Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

TETRALOGI OF FALLOT
(TOF)

BY :
VIRGIANTI NF, M.Kep
STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
DEFINISI
 Adalah suatu penyakit jantung congenital
dengan sianosis yang merupakan
kombinasi dari 4 gejala utama yaitu:
(1) obstruksi aliran ke luar dari bilik kanan
(stenosis pulmonalis),
(2) cacat septum ventrikel,
(3) posisi sebelah kanan dari aorta dan
(4) hipertrofi ventrikel kanan bersama –
sama membentuk tetralogi fallot.
MANIFESTASI KLINIS
 Sianosis
Obstruksi aliran darah keluar ventrikel kanan 
hipertropi infundibulum meningkat  obstruksi
meningkat disertai pertumbuhan yang semakin
meningkat  sianosis.
 Dispnea
Terjadi bila penderita melakukan aktifitas fisik.
 Serangan-serangan dispnea paroksimal (serangan-serangan
anoksia biru)
Semakin bertambah usia, sianosis bertambah berat 
umum pada pagi hari.
 Keterlambatan dalam pertumbuhan dan
perkembangan
Gangguan pada pertambahan tinggi badan terutama pada
anak, keadaan gizi kurang dari kebutuhan normal,
pertumbuhan otot-otot dari jaringan subkutan terlihat
kendur dan lunak, masa pubertas terlambat.
 Denyut pembuluh darah normal
Jantung baisanya dalam ukuran normal, apeks jantung
jela terlihat, suatu getaran sistolis dapat dirasakan di
sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal 3
dan 4.
 Bising sistolik
Terdengar keras dan kasar, dapat menyebar luas, tetaPi
intensitas terbesar pada tepi kiri tulang dada.
Patofisiologi
Etiologi blm jelas

Kelainan struktur jantung

Atrium kanan → Ventrikel kanan

Menguncup  stenosis pulmonalis

Cacat septum ventikel  aorta

Ketidakjenuhan darah arteri →

Sianosis menetap
Lanjutan…….
Sianosis

Dispnea

Ketdkseimbangan pemenuhan O2 thd keb
↓ ↓
Oksigenasi & nutrisi jar inadekuat
↓ ↓ ↓
Keadaan umum buruk

PENGKAJIAN

 Data yang umum ditemukan :


 Cyanosis menyeluruh atau pada membran mukosa
bibir, lidah, konjungtiva. Sianosis juga timbul pada
saat menangis, makan, tegang, berendam dalam air
 dapat perifer atau sentral.
 Dispnea biasanya menyertai aktifitas makan,
menangis atau tegang/stress.
 Kelemahan, umum pada kaki.
 Pertumbuhan dan perkembangan tidak sesuai
dengan usia.
 Digital clubbing
 Sakit kepala
 Epistaksis
Diagnosa Kep
 Resiko penurunan cardiac output b/d adanya
kelainan structural jantung.
 Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan
pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.
 Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan
nutrisis jaringan tubuh, isolasi social.
 Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak
adekuat.
Resiko penurunan cardiac output b/d
adanya kelainan structural jantung.

 Tujuan: penurunan cardiac output tidak


terjadi.
 Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang
dapat diterima, bebas gejala gagal jantung,
melaporkan penurunan episode dispnea,
ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi
beban kerja jantung, urine output adekuat:
0,5 – 2 ml/kgBB.
Intervensi
 Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara teratur
setiap 4 jam.
 Catat bunyi jantung.
 Kaji perubahan warna kulit terhadap
sianosis dan pucat.
 Pantau intake dan output setiap 24 jam.
 Batasi aktifitas secara adekuat.
 Berikan kondisi psikologis lingkungan yang
tenang.
Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan
pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.

 Tujuan: Pasien akan menunjukkan


keseimbangan energi yang adekuat.
 Kriteria hasil : Pasien dapat mengikuti
aktifitas sesuai kemampuan, istirahat tidur
tercukupi.
Intervensi
 Ikuti pola istirahat pasien, hindari pemberian
intervensi pada saat istirahat.
 Lakukan perawatan dengan cepat, hindari
pengeluaran energi berlebih dari pasien.
 Bantu pasien memilih kegiatan yang tidak
melelahkan.
 Hindari perubahan suhu lingkungan yang
mendadak.
 Kurangi kecemasan pasien dengan memberi
penjelasan yang dibutuhkan pasien dan keluarga.
 Respon perubahan keadaan psikologis pasien
(menangis, murung dll) dengan baik.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

 Tujuan: Pertumbuhan dan perembangan


dapat mengikuti kurca tumbuh kembang
sesuai dengan usia.
 Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti
tahap pertumbuhan dan perkembangan
yang sesuia dengan usia, pasien terbebas
dari isolasi social.
Intervensi
 Sediakan kebutuhan nutrisi adekuat.
 Monitor BB/TB, buat catatan khusus
sebagai monitor.
 Stimulasi perkembangan anak
 Kolaborasi intake Fe dalam nutrisi.
Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.

 Tujuan: Infeksi tidak terjadi.


 Kriteria hasil: Bebas dari tanda – tanda
infeksi.
Intervensi
 Kaji tanda vital dan tanda – tanda infeksi
umum lainnya.
 Hindari kontak dengan sumber infeksi.
 Sediakan waktu istirahat yang adekuat.
 Sediakan kebutuhan nutrisi yang adekuat
sesuai kebutuhan.
TUGAS
 Cari rasional masing2 intervensi !
 Dikumpulkan individu besok…..

Anda mungkin juga menyukai