Anda di halaman 1dari 31

Oleh : dr. Cut Fera.R., M.Ked(Ped), Sp.

A
 Edward Jenner tahun 1796  pemberian
vaksin pertama kali untuk mencegah
penyakit cacar atau variola  cikal bakal
imunisasi

 Asal kata : “IMUN” = Kebal


 Imunisasi  upaya membuat seseorang
menjadi kebal terhadap suatu penyakit
tertentu  memberi vaksin  merangsang
sistem kekebalan tubuh untuk mencegah
infeksi dimasa mendatang
Tujuan Program MENGAPA
Imunisasi IMUNISASI?

Upaya Pencegahan Paling Cost


Effective

Menurunkan
kesakitan &
kematian akibat
Penyakit-penyakit
yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi
(PD3I)
Menggunakan vaksin produksi
dlm negeri sesuai standar
keamanan WHO
 Meningkatkan kekebalan tubuh anak
 Menekan angka penyakit menular
 Menghemat biaya berobat
 Melindungi masyarakat dari penyakit menular
 Mengeradikasi penyakit menular
 Meningkatkan derajat kesehatan nasional
1. Imunisasi Pasif  diperoleh dengan pemberian,
pemindahan atau transfer antibodi spesifik 
proteksi segera terjadi  imunitas hilang seiring
berjalannya waktu
a) Imunisasi Pasif ALAMIAH : transfer IgG dari ibu ke
janin pada hamil trimester III, transfer IgA melalui
kolostrum.
b) Imunisasi Pasif BUATAN : Pemberian imunoglobulin
pada infeksi akut (tetanus, difteri, rabies), Pemberian
HBIg (Hepatitis B immune globuine) pada bayi yang
lahir dari ibu HBsAg positif.
2. Imunisasi Aktif  diperoleh dari masuknya kuman
patogen ke dalam tubuh  membentuk antibodi
a) Imunisasi Aktif ALAMIAH : pajanan kuman patogen 
infeksi subklinis/klinis  respon imun protektif
terhadap kuman patogen bila terpajan kembali di
kemudian hari.
b) Imunisasi Aktif BUATAN : disebut VAKSINASI 
pemberian sebagian / seluruh kuman patogen
(antigen)  melindungi tubuh dari kuman patogen tsb
 menghasilkan imunitas humoral (antibodi) maupun
seluler  imunitas berlangsung lama bahkan seumur
hidup.
Hep B 0 (HB 0)

-BCG
-Polio 1

-DPT-HB-Hib 1
-Polio 2

-DPT-HB-Hib 2
-Polio 3

-DPT-HB-Hib 3
0-7 hr -Polio 4 Imunisasi lanjutan
CAMPAK DPT-HB-Hib: usia 18
1 Bulan Bulan, Campak :
< 6 usia 18 Bulan dan 6
Jam Thn
<24
Jam 2 Bulan

3 Bulan

4 Bulan 9 Bulan
Virus polio: entero virus, hanya hidup, berkembang biak di usus manusia
type 1, type 2, type 3. tahan asam, tahan alcohol
mati dengan sinar UV, panas dan formaldehyde chlorine
Epidemiology: penularan person to person, fecal-oral, implantasi di pharynx
dan gastrointestinal, multiplikasi di usus, keluar melalui tinja
Pathophysiology: Invasi ke kelenjar lymphe , peredaran darah, Susunan
Syaraf Pusat, replikasi di cell motoric cornu anterior medulla
Polio virus spinalis sampai brain stem

Klinis: Masa inkubasi 3 – 6 hari


Paralytic polio < 1 %, flaccid paralysis, unilateral, lifelong
Pencegahan:
IPV (1955, Salk): virus mati, humoral immunity (99%)
DIY 2007
OPV (Sabin) : virus hidup dilemahkan....VAPP
intestinal and humoral immunity (95%)
California 1950s, iron lung tOPV, bOPV
 Vaksin Polio Oral (Oral Polio Vaccine/OPV)
 Vaksin hidup yang dilemahkan.
 tOPV  mengandung 3 strain virus Polio (Sabin)
yaitu Starin 1, 2, 3
 bOPV  mengandung 2 strain virus Polio yaitu
Strain 1 dan 3
 Saat ini OPV  bOPV (sejak Bulan April 2016)

 Vaksin
Polio Inaktivasi (Inactivated Polio
Vaccine / IPV)
 Vaksin berisi 3 strain virus polio inaktivasi (strain
1, 2, 3)
 KEUNTUNGAN :  KERUGIAN :
 Diberikan Oral (2  Virus hidup 
tetes atau 0,1ml) menyebabkan
 Relatif tidak mahal kelumpuhan setelah
 Imunitas humoral
imunisasi ( Vaccine
dan lokal di mukosa Associated Paralityc
usus Poliomyelitis VAPP)
dan menyebabkan
 Pemberian secara Vaccine-Derived Polio
massal  memutus Virus VDPV)
penularan virus
polio liar  pilihan
utk eradikasi polio
 KEUNTUNGAN :  KERUGIAN :
 Mengandung virus  IPV sedikit
inaktivasi (virus menimbulkan
mati) tidak kekebalan di mukosa
menimbulkan VAPP usus  tidak dapat
dan VDPV dipakai utk mencegah
 Menimbulkan imunitas penyebaran virus
humoral Polio liar (dosis
ditambah dgn OPV)
 Tidak menimbulkan
pencemaran  Pemberian
Intramuskular (IM)
dosis 0,5mL
 Harga lebih mahal
 IPV aman untuk imunisasi rutin  dapat
diberikan berdiri sendiri atau digabung
dengan vaksin lain
 Reaksi setelah pemberian IPV bersifat ringan
 reaksi lokal :
 Eritema lokal (0.5 – 1%)
 Indurasi (3 – 11%)
 Rasa sakit lokal (14 – 29%)
• Introduksi IPV dilaksanakan pada bulan Juli
2016
• Jadwal pemberian : 1 dosis, diberikan pada usia 4
bulan bersamaan dengan DPT-HB-Hib dan OPV
• Vaksin IPV tidak menggantikan vaksin OPV,
namun menambah
2020
Juli 2016

PIN April 2016


ACEH
Introduksi Penghentian
91,2% penggunaan
Maret 2016 IPV
Penggantian tOPV seluruh OPV
setelah semua
Menjadi bOPV
kasus polio liar
PIN)Polio,
sudah dieradikasi
target:> 95% anak
usia 0-59 bulan

Penguatan Imunisasi Polio


rutin dg cakupan >95%
PELAYANAN DALAM GEDUNG PELAYANAN LUAR GEDUNG

UMUR UMUR
ANTIGEN ANTIGEN
(BULAN) (BULAN)
0 Hep B 0, BCG, OPV1 0 Hep B 0

1 BCG, OPV1

2 DPT/HepB/Hib1, OPV2 2 DPT/HepB/Hib1, OPV2

3 DPT/HepB/Hib2, OPV3 3 DPT/HepB/Hib2, OPV3

4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, 4 DPT/HepB/Hib3,


IPV OPV4, IPV
tOPV: 3 rings of
Type 1 protection against types
1, 2, and 3
Type 2
bOPV
Type 3 2 rings of protection
against types 1 and 3
bOPV
+
IPV
bOPV + IPV
IPV adds protection
against type 2 & boosts
immunity to 1 & 3
(enhancing bOPV effect)
Imunisasi DPT-HB-Hib pada
paha kiri
 Apakah pemberian IPV bisa melindungi
anak-anak dari virus Polio Tipe 2?
 Ya, IPV mengandung virus Polio strain 1, 2
dan 3. setelah tOPV diganti bOPV maka IPV
digunakan untuk melindungi kelumpuhan
akibat virus polio strain 2 dan memberikan
tambahan perlindungan terhadap strai 1 dan
3.
 Kapan IPV diberikan?
 IPV diberikan mulai bulan Juli 2016 pada bayi
usia 4 bulan bersamaan dengan pemberian
DPT-HB-HiB3dan OPV4

 Jikaanak usia > 4 bulan sampai 11 bulan


belum mendapat imunisasi lengkap, apakah
IPV tetap diberikan?
 Ya, anak tersebut harus diberikan IPV dan
lengkapi status imunisasi lainnya.
 Jika OPV dan IPV diberikan secara
bersamaan. Apakah kemungkinan bisa over
dosis?
 Tidak. Kedua vaksin bisa bekerjasama untuk
menghasilkan respon imun yang lebih kuat.
Terutama di daerah yang masih terdapat
peredaran virus polio liar.
 Banyak negara yang sudah lama
menggunakan OPV dan IPV secara bersamaan
pada jadwal imunisasi rutinnya.
 Apabila terjadi KLB Polio virus tipe 2
setelah penggantian tOPV ke bOPV, apa
yang harus dilakukan?
 Bila terjadi KLB Polio virus tipe 2 maka
dilakukan pemberian imunisasi dengan
mOPV2 yang telah disiapkan di tingkat dunia
dan bisa diakses oleh semua negara tanpa
biaya.
 IPV akan meningkatkan respon imun
terhadap mOPV2  cakupan IPV diharapkan
tinggi dan merata
tOPV: 3 rings of
Type 1 protection against types
1, 2, and 3
Type 2

Type 3 bOPV
+
tOPV-bOPV IPV
bOPV + IPV
switch IPV adds protection
bOPV against type 2 & boosts
2 rings of immunity to 1 & 3
protection against (enhancing bOPV
types 1 and 3 effect)

Potential Type
2 outbreak
mOPV2 mOPV2
requiring
mOPV2
bOPV + mOPV2
Protection against bOPV + IPV + mOPV2
type 2 provided bOPV & mOPV2 effect
by supplementary is enhanced in an IPV
use of mOPV2 in population thus
the setting of an facilitating outbreak
outbreak control
Kasus Polio

KASUS LUMPUH
POLIO

CACAT MENETAP

Rojudin, Campang
Way Handak, lumpuh
tgl 28-05-05
Foto 03-07-’05

Anda mungkin juga menyukai