Anda di halaman 1dari 48

Dinamika Kebijakan

Kurikulum 2013

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
1
Kebijakan Umum
Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-
2019

Nawacita yang telah tertuang dalam RPJMN 2015-2019


 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
 Melakukan revolusi karakter bangsa.
 Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional.
 Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Arah Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan
Visi
Mewujudkan Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan
yang Berkarakter dengan berlandaskan Gotong Royong

1. Penguatan peran siswa, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan aparatur institusi
pendidikan dalam ekosistem pendidikan.
2. Pemberdayaan pelaku budaya dalam melestarikan kebudayaan.
3. Peningkatan akses pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan masyarakat dan keluarga, serta pendidikan anak
berkebutuhan khusus.
4. Peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan
karakter.
5. Peningkatan jati diri bangsa melalui pelestarian dan diplomasi kebudayaan serta
pemakaian bahasa sebagai pengantar pendidikan.
6. Peningkatan sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel dengan melibatkan
publik.
“Pendidikan adalah daya-upaya
untuk memajukan bertumbuhnya
Budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), Pikiran (intelek) dan
Tubuh anak, dalam rangka
kesempurnaan hidup dan
keselarasan dengan dunianya”

• Pendidikan: proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan


nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak
hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan
serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran
hidup kemanusiaan.

• Pendidikan dan pengajaran idealnya memerdekakan manusia


secara lahiriah dan batiniah selalu relevan untuk segala jaman

Gambar: Pinterest
• Pendidikan nasional ialah pendidikan yang beralaskan garis hidup
dari bangsanya (cultureel-nationaal) dan ditujukan untuk keperluan
perikehidupan (maatschappelijk) yang dapat mengangkat derajat
negara dan rakyatnya, agar dapat bekerja bersama-sama dengan
lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusia di seluruh dunia.
Sumber: Dewantara, Ki Hadjar. 1962. Karja I (Pendidikan). Pertjetakan Taman Siswa, Jogjakarta & Blog UNY
2
Kerangka Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum dan Tantangan Rapat Mekanisme Pemantauan UN 2016

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan sebuah pengaturan


berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar dan cara yang digunakan
sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional.
UU No. 20 Tahun 2003

Tantangan:
• Bagaimana menghadapi perubahan yang terjadi?
• Bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks?

Kurikulum bergerak secara dinamis mengikuti perubahan zaman, karena harus senantiasa relevan dalam menjawab
kebutuhan manusia (pendidikan) yang berkembang dari masa ke masa
7
Prof. R. Eko Indrajit
Nilai Pancasila Menginspirasi Ide Dasar Kurikulum

Pancasila sebagai suatu Kurikulum membentuk manusia Indonesia yang: Kurikulum mengembangkan
filosofis kehidupan bangsa a. beragama dan menghormati agama lain sikap, pengetahuan, dan
senantiasa menginspirasi b. cinta bangsa, tanah air, dan negara keterampilan yang
ide dasar pengembangan c. memiliki kepedulian untuk mengembangkan menempatkan budaya
kurikulum. kehidupan kebangsaan, sosial dan ekonomi Indonesia sebagai dasar
yang berkeadilan pengembangan pendidikan
d. demokratis yang mampu menghargai Indonesia yang mampu dan
pluralisme sosial dan budaya bermanfaat untuk
e. mampu berkontribusi untuk mewujudkan mengembangkan kualitas
kehidupan umat manusia yang bermartabat manusia Indonesia
dan saling menghargai
f. membangun masyarakat yang berkeadilan
sosial
Kerangka Pengembangan Kurikulum

KOMPETENSI
Karakter Numerasi Literasi Berp. Kritis Kolaborasi Komunikasi

P Agama & Budi Pekerti

PPKn

Bahasa

Mat

IPA

IPS

Seni Budaya

Keterampilan

PJOK
Kerangka Pengembangan Kurikulum
Kompetensi Abad 21
Kemampuan Konteks
Literasi
Belajar dan Kecakapan Hidup Lingkungan
Digital
Berinovasi Kualitas Hidup
Kebutuhan lokal
•Berpikir Kritis dan •Literasi •Fleksibilitas dan SDG, HAM
Penyelesaian Informasi Adaptabilitas Keberagaman
Masalah •Literasi •Inisiatif dan Mandiri Demokrasi
•Kreativitas dan Media •Interaksi Lintas Sosial-
Pancasila, UUD, NKRI
Inovasi •Literasi Budaya
•Komunikasi Teknologi •Produktivitas dan
•Kolaborasi Akuntabilitas

Seni Budaya &


Keterampilan
•Kepemimpinan dan

Matematika
Tanggung Jawab

Bahasa

PJOK
PA-BP

PPKn

IPS
IPA
Karakter
• Ketaqwaan/religius, cinta tanah air, toleran, menghormati
keberagaman, jujur, adil, empati, penyayang, rasa hormat,
kesederhanaan, pengampun, rendah hati, integritas, disiplin,
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, Mata Pelajaran
semangat kebangsaan, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, tanggungjawab, kerja keras,
sederhana, berani, peduli dll.
Kecakapan Abad 21yang dibutuhkan
1 2 3

Kualitas Karakter Kompetensi Literasi


Bagaimana menghadapi lingkungan yang terus Bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks. Bagaimana menerapkan keterampilan inti untuk
berubah. kegiatan sehari-hari.

1. Iman & taqwa 1. Berpikir kritis/memecahkan masalah 1. Baca tulis


2. Cinta tanah air Kreativitas 2. Berhitung
3. Rasa ingin tahu 2. Komunikasi 3. Literasi sains

Agenda
4. Inisiatif 3. Kolaborasi 4. Literasi informasi teknologi dan
5. Gigih 4. 5. komunikasi
6. Kemampuan beradaptasi 6. Literasi keuangan
7. Kepemimpinan 7. Literasi budaya dan
8. Kesadaran sosial dan budaya kewarganegaraan

Kurikulum Pembelajaran Perbukuan Penilaian


Monitor & feedback K13 Pembelajaran abad 21 Buku pendamping kurikulum Penilain Kelas & Sekolah
Kurikulum kontekstual – KTSP Pembelajaran dinamis saintifik Buku teks INAP
Kurikulum vokasi Wholistic learning Buku pengayaan Ujian Nasional
Kurikulum inklusif futuristik Buku bacaan Survei Internasional
Dimensi kurikulum Rapat Mekanisme Pemantauan UN 2016

• FILOSOFI
• PSIKOPEDAGOGI
IDE KURIKULUM • SOSIOLOGI

ALIRAN DALAM EKOSISTEM KURIKULUM

RENCANA PENERAPAN DAMPAK


INTENDED LEARNED CURRICULUM/
IMPLEMENTED/
(DOCUMENT TAUGHT EVALUATED
CURRICULUM) CURRICULUM/
CURRICULUM
ACHIEVED CURR.
Kerangka Pengembangan Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi

SKL Struktur Mata Pelajaran

Kompetensi Inti
Standar Isi & Standar
Kompetensi Dasar
Penilaian
Silabus

Standar Proses RPP

Standar Pendidik Standar Standar Standar


& Tenaga Sarana Pengelolaan Pembiayaan
Kependidikan Prasarana Pendidikan
3
Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013
Substansi Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013

Permasalahan Hasil Perbaikan


 Isu keselarasan antara KI-KD  Koherensi KI-KD dan penyelarasan
dengan silabus dan buku. dokumen.
 Kompleksitas pembelajaran dan  Penataan kompetensi Sikap
penilaian pada Sikap Spiritual dan Spiritual dan Sikap Sosial pada
Sikap Sosial. semua mata pelajaran.
 Pembatasan kemampuan siswa  Penataan kompetensi yang tidak
melalui pemenggalan dibatasi oleh pemenggalan
taksonomi proses berpikir taksonomi proses berpikir (berpikir
antar jenjang (berpikir tingkat tingkat tinggi sejak SD).
tinggi hanya untuk jenjang  Pemberian ruang kreatif kepada
menengah). guru dalam mengimplementasikan
 Penerapan proses berpikir 5M kurikulum.
sebagai metode pembelajaran
yang bersifat prosedural dan
mekanistik.
Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013

1. Koherensi KI-KD dan Penyelarasan Dokumen 2. Penataan Kompetensi Sikap Spiritual & Sosial

Keselarasan antara dokumen KI-KD, Pada mata pelajaran Pendidikan


1 silabus, dan buku. 1 Agama-Budi Pekerti dan mata
pelajaran PPKn, pembelajaran sikap
spiritual dan sosial dilaksanakan melalui
Koherensi vertikal: Kesinambungan
2 cakupan (scope) dan urutan
pembelajaran langsung dan tidak
langsung.
(sequence) KD sejak kelas I s.d. XII.

Koherensi horizontal: Keselarasan


3 cakupan (scope) dan urutan 2 Pada mata pelajaran selain mata
pelajaran Pendidikan Agama-Budi
(sequence) KD antar mata Pekerti dan mata pelajaran PPKn,
pelajaran. pembelajaran sikap spiritual dan sosial
dilaksanakan melalui pembelajaran
tidak langsung.
Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013

3. Penataan Kompetensi yang Tidak Dibatasi Pemenggalan Taksonomi Proses Berpikir

Kerangka Penyusunan KD Kerangka Penyusunan KD


Lama Revisi
Dimensi Proses
Berpikir
SMA/SMK
Dimensi Proses Berpikir

Keluasan &
SMP Kedalaman

SD SMA/SMK

SMP

SD Faktual
Konseptual
Prosedural
Metakognitif

Dimensi Pengetahuan
Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013

4. Pemberian Ruang Kreatif kepada Guru

Silabus yang disiapkan Pemerintah merupakan salah satu


1 model untuk memberi inspirasi. Guru dapat
mengembangkannya sesuai dengan konteks yang
relevan.

Dalam pembelajaran tematik (khusus jenjang SD), guru


2 dapat mengembangkan tema dan sub tema sesuai dengan
konteks yang relevan.

• 5M merupakan kemampuan proses berpikir yang perlu


3 dilatihkan secara terus menerus melalui pembelajaran agar
siswa terbiasa berpikir secara saintifik.
• 5M bukanlah prosedur atau langkah-langkah atau pendekatan
pembelajaran.
Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013

4. Pemberian Ruang Kreatif kepada Guru

Silabus yang disiapkan Pemerintah merupakan salah satu


1 model untuk memberi inspirasi. Guru dapat
mengembangkannya sesuai dengan konteks yang
relevan.

Dalam pembelajaran tematik (khusus jenjang SD), guru


2 dapat mengembangkan tema dan sub tema sesuai dengan
konteks yang relevan.

• 5M merupakan kemampuan proses berpikir yang perlu


3 dilatihkan secara terus menerus melalui pembelajaran agar
siswa terbiasa berpikir secara saintifik.
• 5M bukanlah prosedur atau langkah-langkah atau pendekatan
pembelajaran.
Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013

4. Pemberian Ruang Kreatif kepada Guru

Pembelajaran yang menghasilkan insan yang produktif, kreatif,


4 inovatif, kritis, berkarakter, kolaboratif, dan komunikatif melalui
penguatan Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan secara terpadu.

Pembelajaran sebagai tindakan memfasilitasi seseorang mencapai


5 potensi maksimal semua aspek perkembangan.
Level perkembangan actual vs level perkembangan potensial, scaffolding

Pembelajaran saintifik/berbasis keilmuan dengan pendekatan aktivitas


6 yang memberi ruang kepada guru untuk menerapkan berbagai strategi/
model/metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Hasil Perbaikan Dokumen Kurikulum 2013
Contoh Penataan KI-1: Sikap Spiritual Contoh Penataan KI-2: Sikap Sosial

Contoh Penataan Kompetensi Sikap Spiritual & Sosial


Mata Pelajaran Kimia SMA/MA Kelas XI Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD

Lama Baru Lama Baru


KI-1 KI-1 KI-2 KI-2
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
2. Memiliki perilaku jujur,
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran tanggung jawab, santun, peduli, disiplin, tanggung jawab,
agama yang dianutnya. agama yang dianutnya. dan percaya diri dalam santun, peduli, dan percaya
KD KD berinteraksi dengan keluarga, diri dalam berinteraksi
1.1 Menyadari adanya (KI-1 dicapai melalui teman, dan guru. dengan keluarga, teman,
keteraturan dari sifat pembelajaran tidak dan guru.
hidrokarbon, termokimia, langsung (indirect KD KD
laju reaksi, teaching) yaitu 2.1 Memiliki kepedulian dan rasa (KI-2 dicapai melalui
kesetimbangan kimia, keteladanan, pembiasaan, ingin tahu terhadap pembelajaran tidak langsung
larutan dan koloid dan budaya sekolah, keberadaan wujud dan sifat (indirect teaching) yaitu
sebagai wujud kebesaran dengan memperhatikan benda melalui pemanfaatan keteladanan, pembiasaan,
Tuhan YME dan karakteristik mata Bahasa Indonesia dan/atau dan budaya sekolah, dengan
pengetahuan tentang pelajaran, serta kebutuhan bahasa daerah. memperhatikan karakteristik
adanya keteraturan dan kondisi peserta didik) 2.2 Memiliki rasa percaya diri mata pelajaran, serta
tersebut sebagai hasil terhadap keberadaan tubuh kebutuhan dan kondisi
pemikiran kreatif manusia melalui pemanfaatan Bahasa peserta didik.)
yang kebenarannya Indonesia dan/atau bahasa
bersifat tentatif. daerah.
Pembelajaran Sikap
Mapel Pendidikan Agama dan BP, dan Mapel selain Pendidikan Agama dan
PPKn: BP, dan PPKn:
KI dan KD Sikap Spiritual KI Sikap Spiritual
KI dan KD Sikap Sosial KI Sikap Sosial
KD Pengetahuan KD Pengetahuan
KD Keterampilan KD Keterampilan

Pembelajaran aspek perilaku dari sikap dilaksanakan melalui keteladanan,


habituasi, tindakan pembinaan dilakukan oleh semua guru dan tenaga
kependidikan.

Pembelajaran aspek pengetahuan dari Catatan, Kegiatan pembelajaran:


sikap dilaksanakan dengan - kurikuler, kokurikuler,
pembelajaran langsung oleh guru - Ekstrakurikuler,
Pendidikan Agama dan BP, dan guru - Keteladanan, habituasi, tindakan
PPKn pembinaan yang mendidik
Pembelajaran ???

Ketika hendak membeli AC, Andi dihadapkan pada


dua pilihan, yaitu membeli AC produk “DUINGIN”
berharga Rp.3,95 jt dengan masa pakai 7 tahun
atau AC produk “SUEJUK” berharga Rp3 jt dengan
masa pakai 5 tahun.
Akhirnya ia memutuskan membeli AC produk
“SUEJUK”.
Diskusikan pertimbangan apa yang menyebabkan
Andi memilih AC produk tersebut.
Teaching-Learning Phases, an Example
1. Stimulus / starting point: learners are faced with a real problem which is its solution
can be directed to construct certain mathematical construction.
2. Creativity development: learners are required to settle the problem use their
knowledge and skills originally.
3. Communication and discussion: Learners are asked to present their solution of the
problem and then to communicate their work and discuss it or to describe the
problem that faced
4. Challenging (individual / collaborative work): Learners are exposed to similar
problems that are more complex
5. Scaffolding and inspiration: learners are directed to develop a pattern of resolving
the problem so that it can be generalized.
6. Developing mathematics construction: Learners and teachers interactively develop
mathematical construction in line with the patterns from the previous step.
7. Confirmation: Teacher strengthens learners on the understanding of the
mathematical construction.
8. Strengthening: Learners practice to strengthen competencies.
Model Pembelajaran
1. Pernyataan Problem sebagai titik tolak
• Ketika pertemuan di hari pertama diawal tahun ajaran, 40 siswa dalam
suatu kelas saling bersalaman. Berapa banyak salaman yang terjadi?

2. Membangun Kreativitas berpikir


• Beri kesempatan peserta didik untuk menyelesaikan masalah tersebut
secara original menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang ia
miliki.

3. Komunikasi dan Diskusi


• Beri kesempatan kepada siswa yang sudah berhasil menyelesaikan
masalah tersebut untuk mengkomunikasikan penyelesaian masalah
yang dilakukan dan mendiskusikannya, jika tidak beri kesempatan
kepada siswa untuk mendeskripsikan masalah yang ia hadapi dalam
menyelesaikan masalah tersebut.
4. Tantangan
Bagaimana menyelesaikan masalah yang lebih kompleks, kalau yang
bersalaman dalam suatu pertemuan sekolah yang dihadiri 300 orang
atau bahkan 1000 orang.

5. Bantuan Belajar dan Inspirasi


Penyelesaian masalah yang mengarah kepada penyusunan model
matematika yang diinginkan:
1. Menyelesaikan masalah-masalah serupa yang lebih sederhana,
2. Mencermati pola penyelesaian masalah-masalah sederhana tersebut,
3. Menggunakan pola penyelesaian tersebut untuk menyelesaikan
masalah tantangan.

Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan poin 1. s/d 3.


6. Konstruksi Model Matematika Kombinasi
• Secara interaktif guru-siswa membahas konstruksi
penyelesaian masalah tersebut yang mengarah kepada model
matematika,

• Jumlah salaman = =

=
7. Konfirmasi
• Membaca notasi kombinasi dan artinya:

8. Penguatan kompetensi
• Peserta didik Latihan penguatan Kompetensi
Strategi Pemecahan masalah
Second Phase: Devise a plan
• Guess and check • Use a model
• Look for a pattern • Consider special
• Make an orderly list cases
• Draw a picture • Work backwards
• Eliminate possibilities • Use direct reasoning
• Solve a simpler • Use a formula
problem • Solve an equation
• Use symmetry •…
Pembelajaran berbasis aktivitas secara

interaktif inspiratif

menyenangkan menantang

memberikan ruang untuk


kontekstual kreativitas, prakarsa, dan
kemandirian
Prinsip-prinsip Pembelajaran
1. difasilitasi untuk mencari tahu;
2. belajar dari berbagai sumber belajar;
3. menggunakan pendekatan ilmiah;
4. berbasis kompetensi;
5. pembelajaran terpadu;
6. menekankan pola pikir divergen yang memiliki
kebenaran multi dimensi;
7. berbasis keterampilan aplikatif;
8. peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan
keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills;
Prinsip-prinsip Pembelajaran (lanjutan)

9. mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan


untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat;
10. menerapkan nilai-nilai keteladanan (ing ngarso
sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo
mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta (tut wuri handayani);
11. berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat;
12. pengakuan atas perbedaan individual dan latar
belakang budaya peserta didik; dan
13. menyenangkan dan menantang.
Diversifikasi Kurikulum
Memaknai peragaman/diversifikasi
• Basis diversifikasi/keragaman: siswa, sekolah, daerah
Format diversifikasi
• Diversifikasi tema (tentatif): maritim, agraris, niaga/jasa
• Diversifikasi geososiocultural: basis potensi lokal konteks nasional dan global
(tetap dalam spirit bhinneka tunggal ika!)
• Diversifikasi bangun/struktur kurikulum: “rumah makan padang”, guru dan
siswa dapat menikmati menu sesuai selera (disamping menu pokok –
kompetensi utama)
Pengembangan diversifikasi
• Nasional: maritim, agraris, niaga/jasa
• Daerah: budaya lokal, kearifan lokal, keragaman alam
• Sekolah: niche dan konteks masing-masing sekolah
Diversifikasi kurikulum
• Membaur dalam kurikulum (blended curriculum)
[KI, KD sama]
• Dalam bentuk tematik
• Menjadikan pembelajaran kontekstual
• Di dalam silabus, RPP, metode dan bahan pembelajaran
• Pengayaan kurikulum dalam mapel yang ada
[tambahan KI, KD pada mapel]
• Mata pelajaran tersendiri/pilihan
PENGEMBANGAN KI, KD, DAN KONTEKS
PENGALAMAN BELAJAR (PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN)

SISWA:
• BERKARAKTER,
• KOMPETEN, DAN
• LITERAT
LOTS HOTS
”The successful implementation of a curriculum framework
relies not simply on the policy or regulatory practice, but also on
educators; their interpretation, knowledge and understanding
of the framework; and their ability to apply it to their pedagogical
practices.”
Marianne Knaus
Journal of Early Childhood Research, October 2015; vol. 13, 3: pp. 221-235., first published
on August 4, 2014

Terima kasih.

Badan Penelitian dan Pengembangan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
4
Penumbuhan/Pendidikan Karakter
Penumbuhan Karakter

Bahasa
Indonesia

1. Pembelajaran yang bermakna


Ekonomi,
Matematika,
Nilai-Nilai PPKn
2. Ekosistem dan budaya sekolah
dan lain-lain Karakter yang sehat
3. Guru sebagai panutan
4. Lingkungan keluarga dan
masyarakat yang memperkuat
penumbuhan nilai-nilai karakter
Pendidikan dan budi pekerti anak
Agama
dan Budi
Pekerti
…. Penumbuhan Nilai bukan sekedar Mata Pelajaran …

Explicit curriculum, melalui mata Buku teks dan buku bacaan


pelajaran (PPKn, Pendidikan pengayaan (baik isi
Agama & Budi Pekerti, Bahasa bacaannya maupun
Indonesia) atau melalui sebagian ilustrasinya).
kompetensi inti & kompetensi dasar
dalam mata pelajaran.

Ekosistem dan budaya sekolah: tata


Hidden curriculum: guru sebagai kelola yang akuntabel; hubungan
panutan dan teladan, antar warga sekolah yang
pembelajaran yang menekankan menjunjung tinggi kejujuran,
nilai-nilai (values), dll. harmonis & saling menghargai; dll.

Kokurikuler dan Ekstrakurikuler: Pendidikan di keluarga dan


kepramukaan, PMR, OSIS, masyarakat: keselarasan antara
olahraga, kesenian, dll. pendidikan di sekolah dan di
lingkungan keluarga dan masyarakat.
Pembiasaan & Peneladanan Kemudian Pembudayaan

Permendikbud No. 23
Tahun 2015
Tentang Penumbuhan Budi
Pekerti
Contoh Kearifan Lokal
Gayo Toraja
Murip i kandung edet, mate i kandung bumi Agama leluhur Aluk Sanda Saratu’ (ritual
(hidup dikelilingi adat, kematian dikelilingi serba lengkap seratus) antara lain mengatur
tanah). Sebagaimana tanah mengelilingi hidup kemasyarakatan atau
tubuh yang sudah mati, adat membangun ketatanegaraan to madara takkun (yang
kepribadian seseorang dengan mengatur berdarah putih metah/suci), to ma’lite
tingkah laku bersih, dan menghindarkan diri bumbungan (yang bergetah susu). Wakatobi
dari berbagai godaan. Gau Satoto (politik jalan lurus; menyatunya
kata dengan perbuatan)
Lima prinsip nilai: tangguh, sabar, teguh,
berani, dan jujur

Jawa
Hamemayu Hayuning Buwana
Konsep jawa untuk memuliakan dunia dan
semesta. Untuk itu, diperlukan ketulusan dan
semangat untuk peduli dan berbagi yang Bali
dilandasi ketulusan, sehingga tidak akan ada Tri Hita Karana
pamrih atau kepentingan pribadi yang justru Kebahagiaan manusia hanya dapat dicapai
merugikan dan jauh dari semangat jika manusia mampu membangun
memuliakan dunia. hubungan harmonis dengan Tuhannya,
Sumber:
dengan lingkungan alamnya, serta dengan
1. Stanislaus Sandarupa - Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin - http://nasional.kompas.com/read/2011/05/14/03510628/Kearifan.Lokal.Antikorupsi sesama manusia yang lain.
2. Suyami, 2007:29 - http://www.academia.edu/17265124/Kearifan_Lokal_Masyrakat_Samin_Dalam_Pembudayaan_Nilai-Nilai_Anti_Korupsi_Di_Indonesia
3. Asrif & La Ode Usra, Gau Satoto: Kearifan Lokal Orang Wakatobi, 2015
Rapat Mekanisme Pemantauan UN 2016
Peragaman Kurikulum
• Landasan: Nawa cita (1, 3, 5, 6, 7, 8, 9)
• Tujuan: revolusi karakter bangsa sesuai spirit Trisakti
• Memaknai peragaman/diversifikasi
• Basis diversifikasi/keragaman: siswa, sekolah, daerah
• Format diversifikasi
• Diversifikasi tema (tentatif): maritim, agraris, niaga/jasa
• Diversifikasi geososiocultural: basis potensi lokal konteks nasional dan global (tetap dalam
spirit bhinneka tunggal ika!)
• Diversifikasi bangun/struktur kurikulum: “rumah makan padang”, guru dan siswa dapat
menikmati menu sesuai selera (disamping menu pokok – kompetensi utama)
• Pengembangan diversifikasi
• Nasional: maritim, agraris, niaga/jasa
• Daerah: budaya lokal, kearifan lokal, keragaman alam
• Sekolah: niche dan konteks masing-masing sekolah
3 warna utama diversifikasi kurikulum

Sebagai habitat, sebagai sumber penghidupan dan


kehidupan, sumber kesejahteraan dan kejayaan bangsa

Maritim

Agraris Niaga/Jasa
Model peragaman/diversifikasi kurikulum
Warna Kurikulum Mata pelajaran 1

Mata pelajaran 2
Warna maritim dalam kurikulum
Mata pelajaran 3

Mata pelajaran 4

Warna agraris dalam kurikulum Mata pelajaran 5

Mata pelajaran 6

Mata pelajaran 7

Warna niaga/jasa dalam kurikulum


Mata pelajaran 8

Mata pelajaran 9
Integrasi diversifikasi dalam kurikulum
• Membaur dalam kurikulum (blended curriculum)
[KI, KD sama]
• Dalam bentuk tematik
• Menjadikan pembelajaran kontekstual
• Di dalam silabus, RPP, metode dan bahan pembelajaran
• Pengayaan kurikulum dalam mapel yang ada [tambahan KI, KD pada
mapel]
• Mata pelajaran tersendiri/pilihan
7
Penutup
Rapat Mekanisme Pemantauan UN 2016
Keterangan Gambar :
• Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 bertujuan mengembangkan bakat, minat,
dan potensi peserta didik agar berkarakter, kompeten dan literat. Untuk
mencapai hasil tersebut diperlukan pengalaman belajar yang bervariasi mulai
dari yang sederhana sampai pengalaman belajar yang bersifat kompleks.
Dalam kegiatan tersebut guru harus melaksanakan pembelajaran dan
penilaian yang relevan dengan karakteristik pembelajaran abad 21.
• Pembelajaran dalam setiap mata pelajaran terkait dengan kompetensi dan
konteks yang harus memacu peserta didik untuk memiliki ketrampilan berpikir
dari yang sederhana (LOTS) menuju proses berpikir tingkat tinggi (HOTS).
• Kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat sekaligus dilaksanakan, tetapi
sedikit demi sedikit ada perubahan. Dari kapasitas LOTS yang banyak sedikit
demi sedikit dikurangi dan menambah kapasitas HOTS, sehingga pada akhirnya
kapasitas HOTS menjadi karakter peserta didik.
• Melalui pembelajaran tersebut pada akhirnya dapat mengahasilkan lulusan
yang berkarakter, kompeten, dan literat untuk siap menghadapi tantangan
Abad 21.
“Setiap orang adalah guru, setiap rumah adalah sekolah”
“Aku hanya orang biasa yang bekerja untuk bangsa Indonesia
dengan cara Indonesia. Namun yang penting untuk kalian yakini,
sesaat pun aku tak pernah mengkhianati tanah air dan bangsaku,
lahir maupun batin. Aku tak pernah mengkorup kekayaan negara”

- Ki Hadjar Dewantara

Terima kasih.

Badan Penelitian dan Pengembangan


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
litbang.kemdikbud.go.id

Anda mungkin juga menyukai