Anda di halaman 1dari 17

Seminar

kasus acut coronary syndrome


OLEH KELOMPOK 9

ABDUL RAHMAN S.KEP


ABDUS SALAM S.KEP
CRISTIAN SOLLY A S.KEP
JENI LUPITA S.KEP
SINTA ZUNITA S.KEP
WILDAN SETYANTO S.KEP
USNUL AFIFAH FAUZIAH
FAJAR YUANSYAH
pendahuluan
Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan
manifestasi klinik aterosklerosis koronaria akibat
ketidak seimbangan antara pasokan dengan
kebutuhan oksigen otot jantung (Ozben dan
Erdogan, 2008). Manifestasi klinis SKA berupa
Angina Pektoris Tak Stabil (APTS) akibat vasospasme
arteri koronaria dan Infark Miokard Akut (IMA)
akibat ruptur plak aterosklerotik, diikuti
terbentuknya trombus
definisi
Merupakan spektrum manifestasi akut dan berat yang
merupakan keadaan kegawatdaruratan dari koroner akibat
ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium
dan aliran darah.
Acute coronary syndrome adalah istilah untuk tanda-tanda
klinis dan gejala iskemia miokard: angina stabil, non-ST
segmen elevasi miokard infark, dan elevasi ST-segmen infark
miokard.
1. Faktor penyebab
a. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3
faktor :
Faktor pembuluh darah :
• Aterosklerosis
• Spasme
• Arteritis
Faktor sirkulasi :
• Hipotensi
• Stenosis aorta
• Insufisiensi
Faktor darah :
• Anemia
• Hipoksemia
• Polisitemia
Lanjutan….
Curah jantung yang meningkat
– Aktifitas berlebihan
– Emosi
– Makan terlalu banyak
– Hypertiroidisme
Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :
– Kerusakan miocard
– Hypertropi miocard
– Hypertensi diastolik

2. Faktor predisposisi
Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah :
• Usia > 40 tahun
• Jenis kelamin : insiden pada pria, sedangkan pada wanita meningkat setelah
menopause
• Hereditas
• Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam.
3. Faktor resiko yang dapat diubah :
a. Mayor :
• Hiperlipidemia
• Hipertensi
• Merokok
• Diabetes
• Obesitas
• Diet tinggi lemak jenuh, kalori
b. Minor:
• Inaktifitas fisik
• Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambisius, kompetitif).
• Stress psikologis berlebihan.
Manifestasi klinis
1. Nyeri :
– Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu
dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
2. Pada ACS dapat ditemukan juga sesak napas, diaphoresis, mual, dan nyeri epigastrik.
3. Perubahan tanda vital, seperti takikardi, takipnea, hipertensi, atau hipotensi, dan
penurunan saturasi oksigen (SAO 2) atau kelainan irama jantung
komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang dapat ditemukan,
antara lain :
1. Aritmia
2. Kematian mendadak
3. Syok kardiogenik
4. Gagal Jantung ( Heart Failure)
5. Emboli Paru
6. Ruptur septum ventikuler
7. Ruptur muskulus papilaris
8. Aneurisma Ventrikel
patofisiologi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1. EKG
• STEMI : Perubahan pada pasien dengan Infark Miokard
Akut, meliputi : hiperakut T, elevasi segmen ST yang
diikuti dengan terbentuknya Q pathologis, terbentuknya
bundle branch block/ yang dianggap baru. Perubahan
EKG berupa elevasi segment ST ≥ 1 mm pada 2 sadapan
yang berdekatan pada limb lead dan atau segment
elevasi ≥ 2 mm pada 2 sadapan chest lead.
• NSTEMI : Perubahan EKG berupa depresi segment ST ≥ 1
mm pada 2 sadapan yang berdekatan pada limb lead
dan atau segment depresi ≥ 2 mm pada 2 sadapan chest
lead.
2. Enzim Jantung, yaitu :
• CKMB : dapat dideteksi 4-6 jam pasca
infark, mencapai puncaknya pada 24 jam
pertama, kembali normal setelah 2-3 hari.
• Troponin T : spesifik untuk kerusakan otot
jantung, dapat dideteksi 4-8 jam pasca
infark
• LDH : dapat dideteksi 24-48 jam pasca
infark, mencapai puncaknya setelah 3-6
hari, normal setelah mencapai 8-14 hari.
3. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan
kontraktilitas, misalnya hipokalemi, hiperkalemi.
4. Sel darah putih
Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2
setelah IMA berhubungan dengan proses inflamasi.
5. Kecepatan sedimentasi
6. AGD
7. Kolesterol atau Trigliserida serum
8. Rontgen Dada
9. Ekokardiogram
10. Pemeriksaan pencitraan nuklir
11. Pencitraan darah jantung (MUGA)
12. Angiografi coroner
13. Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
PENATALAKSANAKAN MEDIK
Penatalaksanaan dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
1. Umum
• Pasien dianjurkan istirahat total
• Pasien puasa 4-6 jam, setelah pasien tidak ada keluhan nyeri dada dapat diit cair
• Segera pasang IV line
• Oksigen
• Nitral (cedocard) sublingual
• Nitrogliserin oral atau infus (drip)
• Aspirin 160 mg dikunyah
• Pain killer (Morphine/Petidine)
• Penderita dirawat di CVCU/ICCU, memerlukan monitor ketat
2. Khusus
• B Bloker
Mengurangi konsumsi oksigen. Pilihan pada B Bloker non ISA. KI pada AV blok,Asma Bronkial,Severe LHF. Pemberian B bloker dapat menurunkan
progresif AKS sekitar 13 %.
• ACE Inhibitor
Hari pertama serangan, mampu menurunkan mortalitas fasca infark.
• Lipid Lowering Terapi (atorvastatin )
• Trombolitik Terapi
Pemberian Trombolitik terapi hanya pada Infrak dengan Gelombang Q (ST elevasi),sedang pada infark non Q dan APTS tidak ada manfaat
pemberian trombolitk.
• Heparin
UFH (unfraksional heparin), risiko perdarahan memerlukan monitor APTTT,dosis bolus 5000 IU,diikuti dengan infus 1000 IU/jam (2-2,5 x nilai APTT
baseline). Low Molucle Weight Heparin (LMWH) lebih aman,risiko perdarahan kecil dan tidak memerlukan pemantauan APTT. Dosis sesuai dengan
berat badan, 1 mg/kgBB.
• Platelet Gliko Protein (GP) Iib/IIIa reseptor Bloker.
Digunakan untuk pencegahan pembekuan darah lebih lanjut,fibrinolisis endogen dan mengurangi derajat stenosis.
• Primary dan Rescue PTCA
Di senter-senter yang fasilitas cath-lab dan tenaga ahli yang lengkap ,jarang memberikan trombolitik biasanya penderita langsung didorong ke
kamar cateterisasi untuk dilakukan PTCA, dan pada mereka yang gagal dalam pemberian trombolitk dilaukan rescue PTCA.
• CABG
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ( Biodata klien: nama, umur, alamat dll)
B. Riwayat kesehatan
• Keluhan utama (nyeri bagian dada menjalar ke punggung,
sesak, mual muntah dll)
• Riwayat penyakit sekarang ( keluhan Klien datang ke Rs,
waktu kedatangan klien)
• Riwayat penyakit dahulu (apakah klien mempunyai riwayat
penyakit serupa sebelumnya.
• Riwayat penyakit keluarga ( apakah keluarga memiliki
riwayat serupa)
C. Pemeriksaan fisik
• Keadaan Umum Klien
• B1 – B6
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d Iskemik jaringan miokard
2. Penurunan curah jantung b.d peningkatan beban kerja ventrikel
3. Gangguan pertukaran gas b.d penurunan suplai oksigen paru
4. Kelebihan volume cairanb.d peningkatan natrium/retensi air
5. Gangguan pola tidur b.d nyeri dada
6. Intoleransi Aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen
miokard dan kebutuhan
7. Perubahan perfusi perifer b.d penurunan aliran darah kejaringan
8. Defisit Perawatan Diri b.d kelemahan sekunder akibat iskemik miokard
9. Anxietas b.d perubahan struktur kesehatan
10. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, ,kebutuhan pengobatan b.d
kurang informasi tentang penyakit jantung dan status kesehatan
11. Resiko tinggi injury b.d penurunan kesadaran
Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan/

Masalah

Nyeri akut NOC :


Pain Level, NIC :
berhubungan  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
pain control,
dengan Agen injuri termasuk
comfort level
 lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
(biologi, kimia, fisik,: Setelah dilakukantindakan faktor presipitasi
psikologis), keperawatan selama …. Pasien tidak  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
kerusakan jaringan menemukan dukungan
● Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,
 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
mamp[u mengguanakan teknik non farmakologi
seperti
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
 suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan  Kurangi faktor presipitasi nyeri
mengguanakan menejemen nyeri  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
 Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, intervensi
frekuensi, dan tanda nyeri)  Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas
dala,
 Menyatakanb rasa nyaman setelah nyeri
 relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
berkurang  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
 Tanda vital dalam rentang normal  Tingkatkan istirahat
 Tidak mengalami gangguan tidur  Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan
antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali

Anda mungkin juga menyukai