Anda di halaman 1dari 33

Meningioma

CASE REPORT SESSION

Oleh :
Oka Kurniawan , S.Ked
BAB 1
PENDAHULUAN

• Istilah SOL (Space- • Tumor-tumor ini umumnya • 386 kasus penyebab SOL
occupying lesion) berasal dari bagian terbanyak yaitu 32,1%
intrakranial merupakan parenkim dan neuroepitel adalah glioma, diikuti
istilah yang digunakan sistem saraf pusat kecuali dengan meningioma
untuk generalisasi mikroglia dan diperkirakan sebesar 13,7%, abses dan
masalah tentang adanya sekitar 40%-50% SOL tumor pituitari masing-
lesi intrakranial disebabkan masing 13,2% dan
oleh tumor. tuberkuloma sebesar 5,5%
BAB II
LAPORAN KASUS

DAFTAR MASALAH
IDENTITAS PASIEN

No Masalah Aktif Tanggal Masalah Tangg


• Nama : Ny. S Pasif al
• Umur : 32 Tahun 1. Hemiplegi 29 -11-17
• Jenis Kelamin: Perempuan Dextra

• Agama : Islam
• Alamat : Kuala Tungkal 2.
• Pekerjaan : IRT
• MRS : 21-11- 2017
DATA SUBJEKTIF
• Anamnesis dilakukan pada hari rabu, tanggal 25 November
2017
• Keluhan utama : Lemah bagian tubuh sebelah kanan sejak ± 2
bulan SMRS
• Riwayat Penyakit sekarang :
• Lokasi : Lengan kanan dan tungkai kanan
• Onset : Mendadak, saat pasien sedang berjalan
mulai dirasakan sejak ± 2 bulan SMRS
• Kualitas : Lemah pada lengan dan tungkai kanan
• Kuantitas : Mengganggu aktivitas sehari hari dan butuh
bantuan orang lain untuk aktivitas ringan
Pasien merupakan rujukan Sejak 2 bulan yang lalu SMRS pasien mengeluhkan
dari RS Daud Arif Tungkal, kelemahan anggota gerak kanan sudah dirasakan
dirawat selama 7 hari pasien sejak serangan pertama yaitu 2 bulan SMRS,
dengan diagnose SNH on serangan berupa penurunan kesadaran yang terjadi
therapy dengan G2P1A0 38 secara tiba-tiba. Setelah serangan, pasien merasakan
minggu inpartu. Pasien kelemahan pada anggota gerak kanan. Awalnya pasien
dirujuk ke RS Mataher pada masih dapat berjalan dengan menyeret kaki kanannya
dan sering menjatuhkan benda yang dipegang dengan
tanggal 21 November 2017
tangan kanannya., setelah serangan kedua yaitu
dengan keluhan lemah + 15 hari SMRS pasien mulai tidak dapat menggerakan
anggota gerak kanan dan tangannya dan setelah serangan ketiga
pasien post op Seksio + 1 minggu SMRS pasien sudah tidak dapat
Cesarea tanggal 24 menggerakan tangan dan kaki kanannya. Nyeri kepala
November 2017 di RS (-), muntah (-), mual (-), kejang (-), penurunan
Raden Mattaher Jambi. penglihatan (-), demam (-), BAB dan BAK tidak ada
keluhan.
Riwayat penyakit dahulu :
• Riwayat keluhan yang sama (-)
Riwayat kebiasaan :
• Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat diabetes mellitus (-) • Pola makan 3 kali sehari,
• Riwayat penyakit kanker (-) dengan nasi dan lauk pauk
• Riwayat trauma (-) beragam, makan makanan
• Riwayat penggunan KB suntik (+) bersantan (+), gorengan (+),
sejak 8 tahun yang lalu, namun sudah makanan asin (+), sayur-sayuran
berhenti sejak 2 tahun yang lalu. (+), buah-buahan (+)
• Riwayat Batuk lama (-), penurunan
berat badan (-), keputihan dan berbau
• Konsumsi air mineral ± 7 gelas
dan gatal (-) sehari dan suka konsumsi air
dingin
Riwayat penyakit keluarga : • Pola tidur malam ± 6 jam sehari
• Tidak ada anggota keluarga yang
• Kebiasaan olah raga jarang
mengalami keluhan yang sama
• Riwayat keluarga dengan tekanan • Riwayat minum alkohol (-)
darah tinggi (-)
• Riwayat keluarga dengan riwayat DM
(-)
• Riwayat penyakit kanker (-)
Pemeriksaan Fisik
(senin, 25 November 2017)
DATA OBJEKTIF
Status Presens (29 November 2017)
• Kesadaran : Kompos mentis
• GCS : E4V5M6
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 90 x/menit
• Suhu : 37°C
• Respirasi : 22 x/menit
• Kepala : Normochepal
• mata : CA -/-, SI -/-, reflek
cahaya +/+ isokhor
• Leher : kaku kuduk (-)
pembesaran KGB (-), JVP 5+2 cmH20
TORAKS Pemeriksaan fisik (2)

INSPEKSI
•Simetris
•Retraksi (-)

PALPASI
• Vokal fremitus simetris

PERKUSI
• Sonor di kedua lapang paru

AUSKULTASI
• Suara Nafas Vesikular melemah pada basal paru
kanan
• Ronki (-/-)
• Wheezing (-/-)
Toraks Pemeriksaan fisik (2)

INSPEKSI
• Ictus cordis tidak terlihat

PALPASI
• Ictus cordis tidak terraba

PERKUSI
• Dalam Batas Normal

AUSKULTASI
• SI SII regular, murmur (-), Gallop (-)
• Abdomen :
Inspeksi : Datar, sikatrik (-) Status Neurologikus
Auskultasi : BU (+) normal Kepala
Palpasi : Soepel, hepar/lien tidak teraba, nyeri • Bentuk : normocephale
tekan (-) • Nyeri tekan : (-)
Perkusi : Timpani, asites (-) • Simetris : (+)
• Alat kelamin : Dalam Batas Normal • Pulsasi : (+)
• Ekstremitas : akral hangat, edema (-/- Leher
), kelemahan anggota gerak kanan
• Sikap : lurus
• Pergerakan : baik
Status Psikitus
• Kaku kuduk : (-)
• Cara berpikir : normal
• Perasaan hati
• Tingkah laku
: normal
: normoaktif
Nervus Kranialis
• Ingatan : normal Nervus Kranialis Kanan Kiri
N III (Okulomotorius)
• Kecerdasan : normal
Sela mata Simetris Simetris
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Pergerakan bola Normal Normal
mata
Nistagmus - -
Ekso/endotalmu Tidak ada Tidak ada
s
Pupil
bentuk Bulat, isokor, 3 Bulat, isokor, 3 mm
reflex cahaya mm (+)
(+)
N IV (Trochlearis)

Pergerakan bola mata Normal Normal


ke bawah-dalam

Sikap bulbus Normal Normal

Melihat Kembar - -

N VI (Abdusen)

Pergerakan bola mata Normal Normal


(lateral)
Sikap bulbus Di tengah Di tengah

N VII (Fasialis)

Mengerutkan dahi Normal Normal

Menutup mata Normal Normal

Memperlihatkan gigi Normal Normal

Bersiul Normal Normal

Sensasi lidah 2/3 Normal Normal


depan
Anggota Gerak atas
Motorik Kanan Kiri
• Pergerakan Tidak Ada Aktif
• Kekuatan 0 5
• Tonus Eutonus Eutonus
• Trofi Eutrofi Eutrofi
Sensibilitas
• Raba Normal Normal
• Nyeri Normal Normal
• Thermi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
• Refleks
• Biseps +++ ++
• Triseps +++ ++
• Hoffman-Tromner - -
Anggota gerak bawah
Motorik Kanan Kiri
• Pergerakan Tidak Ada aktif
• Kekuatan 0 5
• Tonus eutonus eutonus
• Trofi Eutrofi Eutrofi
Sensibilitas
• Raba Normal Normal
• Nyeri Normal Normal
• Thermi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks
• Patella +++ ++ • Alat Vegetatif : (-)
• Achilles +++ ++
• Babinsky - -
• Test Tambahan : tidak
• Oppenheim - - dilakukan
• Chaddock - -
• Schaefer - -
• Pemeriksaan Rangsang
• Rosolimo - - Meningeal (-)
• Mendel-Bechtrew - -
• Klonus paha - -
• Klonus kaki - -
• Test Laseque - -
• Test Kernig - -

