Anda di halaman 1dari 29

PERSETUJUAN-PERSETUJUAN

WTO
IKANINGTYAS
Hasil dari Putaran Uruguay berupa the Legal Text terdiri dari sekitar
60 persetujuan, lampiran (annexes), keputusan dan kesepakatan.
Persetujuan-persetujuan dalam WTO mencakup

 Barang/ goods (General Agreement on Tariff


and Trade/ GATT)
 Jasa/ services (General Agreement on
Trade and Services/ GATS)
 Kepemilikan intelektual (Trade-Related
Aspects of Intellectual Properties/ TRIPs)
 Penyelesaian sengketa (Dispute
Settlements)
BARANG/GOODS (dalam GATT)

– Pertanian
– Sanitary and Phytosanitary/ SPS
– Badan Pemantau Tekstil (Textiles and Clothing)
– Standar Produk
– Tindakan investasi yang terkait dengan perdagangan (TRIMs)
– Tindakan anti-dumping
– Penilaian Pabean (Customs Valuation Methods)
– Pemeriksaan sebelum pengapalan (Preshipment Inspection)
– Ketentuan asal barang (Rules of Origin)
– Lisensi Impor (Imports Licencing)
– Subsidi dan Tindakan Imbalan (Subsidies and Countervailing
Measures)
– Tindakan Pengamanan (safeguards
JASA/SERVICES (dalam GATS)

 Pergerakan tenaga kerja (movement of


natural persons)
 Transportasi udara (air transport)
 Jasa keuangan (financial services)
 Perkapalan (shipping)
 Telekomunikasi (telecommunication)
Agreement on Agriculture
 Persetujuan Bidang Pertanian (Agreement on
Agriculture/ AoA) yang berlaku sejak tanggal
1 Januari 1995
 bertujuan untuk melakukan reformasi
kebijakan perdagangan di bidang pertanian
dalam rangka menciptakan suatu sistem
perdagangan pertanian yang adil dan
berorientasi pasar
 Program reformasi tersebut berisi komitmen-
komitmen spesifik untuk mengurangi subsidi
domestik, subsidi ekspor dan meningkatkan
akses pasar melalui penciptaan peraturan dan
disiplin GATT yang kuat dan efektif
 Persetujuan tersebut juga meliputi isu-isu di luar
perdagangan seperti ketahanan pangan,
perlindungan lingkungan, perlakuan khusus
dan berbeda (special and differential treatment
– S&D) bagi negara-negara berkembang,
termasuk juga perbaikan kesempatan dan
persyaratan akses untuk produk-produk pertanian
bagi negara-negara tersebut
Akses Pasar
 Aspek utama dari perubahan yang fundamental ini
adalah stimulasi terhadap investasi, produksi dan
perdagangan produk pertanian melalui: (i) akses
pasar produk pertanian yang transparan,
prediktabel dan kompetitif, (ii) peningkatan
hubungan antara pasar produk pertanian
nasional dengan pasar internasional, dan (iii)
penekanan pada mekanisme pasar yang
mengarahkan penggunaan yang paling produktif
terhadap sumber daya yang terbatas, baik di
sektor pertanian maupun perekonomian secara
luas.
Subsidi Domestik
Subsidi Domestik dalam sektor Pertanian:
 Amber Box, adalah semua subsidi domestik yang
dianggap mendistorsi produksi dan perdagangan;
 Blue Box, adalah amber box dengan persyaratan
tertentu yang ditujukan untuk mengurangi distorsi.
Subsidi yang biasanya dikategorikan sebagai Amber
Box akan dimasukkan ke dalam Blue Box jika subsidi
tersebut juga menuntut dikuranginya produksi oleh
para petani; dan
 Green Box, adalah subsidi yang tidak berpengaruh
atau kalaupun ada sangat kecil pengaruhnya terhadap
perdagangan. Subsidi tersebut harus dibiayai dari
anggaran pemerintah (tidak dengan membebani
konsumen dengan harga yang lebih tinggi) dan harus
tidak melibatkan subsidi terhadap harga.
Subsidi Ekspor
Hak untuk memberlakukan subsidi ekspor pada saat ini
dibatasi pada:
(i) subsidi untuk produk-produk tertentu yang masuk dalam
komitmen untuk dikurangi dan masih dalam batas yang
ditentukan oleh skedul komitmen tersebut;
(ii) kelebihan pengeluaran anggaran untuk subsidi ekspor
ataupun volume ekspor yang telah disubsidi yang melebihi
batas yang ditentukan oleh skedul komitmen tetapi diatur
oleh ketentuan ”fleksibilitas hilir” (downstream flexibility);
(iii) subsidi ekspor yang sesuai dengan ketentuan S&D bagi
negara-negara berkembang; dan (iv) Subsidi ekspor di
luar skedul komitmen tetapi masih sesuai dengan
ketentuan anti-circumvention. Segala jenis subsidi
ekspor di luar hal-hal di atas adalah dilarang.
Agreement on Sanitary and
Phytosanitary Measures
 Persetujuan ini mengatur pelaksanaan tindakan di bidang sanitary
dan phytosanitary seperti masalah pengaturan perlindungan tentang
kesehatan makanan (food safety), hewan/binatang dan
tumbuhtumbuhan
 Berdasarkan persetujuan ini setiap negara diakui dan berhak untuk
mengambil tindakan yang berkaitan dengan perlindungan kesehatan
manusia,binatang dan tumbuh-tumbuhan asalkan tindakan terebut
tidak dilakukansecara sepihak dan menerapkannya secara
diskriminasi antar anggota WTO
 Dalam membuat suatu standar suatu produk maka anggota tersebut
diwajibkanuntuk membuat scientific justification yang didasarkan
pada risk assessment.Untuk mengakomodir hal tersebut,
persetujuan ini juga mengatur prosedur dan kriteria untuk melakukan
kajian tentang resiko (risk assessment) dan cara untuk menentukan
tingkat perlindungan dari standar yang diterapkan
Agreement on textiles and
clothing
 Persetujuan Tekstil dan Pakaian jadi-WTO ini merupakan pengganti dari
persetujuan sebelumnya yang terkenal dengan nama "Multifibre
Arrangement regarding International Trade in Textiles" yang sangat
populer dengan singkatan "MFA" yang selama ini berada diluar sistem
GATT
 Berlakunya Persetujuan Tektil dan Pakaian jadi-WTO pada tanggal 1
Januari 1995 mengakibatkan MFA tidak berlaku lagi dan peretujuan baru
ini merupakan persetujuan yang akan menghantarkan perdagangan
tekstil dan pakaian jadi ke dalam perdagangan bebas
 Persetujuan ini hanya berlaku sampai dengan tahun 2005 (10 tahun)
tanpa perpanjangan
 Inti pokok dari persetujuan ini adalah program integrasi
 Dalam rangka meningkatkan akses pasar, setiap anggota harus juga
mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk itu seperti penurunan
tarif. Untuk mengawasi pelaksanaan persetujuan ini telah dibentuk suatu
badan khusus dibawah WTO yaitu Textiles Monitoring Body (TMB
Agreement on Technical
Barriers to Trade (TBT )
 Technical barriers to trade adalah tindakan
atau kebijakan suatu negara yang bersifat
teknis yang dapat menghambat perdagangan
internasional
 Yang dimaksud dengan hambatan teknis
disini adalah standar produk dan prosedur
penerapannya yang dilakukan sedemikian
rupa sehingga menimbulkan suatu proteksi
 Dalam persetujuan baru ini dijelaskan bahwa suatu
negara dalam melakukan penerapan standar, prosedur
sertifikasi dan pengujian mutu barang untuk tujuan
perlindungan keselamatan, kesehatan dan lingkungan
hidup atau tujuan lainnya yang berkaitan dengan hal
tersebut tidak boleh menimbulkan hambatan
perdagangan yang tidak perlu (unnecessary barries to
trade).
 Dalam hal suatu negara mengambil tindakan yang
bersifat teksnis untuk memberikan perlindungan kepada
manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan, maka negara
tersebut haru memberikan penjelasan yang merupakan
jaminan bahwa proteksi yang diberikan tersebut bukan
untuk melakukan proteksi. Dengan demikian tindakan di
bidang standar atau sertifikasi tidak dapat dimanfaatkan
sebagai tindakan proteksi yang tersembunyi
Agreement on Trade Related
Investment Measures (TRIMs)
 TRIMs adalah tindakan atau kebijakan yang diambil
oleh pemerintah di bidang investasi berdasarkan
prioritas pemerintah yang mempunyai akibat
terhadap perdagangan
 Terdapat dua Artikel dalam GATT 1994 yang
menjadi acuan dari Agreement on TRIMs yaitu
Artikel III (national treatment) dan Artikel XI
(general elimination of quantitative restrictions).
Berdasarkan persetujuan ini maka setiap anggota
WTO tidak diperkenankan mengambil tindakan di
bidang investasi yang bertentangan dengan ke dua
artikel tersebut
 Jenis TRIMs yang bertentangan dengan Artikel III GATT
1994 adalah seperti local content requirements yaitu
persyaratan bagi investor atau perusahaan untuk membeli
produk tertentu yang bersumber dari dalam negeri; trade
balancing requirements yaitu bahwa suatu investor atau
perusahaan dalam memenuhi kebutuhannya, perusahaan
tersebut hanya diperkenankan untuk melakukan impor
barang apabila perusahaan tersebut telah melakukan
ekspor produk dalam negeri dalam jumlah dan volume
tertentu. Dengan demikian persetujuan impor hanya dapat
diberikan apabila perusahaan telah dapat menunjukkan
data-data bahwa dia telah melakukan ekspor sebagaimana
dimaksud
 jenis TRIMs yang bertentangan dengan Artikel XI GATT
1994 adalah seperti "trade balancing requirements
constituting restriction on imports" yaitu suatu
tindakan atau kebijakan pemerintah yang membatasi
perusahaan atau investor untuk melakukan impor sesuai
dengan volume dan nilai produk yang diekspornya;
"exchange restrictions resulting in restriction on
imports" yaitu membatasi suatu perusahaan atau
investor untuk mendapatkan devisa dan akses untuk
devisa untuk melakukan impor hanya diberikan sesuai
dengan kebutuhan. Dengan cara ini pemerintah akan
membatasi kegiatan impor dari perusahaan atau investor
tersebut; "domestic sales requirements involving
restrictions on exports" yaitu kebijakan yang
mensyaratkan suatu perusahaan atau investor untuk
menjual sejumlah tertentu produkya di pasar dalam
negeri
(Anti-dumping Agreement)Agreement on
implementation of Article VI of the
GATT 1994

 Berdasarkan Artikel VI GATT (1947/1994) setiap


anggota berhak untuk mengenakan bea masuk
anti-dumping atas produk impor yang dijual di
dalam negeri lebih rendah dari harga normal
 Terdapat empat cara untuk menentukan harga dumping,
pertama dengan membandingkan produk ekspor tersebut
dengan harga dalam negeri yang diperuntukkan untuk
konsumsi, kedua dengan membandingkan harga ekspor
dengan ekspor barang yang sama di negara ke tiga, ketiga
dengan membuat suatu konstruksi harga yaitu dengan
membuat suatu perhitungan yang sangat mendekati
haraga-harga barang dan semua harga yang dibebankan
untuk barang tersebut, keempat dengan menggunakan
rumus "the best information available". Cara yang keempat
hanya akan ditempuh apabila cara-cara yang pertama,
kedua dan ketiga tidak dapat ditempuh karena kesulitan
untuk mendapatkan data dan informasi
Agreement on Preshipment
Inspection (PSI)
 Preshipment inspection adalah praktek praktek yang
dilakukan oleh negara yang memakai jasa perusahaan
swasta untuk memeriksa barang-barang secara teliti
dan rinci sebelum dikapalkan. Hal-hal yang
diteliti/diperiksa sebelum dikapalkan adalah seperti
harga, jumlah dan kualitas dari barang impor
 Pada dasarnya tujuan dari preshipment inspection ini
adalah untuk mengamankan kepentingan negara di
bidang keuangan seperti pelarian modal, penipuan
(commercial fraud, over and under invoicing) dan
penghindaran bea masuk dan untuk membantu
mengatasi permasalahan kepabeanan karena
kekurang mampuan aparat bea cukai untuk
melakukannya
Agreement on Rules of Origin
(ROO).
 Persetujuan ROO bertujuan untuk mengatur
tata cara dan langkahlangkah yang
diperlukan dalam rangka menyeragamkan
(harmonisasi) ketentuan asal barang (rules of
origin) dan untuk memberikan jaminan bahwa
ketentuan asal barang ini tidak menimbulkan
hambatan perdagangan yang tidak perlu
Agreement on Import Licensing

 Di dalam persetujuan ini secara tegas diatur dua


jenis lisensi impor yaitu izin impor yang bersifat
otomatis dan bukan otomatis.
 Dasar pengaturan mengenai ketentuan perizinan
impor ini adalah untuk memberikan jaminan bahwa
proses pemberian izin impor di negara anggota tidak
menimbulkan gangguan terhadap perdagangan
internasional disebabkan karena adanya
keterlambatan dan tidak transparan
Agreement on Subsidies and
Countervailing Duties
 Code ini adalah penjabaran dari Artikel VI dan XVI
GATT 1947. Karena Code ini hanya mengatur
disiplin dan prosedur subsidi secara sempit, dan
sifatnya voluntary, maka dalam rangka Uruguay
Round Code ini diperluas sehingga dapat
menjangkau berbagai aspek subsidi terutama yang
menyangkut prosedur investigasi, kriteria dalam
menentukan kerugian dan industri dalam negeri
serta pengklassifikasian jenis subsidi.
Agreement on Safeguard.
 Agreement on Safeguard adalah penjabaran dari Artikel XIX GATT
1994 (Emergency action on Import of Particular products).
 Berdasarkan persetujuan ini suatu negara diperkenankan untuk
mengambil tindakan sementara (emergency) untuk menghambat
impor produk tertentu yang terbukti merusak industri dalam negeri.
 Syarat utama yang harus dibuktikan dalam investigasi adalah
bahwa produk impor tersebut secara absolut atau relatif meningkar
dan menimbulkan kerugian atau mengancam kelangsungan hidup
industri dalam negeri. Tindakan yang diperkenankan untuk diambil
dalam rangka menghambat impor tersebut adalah dengan
menaikkan tingkat tarif dan mengenakan non tariff barrier.
General Agreement on Trade in
Services (GATS)-WTO.
 Persetujuan ini memuat dua hal pokok yaitu ketentuan
tentang kerangkan kerja (framework of rules) dan komitmen
liberalisasi atas sektor dan sub-sektor jasa yang ada dalam
daftar skedul tiap anggota.
 Seperti halnya prinsip dasar dalam GATT maka GATS juga
mensyaratkan setiap anggota untuk memberlakukan secara
MFN (non diskriminasi) antara jasa produk dan penyedia
jasa (service providers).
 Disamping itu mengenai prinsip "national treatment, bahwa
negara-negara anggota harus memberikan perlakuan yang
sama antara jasa-jasa dan penyedia jasa asing dengan jasa
atau penyedia jasa setempat
 Berdasarkan penelitian WTO, jasa-jasa memiliki
cakupan kegiatan perekonomian yang sangat luas
yang terdiri dari jasa bisnis (termasuk profesi dan
komuter); jasa komunikasi; jasa konstruksi dan
rancang bangun; jasa distribusi; jasa pendidikan;
jasa lingkungan; jasa kesehatan; jasa keuangan
(termasuk perbankan dan asuransi); jasa turis dan
perjalanan; jasa rekreasi, budaya dan olah raga;
jasa perhubungan dan lain-lain
Trade Related Intellectual
Property Rights (TRIPs)
 Tujuan : Meningkatkan perlindungan terhadap Hak atas
Kekayaan Intelektual dari produk-produk yang
diperdagangkan ; Menjamin prosedur pelaksanaan Hak
atas Kekayaan Intelektual yang tidak menghambat
kegiatan perdagangan ;Merumuskan aturan serta disiplin
mengenai pelaksanaan perlindungan terhadap Hak atas
Kekayaan Intelektual ;Mengembangkan prinsip, aturan,
dan mekanisme kerjasama internasional untuk menangani
perdagangan barang-barang hasil pemalsuan atau
pembajakan atas Hak atas Kekayaan Intelektual.
Kesemuanya tetap memperhatikan berbagai upaya yang
telah dilakukan oleh World Intellectual Property
Organizatin (WIPO)
Adapun standar mengenai keberadaan, lingkup dan
penggunaan HaKI berdasarkan ketentuan dalam TRIPS
tersebut meliputi :
 Hak cipta dan hak-hak yang berkaitan dengan hak
cipta, yaitu hak pelaku, produser rekaman suara dan
lembaga-lembaga penyiaran
 Merek
 Indikasi geografis
 Desain industri
 Paten
 Desain tata letak sirkuit terpadu
 Informasi rahasia termasuk rahasia dagang dan data
test
 Varietas tanaman baru
Understanding on Rules and Procedures
Governing the Settlement of Disputes (DSU).

 DSU adalah prosedur penyelesaian sengketa


dalam sistem WTO.
 Prosedur ini merupakan penjabaran dari
Artikel XXII (Consultation) dan Artikel XXIII
(Nullification or Impairment) GATT 1994.
 Prosedur ini dipakai untuk seluruh sengketa
antar anggota WTO yang timbul karena tidak
ditaatinya kewajiban sebagaimana diatur
dalam persetujuan-persetujuan WTO

Anda mungkin juga menyukai