi bedah syaraf
Bedah mikrografi cara MOHS
Gejala klinis:
1. Leukokoria (pupil putih)
• Katarak
• Endoftalmitis
• Ablasio retina
• Coats diseases
2. Strabismus
3. Hifema spontan
4. Proptosis
PEMBAGIAN STADIUM
1. Tumor terbatas pada bola
a. Dini : Leukokoria (-)
b. Advance intra okuler : leukokoria +
2. Proptosis
a. Tanpa pembesaran kel lymph regional
b. Disertaipembesaran kel lymph regional
3. Tumor dengan metastasis jauh
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
USG orbita : mengetahui ukuran tumor dan dapat
mendeteksi adanya kalsifikasi dalam tumor
CT-Scan serta MRI orbita dan kepala, untuk mengevaluasi
nervus optikus, orbital, keterlibatan system saraf pusat, dan
kalsifikasi intraocular
Pungsi lumbal untuk mengetahui metastasis
TERAPI
Enukleasi
Eksentrasi
External-beam radiation therapy (EBRT) 35-46 Gy
Focal therapy:
• Plaque radiotherapy
• Laser photocoagulation
• Cryotherapy
• Thermotherapy
• Chemothermotherapy
Chemoreduction
• Intravenous
• Subconjunctival
• Transpupillary
Systemic chemotherapy