• Koordinasi, Gait,
Keseimbangan : tidak
dilakukan
• Gerakan Abnormal : (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG Kimia darah : (22 November 2017)
• Faal Hati :
Darah rutin : (25 November 2017) • Protein total : 5,7 g/dl
• WBC : 9,6 103/mm3 (3.5-10.0) • Albumin : 3,6 g/dl
• RBC : 3,41 106/mm3 (3.80-5.80) • Globulin : 2,1 g/dl
• HGB : 10,4g/dl (11.0-16.5) • SGOT : 28 U/L
• HCT : 29,8 % (35.0-50.0) • SGPT : 31 U/L
• PLT : 201 103/mm3 (150-390) Faal ginjal :
• PCT : 0,185 % (0,1-0,28) • Asam Urat : 4,6 mg/dl
Faal lemak :
• Kolesterol : 241 mg/dl
• Trigliserida : 274 mg/dl
• HDL : 29 mg/dl
• LDL : 158 mg/dl

• Elektrolit (24 November 2017)


• Natrium (Na) : 146,25 mmol/L
• Kalium (K) : 4,30 mmol/L
• Chlorida (Cl) : 101,02 mmol/L
• Calcium (Ca) : 1,30 mmol/L
GAMBAR CT-SCAN TANPA KONTRAS
( 21 NOVEMBER 2017)

Kesan :Suspek Meningioma di


frontal parietal sinistra
RINGKASAN
• S: pasien datang dengan keluhan kelemahan anggota gerak sebelah kanan. Pasien
tiba-tiba tidak bisa menggerakan lengan dan tungkai kanannya. Anggota gerak
sebelah kiri tidak ada kelainan, mual (-), muntah (-), nyeri kepala (-), demam (-),
kejang (-), gangguan penglihatan (-). BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien baru
pertama kali mengalami penyakit seperti ini

• O : Kesadaran : Compos Mentis, GCS = 15. E:4 M:6 V:5


– TD : 110/70 mmHg,
– N : 82x/mnt,
– S : 37°C,
– RR : 20 x/mnt
– Pada pemeriksaan n. Cranialis tidak ditemukan kelainan. Pada anggota gerak
sebelah kanan didapatkan hemiplegi, hiperrefleks, dengan kekuatan motorik 0.
Pada anggota gerak sebelah kiri dalam batas normal.

• A::
– Diagnosis klinik : Hemiplegi dextra
– Diagnosis topis : Hemisfer Serebri Sinistra
– Diagnosis etiologis : SOL intracranial ec suspek Meningioma

• P:
Anjuran pemeriksaan :
– CT-Scan dengan Kontras
Terapi :
Non Farmakologi :
– Stabilisasi airway, breathing, circulation
– Observasi tanda-tanda vital
– Head up 20-30˚
– Fisioterapi

Farmakologi :
(Terapi bangsal neurologi )
– IVFD RL 20 gtt/menit
– Inj. Ranitidin 2 x 1 amp (IV)
– Inj. Dexamethasone 3x1 amp (IV)
– Vit. B Complex 2x1 (PO)
• Konsul Sp.BS

• Monitoring : pantau GCS, vital sign, status neurologi, tanda


peningkatan TIK, input dan output
• Edukasi :
– Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyakit yang
diderita, factor resiko,pentalaksanaan, komplikasi serta
prognosisnya.
RIWAYAT PERKEMBANGAN
27 November 2017
S : Kelemahan anggota gerak sebelah kanan (+), demam (-),
sakit kepala (-), mual(-), muntah (-), kejang (-) A: Diagnosis klinik : Hemiplegi dextra
O : Kesadaran : Compos Mentis, GCS: 15 E:4 M:6 V:5 Diagnosis topis : Hemisfer Serebri
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Sinistra
Suhu : 36,5 0C Diagnosis etiologis : SOL intracranial ec
Respirasi : 21 x/menit suspek Meningioma
Anggota Gerak atas
Motorik Kanan Kiri
Pergerakan Tidak Ada Cukup P:
Kekuatan 0 5 Terapi :
Tonus Normal Normal
Non Farmakologi :
Refleks
Biseps +++ ++ • Head up 20-30˚
Triseps +++ ++ • Fisioterapi
Anggota gerak bawah Farmakologi :
Motorik Kanan Kiri
Pergerakan Tidak Ada Cukup
(Terapi bangsal neurologi )
Kekuatan 0 5 • IVFD RL 20 gtt/menit
Tonus Normal Normal • Inj. Ranitidin 2 x 1 amp (IV)
Refleks • Inj. Dexamethasone 3x1 amp (IV)
Patella +++ ++
Achilles +++ ++ • Vit. B Complex 2x1 (PO)
• Konsul Sp.BS
RIWAYAT PERKEMBANGAN
4 Desember 2017
Hasil CT-Scan Kepala dengan kontras : ( 4
S : Kelemahan anggota gerak sebelah kanan (+), demam (-), Desember 2017)
sakit kepala (-), mual(-), muntah (-), kejang (-)
O : Kesadaran : Compos Mentis, GCS: 15 E:4 M:6 V:5
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,4 0C
Respirasi : 20 x/menit

Anggota Gerak atas


Motorik Kanan Kiri
Pergerakan Tidak Ada Cukup
Kekuatan 0 5
Tonus Normal Normal
Refleks
Biseps +++ ++
Triseps +++ ++
Anggota gerak bawah
Motorik Kanan Kiri
Pergerakan Tidak Ada Cukup Kesan : Meningioma intra cerebral intra axial
Kekuatan 0 5 frontal kiri dengan edema cerebri disertai
Tonus Normal Normal
Refleks
penekanan ventrikel lateralis kiri dan midline
Patella +++ ++ shift kekanan
Achilles +++ ++
RIWAYAT PERKEMBANGAN
5 Desember 2017
S : Kelemahan anggota gerak sebelah kanan (+), demam (-),
sakit kepala (-), mual(-), muntah (-), kejang (-)
O : Kesadaran : Compos Mentis, GCS: 15 E:4 M:6 V:5 A: Diagnosis klinik : Hemiplegi dextra
Tekanan darah : 120/80 mmHg Diagnosis topis : Hemisfer Serebri
Nadi : 89 x/menit Sinistra
Suhu : 36,8 0C
Diagnosis etiologis : Meningioma
Respirasi : 22 x/menit

Anggota Gerak atas


Motorik Kanan Kiri P:
Pergerakan Tidak Ada Cukup
Kekuatan 0 5
Terapi :
Tonus Normal Normal Non Farmakologi :
Refleks • Head up 20-30˚
Biseps +++ ++ • Fisioterapi
Triseps +++ ++
Anggota gerak bawah Farmakologi :
Motorik Kanan Kiri (Terapi bangsal neurologi )
Pergerakan Tidak Ada Cukup • IVFD RL 20 gtt/menit
Kekuatan 0 5
• Inj. Ranitidin 2 x 1 amp (IV)
Tonus Normal Normal
Refleks • Inj. Dexamethasone 3x1 amp (IV)
Patella +++ ++ • Vit. B Complex 2x1 (PO)
Achilles +++ ++ • Konsul Sp.BS
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Meningioma adalah tumor pada meningens, yang
merupakan selaput pelindung yang melindungi otak dan
medulla spinalis. Meningioma dapat timbul pada tempat
manapun di bagian otak maupun medulla spinalis, tetapi,
umumnya lebih sering terjadi di intracranial
dibandingkan intraspinal. Kebanyakan meningioma
bersifat jinak (benign), sedangkan meningioma malignan
jarang terjadi
Epidemiologi

• Meningioma tergolong jinak (benign)


dan 10% malignant
• Meningioma lebih banyak diderita
wanita 70-80% daripada pria
• Meningioma jarang ditemukan pada
anak-anak
FAKTOR RESIKO
PATOFISIOLOGI
Pengaruh Kehamilan Terhadap Meningioma

• Pertumbuhan meningioma semakin cepat selama


kehamilan Meningioma tampaknya memiliki hubungan
yang erat dengan hormone seks, dilihat dari percepatan
pertumbuhan tumor ini selama fase luteal dalam siklus
menstruasi dan selama kehamilan.4,5 Banyak penelitian
yang meneliti peran reseptor androgen, esterogen, dan
progesterone pada meningioma menunjukkan bahwa
didapatkan proporsi reseptor progesterone dan androgen
yang tinggi dan kadar esterogen yang rendah pada
spesimen meningioma yang didapatkan saat pembedahan
pertama dan pada saat rekurensi.5

KLASIFIKASI MENINGIOMA
Gejala dan Tanda
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
neurologis
Pemeriksaan
penunjang (
CT SCAN dan
Anamnesa MRI kepala
+kontras

Meningioma
PENATALAKSANAAN
Radioterapi

Pembedahan ?
craniotomy
Kemoterapi

Kortikosteroid Anti Histamin 2


Tergantung dari
letak dan besar
Prognosis
meningioma
tersebut
ANALISIS KASUS

PEMERIKSAAN FISIK

Tidak bisa mengerakan


anggota gerak sebelah kanan,
ANAMNESIS hiperefleks, dislipidemia
Kelemahan anggota gerak
sebelah kanan

1. SOL INTRAKRANIAL
IMAGING

CT SCAN tanpa kontras

Suspek Meningioma di frontal


parietal sinistra

Gambaran CT scan
Diagnosa:
meningioma
CT SCAN dengan kontras

Meningioma intra cerebral intra


axial frontal kiri dengan edema
cerebri disertai penekanan ventrikel
lateralis kiri dan midline shift
kekanan.
Daftar Pustaka
• Rowland, Lewis P, ed. 2010. Merritt’s Neurology. 12th ed. New York : Lippincott Williams & Wilkins
• Black, Peter, et al. 2007. Meningiomas : Science and Surgery. Clinical Neurosurgery. vol 54 chapter 16
• Riemenschneider, Markus J, et al. 2006. Histological Classification and Molecular Genetics of
Meningiomas. The Lancet Neurology. December vol 5
• Mardjono Mahar, Priguna Sidharta. 2012. Neurologi Klinis Dasar. Cetakan 13. Jakarta : Dian Rakyat.
• Baehr, Frotscher. 2012. Duus, Diagnosis Topik Neurologi. Jakarta: EGC
• Snell RS. 2012. Anatomi Klinis Berdasarkan Klinis. Jakarta: EGC
• Heimer, Hakon. Schultz, Kerri. 2015. Meningioma. American Brain Tumor Association. Illionis: ABTA.
• Lee, Joung H. 2009. Meningiomas: Diagnosis, Treatment, and Outcome.Cleveland: Springer.
• Schiff, D., O’Neill, B.P., 2005. Primary Meningeal Neoplasma In: Principles of Neuro-Oncology, New York:
McGraw-Hill
• Umansky F, dkk. 2008. Radiation-Induced Meningioma. Access at 30 November 2017
http://www.medscape.com/viewarticle/574705_2
• Mawrin C, Perry A. 2010. Pathological classification and molecular genetics of meningiomas. Access at
30 November 2017 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20809251
• Gonzales G, Garcia S. 2011. Intracranial meningiomas: I. Epidemiology, aetiology, pathogenesis and
prognostic factors. Access at 30 November 2017 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21748714
• Park JK, Black PM. 2013. Meningioma: Epidemiology, risk factors, and pathology. Wolters Kluwers
Health. Uptodate.
• Wiemels J, Wrensch M, Claus EB. 2010. Epidemiology and etiology of meningioma. Access at 30
November 2017 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2945461/
• Komite Nasional Penanganan Kanker. 2015. Panduan Nasional Penanganan Tumor Otak. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai