Sumsum merah Tulang pipih dan Tempat pematangan Sel Immunokompeten B (Sel
tulang epifisis tulang Limfosit B) untuk mengenali antigen dan Pre Sel T
panjang pada (Pre Sel Limfosit T)
dewasa
Timus dan Sumsum Merah Tulang
Organ Sekunder
Organ Lokasi Fungsi
Limpa Regio Pulp Merah: Membersihkan sel darah yang dan
Hipochondriach kiri trombosit yang rusak oleh Makrofag, tempat
diantara lambung penyimpanan 1/3 trombosit tubuh, dan produksi
dan diafragma sel darah (hemopoiesis) selama masa fetus.
Pulp Putih: Tempat terjadinya respon imun sel B
dan T
Nodus Limfa Sepanjang Terdapat Sel B, Sel Plasma, Sel T, Makrofag, dan
Pembuluh Limfa, Sel Dendritik
kira-kira sebanyak Tempat Pembentukan Sel Plasma dan Sel B
600 nodus limfa memori
berbentuk seperti Membentuk Respon terhadap antigen
kacang
Fungsi :
melindungi tubuh terhadap invasi benda asing seperti bakteri dan
virus. Sebagian besar aktivitas leukosit berlangsung pada jaringan
bukan dalam aliran darah.
Karakteristik:
• memiliki sifat diapedesis
• bergerak sendiri dengan gerakan amuboid
• kemampuan kemotaksis
• semua limfosit adalah fagositosik
• ada yang memiliki granula sitoplasma disebut granulosit (neutrofil,
eosinofil, basofil). ada juga yang tidak memiliki granula sitoplasma
disebut agranulosit (monosit, limfosit)
Klasifikasi Leukosit
1. Neutrofil
Jumlah :
Mencapai 60% dari jumlah total sel darah putih (leukosit terbanyak)
Struktur:
• memiliki granula kecil berwarna merah pada sitoplasmanya
(granulosit)
• nukleusnya memiliki 3-5 lobus yang dihubungkan dengan benang
kromatin tipis (polymorphonuclear)
• diameternya mencapai 9-12 mikrometer
Fungsi :
• Sangat fagositosik dan sangat aktif
• spesialis fagositosik yang memiliki mobilitas tinggi serta mampu
menelan dan menghancurkan bahan yang tidak diinginkan
Klasifikasi Leukosit
2. Eusinofil
Jumlah : mencapai 1-3% dari jumlah total sel darah putih
Struktur :
• memiliki granula kasar dan besar berwarna orange kemerahan pada
sitoplasmanya (granulosit)
• nukleusnya memiliki 2 lobus
• diameternya mencapai 12-15 mikrometer
Fungsi :
• Sebagai fagositosik lemah. jumlahnya akan meningkat saat terjadi alergi
atau penyakit parasit, tetapi akan berkurang saat stress berkepanjangan.
• mengeluarkan bahan kimia yang menghancurkan cacing parasitik dan
berperan dalam reaksi alergik.
• berfungsi dalam detoksifikasi histamin yang diproduksi sel mast dan
jaringan yang cedera saat inflamasi berlangsung
• mengandung peroksidase dan fosfatase yang mampu menguraikan
protein.
Klasifikasi Leukosit
3. Basofil
Jumlah: mencapai kurang dari 1% dari jumlah total
sel darah putih.
Struktur:
• memiliki granula besar yang bentuknya tidak beraturan berwarna ungu
kehitaman pada sitoplasmanya yang memperlihatkan nukleus berbentuk S
• nukleus satu lobus
• diameternya mencapai 12-15 mikrometer
Fungsi:
• mengeluarkan histamine untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan
yang cedera dan heparin untuk membantu mencegah penggumpalan
darah intravaskuler.
• berperan dalam reaksi alergik.
Klasifikasi Leukosit
4. Monosit
Jumlah: mencapai 3-8% dari jumlah total sel darah putih.
Struktur:
• Agranulosit
• merupakan sel darah terbesar
• nukleus besar, berbentuk seperti telur, yang dikelilingi sitoplasma
berwarna biru keabuan pucat (mononuklear)
• diameternya mencapai 12-18 mikrometer
Fungsi:
• sangat fagositosik dan sangat aktif.
• monosit akan berubah menjadi makrofag, yaitu spesialis fagositik
besar yang berada di jaringan
Klasifikasi Leukosit
5. Limfosit
Jumlah: mencapai 30% dari jumlah total sel darah putih
Rentang hidup mampu mencapai beberapa tahun
Struktur:
• Agranulosit
• mengandung nukleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan
tipis sitoplasma (mononuklear)
• ukuran bervariasi. ukuran terkecil 5-8 mikrometer dan ukuran terbesar 15
mikrometer.
Fungsi:
limfosit terdiri dari 2 tipe :
• Limfosit B (Sel B) berubah menjadi sel plasma yang mengeluarkan antibodi
secara tidak langsung menyebabkan destruksi benda asing
• Limfosit T (Sel T) secara langsung menghancurkan sel yang terinfeksi virus
dan sel mutan dengan mengeluarkan bahan-bahan kimia yang melubangi
sel korban.
3. Jelaskan peran sistem limfatik
dalam sistem imun
Jaringan Limfoid Fungsi
Sumsum tulang • Asal semua sel darah
• Tempat proses pematangan untuk Limfosit B
Kelenjar limfe, Tonsil, Adenoid, • Memindahkan limfosit dari dan ke limfe
Apendiks, Gut-Associated (membuang, menyimpan, memproduksi, dan
Lymphoid Tissue menambahkan)
• Limfosit residen menghasilkan antibodi dan sel T
tersensitisasi, yang dikeluarkan ke dalam limfe
• Makrofag residen mengeluarkan mikroba dan
debris lain yang berbentuk partikel dari limfe
Limpa • Memindahkan limfosit dari dan ke darah
• Limfosit residen menghasilkan antibodi dan sel T
tersensitisasi
• Makrofag residen mengeluarkan mikroba dan
debris lain yang berbentuk partikel, terutama sel
darah merah yang telah rusak
• Menyimpan sejumlah kecil sel sel darah merah
Timus • Tempat pematangan untuk Limfosit T
• Mengeluarkan hormon timosin
Jelaskan apa yang dimaksud dengan imunitas dan klasifikasinya.
Saat tubuh terpapar oleh benda asing, tubuh
akan melakukan proteksi dengan :
IMUNITAS adalah
kemampuan tubuh
untuk menahan atau
menghilangkan
benda asing atau sel
abnormal yang
berpotensi
merugikan.
• Pertahanan spesifik
Kemampuan tubuh untuk bertahan dari
serangan agen spesifik, seperti bakteri,
toksin, virus dan jaringan asing. Sangat
dipengaruhi aktifitas dari limfosit T dan B.
Dibagi menjadi 2:
1. Imunitas aktif
2. Imunitas pasif
Klasifikasi sistem imun
IMUNITAS AKTIF :
Didapat dari kontak langsung dengan
mikroorganisme tau toksin sehingga tubuh
memproduksi antibodinya sendiri
1. IMUNITAS AKTIF ALAMI :
Terjadi jika seseorang terpapar suatu satu
penyakit dan sistem imun memproduksi
antibodi serta limfosit khusus. Imunitas dapat
bersifat seumur
2. IMUNITAS hidup
AKTIF BUATAN :
Merupakan hasil vaksinasi. Vaksin dibuat dari
patogen yang mati atau dilemahkan atau toksik
yang sudah diubah.
Klasifikasi sistem imun
IMUNITAS PASIF :
Terjadi jika antibodi pindah dari satu individu
ke individu lain.
1. IMUNITAS PASIF ALAMI :
Terjadi pada janin saat antibodi IgG masuk
menembus plasenta. Antibodi IgG memberi
perlindungan sementara pada sistem imun
yang immatur.
2. IMUNITAS PASIF BUATAN :
Imunitas yang diberikan melalui injeksi
antibodi yang diproduksi oleh orang atai
hewan yang kebal karena pernah terpapar
suatu antigen
PERTAHANAN
SPESIFIK
PERTAHANAN NON-SPESIFIK
NO JENIS PERTAHANAN KETERANGAN
Membran mukosa
Lapisan epitel membran mukosa yang
mensekresikan mucus untuk memerangkap
mikroba. Contoh: Apparatus lacrima yang
memproduksi air mata, kelenjar ludah yang
memproduksi saliva.
dafpus
Martini FH, Nath JL, et al. Human Anatomy.
7th edition. Hawaii: Benjamin Cummings;
2012.
Sherwood, Lauralee. 2009. Fisiologi Manusia.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Tortora, GJ, Bryan D. 2012. Principles of
Anatomy and Physiology . 13th Edition. United
States of America : John Wiley & Sons, Inc.
FAGOSIT
IMUNOLOGI
INTERFERON
KOMPL
EMEN
INFLAM
ASI
5. DUA MACAM RESPON IMUN
DAN KOMPONENNYA
Sistem Imun Spesifik
• Respon Imun Spesifik terbagi dua sistem kerja yaitu:
Imunitas yang diperantarai oleh antibodi yang merupakan turunan limfosit B
Imunitas yang diperantarai oleh sel yang merupakan limfosit T
• Fagosit/makrofag dan sel NK berperan dalam sistem imun non spesifik seluller
1) Fagosit
• Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis tetapi sel utama yang
berperaan dalam pertahanan non spesifik adalah sel mononuclear (monosit dan makrofag)
adalah gerakan fagosit ketempat infekis sebagai respon terhadap berbagai factor sperti
produk bakteri dan factor biokimiawi yang dilepas pada aktivasi komplemen
o Antibody seperti pada halnya dengan komplemen C3b dapat meningkatkan fagosistosis
(opsonisasi). Antigen yang diikat antibody akan lebih mudah dikenal oleh fagosit untuk
kemudian dihancurkan. Hal tersebut dimungkinkan oleh adanya reseptor untuk fraksi Fc dari
2. Aglutinasi
Antibodi-antibodi cross-link dengan molekul antigen membentuk
kompleks antigenantibodi membentuk gumpalan.
3. Presipitasi
Ketika kompleks antigen-antibodi melibatkan antigen yang larut (
soluble antigen) contoh toksin tetanus, kompleks akan membentuk
endapan( endapan berpisah dari larutan).
Netralisasi dan Aglutinasi
Meningkatkan Respons Imun Bawaan
1. Mengaktifkan sistem komplemen
Antigen yang sesuai berikatan dengan antibodi reseptor dari
bagian ekor antibodi berikatan dan mengaktifkan C1 (komponen
pertama sistem komplemen). Kejadian kaskade menyebabkan
terbentuknya serangan membrane se lasing oleh sistem kompleks.
Antibodi adalah activator system komplemen paling utama
(classical complement pathway).
2. Meningkatkan fagositosis dengan opsonisasi
Porsi ekor dari antibodi berikatan dengan reseptor yang ada pada
permukaan fagosit yang meningkatkan fagositosis dari antigen.
3. Menstimulasi natural killer (NK) cells
Pengikatan antibodi dengan antigen menginduksi serangan dari sel
NK. Sel NK memiliki reseptor untuk bagian ekordaerah konstan
antibodi . Ketika sel target dikelilingi oleh antibodi, bagian ekor dari
antibodi mengikat sel target ke NK, dan NK merusak sel target
dengan melisiskan membrane plasmanya.
Meningkatkan Respons Imun Bawaan
7. prinsip dasar imunisasi
http://repository.usu.ac.id/bitstream
/123456789/38956/3/Chapter%20ll.
pdf.
TUJUAN
PENGERTIAN IMUNISASI MELAKUKAN
IMUNISASI