SK1 Blok Emergensi (A-2)
SK1 Blok Emergensi (A-2)
BLOK EMERGENSI
PERDARAHAN PERSALINAN
A-2
2. Solusio plasenta
3. Vasa previa
4. Ruptur uteri
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Plasenta Previa
2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Plasenta Previa
Menurut Wiknjosastro (2002), Placenta Previa adalah
plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Plasenta Previa
Penyebab secara pasti belum diketahui dengan jelas. Menurut
beberapa pendapat para ahli, penyebab plasenta previa yaitu :
Menurut Manuaba (1998), plasenta previa merupakan
implantasi di segmen bawah rahim dapat disebabkan oleh
endometrium di fundus uteri belum siap menerima implantasi,
endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasaan plasenta
untuk mampu memberikan nutrisi pada janin, dan vili korealis pada
chorion leave yang persisten.
Menurut Mansjoer (2001), etiologi plasenta previa belum
diketahui pasti tetapi meningkat pada grademultipara, primigravida
tua, bekas section sesarea, bekas operasi, kelainan janin dan
leiomioma uteri.
2.3 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Plasenta
Previa
Klasifikasi plasenta terdapat empat macam plasenta previa, yaitu
:
Pemeriksaan fisik :
Inspeksi : Terlihat perdarahan pervaginam berwarna merah segar.
Palpasi abdomen : Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus
uteri masih rendah; Sering disertai kesalahaan letak janin; Bagian
bawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala
masih dapat digoyang atau terapung; Bila pemeriksa sudah cukup
pengalaman dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah
rahim, terutama pada ibu yang kurus.
Inspekulo : Dengan pemeriksaan inspekulo dengan hati-hati dapat
diketahui asal perdarahan, apakah dari dalam uterus, vagina,
varises yang pecah atau lain-lain.
Diagnosis Banding:
Bed rest
Rajin kontrol
Pelvic rest
2.10 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Plasenta
Previa
Prognosis ibu pada plasenta previa dipengaruhi oleh
jumlah dan kecepatan perdarahan serta kesegeraan
pertolongannya. Kematian pada ibu dapat dihindari apabila
penderita segera memperoleh transfusi darah dan segera lakukan
pembedahan seksio sesarea. Prognosis terhadap janin lebih burik
oleh karena kelahiran yang prematur lebih banyak pada penderita
plasenta previa melalui proses persalinan spontan maupun
melalui tindakan penyelesaian persalinan. Namun perawatan
yang intensif pada neonatus sangat membantu mengurangi
kematian perinatal (Cunningham, 2005).
LI 3. Memahami dan Menjelaskan Solusio Plasenta
1. Revealed hemmorhage
2. Concealed hemorrhage
3.4 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Solusio
Plasenta
Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta
atau uterus yang membentuk hematoma pada desidua,sehingga
plasenta terdesak dan akhirnya terlepas. Apabila perdarahan
sedikit,hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan
plasenta,pedarahan darah antara uterus dan plasenta belum
terganggu,dan tanda serta gejala pun belum jelas.
Biasanya perdarahan akan berlangsung terus-menerus
karena otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak
mampu untuk lebih berkontraksi menghentikan perdarahannya.
Akibatnya hematoma retroplasenter akan bertambah
besar,sehingga sebagian dan seluruh plasenta lepas dari dinding
uterus
3.5 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis
Solusio Plasenta
Gambaran klinis dari kasus-kasus solusio plasenta
diterangkan atas pengelompokannya menurut gejala klinis:
Solusio plasenta ringan
1. Syok perdarahan
2. Gagal ginjal
2. Menurut lokasinya
4. Menurut etiologinya
2. Kerusakan ureter
4. DIC
5. Kematian maternal
6. Kematian perinatal
7. Sepsis
8. Syok Hipovolemik
5.9 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Ruptur Uteri
Banyak kiranya ruptur uteri yang seharusnya tidak perlu terjadi kalau sekiranya
ada pengertian dari para ibu, masyarakat dan klinisi, karena sebelumnya dapat kita
ambil langkah-langkah preventif. Maka, sangatlah penting arti perawatan
antenatal (prenatal).
1. Panggul sempit atau CPD
2. Malposisi Kepala
3. Malpresentasi
4. Hidrosefalus
5. Rigid cervix
6. Tetania uteri
7. Tumor jalan lahir
8. Grandemultipara + abdomen pendulum
9. Pada bekas seksio sesarea
10. Uterus cacat
11. Ruptur uteri karena tindakan obstetrik
5.10 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Ruptur Uteri
ACOG. Vaginal birth after previous cesarean delivery. ACOG practice bulletin no. 54.
Washington, DC: American College of Obstetricians and Gynecologists;2004.
Ayu I, Bagus I, et al 2012.Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan, Dan KB Ed 2.Jakarta :
EGC, 2010.
^Bhide A, Thilaganathan B (2004). "Recent advances in the management of placenta
previa.". Curr Opin Obstet Gynecol 16(6): 447–51. doi:10.1097/00001703-200412000-
00002. PMID15534438.
Cris T, Frans L, et al 2014. Kapita selekta kedokteran Ed. 4.Jakarta : Media Aesculapius.
Cunningham, Garry F., M. D. et al: Antepartum Assesment, Williams Obstetrics, 22nd ed,
Connecticut: Appleton & Lange, 2002.
Gyamfi C, Juhasz G, Gyamfi P, Blumenfeld Y, Stone JL. Single- versus double-layer
uterine incision closure and uterine rupture. J Matern Fetal Neonatal Med. Oct
2006;19(10):639-43. [Medline].
Hanifa Wiknjosastro, Abdul Bari Saifudin, Trijatmo Rachimhadhi, dalam : Ilmu Bedah
Kebidanan, edisi pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006.
Hanifa Wiknjosastro, Abdul Bari Saifudin, Trijatmo Rachimhadhi, dalam : Ilmu
Kebidanan, edisi pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010
Kayani SI, Alfirevic Z. Uterine rupture after induction of labour in women with previous
caesarean section. BJOG. Apr 2005;112(4):451-5. [Medline].
Lee W, Lee V, Kirk J, Sloan C, Smith R, Comstock C (2000). "Vasa previa: prenatal
diagnosis, natural evolution, and clinical outcome.". Obstet Gynecol 95 (4): 572–
6. doi:10.1016/S0029-7844(99)00600-6. PMID 10725492.
Lim AC, et al.Pregnancy after uterine rupture: a report of 5 cases and a review of
the literature.Obstet Gynecol Surv.2005 ;60(9):613-7
Lijoi A, Brady J (2003). "Vasa previa diagnosis and management.". J Am Board
Fam Pract 16 (6): 543–8.doi:10.3122/jabfm.16.6.543. PMID 14963081.Full text
Locatelli A, Regalia AL, Ghidini A, et al. Risks of induction of labour in women
with a uterine scar from previous low transverse caesarean section. BJOG. Dec
2004;111(12):1394-9.
Macones GA, Cahill A, Pare E, et al. Obstetric outcomes in women with two
prior cesarean deliveries: is vaginal birth after cesarean delivery a viable
option?. Am J Obstet Gynecol. Apr 2005;192(4):1223-8; discussion 1228-9.
Oyelese Y, Smulian J (2006). "Placenta previa, placenta accreta, and vasa
previa.". Obstet Gynecol 107 (4): 927–
41.doi:10.1097/01.AOG.0000207559.15715.98. PMID 16582134
Saifuddin, A B. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawihardjo Ed 4. Jakarta : PT
Bina Pustaka.
Walsh CA, O’Sullivan RJ, Foley ME (2006). “Unexplained prelabor uterine
rupture in a term primigravida”. Obstetrics and gynecology 108 (3 Pt 2): 725–7.
Yasmine Derbala, MD; Frantisek Grochal, MD; Philippe Jeanty, MD, PhD (2007).
"Vasa previa". Journal of Prenatal Medicine 2007 1 (1): 2–13.Full text
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA