H
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PASIEN ISPA
dengan TONSILOFARINGITIS AKUT dan RIWAYAT
HIPERTENSI
Disusun oleh :
Muhamad Wijanarko
H2A012034
TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. H
Umur : 59 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMEA
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kumudasmoro Selatan Rt. 7 / Rw. 5, Kelurahan
Gisikdrono, Kota Semarang
Suku : Jawa
Tanggal periksa : Senin, 11 Juli 2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Batuk-batuk.
Riwayat Gizi
Pasien biasanya makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk (daging, ikan,
telur, tahu, tempe, dll), pasien sering mengkonsumsi buah-buahan. Intake air
putih sehari minimal 1 liter, namun jumlah ini berkurang pada saat bulan
puasa. Pasien tidak suka mengkonsumsi kopi, teh, dan makanan atau minuman
yang manis. Pasien memiliki kebiasaan makan teratur serta sering konsumsi
makanan asin. Kesan gizi cukup.
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 81 x/menit, irama reguler, isi dan
tegangan cukup
Frekuensi nafas : 21 x/menit
Suhu : 37 ° C
Status Gizi
BB = 51 kg
TB = 160 cm = 1,6 m
IMT = BB/TB2= 51/1,62 = 19,921 kg/m2 (normoweight)
Abnormalitas Pemeriksaan Fisik :
Pasien datang ke klinik karena batuk-batuk sejak 1 hari yang lalu. Batuk dirasakan terus menerus
dengan intensitas yang berat (ngekel), batuk terasa ada dahak tetapi sulit untuk dikeluarkan, batuk
timbul semakin hebat terutama pada malam hari. Batuk dirasakan sampai mengganggu aktivitas
sehari–hari. Selain itu pasien juga mengeluh pilek, hidung tersumbat, nyeri saat menelan makanan,
suara parau, pusing, dan badan terasa pegal-pegal. Keluhan-keluhan penyerta tersebut dirasakan
secara bersamaan dengan keluhan utama batuk. Pasien mengaku keluhan utama dan keluhan
penyerta dirasakan setelah pasien melakukan perjalanan mudik jarak jauh dengan kondisi udara
yang dingin dalam kendaraan. Pasien juga mengaku kelelahan setelah melakukan perjalanan mudik
tersebut. Keluhan lain disangkal pasien. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah yang tinggi,
konjungtiva palpebra anemis (+), lidah kotor (+), tonsil T1-T1 hiperemis (+), dan faring hiperemis
(+). Status gizi kesan cukup.
PATIENT CENTERED DIAGNOSIS
Diagnosis Holistik
Ny. H usia 59 tahun memiliki Extended Family, dengan ISPA disertai Tonsilofaringitis Akut. Keluarga
cukup harmonis, pasien dan anggota keluarga lain cukup aktif dalam bersosialisasi dengan
masyarakat sekitar.
Diagnosis Biologis
ISPA dengan Tonsilofaringitis Akut dan riwayat Hipertensi yang diturunkan dari keluarga.
Diagnosis Psikologis
Hubungan antar anggota keluarga harmonis, akrab, dan saling mendukung.
Non medikamentosa
Mengenakan masker saat berkomunikasi dengan keluarga dan masyarakat sekitar agar pasien
tidak menularkan ISPA ke lingkungan sekitar.
Tidak mengkonsumsi makanan yang panas, dingin, asam dan pedas selama pengobatan.
Menjaga kebersihan mulut dan lidah agar bebas bakteri, virus, dan jamur penyebab ISPA.
Mengkonsumsi multivitamin untuk meningkatan kekebalan tubuh.
Menjaga pola makan agar teratur 3x sehari dengan menu makanan bergizi seimbang.
Mengurangi konsumsi makanan asin, konsumsi garam maksimal 8 gram per hari.
Memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan tinggi serat.
Istirahat cukup dan mengatur pola tidur.
Melakukan olahraga secara teratur 3x dalam seminggu selama 30 menit.
Mengurangi stres dengan menyempatkan waktu untuk rekreasi dengan keluarga.
Medikamentosa
Px Fisik
11 Juli 2016
FLOWSHEET
FOLLOW UP 1
12 Juli 2016
FLOWSHEET
FOLLOW UP 2
13 Juli 2016
Ny. H
RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
Diagnosis Biologis
ISPA dengan Tonsilofaringitis Akut dan riwayat Hipertensi
Diagnosis Psikologis
Pasien tidak memiliki beban pikiran maupun mental akan penyakitnya.
Hubungan antar anggota keluarga harmonis, akrab dan saling mendukung.
Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan dan
rumah secara umum kurang sehat, pendidikan pasien dan keluarganya cukup
baik, pasien menyadari pentingnya kesehatan, dan pasien mampu memenuhi
kebutuhan dirinya dan keluarganya dengan baik.
SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada pasien dan keluarganya adalah sebagai berikut:
Promotif
• Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya ventilasi dan sirkulasi
udara yang baik di dalam rumah untuk menjaga kesehatan saluran pernafasan
seluruh penghuni rumah.
• Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai riwayat hipertensi yang
diderita Ny. H yang diturunkan dari keluarganya, beserta komplikasi yang
dapat timbul sehingga keluarga dapat membantu mengawasi pola hidup Ny. H
serta mengontrol tekanan darah minimal seminggu sekali.
Preventif
Mengenakan masker saat berkomunikasi dengan keluarga dan masyarakat
sekitar agar pasien tidak menularkan ISPA ke lingkungan sekitar.
Menjaga kebersihan mulut dan lidah agar bebas bakteri, virus, dan jamur
penyebab ISPA.
Mengkonsumsi multivitamin untuk meningkatan kekebalan tubuh.
Mengurangi konsumsi makanan asin, konsumsi garam maksimal 8 gram per
hari.
Memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan tinggi serat.
Istirahat cukup dan mengatur pola tidur.
Melakukan olahraga secara teratur 3x dalam seminggu selama 30 menit.
Mengurangi stres dengan menyempatkan waktu untuk rekreasi dengan
keluarga.
Kuratif
Obat diberikan untuk menangani simptomatisnya :
Dextrosin tab 3 x 1 (Antitusif)
Maganol tab 500 mg 3 x 1 tab (Parasetamol)
Stenirol tab 4 mg 2 x 1 tab (Metilprednisolon)
Goralgyn tab 1 x 1 tab (Analgesik)
Rehabilitatif
Tidak mengkonsumsi makanan yang panas, dingin, asam dan pedas selama
pengobatan ISPA.
Menjaga pola makan agar teratur 3x sehari dengan menu makanan bergizi
seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ambarwati dan Dina, 2007. Hubungan antara Sanitasi Fisik Rumah Susun
(Kepadatan Penghuni, Ventilasi, Suhu, Kelembaban, dan Penerangan
Alami) dengan Kejadian Penyakit ISPA. Abstrak Penelitian.
2. Iswarini dan Wahyu, D., 2006. Hubungan antara Kondisi Fisik Rumah,
Kebersihan Rumah, Kepadatan Penghuni, dan Pencemaran Udara dalam
Rumah dengan Keluhan Penyakit ISPA pada Balita.
Rumah tampak depan Dapur