Anda di halaman 1dari 47

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENDALAMAN
PP NO 12 TAHUN 2017 TTG PEMBINAAN
DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMDA
AMANAT UU NO 23 TAHUN 2014 TTG PEMDA
DAN PERMENDAGRI NO 14/2014
TTG HIBAH DAN BANSOS

O L E H:
MUKJIZAT, S.Sos, M.Si

DIREKTORAT PERENCANAAN ANGGARAN DAERAH


DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIANDALAM NEGERI
TAHUN 2017
DASAR HUKUM

 UU No 23 Th 2014 ttg Pemerintah Daerah

 PP No 12 Tahun 2017 ttg Pembinaan dan


Pengawasan penyelenggaraan Pemda

 Permendari No 14 Tahun 2016 ttg Perubahan


Kedua Atas Permendagri No 32/2011 ttg
Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos yg
Bersumber dari APBD
PASAL 7
UU NO 23 TAHUN 2014

(1) Pemerintah Pusat melakukan


Pembinaan dan Pengawasan terhadap
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
oleh Daerah.
(2) Presiden Memegang Tanggung Jawab
Akhir atas Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Pusat dan Daerah.
PASAL 8

 Pembinaan dan Pengawasan oleh Pemerintah Pusat


terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh
Daerah Provinsi dilaksanakan oleh Menteri/Kepala
Lembaga Pemerintah Non Kementerian.

 Pembinaan dan Pengawasan oleh Pemerintah Pusat


terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh
Daerah Kab/Kota dilaksanakan oleh Gubernur sebagai
Wakil Pemerintah Pusat.

 Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dan ayat (2) secara Nasional
dikoordinasikan oleh Menteri.
PP NO 12 TAHUN 2017
TTG PENGAWASAN DAN PEMBIANAAN
PENYELENGGARAAN PEMDA
Pasal 1
 Dalam PP ini yang dimaksud dengan:

 Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan


Daerah adalah usaha, tindakan, dan kegiatan
yg ditujukan untuk mewujudkan tercapainya
tujuan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah dalam kerangka NKRI.
 Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah adalah usaha, tindakan, dan kegiatan
yg ditujukan utk menjamin penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien
dan efektif sesuai dgn ketntuan Per Per UU an.
Pasal 3
 Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah:
a.Provinsi, dilaksanakan oleh:
1.Menteri, untuk Pembinaan Umum; dan
2.Menteri teknis/kepala lembaga pemerintah non
kementerian, untuk pembinaan teknis;
b.Kab/kota, dilaksanakan oleh Gubemur sebagai
wakil Pemerintah Pusat untuk pembinaan umum
dan teknis.

 Dalam melakukan Pembinaan, Pengawasan,


Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dibantu
oleh Perangkat Gubernur sbg wakil Pemerintah
Pusat sesuai dgn ketentuan Per Per UU an.
 Dalam melakukan pembinaandan Pengawasan
Gubernur sbg wakil Pemerintih Pusat:

 Belum mampu melakukan pembinaan


umum/teknis dan pengawasan, Menteri dan
kepala lembaga pemerintah melakukn Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemda
Kab/kota sesuai kewenangan masings dgn
berkoordinasi kpd Gubernur.

 Tidak melakukan pembinaan umum, teknis


dan pengawasan, Menteri/kepala lembaga
pemerintah melakukan Pembinaan Penyelenggran
Pemda Kab/kota sesuai kewenangan masings.
Bentuk Pembinaan:

Fasilitasi dilakukan secara efisien dan efektif


untuk meningkatkan kapasitas daerah dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Fasilitasi dapat dilakukan pada tahapan


perencanaan, penganggaran, pengorganissian,
pelaksanaan, pelaporan, evaluasi, dan
pertanggungjwbn penyelenggaraan Pemda.

Fasilitasi, meliputi kegiatan:


a. Pemberdayaan Pemerintahan Daerah;
b. Penguatan kapasitas Pemrthn Daerah;
c. Bimbingan teknis kpd Pemrthn Daerah.
Lanjutan ...

 Konsultasi dilakukan untuk meminta Pertimbangan,


Pendapat terhdp permasalahan yg sifatnya
mendesak dan menyangkut kepentingan masy luas
yg belum diatur secara tegas dlm ket Per Per UU an

 Konsultasi langsung, hasil konsultasi dituangkan


dalam berita acara hasil konsultasi.
 Konsultasi tidak langsung, hasil konsultasi
dituangkan secara tertulis dalam surat jawaban.

 Konsultasi oleh Pemda Provinsi diselenggarakan


oleh Menteri dan konsultasi Pemda Kab/Kota
diselenggarakan oleh Gub

 Hasil konsultasi harus ditindaklanjuti oleh Pemda


melalui penyempumaan dan penyelarasan kebijakan
daerah sesuai dgn ketentuan Per Per UU an.
Pendidikan dan Pelatihan
 Pendidikan dan Pelatihan diselenggarakan
dalam rangka pengembangan kompetensi
penyelenggara Pemerintahan Daerah.

 Pendidikan dan pelatihan dapat dilaksanakan


melalui kerjasama antar-Pemda, Perguruan
Tinggi serta Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
lainnya.

 Pemda wajib mencantumkan program


pembinaan dan pengawasan Penyelenggaraan
Pemda sesuai kewenangannya dlm dokumen
perencanaan dan penganggaran daerah serta
mengalokasikan anggaran Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggarn Pemda dalam APBD
Pengawasan oleh APIP
 Pengawasan Penyelenggaraan Pemda yg dilaksankn
oleh APIP harus berdasarkan kompetensi yg dimiliki
terkait dgn pelaksanaan pengawasan urusan
pemerintahan yg menjadi kewenangan daerah sesuai
fungsi dan kewenangannya serta sesuai dgn
ketentuan Pertrn Per UU an.
 Pengawasan Penyelenggaraan Pemda yg dilaksanakan
oleh APIP dilakukan pada tahapan kegiatan:
• Penyusunan Dokumen Perenc dan Penganggrn Daerah;
• Pelaksanaan Pembinaan Penyelgaraan Pemda;
• Pelaksanaan program strategis nasional di daerah.
• Berakhirnya Masa Jabatan Kepala Daerah untuk
mengevaluasi capaian RPJMD; dan
• Pengawasan dalam rangka tujuan tertentu sesuai
dgn ketentuan peraturan perundang-undangan
Pembinaan dan Pengawasan oleh Kepala Daerah

 Pembinaan dan pengawasan KDH terhadap


Perangkat Daerah dilaksanakan oleh Gubemur
untuk daerah provinsi dan bupati/wali kota
untuk daerah kab/kota.

 Pembinaan dan pengawasan KDH terhdp


Perangkat Daerah di bantu Inspektorat Daerah.

 Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan dalam


bentuk audit, reviu, monitoring, evaluasi,
bimbingan teknis serta bentuk pengawasan
lainnya.
Terkait Desa
 Selain melakukan Pembinaan dan Pengawasan
Bupati/Walikota melakukan Pembinaan dan
Pengawasan terhadap Desa.
 Dalam melakukan Pembinaan dan Pengawasan
Bupati/Walikota dibantu oleh Camat atau
sebutan lain dan Kab/Kota
 Pembinaan dan pengawasan d ilaksankan untuk menjaga
akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa meliputi:
a. Laporan pertanggungjawaban pengelolaan Keudes;
b. Efisiensi dan efektivitas pengelolaan Keudes; dan
c. Pelaksanaan tugas lain sesuai dgn ketentuan Per UU an.

 Inspektorat Kab/Kota dalam melakukan Pembinaan


dan Pengawasan harus berkoordinasi dgn Camat
dan hasil pembinaan dan pengawasan tersebut
disampaikan kepada bupati/walikota
 Pasal 36 Jenis sanksi

 Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, Anggota


DPRD, dan Daerah yg melakukan pelanggaran
administratif dlm penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah dijatuhi Sanksi Administratif.

Pelanggaran administratif terdiri atas:


a.KDH/ WKDH tdk melaksanakn Prog Strgis Nas;
b.KDH tdk menyampaikan LPPD dan ringkasan
LPPD dalam waktu 1 kali dalam 1 tahun paling
lambat 3 bulan setelah TA berakhir.

c.KDH tidak menyampaikan LKPJ kepada DPRD


dalam waktu 1 kali dalam 1 tahun paling lambat
3 bulan setelah TA berakhir.
Pasal 38
 KDH/WKDH yang melakukan pelanggaran
administratif Pasal 36 ayat (2) huruf a dijatuhi
sanksi administratif secara bertahap berupa:

 Teguran tertulis;
 Teguran tertulis kedua;
KDH/WKDH yang tetap tidak menjalankan
program strategis nasional setelah paling cepat
14 hari dan paling lambat 21 hari sejak
penjatuhan teguran tertulis kedua dijatuhi sanksi
berupa Pemberhentian Sementara Slma 3 bulan.
Selama diberhentikan sementara KDH/WKDH
tidak mendapatkan hak Protokoler serta hanya
diberikan hak keuangan berupa gaji pokok,
tunjangan anak, dan tunjangan istri/suami.
Pasal 36 huruf d, e dan f

d. KDH/WKDH menjadi Pengurus suatu


Perusahaan, baik milik swasta/negara/daerah
atau pengurus yayasan bidang apa pun;

e.KDH/WKDH melakukan perjalanan ke luar


negeri tanpa izin dari Menteri;

f. KDH/WKDH meninggalkan tugas dan wilayah


kerja lebih dari 7 hari kerja berturut-turut atau
tidak berturut-turut dalam waktu 1 bulan tanpa
izin dari Menteri untuk Gub/Wagub serta tanpa
izin dari Gub untuk Bupati/Wabup atau
Walikota/Wakot, kecuali jika dilakukan untuk
kepentingan pengobatan yang bersifat mendesak;
Pasal 36 Huruf j, p dan s
 KDH tidak menyebarluaskan Perda dan
Peraturan KDH yang telah diundangkan;

 KDH tidak mengumumkan informasi ttg


pelayanan publik kepada masyarakat melalui
media dan tempat yang dapat diakses oleh
masyarakat luas;

 KDH tidak mengumumkn informasi


Pembangun Daerah dan informasi Keuda kpd
masy serta tidak menyampaikan informasi Keuda
kpd Menteri dan Menteri yg menyelenggarakan
urusan pemerintahan bidang keu sesuai dgn
ketent Per UU an
Pasal 39
 KDH/WKDH yg melakukan pelanggrn administratif
dalam Pasal 36 ayat (2) huruf b, huruf c, huruf f,
huruf j, huruf p, dan huruf s.
Sanksi

• Teguran tertulis;
• Teguran tertulis kedua
• Mengikuti program pembinaan khusus pendalamn
bidang pemerintahan
• Program pembinaan khusus pendalaman bidang
pemerintahn dilaksanakan paling singkat 1 bulan dan
paling lama 3bulan

• KDH/WKDH yg mengikuti program pembinaan khusus


pendalaman bidang pemerintahan tetap diberikan hak
keuangannya sesuai dgn ketentuan per UU an.
Pasal 36 huruf d dan e

d. KDH/WKDH menjadi Pengurus suatu


Perusahaan, baik milik swasta/Negara/Daerah
atau pengurus Yayasan Bidang Apa Pun;

e.KDH/WKDH melakukan perjalanan ke luar


Negeri tanpa izin dari Menteri;

Sanksi

 KDH/WKDH dijatuhi sanksi administratif berupa


pemberhentian sementara selama 3 bulan.

 Sanksi Pemberhentian Sementara oleh Presiden


kepada Gub/ Wagub atas usulan Menteri serta oleh
Menteri kepada Bupati/Walikota, Wabup/Wakot.
Pasal 36 huruf g
g. KDH tidak menyampaikan Perda dan
Perkada kpd Menteri/Gub sbg Wakil
Pemerintah Pusat paling lama 7 hari kerja
setelah ditetapkan;

Sanksi

 KDH yang melakukan pelanggaran administratif


pada huruf g dijatuhi sanksi administratif berupa
Teguran tertulis.

 Sanksi teguran tertulis dijatuhkan oleh Menteri


kepada Gub dan/atau Wagub serta oleh Gub sbg
wakil Pemerintah Pusat kepada Bupati/Walikota
dan Wabup/Wakot.
Pasal 36 huruf h,k,l
h. KDH dan anggota DPRD serta daerah masih
memberlakukan Peraturan Daerah yg telah
dibatalkan oleh Menteri/Gub sbg wakil Pemrth;
k. KDH dan anggota DPRD tidak menetapkan
Peraturan Daerah ttg RPJPD dan RPJMD;
l. KDH tidak menetapkan Peraturan Kepala
Daerah ttg RKPD;

Sanksi
Sanksi

 KDH dan/atau anggota DPRD yang melakukan


pelanggaran administratif tsb diatas dijatuhi
sanksi administratif berupa tdk dibayarkan
Seluruh Hak Keuangan selama 3 bulan.
Pasal 36 huruf i

i. Daerah masih memberlakukan Perda


mengenai Pajak Daerah dan/atau Retribusi
Daerah yg dibatalkan oleh Menteri/Gub sbg
wakil Pemrth;

 Daerah yg melakukan pelanggaran administratif


sbgmn Pasal 36 ayat (2) huruf i dijatuhi sanksi
administratif berupa Penundaan atau
Pemotongan DAU/DBH.
Pasal 36 huruf m, n dan o
m. KDH Melakukan P ungutan di luar yg diatur UU;
n. KDH Tidak Mengajukan Ranc Perda ttg APBD
kepada DPRD sesuai dgn waktu yg ditentukan oleh
ketentuan Per Per UU an;
o. KDH dan anggota DPRD tidak menyetujui
bersama Ranc Perda ttg APBD sebelum dimulainya
TA setiap tahun;

 KDH dan/atau anggota DPRD yang melakukan


pelanggaran administratif dijatuhi sanksi
administratif berupa tdk dibayarkan seluruh hak
keuangan selama 6 bulan.
Pasal 36 huruf q

KDH tidak memberikan pelayanan perizinan


sesuai ketentuan per per UU an

Sanksi

KDH dijatuhi sanksi administratif secara


bertahap berupa:
a.Teguran tertulis;
b.Teguran tertulis kedua; dan/atau
c.Pengambilalihan Kewenangan Perizinan.
Huruf r

r.KDH tidak melaksanakan rekomendasi


Ombudsman sbg tindak lanjut pengaduan
masyakat atas:
1. Penyelenggara Pemda yg tdk melaksanakan
kewajiban dan melanggar larangan mengenai
pelayanan publik;
2. Pelaksana yg memberi pelayanan yg tidak
sesuai dgn SPM;

Sanksi

KDH dijatuhi sanksi administratif


berupa mengikuti Program Pembinaan Khusus
Pendalaman Bidang Pemerintahan.
Pasal 47 dan 48

 Dalam hal Gubemur sbg wakil Pemerintah Pusat


sesuai dgn kewenangannya tidak menjatuhkan
sanksi administratif, penjatuhan sanksi
administratif diambil alih oleh Menteri.

Dalam hal Pejabat yg ditunjuk melaksanakan


tugas KDH berasal dari PNS melakukn pelanggarn
administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36 ayat (2) diberhentikan secara langsung dari
jabatan pelaksana tugas kepala daerah dan
dikembalikan ke unit kerja asalnya.
Pasal 49 dan 50
 Pendanaan Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yg menjdi
kewenangan Pemerintah Pusat bersumber dari
APBN dan yg menjadi kewenangan Pemda
bersumber dari APBD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

 Dalam hal perangkat gubemur sbg wakil


Pemerintah Pusat belum terbentuk Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemthn Daerah
di kab/kota dilaksanakan oleh Perangkat Daerah
Provinsi yg mempunyai tugas membantu KDH
membina dan mengawasi pelaksanaan urusan
pemerintahan yg menjadi kewenangan Daerah
Pasal 51
 Semua Peraturan Per UU an yg berkaitan secara
langsung dgn Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah wajib
mendasarkan pengaturannya pada PP ini.

 Semua peraturan Per UU an yg mengatur mengenai


Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggraan Pemda
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang belum
diganti dan tidak bertentangan dgn ketentuan dlm
PP ini atau tdk diatur secara khusus dlm PP ini.

 Semua Per UU an yg mengatur mengenai tata cara


penjatuhan sanksi administratif dlm penyelenggaraan
Pemda kepada KDH, WKDH, anggota DPRD, dan daerah
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang belum diganti
dan tdk bertentangan dgn ketentuan dlm PP ini atau tdk
diatur secr khusus dlm PP ini.
HIBAH DAN BANSOS
UU NO 23/2014-UU NO 9/2015
Psl 298

 Belanja Daerah diprioritaskan untuk


mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yg
terkait Pelayanan Dasar yg ditetapkan
dengan SPM.
 Belanja Hibah dan Bantuan Sosial
dianggarkan dalam APBD sesuai dengan
kemampuan keuangan Daerah setelah
memprioritaskan pemenuhan belanja Urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan
Pemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan lain
dalam peraturan Perundang-undangan.
Lanjutan ...

 Belanja hibah dapat diberikan kepada:


• Pemerintah Pusat;
• Pemerintah Daerah lain;
• Badan Usaha Milik Negara atau BUMD;
• Badan, lembaga, dan organisasi kemasyarktan
yang berbadan hukum Indonesia.
 Belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan
belanja untuk Desa dianggarkan dalam APBD
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 Belanja DAK diprioritaskan untuk mendanai
kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk
kegiatan nonfisik.
PERMENDAGRI NO 14/2016
HIBAH DAN BANSOS

HIBAH BANSOS

Pemberian uang/barang atau


jasa dari pemda kepada : Pemberian bantuan
- Pemerintah Pusat berupa uang/barang dari
- Pemerintah Daerah lainnya, pemda kepada individu,
- BUMN/BUMD
- Badan, Lembaga dan Orgnss
keluarga, kelompok
Kemasyarktn yang Berbadan dan/atau Masyrkt yang
Hukum Indonesia, sifatnya tidak secara
yang secara spesifik telah
ditetapkan peruntukannya, terus menerus dan
bersifat tidak wajib dan tidak selektif yg bertujuan
mengikat, serta tidak secara terus
menerus yang bertujuan untuk untuk melindungi dari
Menunjang Penyelenggara-an kemungkinan terjadi-
Urusan Pemerintah Daerah
nya resiko sosial
HIBAH
 Hibah Kepada Pemerintah Pusat diberikan kepada
Satuan Kerja dari Kementerian/Lembg Pemerintah
Non Kementerian yang wilayah kerjanya berada
dalam daerah yg bersangkutan.

 Hibah Kpd Pemda lainnya diberikan kepada Daerah


Otonom Baru Hasil Pemekaran Daerah sebagaimana
diamanatkan Pertrn Per UU an.

 Hibah Kepada BUMN diberikan dlm rangka untuk


meningkatkan pelayann kpd masyarakat sesuai dgn
ketentuan Pertrn Per UU an

 Hibah kepada BUMD diberikan dalam rangka untuk


meneruskan hibah yg diterima Pemda dari Pemerinth
pusat sesuai dgn ketentuan Pert Per UU an.
MENUNJANG
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMDA

Ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran


program dan kegiatan pemerintah daerah dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas,
dan manfaat untuk masyarakat.

RESIKO SOSIAL

Kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan


potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung
oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat
sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik,
bencana, atau fenomena alam yang jika tidak diberikan
belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk dan
tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.
KRITERIA
Sekurang-kurangnya harus berdasar atas:
 Peruntukan secara spesifik telah
ditetapkan;
HIBAH  Tidak wajib dan tidak mengikat;
 Bersifat sementara dan tidak terus
menerus setiap tahun anggaran,
kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan;
 Memenuhi persyaratan penerima hibah.

Sekurang-kurangnya harus berdasar atas:


 Selektif
BANSOS  Bersifat sementara dan tidak terus menerus,
kecuali dalam keadaan tertentu dpt
berkelanjutan
 Sesuai tujuan penggunaan
Lanjutan ....
 Hibah Kepada Badan dan Lembaga diberikan
kepada Badan dan Lembaga:
a. Yang bersifat Nirlaba, Sukarela dan Sosial yg
dibentuk berdasarkan Pertrn Per UU an;
b. Yang bersifat Nirlaba, Sukarela dan Sosial yg
telah memiliki SKT yg diterbitkan oleh
Mendagri, Gubernur atau Bupati/Walikota;
c. Yang bersifat Nirlaba, Sukarela, dan bersifat
Sosial kemasyrktn berupa kelompok masyrkt/
kesatuan-kesatuan masyarakat Hukum Adat
sepanjang masih hidup dan sesuai dgn
perkembangan masyrkt, dan keberadaannya
diakui oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemda
melalui Pengesahan/Penetapan dari Pimpinan
Instansi Vertikal atau kepala SKPD terkait
sesuai dgn kewenangannya.
Lanjutan ....

 Hibah Kepada Organisasi Kemasyarakatan


yang Berbadan Hukum Indonesia diberikan
kepada Organisasi Kemasyarakatan yang
Berbadan Hukum Yayasan atau Organisasi
Kemasyarakatan yang Berbadan Hukum
Perkumpulan yang telah Mendapatkan
Pengesahan Badan Hukum dari Kementerian
yang Membidangi Urusan Hukum dan Hak
Asasi Manusia sesuai Peraturan Perundang-
undangan
PERSYARATAN

 Hibah kepada badan dan lembaga


diberikan dengan persyaratan paling
sedikit:
a. Memiliki kepengurusan yang jelas
didaerah yang bersangkutan;
b.Memiliki surat keterangan domisili dari
lurah/kepala desa setempat atau
sebutan lainnya; dan
c. Berkedudukan dalam wilayah
administrasi pemerintah daerah yang
bersangkutan.
PERSYARATAN

 Hibah kepada Org Kemasyarakatan


diberikan dgn persyaratan paling sedikit:
a. Telah terdaftar pada kementerian yg
membidangi urusan hukum dan hak
asasi manusia paling singkat 3 tahun,
kecuali ditentukan lain oleh Peraturan
Per UU an;
b.Berkedudukan dalam wilayah adm
Pemda yang bersangkutan; dan
c. Memiliki sekretariat tetap didaerah
yang bersangkutan.
 Pasal 9 ayat (1)

 Rekomendasi kepala SKPD dan pertimbangan


TAPD menjadi dasar pencantuman alokasi
anggaran hibah dalam Ranc KUA dan PPAS.

 Pasal 10
 (1) Hibah berupa uang dicantumkn dlm RKA-PPKD.
 (2) Hibah berupa barang atau jasa dicantumkan
dalam RKA-SKPD.
 (3) RKA-PPKD dan RKA-SKPD menjadi dasar
penganggaran hibah dalam APBD sesuai Peraturan
Perundang-undangan.
PENGANGGARAN HIBAH/BANSOS

EVALUASI (2) SKPD


TERKAIT (7)
(3) REKOMEN
RKA-PPKD RKA-SKPD
(6)
(UANG) (BRG/JASA)

PYSN RKA
USULAN KEPALA (3) MELALUI
TERTULIS
CALON
(1)
DAERAH (3)

PENERIMA
(4)
PERTIM
(8)
BANGAN
TAPD
PYSN RKA(6)

(5)
(9)  Hibah/Bansos berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja tidak
langsung, jenis belanja hibah/bansos, obyek, dan rincian obyek belanja
berkenaan pada PPKD.
R-APBD  Hibah berupa barang atau jasa dianggarkan dalam program dan
KUA & PPAS kegiatan, jenis belanja barang dan jasa, obyek belanja hibah
barang/jasa berkenaan, dan rincian obyek belanja hibah barang atau
jasa kepada pihak ketiga/masyarakat berkenaan pada SKPD.
 Bansos berupa barang dianggarkan dalam program dan kegiatan, jenis
belanja barang, obyek belanja bansos barang berkenaan, dan rincian
PERDA APBD obyek belanja bansos barang kepada pihak ketiga/masyarakat
berkenaan pada SKPD.
 Rincian obyek belanja dicantumkan nama penerima dan besaran hibah
/bansos.
PELAKSANAAN & PENATAUSAHAAN
 Hibah berupa uang ditetapkan
dalam DPA-PPKD, hibah berupa  Bansos berupa uang
barang atau jasa ditetapkan dalam ditetapkan dalam
DPA-SKPD. DPA-PPKD, bansos
 KDH menetapkan daftar penerima berupa barang atau
hibah beserta besaran uang atau jasa ditetapkan
jenis barang atau jasa yg akan
B dalam DPA-SKPD.
dihibahkan dgn Kep KDH berdsrkn H
A  KDH menetapkan
Perkada ttg Penjbn APBD. Sbg
I
N
dasar penyaluran/ penyerhan Hibah daftar penerima
B bansos dgn Keptn
 Hibah dituangkan dalam NPHD yg S
sekurang-krgnya memuat : A KDH berdasarkan
O Perda APBD dan
1. Pemberi dan penerima hibah; H
2. Tujuan pemberian hibah; S Perkada Penjbrn
3. Besaran/jenis hibah; APBD, yg menjd
4. Hak dan kewajiban; dasar penyaluran/
5. Tata cara penyalrn/penyrh hibah; penyerahan bansos.
6. Tata cara pelaporan hibah;  Pencairan bansos
 KDH dapat menunjuk pejabat yg dengan cara LS
menandatangani NPHD
 Penyaluran/penyrhn hibah dilakukan  Pencairan bansos
setelah penandatanganan NPHD; sampai dengan Rp.
 Pencairan hibah dalam bentuk uang 5 Juta dpt dilakukan
dilakukan dengan LS. dgn mekanisme TU
 Penerima hibah berupa PERTANGGUNGJAWABAN
uang menyampaikan
laporan kpd KDH melalui PEMDA
PPKD tembusan SKPD a. usulan calon
terkait b. SK KDH - daftar penerima hibah
 Penerima hibah c. NPHD
bertanggungjawab
d. pakta integritas penerima hibah
secara formal dan
material atas e. bukti transfer uang atau bukti
penggunaan hibah yang serah terima barang/jasa
diterimanya
PELAPORAN
DAN  Penerima hibah berupa PENERIMA
PERTANGGUNG barang/jasa a. Lap. penggunaan hibah
JAWABAN menyampaikan Lap kpd
b. Surat peryataan tanggungjawab
KDH melalui SKPD
terkait.
penggunaan hibah
 Hibah berupa barang yg c. Bukti pengeluaran yg lengkap
belum diserahkan kpd dan sah
penerima hibah sampai catatan :
dengan akhir tahun  a dan b disampaikan kepada KDH
anggaran berkenaan,
 sedangkan c disimpan oleh
dilaporkan sebagai
persediaan dalam penerima sebagai objek
neraca daerah pemeriksaan.
 Penerima bansos berupa PERTANGGUNGJAWABAN
uang menyampaikan
laporan kepada KDH
melalui PPKD tembusan PEMDA
SKPD terkait a. usulan calon
 Penerima bansos b. SK KDH - daftar penerima bansos
bertanggungjawab c. pakta integritas penerima bansos
secara formal dan d. bukti transfer uang atau bukti
material atas serah terima barang/jasa
penggunaan bansos
yang diterimanya
PELAPORAN
DAN  Penerima bansos berupa
PENERIMA
PERTANGGUNG barang/jasa a. Lap. penggunaan bansos
JAWABAN menyampaikan laporan b. Surat peryataan tanggungjawab
kepada KDH melalui penggunaan bansos
SKPD terkait. c. Bukti pengeluaran yg lengkap
 Bansos berupa barang dan sah
yg belum diserahkan catatan :
kepada penerima bansos
sampai dengan akhir  a dan b disampaikan kepada KDH
tahun anggaran  sedangkan c.disimpan oleh
berkenaan, dilaporkan penerima sebagai objek
sebagai persediaan
pemeriksaan.
dalam neraca daerah
Pasal 42 ayat (5) Permendagri Nomor 39 /2012
Dalam hal pengelolaan hibah dan/atau bantuan sosial
tertentu diatur lain dengan peraturan perundang
undangan. Maka pengaturan pengelolaan dimaksud
dikecualikan dari Peraturan Menteri ini

Pengertian dikecualikan dari Peraturan Menteri


ini adalah ketentuan perundang-undangan dalam
bentuk UU, PP, Perpres, Inpres, dan Kepres yang
menegaskan pengalokasian APBD untu organisasi
atau lembaga tersebut
Psl 6 ayat (5)
Organisasi kemasyarakatan yg dibentuk dgn
peraturan perundang-undangan dijabarkan seperti:

1. KONI - Pasal 69 ayat (2) UU 3/2005 ttg Sistem Keolahragaan


Pemerintah dan Pemda Wajib Mengalokasikan Anggaran
keolahragaan melalui APBN dan APBD.
2. PMI - Pasal 6 PP 7/2011 ttg Pelayanan Darah menyebutkan;
Pemerintah dan Pemda Bertanggung Jawab terhp pendanaan
pelayanan darah dlm rangka jaminan ketersediaan darah untuk
kepentingan pelayanan kesehatan
3. PRAMUKA - Psl 36 huruf a UU No 12/2010 ttg Gerakan Pramuka:
Pemerintah dan pemda bertugas menjamin kebebasan berpendapat
dan berkarya dlm pendidikan kepramukaan;

5. Zakat Pasal 31 UU No 23/2011 ttg Penganggaran Zakat: Dalam


melaksanakan tugasnya, BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kab/kota
dibiayai dgn APBD

6. MUI Psl 4 Perpres No 151/2014 ttg Bantuan Pendanaan Kegiatan MUI


Bantuan Pendanaan MUI Provinsi Kab/Kota di bebankan pd APBD

Anda mungkin juga menyukai