Anda di halaman 1dari 18

JOURNAL READING

Meta-analysis: High-dose vs. low-dose


metronidazole-containing therapies for
Helicobacter pylori eradication treatment

Pembimbing :
Dr. I Wayan Mertha, Sp.PD.

Oleh :
Ummi Utami
J510170066

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


FK UMS – RSUD Dr. Harjono S. Ponorogo
2018
IDENTITAS JURNAL

• Meta-analysis: High-dose vs. low-dose


Judul metronidazole-containing therapies for
Helicobacter pylori eradication treatment

Authors • Yingjie Ji, Hong Lu

Publication • January 25, 2018


date

Publisher • PLoS ONE


PENDAHULUAN
• Terapi dengan PPI / koloid bismuth subcitrate (CBS) + dua
antibiotik (metronidazol, tetrasiklin, amoksisilin, klaritromisin,
levofloxacin atau rifabutin) rezim terapi yang efektif dan
ekonomis untuk menyembuhkan infeksi H. pylori
• Resistensi H. pylori terhadap antibiotik, terutama klaritromisin,
levofloxacin dan metronidazolefektivitas triple terapi↓↓.
• beberapa studiuji alternatif untuk meningkatkan efikasi
(memperpanjang durasi pengobatan 14 hari, menggunakan terapi
sekuensial bukan terapi terus menerus , menggunakan dosis
tinggi atau generasi baru PPI, menggunakan terapi yang
disesuaikan bukan terapi empiris, an menggunakan bismuth
quadruple terapi)
• Saat ini, ada beberapa publikasi studi telah menilai peran dosis
tinggi metronidazol pada H. pylori pengobatan, serta efek
sampingnya, namun kesimpulannya belum konsisten.
PENDAHULUAN

Oleh karena itu dilakukan meta-analisis untuk membandingkan


terapi metronidazol dosis tinggi dengan terapi metronidazol dosis
rendah tidak hanya mengenai efektivitas terapi, tetapi juga pada
kepatuhan dan efek samping selama perawatan
METODE
Desain Penelitian • Literature review of RCT study

• Kriteria Intrinsik :
• makalah atau abstrak harus melaporkan hasil
perbandingan, percobaan acak
• penelitian harus menyertakan setidaknya dua cabang
pengobatan membandingkan dosis rendah metronidazole
dengan dosis yang lebih tinggi dalam terapi yang sama
Studi selection
• mencakup kombinasi dari PPI atau CBS, metronidazole dan
and eligibility baik tetrasiklin atau amoxicillin minimal 7 hari
criteria • infeksi H. pylori harus ditentukan dengan biopsi dan / atau
urea breath test (UBT) sebelum perawatan
• eradikasi harus dievaluasi dengan biopsi dan / atau UBT
setidaknya 4 minggu setelah akhir pengobatan
• penelitian harus melaporkan hasil eradikasi dan efek
samping pengobatan.
METODE
• the modified Jadad score
Quality • while scores range from 4 to 7 was presumed to be
assessment high quality. Discrepancies in the interpretation were
resolved by consensus.

• The primary goalto compare the effectiveness


of H. pylori eradication of high-dose vs. low-dose
metronidazole therapies
Outcome • Subgroup analyses were performed to evaluate:
measures (1) the efficacy of the therapies in areas with
different metronidazole resistance
(2) the efficacy of the therapies for metronida-
zole-resistant and sensitive strains
(3) the side effects and adherence of the
therapies on the eradication rates.
INTERVENSI
RESULT
Study characteristics
Eradication rates of high vs low-dose therapies

612 patient ITT analysis, eradication rates of high-dose therapies were 82% vs.
76% with the low-dose therapies.
577 patientPP analysis, eradication rates were 85% in the high-dose therapies
vs. 79% in the low-dose therapies.
Eradication rates in areas with high vs. low metronidazole resistance

2 studies480 patients compared the eradication rates in areas with low


metronidazole resistance (Europe and Japan), The ITT eradication rates were
similar in high-dose therapies 85% and in low-dose therapies 82%.
2 studieshigh metronidazole-resistant area Iran , eradication rates of the high-
dose therapies were 74% vs. 52% of the low-dose therapies
Eradication rates in metronidazole-resistant vs. susceptible strains

The eradication rates for the metronidazole-resistant strains in the high-dose


therapies were 71%, whichwere superior to that of the low-dose therapies 46%

The eradication rates for the metronidazole-susceptible stains in high dose


therapies were 82%, which were similar to that of the low-dose therapies 75%.
Adherence and side effects

• Adherence was evaluated in all four included studies. Both therapies


displayed a high adherence, with 94% for the high-dose therapies and low-
dose therapies.
• The high-dose therapies increased the risk of side effects.
• The overall side effects rate was 32% for high dose therapies, and 17% for
low-dose therapies.
• Dry mouth was the most common side effects for both high-dose (47%) and
low-dose therapies (43%).
• Others like soft stool or diarrhea (27% vs. 19%), odynophagia (14% vs. 13%),
abdominal pain or taste preven-tion (10% vs. 6%), nausea (9% vs. 6%) and
headache (8% vs. 6%).
• Besides, side effects like abnormal liver function (i.e., serum Alanine
transaminase [ALT] and/or Aspartate transaminase [AST] activity increased
(7% vs. 6%), skin rash (3% vs. 1%), glossitis (1% vs. 0%) and constipation (0%
vs. 2%) were rarely observed in patients.
DISKUSI

Dalam 30 tahun terakhir rejimen standar yang mencakup PPI dan / atau
bismut + klaritromisin dan amoxicillin atau metronidazole sering dianggap
sebagai pilihan pertama pengobatan untuk eradikasi H. pylori

Namun, karena meningkatnya resistensi primer terhadap antibiotik tersebut,


tingkat eradikasi umumnya menurun, terutama untuk strain yang resisten
klaritromisin dan metronidazole.

Hal ini menyebabkan beberapa peneliti berusaha menemukan cara-cara baru


untuk meningkatkan tingkat eradikasi, misalnya, dengan meningkatkan dosis
metronidazol.
DISKUSI
Temuan ini menunjukkan bahwa rejimen dengan kedua dosis tinggi dan dosis rendah
metronidazole dianggap sama-sama efektif. Namun, dosis tinggi dari metronidazol
mengakibatkan lebih banyak efek samping daripada kelompok dosis rendah.

diusulkan bahwa di daerah dengan resistensi metronidazole tinggi, dosis yang lebih
tinggi akan mencapai tingkat eradikasi lebih tinggi dari yang dosis rendah, sedangkan
di daerah dengan resistensi metronidazole rendah, dosis rendah metronidazole juga
bisa mencapai tingkat eradikasi tinggi.

resistensi antibiotik dianggap salah satu alasan utama kegagalan eradikasipenting


untuk melakukan uji kepekaan antimikroba sebelum pengobatan.
Dalam subkelompok resisten metronidazole (79 strain), ditemukan bahwa terapi dosis
tinggi mencapai tingkat yang lebih tinggi eradikasi daripada yang dosis rendah (71% vs
46%) Tapi untuk subkelompok sensitive metronidazole (264 strain), tingkat eradikasi
terbukti lebih mirip antara kedua kelompok (82% vs 75%)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis tinggi dari metronidazol sebagian dapat
mengatasi perlawanan metronidazol dan mencapai tingkat eradikasi yang lebih tinggi,
terutama di daerah dengan resistensi metronidazole tinggi atau bagi individu yang
telah menggunakan metronidazol tanpa uji kepekaan antimikroba.
DISKUSI

Kepatuhan merupakan salah satu faktor yang menentukan efektifitas terapi


eradikasi. Secara keseluruhan, tidak ada perbedaan muncul di antara kedua
kelompok yaitu, kepatuhan baik (> 94).

Meta-analisis ini menemukan bahwa terapi dosis tinggi akan menyebabkan


insiden yang lebih tinggi dari efek samping dari terapi dosis.

Namun, tidak ada perbedaan dalam kepatuhan dari kedua kelompok, yang
berarti bahwa pasien yang menggunakan dosis tinggi metronidazol dapat
mentolerir semua efek samping yang ada dan juga bisa menyelesikan dengan
lengkap keseluruhan program pengobatan.
KESIMPULAN

Di beberapa daerah dosis rendah terapi metronidazol mencapai


tingkat eradikasi yang baik, dengan kepatuhan yang baik dan efek
samping yang lebih sedikit.
Tapi di daerah dengan resistensi metronidazole ↑ atau bagi
individu yang pernah menggunakan metronidazol tanpa uji
kepekaan antimikroba, meningkatkan dosis metronidazol dapat
mengatasi resistensi dan menghasilkan tingkat eradikasi yang lebih
tinggi dari penggunaan terapi dosis rendah.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai