Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENILAIAN RUMAH SEHAT

PADA PASIEN ISPA DI DESA SUMBER


(F.2 KESEHATAN LINGKUNGAN)
DI PUSKESMAS SUMBER

Oleh :
dr. Paramita Deniswara
Latar Belakang Bangunan tempat berlindung
+ beristirahat  sarana
pembinaan keluarga yang
menumbuhkan kehidupan
sehat secara fisik, mental dan
Rumah Sehat sosial, sehingga seluruh
anggota keluarga dapat
bekerja secara produktif.

Lingkup penilaian rumah


sehat dilakukan terhadap :
komponen rumah, sarana
sanitasi dan perilaku
penghuni
Latar Belakang

• Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan


terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan.

• Jumlah rumah sehat di desa Sumber sebanyak 885,


sementara rumah yang tidak sehat sebanyak 470.

• > 80% penyakit yang diderita oleh bayi dan


balitapenyakit berbasis lingkungan

• ISPA merupakan salah satu penyakit yang diakibatkan


oleh lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat.
Permasalahan

Pertumbuhan penduduk yang tidak diikuti pertambahan luas


tanah  masalah kepadatan populasi dan lingkungan tempat
tinggal  penyakit serta masalah kesehatan.

Rumah sehat  prasyarat berperilaku sehat memiliki kriteria


yang sulit dapat dipenuhi akibat kepadatan populasi yang tidak
diimbangi ketersediaan lahan perumahan serta << pemahaman
seseorang terhadap kriteria rumah sehat.

Permasalahan penyakit berbasis lingkungan yang ditemukan di


desa saat kegiatan lapangan diantaranya ISPA.
IDENTITAS

Data Pasien
Nama An. N
Tanggal Lahir 22 Desember 2016

Jenis Kelamin Perempuan


Agama Islam
Suku bangsa Indonesia
Alamat Desa Sumber 8/1
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis terhadap nenek pasien
pada hari Selasa, tanggal 23 Januari 2018 di rumah pasien.

Keluhan Utama

• Batuk

Keluhan Tambahan

• Pilek, nafsu makan menurun


Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke posyandu untuk dilakukan penimbangan, saat
posyandu diketahui pasien sedang mengalami batuk dan pilek.
Menurut nenek pasien, pasien sudah mengalami batuk sejak 3
hari yang lalu, sebelumnya batuk dirasakan sepanjang hari
namun sekarang batuk sudah mulai berkurang. Batuk tidak
disertai dahak. Sebelumnya pasien juga mengalami demam,
namun sekarang sudah tidak demam. Keluhan dirasakan
berkurang setelah mengkonsumsi obat setelah berobat ke
puskesmas. Selain batuk, pasien juga mengalami pilek. Nafsu
makan pasien juga menurun. BAK dan BAB pasien normal.
Tumbuh kembang anak sesuai usia. Imunisasi pasien lengkap
sesuai usia.
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan sama diakui,


1 bulan yang lalu, sempat sembuh
tapi kambuh lagi.

Mondok (-)

Alergi (-)

Kejang (-)
Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat penyakit yang sama pada


keluarga (+) pamannya tapi sudah sembuh
Kondisi lingkungan sosial dan fisik

Ukuran rumah kurang lebih 250 meter2,


Pasien tinggal bersama ibu, nenek, