Anda di halaman 1dari 58

ANATOMI KULIT

 Stratum korneum
 Epidermis -> p.drh (- )
 Demis ->
jar ikat : folikel rambut,
kel sebasea, kel keringat
 pemb darah, saraf serta
ujung saraf taktil, tekan,
panas
 Jar adiposa , fascia dan otot
Luka adalah rusaknya kesatuan/ komponen
jaringan, dimana secara spesifik terdapat
substansi jaringan yang rusak atau hilang
Luka Insisi Luka memar
( Contusion Wound )

Luka lecet Luka gores


( Abraded Wound ) ( Lacerated Wound )
KOMPLIKASI DARI LUKA

1. Hematoma (Hemorrhage)
2. Infeksi (Wounds Sepsis)
 Cellulitis (Infeksi bakteri pada
jaringan)
 Abses (Bisul)
 Lymphangitis (Infeksi lanjutan)
3. Eviscerasi (Keluar isi dlm luka)
4. Keloid (Jar ikat yg tumbuh
berlebihan)
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
Proses Peradangan
 Bengkak ( swelling )
 Kemerahan ( redness )
 Panas ( heat )
 Nyeri ( pain )

 Kerusakan fungsi ( impaired function )

Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas


lapisan kulit dan kekuatan jaringan parut mampu
untuk melakukan aktifitas normal

Hasil yang dicapai tergantung pada kondisi biologis


masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYEMBUHAN LUKA

1. Usia
2. Infeksi
3. Benda asing
4. Hematoma
5. Pengobatan
PENATALAKSANAAN
1. Cuci tangan untuk
menghindari infeksi
2. Bersihkan luka dari
kotoran dengan air
mengalir
3. Hentikan perdarahan
dengan menekan
langsung di atas luka
menggunakan kasa steril
( sterile bandage )
4. Luka pada anggota
gerak, tinggikan
( elevasi ) anggota
badan yang cedera
untuk menghentikan
pendarahan
5. Jika darah masih mengalir
meresap pada balutan
pertama, tambahkan balutan
selapis lagi. Biarkan pembalut
yang pertama tetap
menempel pada luka, jangan
di lepas

6. Luka tusukan, jangan mencabut benda yang


tertancap, balut luka dan pertahankan benda yang
tertancap
Teknik menghentikan perdarahan :

1. Penekanan Langsung

2. Tinggikan Luka
3. Menekan langsung
pada titik tekan

4. Mengistirahatkan

5. Membalut luka
Titik tekan
CEDERA PADA EKSTRIMITAS
FRAKTUR
ANATOMI TULANG
Sistem musculoskeletal
tulang, otot, ikat sendi dan tulang rawan →
membentuk rangka, menyangga tubuh,
melindungi organ vital , melakukan gerakan

Berdasarkan bentuk, tulang di kategorikan menjadi:


Tulang panjang  tl pd anggota grk
Tulang pendek  tl pd pergelangan tangan & kaki
Tulang pipih  tl pada iga
Tulang tidak beraturan  tl blkg
Tulang digabungkan
oleh sendi dari
berbagai jenis yang
merupakan
persambungan dan
penyokong struktur
dari sistem rangka
tubuh
FRAKTUR

Adalah terputusnya kontinuitas tulang


menjadi dua bagian atau lebih sehingga
menimbulkan gerakan yang abnormal
disertai krepitasi dan nyeri
Tanda dan Gejala Fraktur
1. Deformitry (perubahan bentuk)
2. Contusion (Memar atau Lebam)
3. Laceration (Luka karena robekan)
4. Sweeling (bengkak)
5. Tenderness (Pembengkakan yg empuk pada
palpasi)
6. Instability (membatasi gerak)
7. Crepitation (gesekan pada tulang)
FRAKTUR TERTUTUP (Closed Fracture)
Adalah patah tulang tanpa
disertai hilangnya integritas
kulit
 Salah satu pencetus
terjadinya perdarahan
internal
 Biasanya disertai dengan
pembengkakan dan
hematom
 Diagnosis pasti ->
pemeriksaan radiologi
FRAKTUR TERBUKA (Open Fracture)
Adalah keadaan patah
tulang yang disertai
gangguan integritas kulit
 Biasanya di sebabkan oleh
ujung tulang yang menembus
kulit
 Komplikasi : perdarahan
eksternal
 Kerusakan lebih lanjut pada
otot-otot dan saraf serta
terjadinya kontaminasi
• Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang
ditentukan oleh berat ringannya luka dan
berat ringannya farktur.

Derajat Patah Tulang Terbuka Menurut Gustillo dan Anderson (1976)

Derajat Luka Fraktur


I Laserasi < 2 cm Sederhana, dislokasi
fragmen minimal
II Laserasi > 2 cm, kontusi Dislokasi fragmen jelas
otot disekitarnya
III Luka lebar, rusak hebat Komunitif, segmental,
atau hilangnya jaringan frakmen tulang ada yang
disekitarnya hilang.
Cont…
• Fraktur tertutup dapat sama berbahayanya
dengan fraktur terbuka karena jaringan
lunak yang cedera seringkali mengeluarkan
darah cukup banyak.
• Perlu diingat bahwa setiap ada kerusakan
kulit didekat daerah fraktur dapat
dianggap sebagai jalan masuk bagi
kontaminasi.
• Greenstick (Inkomplit): Fraktur dimana salah satu
sisi tulang patah sedang sisi lainnya
membengkok.
• Transversal (Melintang) : Fraktur sepanjang garis
tengah tulang.
• Simpel : Fraktur yang tidak merusak kulit
• Oblik (Miring) : Fraktur yang membentuk sudut
dengan garis tengah tulang.
• Kominuta : Fraktur dengan tulang pecah menjadi
beberapa fragmen
• Spiral : Fraktur memuntir seputar batang tulang
• Majemuk : Fraktur dengan luka pada kulit
(integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol
sampai menembus kulit)
TIPE FRAKTUR

Obligue : Fraktur melintang pada tulang


Communited : Tulang terbagi menjadi lebih dari dua bagian
Spiral : Fraktur melingkar
Compound : Keadaan patah tulang disertai kerusakan jaringan
1. Berdasarkan garis fraktur

a. Fraktur komplit
Garis patahannya melalui seluruh penampang tulang atau
melalui kedua korteks tulang

b. Fraktur inkomplit
Garis patahnya tidak melalui seluruh penampang tulang

GREENSTICK FRACTURE: bila menegenai satu korteks dimana


korteks tulangnya sebagian masih utuh juga periosteum akan
segera sembuh dan segera mengalami remodeling kebentuk
normal
Greenstick fr.
Fr. Komplit
2. Fraktur menurut jumlah dan garis patah/bentuk/konfigurasi

a. Fraktur comminute: banyak fraktur/fragmen kecil tulang


yang terlepas

b. Fraktur segmental: bila garis patah lebih dari satu tetapi


tidak berhubungan satu ujung yang tidak memiliki pembuluh
darah menjadi sulit untuk sembuh dan keadaan ini perlu terapi
bedah

c. Fraktur multipel: garis patah lebih dari satu tetapi pada


tulang yang berlainan tempatnya. Seperti fraktur femur, cruris
dan vertebra.
3. Fraktur menurut posisi
fragmen

a. Fraktur undisplaced (tidak


bergeser): garis patah komplit
tetapi kedua fragmen tidak
bergeser, periosteumnya masih
utuh.

b. Fraktur displaced
(bergeser): terjadi pergeseran
fragmen-fragmen fraktur yang
disebut juga dislokasi fragmen.
4. Menurut hubungan antara fragmen dengan dunia luar

a. Fraktur terbuka (open fracture)


Fraktur terbuka karena integritas kulit robek/terbuka dan
ujung tulang menonjol sampai menembus kulit.

b. Fraktur tertutup (closed fracture)


Frakture tidak kompkleks, integritas kulit masih utuh, tidak
ada gambaran tulang yang keluar dari kulit.
5. Fraktur bentuk fragmen dan hubungan dengan
mekanisme trauma

a. Fraktur transversal (melintang) trauma langsung


Garis fraktur tegak lurus, segmen tulang yang patah
direposisi/direduksi kembali ketempat semula, segmen akan
stabil dan biasanya mudah dikontrol dengan bidai gips.

b. Fraktur oblique; trauma angulasi


Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap
tulang. Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki.
c. Fraktur spiral; trauma rotasi
Fraktur ini timbul akibat torsi pada ekstrimitas, menimbulkan
sedikit kerusakan jaringan lunak dan cenderung cepat sembuh
dengan imobilisasi luar.

d. Fraktur kompresi;
trauma axial flexi pada tulang spongiosa
Fraktur terjadi karena ketika dua tulang menumpuk tulang
ketiga yang berada diantaranya seperti satu vertebra dengan
dua vertebra lainnya.

e. Fraktur avulsi; taruma akibat tarikan (fraktur patela)


Fraktur memisahkan suatu fragmen tulang tempat insersi
tendon atau ligamen.
Fr. patologis
Fr. avulsi

6. Fraktur patologi
Terjadi pada daerah yang menjadi lemah oleh karena tumor atau
proses patologik lainnya.
PRINSIP PENATALAKSANAAN FRAKTUR
1. Kondisi pasien stabil
2. Pertahankan jalan nafas, kontrol
perdarahan, tutup luka terbuka
3. Identifikasi dan imobilisasi semua fraktur
dan siapkan untuk transpotasi
PENANGANAN FRAKTUR
1. Stabilkan Jalan nafas
2. Kontrol perdarahan
3. Jika ada fraktur terbuka, balut luka
sebelum melakukan pembidaian dan
jangan mendorong kembali tulang yang
terlihat
4. Jangan pernah berusaha untuk meluruskan
fraktur
5. Tourniket tidak di anjurkan
kecuali pada trauma
amputasi yang sudah tidak
dapat diselamatkan lagi
6. Imobilisasi ekstremitas
sebelum memindahkan
pasien dan imobilisasi sendi
bagian atas dan bawah
dari tulang yang fraktur
TUJUAN IMOBILISASI
1. Menjaga fraktur tertutup agar jangan
mejadi fraktur terbuka
2. Mencegah kerusakan sekitar saraf,
pembuluh darah dan jaringan yang lain
dari ujung tulang yang fraktur
3. Meminimalkan perdarahan dan bengkak
4. Mengurangi nyeri
Bila ragu dengan gejala dan tanda fraktur,
anggap saja fraktur dan perlakukan sebagai
fraktur

ITU LEBIH AMAN !!


DISLOKASI
Adalah keluarnya pangkal tulang dari
persendian, kadang-kadang disertai dengan
robeknya ligamen yang seharusnya
menahan pangkal tulang agar tetap berada
pada tempatnya
 Persendian yang biasanya terkena adalah
bahu, siku, jari, panggul dan pergelangan
Dislokasi
Gejala : Tanda :
Nyeri atau terasa  Deformitas ( perubahan
adanya tekanan yang bentuk )
berlebihan pada  Paralisis : jika menekan
persendian, seperti saraf atau pembuluh
kehilangan gerak pada darah
sendi  Hilangnya pulsasi
( denyut nadi ) dibawah
tulang yang mengalami
dislokasi
Penatalaksanaan Dislokasi

1. Imobilisasi pasien pada posisi saat pertama


kali ditemukan
2. Jangan coba meluruskan atau mengurangi
dislokasi kecuali jika anda seorang ahli
3. Lakukan imobilisasi pada bagian atas dan
bawah sendi yang dislokasi untuk menjaga
kestabilan waktu transport
SPRAIN
 Adalah injuri dimana sebagian ligamen robek, biasanya
disebabkan memutar secara mendadak dimana sendi
bergerak melebihi batas normal
 Organ yang sering terkena : lutut dan pergelangan kaki
 Gejala : nyeri, bengkak dan kebiruan pada daerah injuri

Penanganan sprain seperti


penangan fraktur lalu imobilisasi
Kompres dingin jika mungkin
TRAUMA AMPUTASI

Jaringan yang terlepas


secara keseluruhan ->
tidak lagi mendapat nutrisi
dan oksigen
-> Amputasi atau Avulsi
PENANGANAN AMPUTASI
1. Tutup ujung tungkai yang putus
dengan kain yang bersih
2. Bersihkan bagian yang putus,
kemudian masukkan kedalam
kantong plastik
3. Masukkan kantong plastik
tersebut kedalam kantong palstik
yang berisi es
4. Bawa potongan tersebut
kerumah sakit bersama dengan
COLD WATER pasien
5. Berikan lebel / keterangan
SINDROM KOMPARTEMEN
Terjadi apabila suatu struktur yang berada
di area tertutup mengalami hambatan
penyediaan darah karena pembuluh darah
mengalami penekanan  sediaan oksigen
tdk adekuat  metabolisme anaerobic.
Gejala dan tanda sindrom kompartemen :
1. Rasa sakit yang lebih hebat
2. Penurunan sensasi dibagian distal cidera
3. Pembengkakan yang hebat
4. Paralysis
5. Paresthesia
6. Pucat

Penatalaksanaan : Seperti kasus fraktur


PRINSIP PEMBIDAIAN
Periksa PMS (Pulse Motorik Sensorik)
 Fraktur bidai melewati dua sendi
 Dislokasi bidai melewati dua tulang
 Pengikatan tidak diatas sendi
 Pengikatan satu arah dan diatas bidai
ANATOMI TULANG BELAKANG
 Kolumna spinalis
tersusun atas 33 tulang
vertebra
 Terbagi dalam lima
regional yaitu : servikal,
torakal, lumbal, sakral
dan koksigeal
Tanda dan gejala trauma spinal :
1. Nyeri leher atau punggung
2. Nyeri gerak leher atau punggung
3. Nyeri tekan leher posterior atau midlline
punggung
4. Deformitas kolumna spinalis
5. Paralisis, paresis, baal atau kesemutan
pada ekstremitas pada pasca kejadian
6. Tanda dan gejala syok neurogenik
7. Priapismus
Pengelolaan trauma tulang belakang :

1. Imobilisasi inline secara manual


2. Evaluasi ABC.
3. Periksa fungsi motorik, sensorik dan sirkulasi
keempat ekstremitas.
4. Perikasa leher dan pakaikan cervical collar
5. Imobilisasi torso hingga tidak dapat
bergerak
6. Letakan bantalan (padding) dibelakang
kepala untuk dewasa dan dibawah toraks
untuk anak-anak
7. Imobilisasi kepala
8. Imobilisasi tungkai dan lengan pada board
9. Reevaluasi ABC dan fungsi motorik,
sensorik dan sirkulasi keempat ekstremitas.

Anda mungkin juga menyukai