Anda di halaman 1dari 20

PENALARAN DALAM KARANGAN

Anggota kelompok
1. Rullita
2. Dewa gede arya sekar laksana
3. Muhammad chumaidy M.A
PENGERTIAN PENALARAN

• Proses berpikir logis, sistematis, terorganisasi dalam urutan yang


saling berhubungan sampai dengan simpulan
• Menghubung-hubungkan fakta atau data sampai dengan suatu
simpulan
• Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu
simpulan atau pengertian baru
• Dalam karangan yang terdiri dua variabel atau lebih, penalaran
dapat diartikan mengkaji, membahas, atau menganalisis dengan
menghubungkan variabel yang dikaji untuk menghasilkan simpulan
UNSUR PENALARAN DALAM
KARANGAN

Unsur Penalaran Dalam Karangan


1. Topik 7. Permasalahan
2. Dasar pemikiran 8. Variabel
3. Proposisi 9. Analisis
4. Proses berpikir ilmiah 10. Pembuktian
5. Logika 11. Hasil
6. Sistematika 12. Simpulan
PROPOSISI PENALARAN

• Proposisi yaitu kalimat yang dapat dibuktikan kebenaran dan kesalahannya.


• Proposisi mempunyai beberapa jenis, antara lain:
• a. Proposisi empirik yaitu proposisi yang berdasarkan fakta,
misalnya: Anak cerdas dapat
memanfaatkan potensinya.
• b. Proposisi mutlak yaitu pembenaran yang tidak memerlukan pengujian
untuk menyatakan benar atau salahnya, misalnya:
Gadis yaitu wanita muda yang belum menikah.
• c. Proposisi hipotetik yaitu pernyataan persyaratan hubungan subjek dan
predikat yang harus dipenuhi, misalnya: jika dijemput,
X akan ke rumah Y.
• d. Proposis kategoris yaitu tidak adanya persyaratan hubungan subjek
dan predikat yang harus dipenuhi, misalnya: X akan
menikahi Y.
• e. Proposisi positif univesal yaitu pernyataan positif yang mempunyai
kebenaran mutlak, misalnya: Semua hewan
akan mati.
• f. Proposisi positif parsial yaitu pernyataan bahwa sebagian unsur
pernyataan tersebut bersifat positif, misalnya:
Sebagian orang ingin hidup kaya.
• g. Proposisi negatif universal yaitu kebalikan dari proposisi positif universal,
misalnya: Tidak ada gajah tidak berbelalai
• h. Proposisi negatif parsial yaitu kebalikan proposisi negatif parsial, misalnya:
Sebagian orang hidup menderita.
Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuk, proposisi dapat dibedakan ke dalam proposisi tunggal dan


proposisi majemuk. Proposisi tunggal merupakan proposisi yang terdiri atas satu pernyataan,
sedangkan proposisi majemuk merupakan proposisi yang memuat dua (atau lebih) pernyataan
dalam satu kalimat. Sebagai contoh perhatikan kalimat di bawah ini:

“Semua pelajar harus giat menuntut ilmu dan berdisiplin.”

Pada dasarnya kalimat di atas terdiri dari dua pernyataan, yaitu


“semua pelajar harus giat menuntut ilmu.” dan “semua pelajar harus berdisiplin.”
Berdasarkan Sifat

• Dapat dibedakan ke dalam proposisi kategorial dan proposisi kondisional. Pada proposisi
kategorial, hubungan subjke dan predikat terjadi dengan tanpa syarat, contohnya dapat kita
lihat pada kalimat
• “Semua kaca bisa pecah.”
• Kemudian pada proposisi kondisional, hubungan subjek dan predikat terjadi dengan syarat,
contohnya dapat kita lihat pada kalimat
• “Kalau tidak dipotong, rambut akan panjang.”
• Pada proposisi terdapat bagian yang dijadikan penyebab dan bagian yang dijadikan sebagai
akibat. Bagian penyebab disebut anteseden dan bagian akibat disebut konsekuen.
Anteseden harus mendahului konsekuen. Proposisi kondisional seperti contoh di atas
disebut proposisi kondisional hipotesis. Di samping itu, terdapat pula proposisi kondisional
disjugtif, yaitu proposisi kondisional yang mengemukakan pilihan. Biasanya ditandai dengan
kata “atau” pada kalimatnya. Contohnya adalah kalimat
• “WS Rendra adalah seorang sastrawan atau budayawan.”
Berdasarkan Kualitas

Berdasarkan kualitasnya, proposisi dapat dibedakan menjadi proposisi positif


(afirmatif) dan proposisi negatif. Proposisi positif adalah proposisi yang
membenarkan adanya persesuaian antara subjek dan predikat, contohnya adalah
kalimat
“Mahasiswa adalah kaum terpelajar”,
sedangkan proposisi negatif adalah proposisi yang menyatakan bahwa antara
subjek dan predikat tidak ada hubungannya, contohnya adalah kalimat
“sebagian buah tidak berasa manis.”
Berdasarkan Kuantitasnya

• Berdasarkan kuantitasnya, proposisi dapat dibedakan ke dalam proposisi


universal dan proposisi khusus. Pada proposisi universal, predikat membenarkan
atau mengingkari seluruh subjek, yang perlu digarisbawahi di sini adalah kata
seluruh tersebut, contohnya adalah kalimat
• “Semua yang belajar di perguruan tinggi adalah Mahasiswa.”
• Kemudian pada proposisi khusus, predikat membenarkan atau mengingkari
sebagian subjek, yang perlu digarisbawahi adalah kata sebagian tersebut,
contohnya adalah kalimat
• “tidak satupun binatang di Taman Safati dibiarkan kelaparan.”
• 4. Proses berpikir ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti, dan
terarah menuju suatu simpulan.
• 5. Logika yaitu metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan
argumen (alasan), argumentasi (pembuktian), fenomena, dan
justifikasi (pembenaran)
• 6. Sistematika yaitu seperangkat proses atas bagian-bagian atau unsur-unsur
proses berpikir ke dalam suatu kesatuan.
• 7. Permasalahan yaitu pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam
karangan.
• 8. Variabel yaitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan
dianalisis.
• 9. Analisis (pembahasan, penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi,
mengklasifikasi, mencari hubungan (korelasi), dan
membandingkan.
• 10. Pembuktian (argumentasi) yaitu proses pembenaran bahwa proposisi
itu terbukti kebenaran atau kesalahannya.
Pembuktian ini harus disertai dukungan
berupa; metode analisis baik yang bersifat
manual maupun softwer. Pembuktian
harus didukung dengan data yang
mencukupi, fakta, contoh, dan hasil analisis
yang akurat.
• 11. Hasil yaitu akibat yang ditimbulkan dari sebuah
analisis induktif atau deduktif.
• 12. Kesimpulan (simpulan) yaitu penafsiran atau hasil pembahasan
dapat berupa implikasi atau inferensi
Penalaran Induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan
observasi data, pembahasan, dukungan, pembuktian,
dan diakhiri kesimpulan umum.

Penalaran Induktif terdiri tiga macam:


• Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan sejumlah gejala dan
diakhiri kesimpulan umum.
• Analogi adalah proses penalaran berdasarkan dua fakta atau lebih yang
mempunyai ciri yang sama sampai dengan kesimpulan umum.
• Sebab akibat adalah proses penalaran berdasarkan hubungan ketergabungan
antargejala yang mengikuti pola sebab-akibat, akibat-sebab, atau sebab-
akibat-akibat.
• Karangan ilmiah kualitatif induktif dilandasi penalaran
• (1) observasi data,
• (2) menyusun estimasi,
• (3) verifikasi analisis pembuktian,
• (4) pembenaran
• (5) konfirmasi,
• (6) generalisasi/induktif.
Contoh karangan ilmiah kualitatif
induktif

• Seorang polisi lalu lintas mengamati proses peristiwa di tempat kejadian perkara di
perempatan Yakaya Rungkut di muka persilangan Rungkut Madya – Pasar Pahing dan
Yakaya- Rungkut Asri yang terjadi pada tanggal 17 Maret 2009. sebuah sepeda motor
tergeletak di dekat mobil yang ditabraknya. Kondisi pintu mobil sebelah kiri penyok
sedalam 10 cm. Seorang saksi mata menuturkan bahwa pengendara sepeda motor
terkapar jatuh 1,5 meter sebelah kiri sepedanya. Dalam pengamatannya, melalui proses
penghitungan waktu, polisi menyatakan bahwa pada saat mobil melintas dari Rungkut
Madya lampu hijau menyala dan dibenarkan oleh para saksi. Polisi menyatakan keadaan
lampu merah sepeda motor berkecepatan tinggi dari arah Yakaya menabrak mobil. Hasil
pengamatan pengendara sepeda motor terbukti bersalah. Kesimpulan pengendara sepeda
motor harus membiayai perbaikan mobil yang ditabraknya
P e n a l a ra n d e d u k t i f a d a l a h p ro s e s b e r p i k i r l o g i s y a n g d i aw a l i
d e n g a n p e ny a j i a n f a k t a y a n g b e r s i f a t u m u m d i s e r t a i p e m b u k t i a n
khusus dan diakhiri yang bersifat khusus

Contoh:
Perkembangan perekonomian belum berpihak pada rakyat kecil. Pertumbuhan
pendapatan nasional belum menggembirakan. Kondisi ini diperburuk oleh
ketidakcerdasan masyarakat dalam menyikapi potensi nasional yang belum
termanfaatkan dengan baik. Misalnya kekayaan ikan laut setiap tahunnya kehilangan
sia-sia sebesar 4 s/d 5 miliar USD. Padahal para nelayan kita masih kelaparan. Tanah
belum diolah dengan maksimal. Padahal petani dan buruh-tani tidak mampu
menyekolahkan anaknya. Kondisi ini masih diperburuk oleh barang penyelundupan
di masyarakat kita. Padahal, produk yang ada belum laku terjual, buruh kecil
terancam PHK. Perekonomian nelayan, petani, dan buruh kecil belum layak.
KETERKAITAN PENALARAN DALAM
PROSES PENULISAN ILMIAH

1. Aspek Keterkaitan

• Hubungan antarbagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan.
Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain.
• Pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan masalah –
tujuan – dan manfaat harus berkaitan.
• Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, harus
berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan simpulan.
2. Aspek Urutan

• Adalah pola urutan tentang suatu yang harus didahulukan atau ditampilkan
kemudian (dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan).
• Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu.
• Pada pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum.
• Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk
membahas.
• Setelah itu, persoalan dibahas secara detail dan lengkap.
• Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus sebagai
penutup karangan ilmiah
3. Aspek Argumentasi

 Bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta,


pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan.
• Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen
mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan)
• Pendapat-pendapat atau temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-
argumen yang lengkap dan mendalam.
4. Aspek Teknik Penyusunan

• Bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten.


• Karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu dan teknik ini
bersifat baku dan universal.
• Pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat
multak yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah.
5. Aspek Bahasa

• Bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut? baik dan benar? Baku?
• Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan
bahasa yang tidak tepat akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra
terlebih untuk karangan ilmiah akademis.

Anda mungkin juga menyukai