Anda di halaman 1dari 29

Tema : wawasan kebangsaan

Kelompok 1:
Achmad Hairil Affan
Ratri Arum Apsari
Rima Girinita Sari
Yulia Dwi Asparita
MASYARAKAT MULTIKULTURALISME YANG
MEMBUAT CARA
PANDANG LOKAL UNTUK UPAYA KEBERHASILAN
INTEGRASI NASIONAL
MATERI
A. Wawasan lokal dan Wawasan kebangsaan
B. Pemahaman kritis SARA dalam pluralitas bangsa
C. Wawasan kebangsaan dan integrasi Nasional
D. Hakekat dan Asas Wawasan kebangsaan
E. Nasionalisme dalam perspektif Indonesia
F. Membina rasa nasionalisme dalam ekspresi kenegaraan
kesatuan republik indonesia
G. Mengembangkan perilaku nasionalistis dalam konteks indonesia
A. MASYARAKAT PLURALISTIS

PLURALISTIS MAJEMUK

MASYARAKAT
MASYARAKAT INDONESIA
PLURALISTIS

FAKTOR YANG MENANDAI KEMAJEMUKAN MASYARAKAT INDONESIA


• SUKU
• AGAMA
• RAS/ETNIS
• KEBUDAYAAN LOKAL

BHINEKA TUNGGAL IKA


Karakteristik masyarakat pluralistis
Berghe(dalam Nasikum,1993)
 Terjadi segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang memiliki
sub kebudayaan yang berbeda satu sama lain
 Memiliki struktur sosial yang terbagi dalam lembaga lembaga yang
bersifat non-komplementer
 Kurangnya mengembangkan konsensus di antara para anggota terhadap
nilai-nilai yang mendasar
 Secara relatif sering kali mengalami konflik di antara kelompok dengan
kelompok lain
 Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan(coersion) dan
saling ketergantungan
 Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok
lain
B. Wawasan lokal dan Wawasan nasional
Wawasan nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang didalamnya
menampakkan bagaimana suatu bangsa itu melakukan dialogis dengan kondisi
geografis dan sosial budayanya. Bangsa Indonesia telah memiliki wawasan
nasional ini, yaitu “wawasan nusantara”. Wawasan ini, tidak saja berlatar
filosofis dan normatif, akan tetapi juga sekaligus sebagai analisis kajian empatis
terhadap segala sesuatu yang menjadi realitas bangsa Indonesia
Wawasan lokal adalah cara pandang setiap daerah untuk mengetahui dan
memperbaiki berbagai kekurangan yang dimilikinya. Dalam tataran lokal
(daerah) Bangsa Indonesia memiliki ‘wawasan lokal’. Hal ini disebabkan, karena
bangsa indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, yang memeluk agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berbeda-beda, bahasa daerah
yang berbeda-beda, memiliki adat-kebiasaan(budaya daerah) yang berbeda-
beda pula.
HUBUNGAN WAWASAN LOKAL DENGAN WAWASAN
NASIONAL

• Wawasan nasional pada dasarnya digunakan sebagai jembatan


penghubung dan pemersatu bagi wawasan lokal yang terdapat di
setiap daerah atau geografis nusantara
• Wawasan lokal tidak boleh bertentangan dengan wawasan nasional
• Keberbedaan wawasan lokal dengan wawasan nasional harus
diartikan sebagai variasi dan kekayaan yang dimiliki oleh bangsa
indonesia yang diangkat dari keanekaragaman budaya yang ada
C. Pemahaman kritis SARA dalam pluralistis
bangsa
Suku, Agama, Ras, dan
SARA
Antargolongan

SARA merupakan sebuah fenomena kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang


dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan kata lain SARA adalah gejala
inherent(menyerta dan bersamaan) dengan kondisi masyarakat indonesia yang
pluralistis. Lebih dari itu, SARA nampak menjadi kekayaan bangsa dan masyarakat
Indonesia, karena dengan itu masyarakat kita menjadi lebih variatif dan dinamis

Ideologi SARA sebagai sumber pemicu


POLA perpecahan sosial
PIKIR

SARA sebagai kekuatan untuk pemberdayaan


dan demokrasi masyarakat
D. Wawasan kebangsaan dan integrasi
nasional
Cara pandang kesatuan kebangsaan Indonesia,
Wawasan bukan benda, akan tetapi lebih erat dengan
kebangsaan konsep kerangka berpikir dan mentalis

Penyatuan suatu bangsa yang mencangkup


Integrasi
semua aspek kehidupan, baik sosial, politik,
nasional
ekonomi, dan budaya

Substansi wawasan kebangsaan adalah integrasi nasional, atau


setidaknya integrasi nasional itu merupakan unsur atau aspek
terpenting dalam wawasan kebangsaan.
Hak dan Asas Wawasan kebangsaan
 Ketentuan dasar yang harus
dipatuhi, ditaati, dipelihara dan Komponennya adalah :
diciptakan agar terwujud demi tetap 1. Kepentingan/Tujuan yang
taat dan setianya komponen/unsur sama
pembentuk bangsa
Indonesia(suku/golongan) terhadap 2. Keadilan
kesepakatan bersama ,keutuhan 3. Kejujuran
nasional, dalam pengertian cara 4. Solidaritas
pandang yang selalu utuh 5. Kerjasama
menyeluruh dalam lingkup nasional
dan demi kepentingan nasional. 6. Kesetiaan terhadap
kesepakatan
Faktor yang perlu diperhatikan untuk membangun wawasan
kebangsaan Indonesia yang”solid” mantap dan kokoh
1. Kemampuan dan kesadaran bangsa dalam mengelola perbedaan-
perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan serta
keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang tumbuh dan
berkembang di wilayah nusantara,
2. Kemampuan untuk mereaksi penyebaran ideologi asing, dominasi
ekonomi, dan globalisasi asing dalam berbagai aspeknya,
3. Membangun sistem politik dan pemerintahan yang sesuai dengan
ideologi nasional(pancasila) dan konstitusi UUD 1945,
4. Menyelenggarakan proyek budaya dengan cara melakukan
pemahaman dan sosialisasi terhadap simbol-simbol identitas
nasional.
E. Nasionalisme dalam perspektif Indonesia
Nasionalisme dan negara-bangsa secara radikal telah merombak
struktur kesetiaan politik rakyat dari kesetiaan pada dinasti menjadi prinsip
kedaulatan rakyat. Ia juga telah merombak secara radikal struktural
kesetiaan. Oleh karena itu, nasionalisme telah menstransformasikan
masyarakat dan individu dari posisi sebagai subjek pasif dalam politik menjadi
warga negara aktif yang mampu mengatur diri sendiri.
Dengan demikian, nasionalisme dan negara-bangsa bukan saja
memperhatikan kesejajaran antara masa rakyat dengan penguasa, tetapi
sekaligus di dalamnya melekat impian-impian(harapan dan aspirasi) massa
rakyat yang harus diwujudkan. Substansi nasionalisme dan negara-bangsa
mencangkup antara lain mengenai demokrasi, keadilan sosial, kesejahteran
dan HAM.
Nasionalisme Indonesia sering mengalami hambatan di massa
rakyat dan pemerintahanny a sendiri, dalam kaitannya cornelis lay
(1997) mengidentifikasi yang antara lain disebabkan oleh beberapa
hal:

berkaitan dengan Bertahan dengan


praksis kenyataan bahwa
Berkaitan dengan nasionaalisme yang nasionalisme kadang
pemahamannya yang mengikuti logika digunakan sebagai sarana
mendalam sebagai naasionalisme untuk mengabsahkan atau
suatu ideologi membela sesuatu yang
internal bertentangan dengan logika
F. Membina rasa nasionalisme dalam ekspresi
kenegaraan Kesatuan Republik Indonesia
Strategi pembinaan persatuan bangsa Indonesia dalam
konteks NKRI, dapat dilaksanakan dengan beberapa program, antara
lain sebagai berikut.
1. Mempersatukan potensi perbedaan bangsa indonesia
2. Menghormati bendera kebangsaan
3. Menghormati dan menghayati isi dan makna lagu kebangsaan
4. Menghormati makna lambang negara republik indonesia
G. Mengembangkan perilaku nasionalistis
dalam konteks Indonesia
Sebagai bangsa yang majemuk bangsa indonesia harus mampu bergaul dalam
rangka persatuan dan kesatuan bangsa, yaitu “memajukan pergaulan demi persatuan
dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika”. Wujud perilaku yang
mencerminkan persatuan dan kesatuan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Membina keserasian, keselarasan dan kkeseimbangan
2. Saling mengasihi, saling membina dan saling memberi
3. Tidak menonjolkan perbedaan, melainkan mencari kesamaan
4. Meningkatkan kecintaan terhadap lingkungan hidup
5. Bekerja sama sesama warga, lingkungan dan pemerintah
6. Menjauhi pertentangan dan perkelahian
7. Menggalang persatuan dan kesatuan melalui berbagai kegiatan
Kondisi masyarakat Indonesia yang
multikultural
Masyarakat multikultural merupakan suatu masyarakat yang
terdiri atas banyak struktur kebudayaan. Hal tersebut disebabkan
karena banyaknya suku bangsa yang memilik struktur budaya sendiri
yang berbeda dengan budaya suku bangsa yang lainnya. Berikut adalah
beberapa ahli yang menyatakan pendapatnya :
1. Furnivall
2. Clifford Gertz
3. Nasikun
Ciri masyarakat multikulturalisme:
- Masyarakat yang kesederajatan dalam kedudukan (status sosial)
meski berbeda-beda dalam kebudayaan maupun SARA
- Mengakui perbedaan dan kompleksitas dalam masyarakat

- Menjunjung tinggi unsur kebersamaan

- Kerja sama

- Selalu hidup berdampingan dengan damai meski terdapat perbedaan

- Menghargai hak asasi manusia dan toleransi terhadap perbedaan

- Tidak mempersoalkan kelompok minoritas maupun mayoritas.


Multikulturalisme di Indonesia
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat
keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai
keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat
multikultural. Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di
Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun
geografis yang begitu beragam dan luas. Dalam konsep
multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan
masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan
suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa
Indonesia.
Berikut penyebab masyarakat multikulturalisme:

 Faktor Sejarah Indonesia


 Faktor Pengaruh Kebudayaan Asing

 Faktor Geografis

 Faktor fisik dan geologi

 Faktor Iklim berbeda


Keanekaragaman juga sering disebut dengan kondisi bangsa yang
multikultural. Maka akan menjadi sebuah tantangan dan hambatan
dalam membangun indonesia. Keadaan multikultural akan menjadi
tantangan karena beberapa hal berikut :
1. Masih kuatnya paham etnosentrisme
2. Kurang berfungsinya tiga elemen demokrasi
3. Masih adanya oknum-oknum provokativ yang memicu terjadinya konflik
4.Kurangnya penguatan karakter bangsa dari dalam oleh semua elemen
masyarakat.
INTEGRASI NASIONAL

Integrasi nasional di Indonesia, bukan sebuah 'peleburan' yang sifatnya


'unifikatif' akan tetapi lebih tepat disebut dengan integrasi nasional yang
bersifat 'difersifikatif ' (pembedaan). Dengan cara ini, perbedaan tetap
diakui, karena dengan ini masyarakat akan bebas berekspresi selaras
dengan aspirasi dan way of life yang diangkat dari nilai-nilai moral yang
bersumber dari budaya daerah setempat (lokal).
Integrasi nasional yang defersifikatif lebih nampak demokratis, ketimbang
integrasi nasional yang unifikatif yang mengarah pada perkosaan HAM dan
memungkiri realitas perbedaan. Integrasi nasional yang defersifikatif, lebih
sesuai dengan semboyan bangsa kita yaitu "Bhinneka Tunggal Ika ”,
 Karena perbedaan masyarakat merupakan realitas sosial,
maka keberadaannya tidak bisa dilenyapkan. Bahkan setiap
upaya untuk melenyapkan dengan dalih apapun, termasuk
yang menuju 'unifikasi' masyarakat, cenderung akan
menimbulkan keresahan, gejolak sosial, kerusuhan massa
dan pasti berakhir dengan disintegrasi bangsa.
Kemajemukan masyarakat (plures) tidak dapat dilenyapkan
demi jargon persatuan dan kesatuan, sebab persatuan itu
harus dicapai lewat keberadaan pluralitas (Berger dan N
euhauss, 1977).
Wawasan kebangsaan dan integrasi nasional merupakan dua hal
yang tidak bisa dipisahkan. Dia adalah ibarat kepingan mata uang',
yang selalu menyatu dan saling menentukan kadar atau nilainya
dalam pasar. Karena itu, terbentuknya integrasi nasional yang
kokoh, akan banyak ditentukan oleh pengetahuan dan wawasan
kebangsaan. Dengan kata lain, semakin kuat wawasan
kabangSaan yang dimiliki oleh suatu bangsa akan semakin
mantap pulalah integrasi nasionalnya. Secara demikian, wawasan
kebangsaan dan Integrasi nasional, adalah 'kata kunci' untuk
membina dan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi dalam
membangun wawasan kebangsasaan
1. kemampuan dan kesadaran bangsa dalam mengelola
perbedaan-perbedaan suku, agama, ras dan antar
golongan serta keanekaragaman budaya dan adat-
istiadat yang tumbuh dan berkembang di Wilayah
nusantara
2. kemampuan mereaksi penyebaran ideologi asing,
dominasi ekonomi asing serta penyebaran globalisasi
dalam berbagai aspeknya.
Hal yang harus Diperhatikan mahasiswa
ketika dihadapkan pada isu-isu
1. Kedepankan Rasa Kebinekaan dalam setiap
menanggapi isu
2.observasi kebenarannya
3. Kajian untuk bertukar pandangan
Permasalahan SARA
Permasalahan SARA sebenarnya timbul akibat adanya rasa tidak
toleran antara satu dan yang lainnya. Akibatnya terjadi konflik
yang nantinya akan menimbulkan kerusuhan dan permusuhan
antar pihak yang konflik.
Konflik bernuansa SARA akhir-akhir ini banyak terjadi di beberapa
daerah di Indonesia. Kebanyakan kasus yang terjadi dipicu oleh
tindakan seorang atau kelompok tertentu yang intoleran yang
kemudian dibawa pada kelompoknya yang lebih luas dengan
mengatasnamakan latar belakang ras, suku, agama, dan budaya.
 Sebagai contoh kasus SARA yang akhir-akhir ini terjadi adalah
kasus yang berkaitan dengan agama yaitu membawa nama agama,
menjadikan agama sebagai sarana berpolitik. Tapi pada
kenyataannya oleh para penguasa dijadikan sebagai alat untuk
memobilisasi rakyat untuk kepentingannya. Penyelesaian untuk
kasus semacam ini sebenarnya adalah dari dirinya sendiri dan
juga para penguasa.
Penyelesaian kasus SARA

 Dari diri sendiri: saling menghormati antar satu dan


yang lainnya
 Dari pihak lain :

1. kepolisian
2. pemerintahan
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai