Anda di halaman 1dari 54

HIPOTIROID SUBKLINIS

Oleh:
Nazly Anggraini H.
1507101030148

Pembimbing:
dr. Rusdi Andid, Sp.A

SMF NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA/


RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
2017
Pendahuluan
Hipotiroidsubklinis (HS) didefinisikan sebagai suatu kondisi kadar konsentrasi serum
thyroid-stimulatinghormone (TSH) lebih tinggi dari nilai normal sedangkan kadar
konsentrasi serum tiroksin bebas (FT4) dalam batas normal

Sebagian besar neonatus (60-70%) akan memiliki kadar TSH yang


tinggi pada skrining awal.

Sekitar 30% dari semua neonatus yang memiliki kadar TSH tinggi pada skrining
awal akan terdiagnosa sebagai hipotiroid pada pemeriksaan berikutnya (baik
kadar TSH tinggi dan kadar FT4 normal atau rendah).

Prevalensi hipotiroid kongenital antara 1:3000 – 1:4000, penyakit ini


merupakan penyebab paling sering yang dapat menimbulkan retardasi
mental.
Laporan kasus
Identitas Pasien
 Nama : Muhammad Azfar Faiz
 No. CM : 1-10-10-43
 Tanggal Lahir : 24 Agustus 2016
 Usia Kronologis : 6 bulan 9 hari
 Usia koreksi : 4 bulan 25 hari
 Suku : Aceh
 Agama : Islam
 Alamat : Desa jeulingkat Kec Blang Mangkat
Kota Lhoksemawe
 Tanggal Masuk RS : 22 Februari 2017
 Tanggal Pemeriksaan : 3 sampai 5 Maret 2017
 Tanggal Pulang : 6 Maret 2017
Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Suwito
Usia : 35 tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMP

Nama Ibu : Herawati


Usia : 32 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Anamnesis (Alloanamnesis)
Keluhan Utama

•sesak nafas

Keluhan Tambahan

•demam, batuk berdahak


Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke poli anak RSUDZA dengan keluhan sesak


nafas yang dialami sejak 1 minggu terakhir. Sesak yang terjadi
tidak dipengaruhi oleh cuaca. Pasien juga mengeluhkan
demam yang terjadi sejak 1 minggu terakhir. Pasien mengalami
demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Demam
terus menerus akan tetapi tidak tahu berapa suhu tertinggi
pada saat pasien demam. Tidak ada waktu tertentu
munculnya demam seperti demam pada sore atau malam
hari. Ibu pasien memberikan obat demam saat pasien di
rumah, namun demam tidak turun.
Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien juga mengalami batuk sejak satu minggu sebelum


masuk rumah sakit. Batuk berdahak dengan frekuensi batuk
sekitar 5 kali setiap kali batuk. Karena keadaan pasien tidak
stabil maka pasien dirawat di ruangan serune 1. Saat di serune 1
, ibu pasien mengeluh sesak pasien semakin memberat. Ibu
pasien mendengar bunyi setiap kali pasien bernapas setelah
batuk. Ibu pasien juga melihat tampak ada cekungan di dada
pasien setiap kali menarik napas.
Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien juga malas minum ASI dan tidak mau disusui.


Setiap kali pasien disusui, pasien sering terlihat kelelahan dan
sebentar-sebentar berhenti. Pasien juga tampak lebih sering
mengantuk. Ibu pasien juga mengeluh berat badan pasien
tidak bertambah. Tidak ada perubahan warna kulit menjadi
lebih kuning serta tidak ada keluhan sering tersedak. Pasien
buang air besar setiap tiga hari sekali. Tidak ada gangguan
buang air kecil pada pasien.
• Pasien pernah didiagnosa beberapa penyakit
diantaranya Respiratory Distress ec Sangkaan CHD,
Sepsis Neonatorum, Ikterus Neonatorum , Hipotiroid
RPD kongenital dan Syndrome Down. Pasien juga sering
terserang batuk dan pilek. Menurut ibu pasien , pasien
belum dapat berbicara dan mengangkat kepala saat
telungkup maupun saat diberdirikan.

•Pasien pernah dirawat di NICU pada beberapa hari pasca


kelahiran dan mendapat terapi sebagi berikut :
•Inj. Cefotaxime 125 mg/12 jam
•Inj. Gentamicin 12,5 mg/24 jam
•Inj. Furosemide 2,5 mg/12 jam
RPO •Spironolacton 2x 6,25 mg
•Enalapril 1x 0,25 mg
•Sanbenafil 3x 0,75 mg
•Urdafalk 2x20 mg
•Euthyrox 1x5mcg (pagi sebelum makan)
RPK • Tidak terdapat anggota keluarga yang memiliki
riwayat sakit yang sama seperti pasien

• Selama hamil ibu pasien melakukan ANC teratur


pada dokter spesialis kandungan kurang lebih
sebanyak 3 kali selama kehamilan.Hari pertama
haid terakhir ibu adalah 20 Desember 2015,
R.
Kehamilan taksiran tanggal persalinan adalah 27 September
2016. Selama kehamilan tidak ada gangguan dan
penyakit yang dialami ibu. Ibu tidak memiliki
riwayat kelainan tiroid dan kelainan metabolik
lainnya.
• Pasien merupakan anak pertama, lahir
prematur pada usia kehamilan 36 minggu
R. secara pervaginam dengan berat badan
Persalinan lahir 2500 gram. Pasien tidak segera
menangis dan tampak kebiruan di
ekstremitasatas dan bawah.

R. Imunisasi • Pasien belum pernah diimunisasi sejak lahir.

• 0 – 4 bulan : ASI Ekslusif


R. Nutrisi • 4 bulan – sekarang : ASI + susu formula
Vital Sign
Kesadaran: Compos Mentis

Laju Jantung: 145 x/i

Laju Pernafasan: 48 x/i

Suhu Tubuh: 37,2 0C


Pemeriksaan Fisik
Kepala
Bentuk : microcephali, ubun-ubun besar terbuka datar
Rambut : Hitam, tipis, sukar dicabut, tersebar merata
Wajah : Dismorfik, pucat (-)
Mata : Edema palpebral (-/-), konjungtiva pucat (-/-), sklera
ikterik (+/+), pupil isokor 3mm/3mm, RCL (+/+) RCTL (+/+).
Telinga : Normotia, serumen (-/-), secret (-/-)
Hidung : Sekret (-/-), nafas cuping hidung (-/-)
Bibir : Mukosa lembab (+), sianosis (-)
Lidah : Ukuran normal, Atrofi papil (-/-), hiperemis (-/-), tremor (-
/-)
Tonsil : hiperemis (-/-), T1/T1
Faring : hiperemis (-), gerakan arkus faring tampak simetris
Pemeriksaan Fisik
Leher
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Pembesaran KGB (-)

Thoraks

Inspeksi : Simetris, retraksi intercostal (-), retraksi supraclavikular (-)


Palpasi : Stem fremitus taktil kanan dan kiri normal
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Aukultasi : Ves (+/+), rh (-/-), wh (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V LMCS
Perkusi
Atas : ICS III LMCS
Kiri : ICS V LMCS
Kanan : ICS IV LPSD
Auskultasi : BJ I > BJ II kesan normal, regular, bising (+)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen

Inspeksi : Distensi (-), dinding perut tampak normal


Palpasi : nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba
Perkusi : Timpani, undulasi (-), shifting dullness (-)
Auskultasi : Peristaltik 4x/i, bising (-)

Ekstremitas : Akral teraba hangat, edema(-/-), sianosis (-/-),


CRT<2”
Genitalia & anus : Laki-laki, testis (+), fimosis (-), anus (+)
Tulang belakang : Simetris, nyeri tekan (-)
Status Neurologis
GCS : E4 M6 V5

Mata :
Pupil bulat isokor Ø 3 mm/3 mm
Reflek Cahaya Langsung (+/+)
Reflek Cahaya Tidak Langsung(+/+)

Tanda Rangsang Meningeal:


Kaku kuduk : (-)
Laseque : (-)
Kernig : (-)
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II : (-)
Status Neurologis

Motorik : 5555/5555
5555/5555
Sensorik : +/+
+/+
Otonom : BAK (+), BAB (+)
R. Fisiologis : +/+
+/+
R. Patologis : refleks babinski (+/+)
Status Antropometri
 Berat badan : 3400 gram
 Panjang badan : 54 cm
 LK : 38 cm
 LILA : 9 cm
 BMI : 11,72 kg/m2
 BBI : 5 kg
 Status gizi : BB/U : < -3 SD
PB/U : < -3 SD
BB/PB : < -3 SD
HA : 1 bulan
Kurva WHO

BB/U : < - 3 SD
Kurva WHO
Kurva WHO
Kurva WHO
Kurva WHO
Kurva WHO
 Kebutuhan cairan : 100 x BB
=100 x 3,4 kg = 340 cc/hari

 Kebutuhan kalori : (82-83) kkal x BBI


=(82-83) kkal x 5 kg = kkal/hari
 Kebutuhan protein : (82-83) x 0,08 x BBI / 4
= (82-83) x 0,08 x 5/4
= 8,2-8,3 gr/hari
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan 01/09/2016 16/09/2016 28/02/2017 Nilai normal

Hemoglobin (g/dl) - - 11,0 10.5–12.9

Hematokrit (%) - - 34 53-63

Eritrosit (106/mm3) - - 3,8 4.4–5.8

Leukosit (103/mm3) - - 7,9 6,0–17.5

Trombosit (103 - - 237 150–450


U/L)
Hitung jenis (%) - - 8/1/0/19/61/11

CT/BT (menit) - - - 2–9 menit

Free T4 14,99 16,04 15,4 9–20


TSHs 26,659 10,550 9,441 0,25 - 5
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thoraks

Kesimpulan :
Kardiomegali susp.
CHD
Pemeriksaan Penunjang
Echocardiografi

Kesimpulan :
ASD II, PDA, PH
Diagnosa Kerja
Hipotiroid Subklinis
Penatalaksanaan
 Medikamentosa:
 Pemasangan nasal kanul dengan oksigen sebanyak 1 liter per menit
 IVFD 4:1 10 tetes/menit (mikro)
 Paracetamol drop 3x0,4cc
 Furosemid 2x1,75 mg
 Spironolacton 2x6,25 mg
 Enalapril 1x0,5 mg
 Sanbenafil 1x1,5 mg
 Inj. Meropenem 125 mg/8 jam
 Multivit 1x1/2 cth
 Sonde fooding dengan 674 kkal/hari dan untuk pemeberian kalori
awal sebanyak 50-75% dari target maka sekitar 337 kkal – 550 kkal di
dalam 450cc dengan sekali pemberian berkisar 50 cc tiap 3 jam
Planning

Stimulasi Perkembangan
Cek ulang TSH dan FT42 minggu kemudian
Cek USG Tiroid
Cek antibodi antithyroglobulin (TG-Abs) dan
antibodi antithyroperoxidase (TPO-Abs)
Prognosis
 Quo at Vitam : Dubia ad Bonam
 Quo at Functionam : Dubia ad Bonam
 Quo at Sanactionam : Dubia ad Bonam
Foto Klinis
Tinjauan Pustaka
Anatomi Kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid terletak di leher, antara fasia koli


media dan fasia prevertebralis
Di dalam ruang yang sama terletak trakea,
esofagus, pembuluh darah besar, dan saraf
Embriologi kelenjar tiroid

 Kelenjar tiroid janin dari endoderm foregut yang kemudian


bermigrasi ke inferior sampai ke daerah kartilago tiroid
 Segala sesuatu yang terjadi selama proses migrasi ini dapat
menyebabkan terjadinya tiroid ektopik
 Pada usia 7 minggu, kelenjar tiroid sudah terdiri dari 2 lobus.
Fungsi hormon tiroid
 Mengatur laju metabolisme tubuh
 Hormon T3 dan T4 ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda
dalam intensitas dan cepatnya reaksi
 Memiliki peranan penting dalam pertumbuhan fetus, khususnya
dalam pertumbuhan tulang dan saraf
 Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
 Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah
kontraksi otot dan menambah irama jantung
 Merangsang pembentukan sel darah merah
 Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai
kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat
metabolisme
Hipotiroid Subklinis

 DEFENISI  EPIDEMIOLOGI

Hipotiroidsubklinis (HS) didefinisikan Prevalensi HS pada populasi


sebagai suatu kondisi meningkatnya dewasa dilaporkan sekitar
kadar konsentrasi serum thyroid- 1-10% pada kebanyakan
stimulatinghormone(TSH) di atas penelitian berbasis
kadar normal tanpa disertai dengan komunitas
menurunnya kadar konsentrasi
serum hormon tiroksin bebas (FT4),
kadar konsentrasi FT4 masih berada
dalam rentang normal.
Etilogi

 Thyroid-relatedcauses  Transientneonatalhyperthyrotr
opinemia
 Systemiccauses
 Syndromes (Turner, Downect)
 Hashimoto’sthyroiditis
 Variationsingenes of
 Diabetes mellitus
TSH/thyroidhormonepathway
 Iodinedeficiency
 Overweight/obesity
 Celiacdisease
 X-raytreatment of thehead-
 Overtreatment of Graves’ neck region
disease
 Chronicrenalfailure
Manifestasi klinis

 Manifestasi Klinis HS sangat bervariasi


 Manifestasi bisa dimulai dari tidak ada manifestasi yang
jelas dari gejala dan tanda hipotiroid
 Manifestasi yang paling sering adalah goiter yang
dilaporkan sebagai suatu peningkatan prevalensi
sebesar 2 kali lipat daripada yang tampak pada
populasi umum
 Manifestasi yang muncul merupakan tanda dan gejala
hipotiroid
Algoritma diagnosis hipotiroid subklinis
Pendekatan diagnosis dan terapi pada
hipotiroid subklinis
Analisis Kasus
Kasus Teori

 Pasien seorang bayi laki-  Gejala dan tanda hipotiroid


laki dengan usia kronologis, biasanya sulit ditemukan pada
4 bulan 25 hari dengan pasien neonatus dan bayi
keluhan utama sesak bahkan terkadang tidak
muncul. Gejala dan tanda
nafas, demam, batuk hipotiroid subklinis sama
berdahak, mudah lelah, dengan tanda dan gejala
kulit kering dan edema hipotiroid yaitu : kelemahan,
pada kelopak mata kelesuhan, kelelahan, kulit
kering, rambut kasar,
intoleransi dingin, sembelit,
kram otot, edema kelopak
mata, wajah, kaki (non
pitting), kehilangan suara,
serak, bradikardi
Kasus Teori

 Dari hasil pemeriksaan  Hipotiroid subklinis (HS)


laboratorium didapatkan didefinisikan sebagai suatu
kadar konsentrasi serum TSH kondisi meningkatnya kadar
sebesar 9,441 mIU/L yang konsentrasi serum thyroid-
menunjukkan suatu kadar stimulatinghormone(TSH) di atas
konsentrasi serum TSH di kadar normal tanpa disertai
atas rentang normal, dengan menurunnya kadar
sedangkan kadar konsentrasi serum hormon
konsentrasi serum FT4 masih tiroksin bebas (FT4), kadar
dalam batas rentang konsentrasi FT4 masih berada
normal (15,4 mIU/L) dalam rentang normal
Kasus Teori

 Saat ini manajemen pada pasien


 Pasien tidak mendapatkan
dengan hipotiroid subklinis
terapi Levotiroksin untuk
dihadapkan pada dua sisi. Di satu
hipotiroid subklinisnya
sisi, risiko berkembang menjadi
hipotiroid dan di sisi lain
konsekuensi sistemik karena
hipertirotropinemia yang tidak
diobati
Kasus Teori

 Pasien ini dipulangkan  Pada pasien ini seharusnya


setelah dirawat selama 6 dilakukan evaluasi terhadap
titer antibodi antithyroglobulin
hari dan seluruh penyakit (TG-Abs) dan antibodi
penyerta lainnya dianggap antithyroperoxidase (TPO-Abs)
sudah mengalami dan ultrasonografi tiroid. Hal
perbaikan atau sembuh tersebut perlu dilakukan untuk
menilai progresivitas dan
sehingga pasien perjalanan penyakit karena
dipulangkan. Pasien beberapa pasien dengan titer
dipulangkan dengan tetap antibodi antithyroglobulin (TG-
kontrol ulang ke poliklinik Abs) dan antibodi
Anak 2 minggu kemudian antithyroperoxidase (TPO-Abs)
dan peningkatan
untuk dilakukan hipoechogenitas pada USG
pemeriksaan ulangan tiroid cenderung akan
kadar serum TSH dan FT4. menjadi hipotiroid.
Kesimpulan
 Hipotiroidsubklinis (HS) didefinisikan sebagai suatu kondisi kadar
konsentrasi serum thyroid-stimulatinghormone (TSH) lebih tinggi dari nilai
normal sedangkan kadar konsentrasi serum tiroksin bebas (FT4) dalam
batas normal.
 Elevasi TSH setelah pemeriksaan ulangan atau setelah pemberian terapi
pengganti tiroid adalah penting karena menjamin tindak lanjut apa
yang harus dilakukan.
 Penyakit tertentu yang terkait dengan insiden yang lebih tinggi dari HS
dan sehingga harus dilakukan skrining. Bayi lahir prematur merupakan
penyebab umum dari pengukuran TSH pada anak-anak namun memiliki
hasil yang rendah.
 Meskipun data yang tersedia terbatas, HS pada anak-anak dan remaja
tampaknya menjadi penyakit jinak dan menyerahkan dengan risiko
rendah evolusi untuk Hipotiroid.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai