Pendahuluan
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif
yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi.
Gambaran paling mendasar pada osteoarthritis adalah
degenerasi tulang rawan sendi. Perubahan struktural
selanjutnya yang terjadi di tulang bersifat sekunder. Pada
sebagian besar kasus, penyakit ini muncul tanpa faktor
predisposisi yang jelas sehingga disebut primer. Sebaliknya,
osteoarthritis sekunder adalah perubahan degenaratif yang
terjadi pada sendi yang sudah mengalami deformitas atau
degenerasi sendi yang terjadi dalam konteks penyakit
metabolic tertentu, seperti hemokromatosis, atau diabetes
mellitus. Akhiran –it is, yang sering mengacu pada
peradangan, menyesatkan karena osteoarthritis secara
primer bukan merupakan peradangan sendi.
ANATOMI SENDI
Sendi adalah tempat
pertemuan dua atau lebih
tulang. Tulang- tulang ini
diapdukan dengan berbagai
cara, misalnya dengan kapsul
sendi, pita fibrosa, ligamen,
tendon, fasia, atau otot.
Terdapat 3 tipe sendi:
1. Sendi fibrosa
2. Sendi kartiloginosa
3. Sendi synovial
Persarafan pada sendi lutut
adalah melalui caban-
cabang dari nervus yang
mensarafi otot-otot di
sekitar sendi dan berfungsi
untuk mengatur pergerakan
pada sendi lutut, sehingga
di sarafi oleh:
1. N. Femoralis
2. N. Obturatorius
3. N. Peroneus Comunis
4. N. Tibialis
Definisi
Osteoarthritis adalah
suatu penyakit yang
ditandai dengan
adanya kemunduran
pada tulang rawan
pada sendi, yang bisa
menyababkan
kekakuan dan rasa
nyeri pada sendi.
Etiologi
Pada umumnya penderita Osteoarthritis lutut ini,
etiologinya tidak diketahui. Namun beberapa
faktor yang disebut-sebut mempunyai peranan
atas timbulnya Osteoarthritis antara lain :
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Genetik
4. Kegemukan dan penyakit metabolik
5. Trauma sendi
Patogenesis
Klasifikasi
Klasifikasi sistem Kellgren dan Lawrence didasarkan pada
xray :
• Grade I : penyempitan ruang sendi, bisa terdapat
osteophytes
• Grade II: terlihat ada osteophytes yang kecil ,bisa
terdapat penyempitan
• Grade III: osteophyte berukuran sedang dan multiple,
penyempitan ruang sendi, beberapa sclerotic area,
bisa terdapat deformasi tulang
• Grade IV: osteophyte luas dan multiple, penyempitan
ruang sendi yang parah, sclerosis dan terjadi
deformitas
Klasifikasi
Gejala klinis
1. Hambatan pergerakan
sendi
2. Nyeri Sendi :
Peradangan
Trauma
3. Krepitasi
4. Perubahan bentuk sendi
5. Kaku Sendi
6. Pembengkakan Sendi
7. Perubahan Gaya Jalan
8. Gangguan Fungsi
Diagnosis
1. Anamnesis
Berdasarkan anamnesis akan didapatkan keluhan berupa nyeri sendi yang
membatasi aktifitas, hambatan gerakan sendi, kaku pagi hari yang
tidak berlangsung lama karena imobilitas, krepitasi, pembesaran
sendi secara perlahan dan asimetris, serta perubahan gaya berjalan
bahkan ketidak mampuan untuk berjalan
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisis akan didapatkan hambatan gerak, krepitasi berupa
perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk,
pembengkakan sendi dengan ditemukannya efusi serta beberapa
tanda radang yang tidak terlalu meninjol, perubahan bentuk sendi
dan gaya berjalan yang bisa dilihat jelas
Pemeriksaan penunjang
a. Radiologi
b. Laboratorium :
darah tepi biasanya normal, pemeriksaan
imunologi ( ANA, faktor rheumatoid, dan
komplemen) normal, OA dengan peradangan
biasanya didapatkan penurunan viskositas,
pleositosis ringan sampai sedang,
peningkatan ringan sel radang (<8000/m) dan
peningkatan protein.
Penatalaksanaan
Terapi farmakologis