Anda di halaman 1dari 43

SEORANG LAKI-LAKI USIA 36 TAHUN DENGAN

HERNIA INGUINALIS LATERALIS REPONIBEL


SINISTRA

Pembimbing :
Dr. Saut Idoan Sijabat, Sp.B.

Oleh :
Imam Nurhidayat
J510170026
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
FK UMS – RSUD Dr. Harjono S. Ponorogo
2017
IDENTITAS PASIEN

 Nama Pasien : Tn. SH


 Umur : 36 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : 03/05 Nguneng, Puhpelem, Wonogiri
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Tanggal Masuk RS : 2 Agustus 2017
 Tanggal pemeriksaan : 2 Agustus 2017
 Diambil dari : Bangsal Flamboyan Ruang C6
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Benjolan muncul mulai dirasakan pasien sejak 4 tahun yang


Keluhan Utama lalu. Benjolan dirasakan hilang timbul. Pasien menyatakan
Timbul benjolan bahwa benjolan di lipat paha kirinya muncul ketika saat
di lipat paha berdiri, batuk, bersin dan saat mengedan. Benjolan
sebelah kiri
menghilang ketika pasien berbaring, benjolan tersebut bisa
dimasukkan kembali dengan tangan. Benjolan tidak disertai
dengan rasa nyeri dan tidak disertai dengan kemerahan.
Selain itu pasien juga mengaku BAB sulit sejak 1 bulan yang
lalu. Pasien tidak merasakan adanya mual ataupun muntah,
demam (-), perut kembung (-). Nafsu makan pasien juga tidak
menurun. Pasien masih bisa kentut. BAK normal, pusing (+).
ANAMNESIS

RPK
RPD
 R. Penyakit serupa: Disangkal
 R. penyakit serupa :Disangkal
 R.hipertensi : Disangkal
 R.batuk lama : Disangkal
 Riwayat DM : Disangkal
 R.BPH : Disangkal
 R. hipertensi : Disangkal
 R. DM :Disangkal
 R. operasi : Disangkal R. Alergi
 R. trauma : Disangkal
 Makanan : Disangkal
 Obat-obatan : Disangkal
ANAMNESIS
R. Kebiasaan & Sosial

 Sehari-hari pasien bekerja sebagai tukang bakso, yang


kesehariannya pasien sering mengangkat berat. Pekerjaan ini
sudah dilakukan pasien selama 4 tahun.
 Sebelumnya pasien bekerja di sawah dan pasien juga mengakui
sering mengangkat berat pada saat itu.
 Riwayat merokok disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK

KEADAAN UMUM : Baik


Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)

• Tekanan Darah : 110/80 mmHg


• Nadi : 84 kali/menit
• Frekuensi Napas : 18 kali/menit
• Suhu : 36,2 ̊C
PEMERIKSAAN
KEPALA & LEHER

KEPALA
• Konjungtiva anemis (+/+),
• Sklera ikterik (-/-),
• Dyspneu (-),
• Sianosis (-).

LEHER
• Leher simetris
• Retraksi suprasternal (-)
• Pembesaran kelenjar limfe (-)
• Pembesaran kelenjar tiroid (-).
PEMERIKSAAN FISIK THORAX :
PARU-PARU

INSPEKSI :
Gerakan napas simetris, retraksi interkosta (-).

PALPASI :
Ketinggalan gerak (-/-), Fremitus normal.

PERKUSI :
Sonor di seluruh lapang paru.

AUSKULTASI :
Suara paru vesikuler, rhonki, (-/-), wheezing (-/-).
PEMERIKSAAN FISIK THORAX :
JANTUNG

INSPEKSI :
Iktus kordis tidak tampak.

PALPASI :
Iktus kordis teraba kuat angkat pada SIC V linea midklavikularis
sinistra.

PERKUSI :
Kiri Atas : SIC II linea parasternalis sinistr
Kiri Bawah : SIC V linea midklavikularis sinistra.
Kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra.
Kanan bawah : SIC IV linea parasternais dextra.

AUSKULTASI :
Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN

INSPEKSI :
Distended (-), kelainan kulit (-), darm contour (-), darm steifung
(-).

AUSKULTASI :
Bising usus (+), metallic sound (-)

PERKUSI :
Timpani (+) pada semua regio, pekak (+) pada hepar

PALPASI :
Defans muskuler (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS

Extremitas Atas Kiri Extremitas Atas Kanan


Edema (-), CRT < 2 detik, akral Edema (-), CRT < 2 detik, akral
hangat hangat

Extremitas Bawah Kiri Extremitas Bawah Kanan


Edema (-), CRT < 2 detik, akral Edema (-), CRT < 2 detik, akral
hangat. hangat.

PEMERIKSAAN KULIT
Tidak ada kelainan kulit.
PEMERIKSAAN STATUS LOKALIS
• Regio : Inguinalis Sinistra
• Inspeksi :
Saat berdiri (Terdapat benjolan di daerah inguinal sinistra,
diameter ± 4 cm, warna sesuai warna kulit, tidak ada tanda
inflamasi)
Saat berbaring (Benjolan menghilang)
• Palpasi :
Teraba benjolan di daerah inguinal sinistra, teraba hangat,
kenyal, mobile, permukaan licin dengan ukuran ± 4 cm, nyeri
tekan (-).
• Finger test (+): Teraba benjolan pada ujung jari pemeriksa
• Thumb test (-): Tidak teraba benjolan pada proyeksi annulus
inguinalis internus
• Ziemann test (+) : Teraba benjolan pada proyeksi annulus
inguinalis internus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium
• HbsAg Kualitatif : Negatif
• HIV Oncoprobe : Non reaktif
• GDS Acak : 110 mg/dl
DARAH LENGKAP (2-8-2017)
Pemeriksaan Hasil Interpretasi Nilai Normal
WBC 6,6 x 103/ul N 4.0-10.0 x 103/ul
Lymph 1,6 x 103/ul N 0,8 – 4,0 x 103/ul
Mid 0,4 x 103/ul N 0,1-1,5 x 103/ul
Gran 4,6 x 103/ul N 2-7 x 103/ul
RBC 5,31 x 106/ul N 3,5-5,5 x 106/ul
HGB 12,7 g/dl N 11-15 g/dl
HCT 40,3 % N 37-47 %
MCV 75,9 fL N 80-100 fL
MCH 23,9 pg N 27-34 pg
MCHC 31,5 g/dl ↓ 32-36 g/dl
PLT 180 x 103/ul N 150-450 x 103/ul
KIMIA KLINIK (3-8-2017)
Pemeriksaan Hasil Interpretasi Nilai Normal
PT 9,6 detik ↓ 9,9 – 116 detik
APTT 31,4 detik N 23,9 – 34,9 detik
Bilirubin Total 0,4 mg/dl N 0,2 – 1,2 mg/dl
Bilirubin Direk 0,11 mg/dl N 0 – 0,5 mg/dl
SGOT 26 U/L N 0 – 28 U/L
SGPT 22 U/L N 0 – 40 U/L
Gama GT 26 U/L N 10 – 54 U/L
Alkali Fosfatase 65 U/L N 30 – 120 U/L
Albumin 4,2 g/dl N 3,5 – 5,3 g/dl
Globulin 3,1 g/dl ↑ 1,5 – 3,0 g/dl
Ureum 20,7 mg/dl N 10 – 50 mg/dl
Creatinin 1,01 mg/dl N 0,7 – 1,4 mg/dl
Uric Acid 7,3 mg/dl ↑ 3,4 – 7 mg/dl
RESUME

• Laki-laki, 36 tahun datang dengan keluhan benjolan di lipat paha kiri sejak 4 tahun
yang lalu, benjolan hilang timbul, hilang saat berbaring dan timbul saat berdiri.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis
(E4V5M6), tanda vital dalam batas normal, region kepala, leher, thorax, abdomen,
dan ekstremitas tidak didapatkan kelainan.
• Pada regio inguinal sinistra posisi berdiri (Terdapat benjolan di daerah inguinal
sinistra, diameter ± 4 cm, warna sesuai warna kulit, tidak ada tanda inflamasi),
posisi berbaring (Benjolan menghilang). Teraba benjolan di daerah inguinal sinistra,
teraba hangat, kenyal, batas tegas, mobile, permukaan licin dengan ukuran ± 4 cm,
nyeri tekan (-). Finger test (+), Thumb test (-), Ziemann test (+)
ASSESSMENT / DIAGNOSIS KERJA DAN DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis Kerja : Hernia Inguinalis Lateralis Reponibel Sinistra


Diagnosis Post Operasi : Hernia Inguinalis Lateralis Reponibel Sinistra
Diagnosis Banding : Limfadenopati Inguinalis
Patient Oriented Medical Record
POMR
Patient Oriented Medical Record
(POMR)
PROBLEM
Anamnesis
Benjolan di lipat paha kiri yang hilang timbul
Riwayat mengangkat beban berat
Pemeriksaan Fisik
Benjolan muncul saat berdiri, dan hilang dalam posisi berbaring.
Inspeksi : Benjolan di regio inguinalis sinistra, ukuran diameter ± 4 cm, warna sesuai warna kulit, tidak ada
tanda inflamasi
Palpasi : Teraba benjolan di daerah inguinal sinistra, teraba hangat, kenyal, batas tegas, mobile, permukaan
licin dengan ukuran ± 4 cm, nyeri tekan (-).
Finger Test (+), Thumb test (-), Ziemann test (+)

ASSESSMENT PLANNING DIAGNOSIS


 Hernia Inguinalis Lateralis Reponibel Sinistra  USG
PLANNING TERAPI PLANNING MONITORING
Terapi Pre Operatif Keluhan klinis pasien
Infus Ringer Laktat 20 tpm Monitoring luka bekas operasi
Terapi Operatif
Herniotomi + Hernioplasti
Terapi Post Operatif
Infus Ringer Laktat 20 tpm
Inj. Cefoperazone 2x1 vial
Inj. Ketorolac 2x1 amp
Tanggal Subjektif Objektif Assessment Planning
2-8-2017 Benjolan yang hilang KU : Baik, Kesadaran CM, Hernia Inguinalis Inf RL 20 tpm
timbul di lipat paha TD : 110/80, N : 84 x/m, RR : Lateralis Reponibel Inj. Ranitidin 2x1 amp
sebelah kiri, BAB sulit 18 x/m, T : 36,2 C Sinistra
sejak 1 bulan yang lalu
3-8-2017 Benjolan yang hilang KU : Baik, Kesadaran CM, Hernia Inguinalis Inf RL 20 tpm
timbul di lipat paha TD : 130/80, N : 71 x/m, RR : Lateralis Reponibel Inj. Cepraz 2x1 amp
sebelah kiri, BAB sulit 20 x/m, T : 35,8 C Sinistra Inj. Ketorolac 2x1 amp
sejak 1 bulan yang lalu Inj. Transamin 3x1 amp
Operasi :
Herniotomy + Hernioplasty
(Lichenstein Tension Free Mesh)
4-8-2017 Post operasi pasien KU : Baik,Kesadaran CM, Post OP hari 1 Inf RL 20 tpm
mengeluh lemas, luka TD : 120/80, N : 76 x/m, RR : Hernia Inguinalis Inj. Cepraz 2x1 amp
bekas operasi terasa perih 16 x/m, T : 36,2 C Lateralis Reponibel Inj. Ketorolac 2x1 amp
BAK nyeri, dan panas. Luka di perban, Sinistra Inj. Transamin 3x1 amp
5-8-2017 Post operasi luka bekas KU : Baik, Kesadaran CM, Post OP hari 2 Inf RL 20 tpm
operasi terasa nyeri ringan TD : 120/80,N : 87 x/m Hernia Inguinalis Inj. Cepraz 2x1 amp
BAK nyeri, dan panas. RR : 17 x/m, T : 35,4 C Lateralis Reponibel Inj. Ketorolac 2x1 amp
Luka bersih, darah (-), pus (-), Sinistra Inj. Transamin 3x1 amp
nyeri tekan (+)
REFERAT
BAB I Pendahuluan
• Hampir 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia ingunalis
• 2/3 adalah HIL dan 1/3 sisanya adalah HIM
• Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita, untuk
hernia femoralis sendiri lebih sering ditemukan pada wanita
• Perbandingan antara pria dan wanita untuk hernia ingunalis 7 : 1. Prevalensi
hernia ingunalis pada pria dipengaruhi oleh umur.
ANATOMI REGIO INGUINALIS

