Anda di halaman 1dari 17

HUKUM DALAM PERSPEKTIF AGAMA HINDU

DAN
POLITIK DALAM PERSPEKTIF AGAMA HINDU
Menurut ajaran hindu yang menciptakan
segala isi dari alam semesta ini adalah tuhan.
Untuk mengatur dan menjaga hubungan
antara partikel-partikel yang diciptkan-nya itu,
tuhan menciptakan hukum yang murni dan
abadi bersifat absolute berlaku bagi semua
ciptaan-Nya. Hukum itu disebut hukum rta,
rta berasal dari bahasa sansekerta yang artinya
adil, tuhan sebagai pencipta dan pengendali
hukum rta disebut rtawan
 Sesuai dengan anjuran agama, yaitu
moksartham jagadhita ya ca iti dharma. Untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat/lahir
dan batin, maka dharmalah sebagai
penuntunnya. Sehingga dalam aplikasinya
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:
 1. Swa dharma dan,
 2. Para dharma
Dalam mmenjalankan swa dharma, ini dibedakan
menjadi empat kelompok tugas yang disebut
“catur warna” . Kata Catur Warna berasal dari
bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata ''Catur"
berarti empat dan kata "warna" yang berasal dari
urat kata Wr artinya memilih. Catur Warna berarti
empat pilihan hidup atau empat pembagian dalam
kehidupan berdasarkan atas bakat (guna) dan
ketrampilan (karma) seseorang, serta kwalitas
kerja yang dimiliki sebagai akibat pendidikan,
pengembangan bakat yang tumbuh dari dalam
dirinya dan ditopang oleh ketangguhan mentalnya
dalam menghadapi suatu pekerjaan.
Empat golongan yang kemudian terkenal dengan
istilah Catur Warna itu ialah:
1.Brahmana,
2.Ksatrya,
3.Wesya,
4. Sudra.
Menurut weda hukum hindu bersumber pada:
 1. Çruti
 2. Smerti
 3. Sila
 4. Acara
 5. Atmanastuti
Penegak hukum yang adil dalam ajaran hindu
mempunyai konsep yang jelas dijabarkan atau
diaplikasikan dalam konsep sraddha atau
keimanan hindu di bagian ketiga yaitu kharma
phala.
Karma berasal dari bahasa Sansekerta dari urat kata
“Kr” yang berarti membuat atau berbuat,
maka dapat disimpulkan bahwa karmapala berarti
Perbuatan atau tingkah laku.Phala yang berarti
buah atau hasil.Maka dapat disimpulkan Hukum
Karma Phala berarti : Suatu peraturan atau
hukuman dari hasil dalam suatu perbuatan
Ada tiga jenis karma yaitu :
 a. Prarabda karma.

 b. Kriyamana karma

 c. Sancita karma yaitu


 Agama hindu memberikan tuntutan atau
arahan moral yang benar kepada pemeluknya
untuk menuju tujuan hidup sebagaimana juga
tujuan agama. Manusia diciptakan dalam 2
bentuk yaitu positif dan negatif. Untuk
menjalani swa dharma dan para dharma dalam
hidup ini, supaya tidak terjadi benturan maka
dibuatlah aturan hukum. Namun perlu
dipahami bahwa agama sebagai basic atas
dasar hukum tersebut, setiap gerakan hukum
selalu di warnai oleh ajaran agama.
SUMBER HUKUM DI BAGI MENJADI 4:

1.Sumber hukum hindu menurut sejarah


2.Sumber Hukum Hindu menurut Sosiologis
3. Sumber Hukum dalam Arti Filsafat
4. Sumber Hukum dalam Arti Formal menurut
Weda
Ajaran politik dalam Agama Hindu (Nitisastra) semuanya
bersumber dari kitab suci Veda. Aliran Veda ini mengalir dan
dikembangkan dalam suatu kitab-kitab seperti: Smerti, Ithiasa,
Purana, Tantra, Darsana, Upanishad, maupun lontar-lontar Tatwa
yang ada sekarang ini. Menurut kitab suci Weda, Politik
merupakancara untuk mencapai tujuan (menegakkan dharma).
Dimana dalam pelaksanaanuntuk mencapai tujuan harus tetap
berlandaskan akan agama serta moral dan etika. Kata politik yang
sering kali di kenal dalam bahasa Indonesia dapat disamakan
dengan NitiSastra dalam bahasa sansekerta yang di terbitkan oleh
pemerintah provinsi bali, kata niti berarti kemudi,pemimpin,dan
pertimbangan kebijakan, dan kata sastra berarti perintah atau
ajaran. Jadi pengertian dari nitisastra ialah etika politik. Jadi
politik dalam perspektif hindu adalah pengetahuan untuk
menyelenggarakan pemerintahan suatu Negara guna mencapai
tujuan menciptakan masyarakat sejahtera.
NITI SASTRA SEBAGAI ILMU :

1. Niti Sastra Sebagai Ilmu Politik


2. Niti Sastra Sebagai Ilmu Etika dan
Moralitas
3. Niti Sastra Sebagai Ilmu
Kepemimpinan
4. Niti Sastra Dengan Nama Lain
Lahirnya bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan dasar Pancasila dan lambang
Negara Garuda Pancasila dengan Sasanti
Bhineka Tunggal Ika adalah sangat tepat
didukung pemilihan yang amat cermat dari
para pendiri negara yang mengamati kondisi
nyata bangsa Indonesia yang memang amat
majemuk
Dalam konteks politik berbangsa dan bernegara sesuai dengan
cita-cita peniru bangsa dan negara kalimat saasanti ini
mempunyai makna bahwa Indonesia berbeda-beda, tetapi tetap
satu, sebagai warga negara Indonesia tidak ada kebajikan yang
mendua kecuali cinta pada bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sasanti Bhineka Tunggal Ika merupakan basis politik
yang patut pedomani dala menentukan kebijakan apa pu dalam
penyelenggaraan Negara ini. Dalam pustaka arthava Veda
terdapat mantra yang menjiwai rumusan yang dikembangkan
oleh Mpu Tantular sebagai berikut:
JANAM BIBHRATI BAHUDA VIVACASAM
MANA DHARMANAM PRTHIVI
SAHASRAM DHARA DRAVINASYA ME DUHAM
DHRUVEVA ANA PAS PHURANTI
(Atharvaveda XII.1.45)
Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini yakni bahwa Hukum
adalah sesuatu yang sangat penting di terapkan di masyarakat
terutama atau khususnya masyarakat yang HINDU DI BALI hal
ini dapat mencerminkan sikap dan perilaku yang muncul dalam
masyarakat manusia itu sendiri dalam perwujudan riil pada sikap
dan selalu berpandangan bahwa suatu masyarakat bangsa pada
umumnya harus berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan
Pancasila yang akan mempengaruhi sikap mental suatu
masyarakat. Hukum agama hindu sendiri bersifat kekal dan
abadi, harus ditaati dengan hati atau dorongan sendiri. Harus
adanya keyakinan bila kita melanggar norma hukum agama
hindu, kharma pala akan datang menghampiri setiap perbuatan
yang tidak benar, karena banyak di sampaikan dalam
skola,pustaka suci weda , pustaka suci agama hindu bahwa
barang siapa yang melanggar hukum agama hindu atau tidak
melaksanakan, itu artinya kita menghancurkan diri kita sendiri.
Adapun saran dari penulisan makalah ini yakni
semua pihak atau masyarakat bali khususnya
agar mentaatti hukum atau kaidah-kaidah
yang berlaku di masyarakat,guna untuk
mensejahterakan masyarakat agar tidak
terjadinya juga ketumpang tindihan antara
polemik-polemik permasalahan di masyarakat
yang ada, serta seandainya ada permasalahan
yag terjadi di masyarakat agar cepat di
musyawarahkan secara kekeluargaan.!

Anda mungkin juga menyukai