METAMORFOSA
Hori Nurul
Ardianto Dimas
Siti
Cintya Irvan
Dewi
Ajid
Reza Bastian
Luthfi
Budi Suhendra
Hirson Skot
Yusup lastika Immamnuel
Dwika
Vikki
Lukman
Rahman Al Amin
Yogi Aditia
Nanzar
Batuan malihan adalah batuan yang terjadi
karena proses metamorfosa.
Lokal Regional
Bentuk Kristalnya.
KLASIFIKASI ATAS DASAR TEKSTUR DAN STRUKTUR
Secara umum struktur batuan malihan terdiri dari struktur foliasi dan
struktur non foliasi.
Tekstur
Lepidoblastik :
apabila terdiri dari mineral-mineral yang tabular / pipih,yang
mengarah mengikuti foliasi. Contoh : mika, biotit, muskovit, serisit,
dll.
Nematoblastik :
apabila terdiri dari mineral-mineral yang prismatik atau memanjang,
mengarah searah foliasi. Contoh : piroksen, plagioklas, amfibol,
jadeit, kumpleyit, lawsonit, dll.
Granoblastik :
apabila terdiri dari mineral-mineral yang equidimensional (granular)
dengan batas-batas yang sutured (tidak teratur) tanpa orientasi.
Contoh : kuarsa, alkali feldspar, olivin, dsb)
Homeoblastik :
apabila batuan terdiri atas satu jenis
tekstur saja.
Contoh : lepidoblastik saja, granoblastik
saja atau nematoblastik saja.
Heteroblastik :
apabila batuan terdiri atas lebih dari
satu tekstur.
Contoh : lepidoblastik dan
nematoblastik.
1.Hornfels :
Mineral-mineralnya memperlihatkan bentuk
mozaik, saling mengunci atau interlocking dan
dikenal sebagai tekstur sugary. Butiran mineral
menunjukkan keseragaman (equidimensional)
tanpa adanya orientasi. Tekstur granoblastik /
hornfelsik. Malihan thermal / kontak / lokal.
2. Sabak (Slaty) :
Batuan malihan berbutir halus - sangat halus.
Struktur bidang belah memperlihatkan foliasi
planar yang jelas. Selang-seling mineral pipih &
granular. Malihan regional dinamothermal.
Tidak ada penjajaran mineral / segregation
banding.
3. Fillit :
Berbutir halus (lebih kasar dari sabak).
Berstruktur foliasi (Schistosity). Malihan
regional dinamotheramal. Mulai terjadi
pemisahan mineral pipih dengan mineral
granular, tetapi belum sempurna.
4. Sekis :
Sangat sekistose / segregation sempurna.
Butirannya cukup besar, sehingga dapat
dipisahkan satu terhadap yang lainnya.
Mineral pipih orientasinya menerus
5. Amfibolit :
Berbutir sedang - kasar. Disusun
oleh mineral-mineral
horenblenda & plagioklas,
kadang hadir biotit. Sekistositas
dari horenblenda prismatis tidak
sempurna seperti pada sekis
6. Gneiss :
Butiran mineral kasar.
Sekistositas atau foliasi semakin
tidak beraturan, dimana foliasi
mineral mika terpotong oleh
mineral-mineral granoblastik,
seperti kuarsa dan alkali feldspar
Slate
Asal Mula: Batuan berbutir
halus, seperti lanau, serpih dan
mudstone
Asal Mula :
dari berbagai jenis batuan
Ciri:
Kilap, keras, bersifat mikaan,
berbutir halus, bidang belah.
Schist
Asal Mula :
dapat dari berbagai jenis
batuan
Ciri :
Kilap, bersifat mikaan, berbutir
halus sampai menengah, bidang
belah
Gneiss
Asal Mula
Dapat dari berbagai macam batuan,
Sering terbentuk dari batuan
berbutir kasar, seperti granit,
konglomerat dan breksi
Ciri :
Kilap, agak mikaan, berbutir halus
hingga kasar, sedikit bidang belah