ANATOMI

• Aponeurosis Obliquus
Externus
• M. Obliqus Internus
• Fascia Transversalis
• Superficial Ring
• Conjoint Tendont
• Ligamentum Cooper
• Preperitoneum space
ANATOMI REGIO INGUINALIS

ANATOMI

• Deep Inguinal
• Falx Inguinalis
(conjoint tendon)
• Hesselbach Triangle
• Fascia Transversalis
ANATOMI REGIO INGUINALIS

Canalis Inguinalis
Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan terletak
2-4 cm kearah caudal ligamentum inguinal.
1. Superficial : Dibangun oleh aponeurosis MOE
2. Inferior : Lig. Inguinale dan Lig. Lacunar
3. Posterior :Dibentuk oleh fascia transfersalis dan aponeurosis
transverses abdominis.
4. Isi C. Inguinalis: N. Ilioinguinal, dan Funikulus spermatikus terdiri dari
serat-serat otot cremaster, pleksus pampiniformis, arteri testicularis,
n ramus genital, nervus genitofemoralis, ductus deferens, arteri
cremaster, limfatik, dan prosesus vaginalis.
HERNIA

Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui


defek atau bagian yang lemah dari dinding rongga bersangkutan.

Bagian – Bagian Hernia :


1. Kantong hernia : Pada hernia abdominalis berupa peritoneum
parietalis.
2. Isi hernia : Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui
kantong hernia
3. Pintu hernia : Merupakan bagian locus minoris resistance yang
dilalui kantong hernia
4. Leher hernia : Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai
dengan kantong hernia
5. Locus minoris resistence (LMR)
HERNIA

1. H. Reponibel : bila isi hernia dapat keluar masuk


2. H. Irreponibel : organ yang mengalami hernia tidak dapat kembali
ke cavum abdominal kecuali dengan bantuan operasi.
3. H. Inkarserata :isi kantong terperangkap, terjepit oleh cincin
hernia, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut, dan sudah
disertai tanda-tanda ileus mekanis
4. H. Strangulata : hernia dimana sudah terjadi gangguan
vaskularisasi viscera yang terperangkap dalam kantung hernia (isi
hernia).
HERNIA REGIO INGUINALIS

Menurut patogenesisnya hernia ini dibagi menjadi dua, yaitu hernia


inguinalis lateralis (HIL) dan hernia inguinalis medialis (HIM)

Hernia inguinalis lateralis timbul karena adanya kelemahan anulus


intenus sehingga organ-organ dalam rongga perut (omentum, usus)
masuk ke dalam kanalis inguinalis dan menimbulkan benjolan di lipat
paha sampai skrotum.

Hernia ingunalis medialis timbul karena adanya kelemahan dinding


perut karena suatu sebab tertentu. Biasanya terjadi pada segitiga
hasselbach.
ETIOLOGI

•Lemahnya dinding rongga perut :


•Akibat dari pembedahan sebelumnya :
•Kongenital :
• Kongenital sempurna dan tidak sempurna
•Aquisial :
• Tekanan intraabdominal tinggi
• Konstitusi tubuh
• Banyaknya preperitoneal fat
• Distensi dinding abdomen.
PATOFISIOLOGI

•HIL Kongenital : • HIL Akuisita :


Terjadi bila processus •Terjadi bila penutupan
vaginalis peritonei pada processus vaginalis
waktu bayi dilahirkan peritonei hanya pada
sama sekali tidak suatu bagian saja.
menutup. Sehingga kavum Sehingga masih ada
peritonei tetap kantong peritoneum yang
berhubungan dengan berasal dari processus
rongga tunika vaginalis vaginalis yang tidak
propria testis. menutup pada waktu bayi
dilahirkan.
DIAGNOSIS

Anamnesis :
Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang hilang timbul
Terdapat faktor-faktor yang berperan untuk terjadinya hernia
Dapat terjadi gangguan passage usus (obstruksi)
Pemeriksaan Fisik
•Ditemukan benjolan lunak di lipat paha di bawah ligamentum inguinale di medial vena
femoralis dan lateral tuberkulum pubikum. Benjolan tersebut berbatas atas tidak jelas,
bising usus (+), transluminasi (-).
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium & USG
TEKNIK PEMERIKSAAN

Finger Test Zieman Test Thumb Test

• Menggunakan jari ke 2 • Posisi berbaring • Anulus internus ditekan


atau jari ke 5. • Penderita disuruh batuk dengan ibu jari dan
• Dimasukkan lewat bila rangsangan pada : penderita disuruh
skrortum melalui anulus • jari ke 2 : Hernia mengejan
eksternus ke kanal Inguinalis Lateralis. • Bila keluar benjolan
inguinal. • jari ke 3 : hernia berarti HIM
• Penderita disuruh batuk: Ingunalis Medialis. • Bila tidak keluar
• Bila impuls diujung jari • jari ke 4 : Hernia benjolan berarti HIL
berarti HIL Femoralis.
• Bila impuls disamping
jari HIM
TATALAKSANA

Konservatif :
- Reposisi
- Bantalan Penyangga (Sabuk Truss)
Operasi :
-Herniotomi
- Herniorafi :
- Fergusson
- Halsted
- Shouldice
-- Mc Vay
- Bassini
- Hernioplasty : Lichtenstein Tension free mesh
- Laparoscopic
TEKNIK OPERASI HERNIA
INGUINALIS
Herniotomi

Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya.


Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian
direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
Fergusson Repair

Funiculus spermaticus ditaruh


disebelah dorsal MOE dan MOI
abdominis. MOI & transversus
dijahitkan pada ligamentum
inguinale dan meletakkan
funiculus di dorsalnya. kemudian
aponeurosis MOE dijahit kembali,
sehingga tidak ada lagi canalis
inguinalis.
MOI dan transversus abdominis
dijahitkan pada ligamentum
inguinal, Funiculus diletakkan
disebelah ventral, aponeurosis
MOE tidak dijahit, sehingga
canalis inguinalis tetap ada.
Kedua musculus berfungsi
memperkuat dinding belakang
canalis,sehingga LMR hilang
Halsted Repair

Dilakukan penjahitan MOE, MOI


dan m.transversus abdominis,
untuk memperkuat /
menghilangkan LMR. Funiculus
spermaticus diletakkan di subcutis.
Shouldice Repair

prinsip dasar tehnik Shouldice


adalah Bassini multi layer,
Mc Vay Repair

Dikenal dengan metode ligamentum


Cooper, meletakkan conjoint tendon
lebih posterior dan inferior terhadap
ligamentum Cooper.
Lichtenstein Tension-free Mesh

Herniotomy + Hernioplasty
Letakkan bahan mesh ukuran 10x5 cm
diletakkan di atas defek, disebelah
bawah spermatik kord.
Dilakukan penjahitan dengan benang
non absorbsi 3-0 ke arah :
Medial : perios tuberkulum pubikum.
Lateral : melingkari spermatik kord.
Superior : pada konjoin tendon.
Inferior : pada ligamentum inguinal.
Luka operasi ditutup lapis demi lapis
KOMPLIKASI
Pre Operasi :
Hernia inkarserasi
Hernia strangulasi
Durante Operasi :
Lesi funiculus spermaticus
Lesi usus, vesica urinaria, vasa epigastrica inferior, vasa
iliaca ekterna
Putusnya arteri Femoralis
Post Operasi
Hematom, Infeksi, Wound dehisiensi
Atrofi testis
Hydrocele
Rekurens

PROGNOSIS
Prognosis biasanya cukup baik bila hernia diterapi dengan
baik. Angka kekambuhan setelah pembedahan kurang dari
3%.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai