Anda di halaman 1dari 36

SIKLUS KEHIDUPAN MANUSIA

Definisi
• Suatu proses perubahan sepanjang tahun-tahun
kehidupan–suatu progresi dari bayi sampai usia
lanjut

• Suatu perubahan dalam kebutuhan dan fungsi


manusia dari aspek-aspek :
– Perkembangan fisik
– Perkembangan psikosexual
– Perkembangan psikososial
– Perkembangan kognitif
– Perkembangan moral
Teori-teori yang akan dibicarakan
secara garis besar
• Teori Perkembangan psikosexualitas
(Sigmund Freud)
• Teori perkembangan Psikososial
(Erik H.Erikson)
• Teori Perkembangan Kognitif
(Jean Piaget)
• Teori Perkembangan Moral
(Lawrence Kohlberg)
Teori Perkembangan Psikososial
Erik H. Erikson

1902 -1994
Prinsip dasar
• Perluasan & transformasi dari konsep
psikoanalitik Freud.
• Fokus perhatian bergeser dari “the unconscious &
irrational id”  kesadaran (awareness) dan
rationalitas ego (Ego Psychology).
• Lebih menekankan pada dorongan-dorongan
psikososial daripada dorongan psikosexual -
krisis perkembangan bersumber dari proses
pencapaian tujuan-tujuan personal agar
memenuhi harapan sosial masyarakat; bukan
hanya sekedar pada inhibisi/hambatan
pemuasan dorongan psikosexual.
The “Epigenetic Principle”
Gagasan ini menyatakan bahwa perkembangan
itu bermula dan berlanjut dari suatu
“universal plan”

“anything that grows has a ground plan, and


out of this ground plan the parts arise, each
part having its time of special ascendancy,
until all parts have arisen to form a
functional whole”.
• Krisis psikososial merupakan krisis yang telah
ditentukan secara universal, yang dibangun atas dan
diinkorporasi dari pengalaman-pengalaman
sebelumnya, serta pengaruh kultural dan perubahan
biologik yang dialami saat ini.

• Krisis-krisis yang tidak terselesaikan dapat berakibat


pada terjadinya psikopatologi kepribadian yang dapat
menetap sampai dewasa / usia lanjut

• Erikson menggambarkan delapan fase dengan urutan


perkembangan dari lahir sampai usia lanjut
fase fase itu tidak secara ketat terikat dengan usia
kronologis, namun juga tidak mudah untuk dipisahkan
Perbedaan Perkembangan
Psikoseksual dengan Psikososial
Freud Erikson
1. Peranan fungsi id dan 1. Peranan fungsi ego lebih
ditonjolkan, yang
ketidak sadaran sangat berhubungan dengan tingkah
penting laku yang nyata
2. Hubungan segitiga antara 2. Hubungan-hubungan yang
penting lebih luas, karena
anak, ibu, ayah menjadi mengikutsertakan pribadi-
landasan yang terpenting pribadi lain yang ada dalam
dalam perkembangan lingkungan hidup yang
langsung pada anak.
kepribadian Hubungan antara anak dan
orang tua melalui pola
pengaturan bersama (mutual
regulation)
Perbedaan Perkembangan
Psikoseksual dengan Psikososial
Freud Erikson
3. Orientasi patologik, 3. Orientasinya optimistik,
pesimistik karena karena kondisi-kondisi dari
berhubungan dengan pengaruh lingkungan sosial
berbagai hambatan pada yang ikut mempengaruhi
struktur kepribadian dalam
perkembangan kepribadian perkembangan kepribadian
anak bisa diatur.
4. Timbulnya berbagai
hambatan dalam kehidupan 4. Konflik timbul antara ego
psikisnya karena konflik dengan lingkungan sosial
internal, antara id dan yang disebut : konflik sosial
superego
Teori Perkembangan Moral
Lawrence Kohlberg

1927 -1987
Moralitas
• Definisi :
Kemampuan untuk membedakan antara
benar/baik dan salah/buruk.

• Meliputi :
– Kognisi : mengambil peran, mempertimbangkan,
mengambil keputusan.
– Afek : empati, kepedulian, altruism
– Perilaku :menolong orang lain, melawan godaan,
dsb.
• Seseorang dikatakan mempunyai nilai moral yang
tinggi bila ia :
– Sadar dan mengerti akan kebutuhan dan perasaan
orang lain (cognition)
– Peduli dan dapat berempati dengan orang lain
(affective)
– Dapat melaksanakan kesadaran dan kepeduliannya itu
dalam berhubungan dengan orang lain (behavior)

• Defisiensi dalam salah satu dari ketiga dimensi


moral itu mengindikasikan adanya
“less than perfect moral character”
• Beberapa pendekatan teori yang menjelaskan
mengenai perspektif perkembangan moral itu:
– Social learning theory , fokus pada dimensi
behavioral
– Psychonalitic theory , fokus pada dimensi afektif
– Cognitive theory , fokus pada dimensi kognitif
Level I:
Preconventional
Stage Morality
1: Punishment
and obedience
orientation

• Tahap ini disebut


juga moralitas
heteronomi. suatu
orientasi pada
hukuman dan
kepatuhan.
Penentuan benar atau
salah didasarkan
pada konsekuensi
ragawi suatu
tindakan.
Stage 2: Individualism, instrumental
purpose, and exchange

• Tahap kedua disebut tujuan instrumental,


individualisme dan pertukaran (kebutuhan dan
keinginan).
• Tahap ini ditandai oleh pemahaman baik atau
benar sebagai sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan, baik diri sendiri
maupun orang lain. Kebutuhan pribadi dan
kebutuhan orang lain merupakan pertimbangan
utama penalaran pada tingkat ini.
Level II: Conventional Morality
Stage 3: Mutual interpersonal expectation,
relationship, and interpersonal conformity

• Tahap harapan, hubungan dan penyesuaian antar


pribadi.
• Mengerjakan sesuatu yang benar pada tahap ini
berarti memenuhi harapan orang-orang lain, loyal
terhadap kelompok, dan dapat dipercaya dalam
kelompok tersebut. Perhatian terhadap
kesejahteraan orang lain dianggap hal yang
penting
• Kesadaran akan perlunya saling menaruh
harapan dan saling memberikan
persetujuan terhadap perasaan dan
perspektif orang lain, serta minat
kelompok menjadi perspektif sosial
seseorang
Stage 4: Social system and conscience (law and order)

Tahap keempat adalah sistem sosial dan hati


nurani. Mengerjakan sesuatu yang benar pada
tahap ini berarti mengerjakan tugas
kemasyarakatan dan mendukung aturan sosial
yang ada. Tanggung jawab dan komitmen
seseorang haruslah menjaga aturan sosial dan
menghormati diri sendiri.
Level III: Postconventional Morality or
Principled
• Stage 5: Social contract or utility and
individual right

• Tahap ini adalah kontrak sosial dan hak


individual. Yang dianggap benar menurut
tahap ini adalah yang mendukung hak-hak
dan nilai-nilai dasar, serta saling menyetujui
kontrak sosial.
• Orientasi penalaran tahap ini adalah pada upaya
memaksimalkan kesejahteraan masyarakat dan menghargai
kemauan golongan mayoritas, di samping menjaga hak-hak
golongan minoritas.
• Apabila undang-undang dan aturan yang ada dianggap
tidak sesuai, misalnya bertentangan dengan hak-hak
kemanusiaan, maka penalar pada tahap kelima ini dapat
melakukan kritik dan mengusahakan perubahan dan
mempelajari cara mengatasinya.
• Tahap kelima ini memiliki sifat
utilitarianism rational, yakni suatu
keyakinan bahwa tugas dan kewajiban
harus didasarkan pada tercapainya
kebahagiaan bagi sebagian besar
manusia.
Stage 6: Universal ethical principles

• Tahap keenam adalah prinsip etis


universal. Pada tahap ini yang dianggap
benar adalah bertindak sesuai dengan
prinsip-prinsip pilihan sendiri yang
sesuai bagi semua manusia.
• Prinsip-prinsip diterima oleh orang yang
berada pada tahap ini bukan disebabkan
oleh persetujuan sosial, tetapi prinsip-
prinsip tersebut berasal dari ide dasar
keadilan, yaitu persamaan hak-hak
kemanusiaan dan penghargaan terhadap
martabat manusia.
• Penalar pada tahap ini sudah dapat
membuat keputusan moral secara otonomi.
• Perhatian utamanya pada tercapainya
keadilan melalui penghargaan terhadap
keunikan hak-hak individu.
Selanjutnya, Kohlberg menggunakan
dilema moral untuk mengetahui kedudukan
seseorang dalam tahap-tahap perkembangan
penalaran moral.
Dari keputusan seseorang dalam
menghadapi dilema tersebut, disertai alasan
yang mendasari keputusan, akan dapat
ditentukan tahap perkembangan penalaran
orang tersebut.
• Dalam konteks evaluasi moral, mengetahui
tahap-tahap perkembangan penalaran moral
seseorang tidak sama dengan mengetahui
tindakan moral orang tersebut, karena antara
pemikiran dan tindakan dapat terjadi tidak
seiring sejalan. Oleh karena itu perlu
dilakukan evaluasi lain yang dapat
mengungkap aspek sikap maupun perilaku.
Siklus kehidupan dan profesi psikiater
• Pengetahuan mengenai siklus kehidupan sangat
penting untuk psikiater

• Arus perubahan kehidupan memberikan tantangan


dan kesempatan bagi mereka yang bekerja dibidang
pengobatan dan perawatan pasien

• Pengetahuan mengenai fase-fase perkembangan


akan memberikan pengertian mengenai apa yang
penting untuk pasien dan bagaimana ia berespon
terhadap masalah atau penyakit.
• Integrasi dari aspek-aspek fisik, sexual, sosial,
kognitif dan moral, akan menghasilkan
keunikan dan kekhasan individu

• Pengobatan yang optimal dan efektif harus


disesuaikan dengan sifat-sifat dan kebutuhan
individu yang unik
Kesimpulan
• Pengetahuan mengenai siklus kehidupan dan
bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku manusia
akan meningkatkan sensitivitas kita terhadap pasien

• Pengertian mengenai siklus kehidupan akan


mempermudah mengembangkan empati terhadap
respon-respon pasien terhadap berbagai masalah
kehidupannya

• Perencanaan terapi akan lebih stimulatif, realistik,


dan kreatif
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai