Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN

NORMAL (APN) DENGAN KEJADIAN RUPTUR


PERINEUM DI KLINIK BERSALIN RAMLAH PARJIB

SKRIPSI

MARSELA KAAT
13.1051.283.01

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2017
LATAR BELAKANG

Trauma jalan lahir sering terjadi pada ibu saat melahirkan melalui vagina. APN merupakan
asuhan yang bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan yaitu mulai dari kala satu
sampai dengan kala empat dan upaya pencegahan komplikasi, penerapan APN yang
sesuai dengan SPO diharapkan dapat membantu menghindari terjadinya Ruptur pada
Perineum.

Di seluruh dunia pada tahun 2009 terjadi 2,7 juta kasus ruptur perineum pada
ibu bersalin. Angka ini diperkirakan mencapai 6,3 juta pada tahun 2050, seiring
dengan semakin tingginya penolong persalinan yang tidak mengetahui asuhan
kebidanan dengan baik (Pratami, 2014).
Peneliti melakukan studi pendahuluan pada Peneliti melakukan observasi partus pada bulan april 2017,
Februari tahun 2017, dari ibu yang bersalin 1 dari 2 ibu bersalin mengalami ruptur perineum dengan
penerapan APN yang tidak sesuai dengan SPO yang telah
sebanyak 309 orang terdapat 146 angka kejadian ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik
ruptur perineum yang dialami ibu bersalin di Klnik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan
Bersalin Ramlah Parjib Samarinda tahun 2016 pelaksanaan APN dengan kejadian ruptur perineum di klinik
bersalin Ramlah Parjib.
Tujuan Manfaat Penelitian
Tujuan
Umum Khusus

1. Mengidentifikasi pelaksanaan APN 1. Manfaat Teoritis


pada ibu bersalin di klinik bersalin 2. Manfaat Praktis
Mengetahui hubungan Ramlah Parjib.
pelaksanaan APN 2. Mengidentifikasi kejadian ruptur
dengan kejadian perineum pada ibu ibersalin di
ruptur perineum di klinik bersalin Ramlah Parjib.
klinik bersalin Ramlah 3. Mengidentifikasi hubungan
Parjib. pelaksanaan APN dengan kejadian
ruptur perineum di klinik bersalin
Ramlah Parjib
BAB II

pelaksanaan APN berhubungan


Ha
dengan kejadian ruptur perineum

pelaksanaan APN tidak berhubungan


H0
dengan kejadian ruptur perineum
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitan ini menggunakan metode analitik dengan desain cross


sectional (potong lintang) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antar variabel dimana variabel dependen diidentifikasi pada satu
satuan waktu

1. Tekhnik Sampling, Accidental sampling


2. Analisa data : analisa univariat dan analisa bivariat (uji statistik Chi Square)
Analisa Data
BAB iV
HASIL PENELITIAN

April- juli 2017

34 ibu bersalin Jl. AM. Sangaji


no.27 Rt.17 Kota
Samarinda
Analisa Univariat
Variabel Independen

frekuensi terbanyak adalah penerapan APN sesuai SPO sebanyak 26 (76,5) dan
frekuensi tersedikit adalah penerapan APN yang tidak sesuai SPO sebanyak 8
(23,5).
Analisa Univariat
Variabel Dependen

Frekuensi paling banyak mengalami tidak ruptur yaitu berjumlah 20 responden (58,8%),
sedangkan yang mengalami ruptur perineum sebanyak 14 responden (41,1%).
Analisa Bivariat

Uji statistik dialih kan pada uji fisher dikarenakan terdapat 1 sel dengan presentasi 12,5 % sehingga tidak
memenuhi syarat uji chi square.
analisis hubungan antara penerapan APN sesuai SPO dengan ruptur perineum sebanyak 7 responden
(26,9%) dan penerapan APN sesuai SPO dengan tidak ruptur perineum sebanyak 19 responden (73,1%).
Sedangkan, penerapan APN tidak sesuai SPO dengan ruptur perineum sebanyak 7 responden (87,5%)
dan penerapan APN tidak sesuai SPO dengan tidak ruptur perineum sebanyak 1 responden (12,5%).
Hasil Uji

Hasil uji statistik fisher diperoleh


nilai p=0,004 < p=0,05 maka dapat
disimpulkan secara statistik bahwa
ada hubungan antara penerapan
APN dengan kejadian ruptur
perineum di klinik bersalin Ramlah
Parjib.
PEMBAHASAN

Variabel APN
Hasil penelitian diketahui bahwa diperoleh gambaran dari 34 responden yang terlibat dalam penelitian ini paling banyak mengalami distribusi
penerapan APN sesuai SPO sebanyak 26 (76,5) dan frekuensi tersedikit adalah penerapan APN yang tidak sesuai SPO sebanyak 8 (23,5).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suyanti (2008), yang menghasilkan kesimpulan bahwa ada hubungan antara
kompetensi bidan berdasarkan pengetahuan dengan APN di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015. Pengetahuan bidan yang
kurang baik terhadap pelaksanaan APN dapat menyebabkan kurang baik pula kepatuhan bidan dalam pelaksanaan APN yang dilakukannya.

Variabel Ruptur Perineum

Hasil penilitian diketahui bahwa diperoleh gambaran dari 34 responden yang terlibat dalam penelitian ini paling banyak
mengalami tidak ruptur yaitu berjumlah 20 responden (58,9%), sedangkan yang tidak mengalami ruptur perineum
berjumlah 14 responden (41,1%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Endang (2008), yang menghasilkan kesimpulan bahwa
penerapan APN langkah 18, 23, 24, semua mempunyai pengaruh yang bermakna dengan keamanan pasien dalam
menghindari luka perineum, dengan demikian penerapan APN sangat efektif sebagai upaya keamanan pasien dalam
menghindari luka perineum. Diharapkan semua penolong persalinan dapat menerapkan APN dengan benar agar para ibu
bersalin dapat terhindar dari robekan/ luka perineum yang mempunyai dampak cukup serius.
Pembahasan

Hubungan Penerapan APN dengan Kejadian Ruptur Perineum

Hasil penelitian ini diketahui bahwa analisis hubungan antara penerapan APN sesuai SPO dengan ruptur perineum sebanyak 7 responden (26,9%) dan
penerapan APN sesuai SPO dengan tidak ruptur perineum sebanyak 19 responden (73,1%). Sedangkan, penerapan APN tidak sesuai SPO dengan ruptur
perineum sebanyak 7 responden (87,5%) dan penerapan APN tidak sesuai SPO dengan tidak ruptur perineum sebanyak 1 responden (12,5%). Berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini, terlihat bahwa penerapan APN mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian ruptur perineum.

Hasil penelitian lain tentang pelaksanaan APN ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Wattimena (2008) mengenai penerapan standar Asuhan Persalinan
Normal (APN) oleh bidan di RSUD kabupaten Sorong didapatkan bidan dengan pelaksanaan kurang baik dalam penerapan APN sebesar 23,35. Berdasarkan
hal tersebut, maka perlu upaya untuk meningkatkan penerapan APN yang dapat dilakukan dengan cara melakukan kegiatan pelatihan dan pengawasan yang
lebih baik terhadap pelaksanaan APN.

Menurut Sayanti 2015 untuk melaksanakan standar asuhan persalinan normal (APN) diperlukan pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat memberikan
pelayanan yang sesuai dengan standar yang ada, salah satu upayanya yaitu perlunya bidan mengikuti pelatihan APN terutama yang belum pernah mengikuti
pelatihan.
Kekurangan Penelitian

Penelitian ini hanya meneliti satu sudut pandang


Responden yang digunakan dalam penelitian ini jumlahnya
saja yaitu dari sudut pandang penerapan Asuhan
sangat terbatas sehingga sulit untuk di generalisasikan,
Persalinan Normal meskipun ada beberapa sudut
diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk memaksimalkan
pandang lain yang mungkin dijadikan permasalahan
jumlah responden yang ada.
dalam tema ini seperti faktor ibu dan faktor janin.
Bab V
Kesimpulan Saran

Dari 34 responden dalam penelitian ini terdapat


1 frekuensi lebih banyak adalah penerapan APN sesuai
1
4 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
SPO sebanyak 26 responden (76,5%).

Dari 34 responden dalam penelitian ini terdapat


2 frekuensi lebih banyak ibu yang tidak mengalami
ruptur perineum yaitu berjumlah 20 responden (58,9).
25 Bagi Penolong Persalinan di Klinik

Hasil analisis dari penelitian ini dengan menggunakan uji statistik


3 fisher diperoleh nilai p=0,004 < p=0,05 maka dapat disimpulkan 3
6 Bagi Peneliti Selanjutnya
ada hubungan antara penerapan APN dengan kejadian ruptur
perineum di klinik bersalin Ramlah Parjib.
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai