Anda di halaman 1dari 30

Prinsip Pertolongan

Pertama Trauma
KENAPA PERTOLONGAN GD
TRAUMA PENTING

 Penyebab kematian tertinggi usia < 40 tahun


terutama 15-25 tahun
 1 mati, 3 cacat
 25-35% mati dapat dicegah (dengan EMS yang
baik)
KAPAN PENDERITA MATI

 Langsung karena anatomi rusak berat


 Jam-jam awal trauma karena fungsi kehidupan
terganggu
 Kemudian pada hari minggu berikutnya karena
gagal organ yang berfungsi vital
APA YANG TERJADI PADA
TRAUMA

 Kerusakan anatomi tubuh oleh mekanik trauma


dengan akibat fungsi vital terganggu
 Gangguan fungsi vital adalah penyampaian
oksigen kejaringan dan pengeluaran CO2
APA YANG DIMAKSUD
MEKANISME TRAUMA
 Proses berenergi tinggi atau rendah yang akan
merusak keutuhan organ, jaringan maupun sel
tubuh
 Kerusakan yang terjadi sejalan dengan besarnya
energi yang diserap
 Mekanisme trauma bisa terarah atau menyebar
ADA BERAPA MEKANISME
TRAUMA

 Trauma tumpul
 Trauma tajam baik tembak atau tusuk
 Luka bakar baik panas, dingin, kimia maupun
listrik
 Luka ledakan
APA YANG RUSAK MENURUT
MEKANISME
 Tumpul, bagian kontak akan memar, robek,
patah atau pecah
 Tajam, tembak atau tusuk merusak sepanjang
perjalanan
 Bakar akan merusak permukaan luar dan dalam
tubuh
 Ledakan memecahkan rongga udara
APA MANFAAT TAHU
MEKANISME
 Bisa meramalkan organ cedera, gejala yang
diperkirakan timbul, tindakan imobilisasi
anatomi, resusitasi fisiologi, kelainan anatomi
dan persarafan yang ditemukan, radiologi yang
dibutuhkan dan operasi yang akan dilakukan
 Contoh naik motor terjatuh, nyeri paha kanan,
keringat dingin, respon terhadap panggilan, paha
membesar 2 kali kiri.
Apa manfaat tahu mekanisme
trauma ?
 Mekanisme trauma yang terjadi adalah tumpul,
Organ cedera adalah tungkai bagian paha
sebelah kanan, gejala yang timbul adalah
kemungkinan gangguan sirkulasi dan kesadaran,
resusitasi dengan pemberian cairan dan darah,
pelurusan tungkai untuk penghentian
perdarahan, imobilisasi dengan spalk, periksa
tungai dari kemungkinan gangguan nvd dll, buat
foto radiologis terapi operasi definitif
HUBUNGAN CEDERA ORGAN
DAN GEJALA
 Cedera kepala, wajah, leher, dada  gangguan
airway
 Cedera leher, dada, perut  gangguan breathing
 Cedera dada, perut, ekstremitas, kulit 
gangguan circulation
 gangguan A,B,C dan cedera kepala  gangguan
disability
HUBUNGAN CEDERA ORGAN
DAN GEJALA

 Luka bakar, menyebabkan gangguan A,B,C dan


E
 Cedera tulang belakang leher dan punggung atas
menyebabkan gangguan B dan C
APA YANG SEDANG TERJADI

 Gangguan transportasi oksigen kejaringan dan


pengeluaran CO2
 Dimulai dari gangguan saluran nafas, pernafasan,
dan peredaran darah berdampak gangguan
kesadaran dan pengaturan suhu
APA PEGANGAN PERTOLONGAN
PERTAMA

 Penderita tak utuh secara anatomi  curiga akan


adanya kerusakan yang bisa bertambah akibat
manipulasi  imobilisasi
 Resusitasi “tak boleh” dilakukan
 Curiga timbul gejala baru
 Periksa berulang dan penilaian
APA YANG PERTAMA
DILAKUKAN

 Proteksi diri dari kemungkinan penularan


penyakit lewat darah dari luka penderita
 Proteksi penderita dari kemungkinan pergerakan
yang menyebabkan cedera ada bertambah
 Cari ABCDE’s dengan look, listen, feel
APA YANG PERLU DISIAPKAN

 RS : peralatan resusitasi ABC’s, imobilisasi,


proteksi diri, sistem triase dan pelayanan RS,
personel
 Pra RS : resusitasi, proteksi, ekstrikasi, evakuasi,
imobilisasi/stabilisasi, transportasi
PENILAIAN APA YANG PERTAMA
 Imobilisasi leher sekaligus ditentukan tingkat
kesadaran
 Sadar, respon suara, respon nyeri, tak ada respon
 Sekaligus penilaian saluran nafas (A)
 Sadar, bisa bicara A bebas
 Tak respon biasanya A terganggu
GANGGUAN AIRWAY
 Berkumur ada cairan, tindakan angkat dagu, lihat
rongga mulut, hisap gagal intubasi
 Mendengkur lidah jatuh, angkat dagu, pasang
oral airway
 Parau laring edema, intubasi
endotrakeal/krikotiroid
 Berikan O2, selama tindakan
GANGGUAN BREATHING
 Sesak, gelisah, kebiruan, frekwensi pernafasan
meningkat > 30/mt, pergerakan dada terganggu
 SN hilang, hipersonor  penumotorak, trakea
bergeser, vena leher terbendung  tension
 O2, torakosentesa, pasang chest tube/wsd
GANGGUAN BREATHING
 Sn menurun, perkusi redup  hematotorak 
chest tube, wsd
 Jejas dinding dada, sn/perkusi sdkt kelainan,
sesak, saturasi turun  memar paru  oksigen
mask, intubasi + ventilasi
 Dinding dada bocor  tutup 3 sisi, pasang chest
tube + wsd
Gangguan circulation
 Mekanisme trauma tajam ke dada, perut,
permukaan tubuh
 Trauma tumpul dada, perut, panggul, tulang
panjang
 Kurangnya aliran darah ke kulit, otot, visera (
perifer) atau ginjal, otak, jantung ( sentral)
 Akral dingin, nadi> 100/mnt, TD turun
Gangguan Circulation
 Perdarahan Kls I, 0-15 % tanpa gejala klinis
 Perdarahan Kls II, 15-30 %, nadi > 100/mnt
 Perdarahan Kls III, 30-40%, TD turun, terukur
 Perdarahan Kls IV, > 40 %, TD tak terukur
 Jml darah dewasa 70 cc/kg BB, anak 80-90
cc/kg bb.
GANGGUAN CIRCULATION
 Siapkan darah sebanyak hilang, cairan elektrolit
hangat 3 kalinya
 Tekan perdarahan terlihat,luruskan ekstremitas
yang deformitas, pasang bidai, raba denyut nadi
distal
 Berikan cairan iv, diameter besar, pada tangan,
kaki yang sehat
 Pasang kateter urine dan pipa lambung
GANGGUAN CIRCULATION
 Periksa tanda ruptur uretra sebelum kateterisasi
dan fraktur basis kranii sebelum pipa lambung
 Nilai respon pemberian cairan, baik  darah,
buruk  kurang, tambahkan, perdarahan
berlangsung  siapkan operasi, jantung 
perikoardiosentesa dll
GANGGUAN DISABILITY
 ABC terganggu tak sadar akibat hipoksia,
iskemia  resusitasi
 ABC normal, tak sadar  cedera otak atau
sebab obat
 Sadar penuh, memberi jawaban harus dipanggil,
memberi jawaban setelah dicubit, dan tak ada
komunikasi pada rangsang nyeri
GANGGUAN DISABILITY
 Ukuran pupil pada gangguan kesadaran oleh
kelainan ABC’s atau kelainan luar otak biasanya
melebar atau menyempit dengan reaksi (+)
 Gangguan kesadaran bila ABC’s normal berarti
ada kerusakan atau kelainan dalam otak bisa
hematoma (EDH, SDH, ICH atau edema dll)
dengan perubahan ukuran dan reaksi pupil
sepihak
Exposure
 Semua tubuh dibuka dan selimuti penderita
untuk mencegah hipotermi
 Dicara gangguan fisiologis yang menyangkut
pernafasan ( sianosis, retraksi, empisema) atau
perdarahan ( darah merembes, tubuh
membengkak) atau gangguan pengaturan suhu (
dingin, menggigil)
GANGGUAN ENVIRONMENT

 Hipotermi  selimuti, cairan hangat


 Bahaya hipotermi pada anak, atau syok, luka
bakar adalah koagulopati, asidosis, jantung
 Hipertermi > 41 derajat C  otak rusak,
kompres
PENGAWASAN DAN PENILAIAN
 Sepanjang pemeriksaan seperti patensi saluran
nafas, RR, saturasi, undulasi pada wsd, urine,
nadi, td, kesadaran dll
 Berikutnya pemeriksaan fisik
 Kelainan anatomi kepala sampai kaki
 Kelainan persarafan
 Pemeriksaan radiologis
PENENTUAN TERAPI DEFINITIF

 Klinis dan radiologis


 Bisa dilakukan di RS perifer atau harus dirujuk
 Sebelum dirujuk komunikasi dengan RS yang di
RS
RANGKUMAN

 Pada masa awal penemuan keadaan ancaman


jiwa setelah trauma lebih penting
 Penentuan diagnosa klinis maupun radiologis
dilakukan kemudian setelah keadan stabil

Anda mungkin juga menyukai