Anda di halaman 1dari 15

Menulis Artikel

Di Media Massa

Oleh
Rino Desanto W.
Pengertian
• Menurut Sharon Scull (1987) artikel
didefinisikan sebagai bentuk karangan yang
berisi analisis suatu fenomena alam atau
sosial dengan maksud untuk menjelaskan
siapa, apa, kapan, dimana, bagaimana dan
mengapa fenomena alam atau sosial
tersebut terjadi.
• Suatu artikel kadang-kadang menawarkan
suatu alternatif bagi pemecahan suatu
masalah.
Kegiatan Terhormat
• Pada saat ini, menulis artikel di media cetak
(dan elektronik) sudah menjadi kegiatan yang
terhormat dikalangan intelektual.
• Identitas dan otoritas seorang intelektual
akan terangkat jika ia dikenal sebagai
seorang penulis artikel.
• Dengan menulis artikel dimedia cetak,
seseorang akan dikukuhkan sebagai warga
intelektual.
Kegiatan Terhormat
• Namun demikian, bukan berati "kaum non
intelektual" tidak memiliki kesempatan yang
sama untuk menulis artikel di media massa.
• Belakangan ini, sudah banyak para praktisi,
profesional di bidang tertentu dan penulis
lepas (freelance) yang melakukan hal sama.
Ini tentu fenomena yang menggembirakan,
meskipun secara kuantitas jumlah mereka
tidak begitu banyak.
Kenali Media
• Isi sebuah media, sekurang-kurangnya terdiri atas
dua hal pokok. Pertama Fakta dan kedua Opini.
• Fakta disajikan dalam bentuk berita (meskipun ada
banyak media massa yang beritanya ditulis dengan
unsur subjecktivitas tinggi), sedangkan opini
diwujudkan dalam bentuk karikatur, tajuk, surat
pembaca, kolom, surat pembaca dan artikel.
• Biasanya, surat pembaca dan artikel memang
ditulis oleh penulis luar dalam hal ini adalah
pembaca dan masyarakat luas. Rubrik ini ditujukan
sebagai sarana membangun komunikasi dua arah
antara redaksi dengan pembacanya.
Kegiatan Terhormat
• Seseorang yang ingin menulis artikel di media
massa harus paham bahwa media yang ia tuju
adalah media yang dibaca oleh banyak orang.
Artinya secara teoritis pembacanya adalah orang-
orang yang beragam baik dari sisi usia, pekerjaan,
sosial ekonomi, jenis kelamin dan tingkat
pendidikan.
• Impilikasinya, ia harus bisa membuat artikel yang
bisa mudah dimengerti oleh semua kalangan
pembaca, termasuk didalamnya efek sosial politis
yang mungkin timbul dari tulisannya tersebut.
Kegiatan Terhormat
• Meskipun pada umumnya ditujukan untuk kalangan
umum, setiap media memiliki kekhususan tertentu.
Dalam bahasa bisnis disebut sebagai segmen
pasar.
• Ada penerbitan yang isi artikel ditujukan hanya
untuk konsumen bisnis seperti majalah ekonomi
dan swasembada. Khusus dibidang komputer
seperti CHIP, Elektro indonesia, Komputek. Majalah
keluarga seperti Femina dan Bunda. Majalah
keisalaman seperti Sabili, Tarbawi, Elfata,
Hidayatullah dsb.
Kegiatan Terhormat
• Media massa umum seperti Jawa Pos, KOMPAS,
Suara pembaruan, Republika, Suara Karya,
Surabaya Post dan sejenisnya tetap memiliki
segmen yang berbeda. Semua tergantung
kebijakan redaksi masing-masing.
• Mengenali karakteristik media yang dituju menjadi
sesuatu hal yang sangat mutlak bagi penulis artikel.
Seorang penulis artikel harus memahami "selera"
dan "Misi" setiap penerbitan masing-masing.
• Menulis artikel di Jawa Pos memerlukan
pendekatan yang berbeda ketika kita menulis
artikel di media lokal. Karena keduanya memiliki ciri
khas masing-masing.
Kegiatan Terhormat
• Menulis artikel di Jawa Pos memerlukan
pendekatan yang berbeda ketika kita menulis
artikel di media lokal. Karena keduanya
memiliki ciri khas masing-masing.
Aktual
• Apa yang dijual media massa ?
INFORMASI.Kehebatan sebuah media biasanya
diukur lewat pertanyaan "seberapa aktual informasi
yang disajikan?". Nah, penulis artikelpun harus
mengikuti jalur ini.
• Untuk bisa mengetahui aktualitas berita, penulis
artikel dituntut untuk gemar membaca dan
membaca. Karena itu, sebelum memutuskan untuk
menjadi penulis syarat mutlak yang juga perlu
dijawab adalah "seberapa besar minat kita untuk
membaca?"
Aktual
• Aktualitas artikel bisa diperoleh dengan
mengamati fenomena-fenomena yang saat
ini sedang terjadi.
• Media mengingikan sesuatu yang aktual,
fresh dan baru maka yang demikian pun bisa
dimuat. Logikanya jelek sedikit gak apa yang
penting aktual, ketimbang artikelnya bagus
tapi basi !!!".
DARI MEDIA KECIL
• Seorang penulis pemula, jangan memaksakan diri
untuk menulis artikel di media cetak besar. Lebih
baik jika memulai mengirim artikel pada media lokal
sembari mulai mengenalkan diri kepada redaksi.
Syukur jika bisa secara rutin bisa menulis dimedia
yang bersangkutan.
• Pada umumnya, redaksi media cetak lokal justru
memiliki banyak waktu untuk menyeleksi dan
memberi komentar terhadap artikel yang masuk.
DARI MEDIA KECIL
• Ada baiknya juga jika kita menjadi penulis dengan
spesialiasi khusus. Bukan berarti menulis
sembarang tema tidak boleh, tetapi biasanya
redaksi akan memberikan peluang lebih bagi artikel
yang ditulis sesuai dengan kompetensinya.
• Penulis-penulis yang sudah punya namapun
biasanya hanya akan menulis artikel sesuai dengan
kompetensinya.
• Menulis artikel memerlukan sebuah ketekunan dan
kadang-kadang membutuhkan riset kecil-kecilan
untuk mendukung validitas data yang kita tulis.
Disiplin untuk tetap menulis, meskipun artikel yang
kita kirim belum juga dimuat.
Kriteria Umum
1. Asli, bukan plagiasi, bukan saduran, bukan
terjemahan, bukan sekadar kompilasi, bukan
rangkuman pendapat/buku orang lain.
2. Belum pernah dimuat di media atau penerbitan
lain termasuk Blog,
3. Topik yang diuraikan atau dibahas adalah sesuatu
yang aktual, relevan, dan menjadi persoalan
dalam masyarakat.
4. Substansi yang dibahas menyangkut kepentingan
umum, bukan kepentingan komunitas tertentu.
5. Artikel mengandung hal baru yang belum pernah
dikemukakan penulis lain,
Kriteria Umum
6. Uraiannya bisa membuka pemahaman atau
pemaknaan baru maupun inspirasi atas suatu
masalah atau fenomena.
7. Penyajian tidak berkepanjangan, dan
menggunakan bahasa populer/luwes yang mudah
ditangkap oleh pembaca yang awam sekalipun.
Panjang tulisan 3,5 halaman kuarto spasi ganda
atau 700 kata ditulis dengan program words.
8. Artikel tidak boleh ditulis berdua atau lebih.
9. Menyertakan data diri/daftar riwayat hidup
singkat.

Anda mungkin juga menyukai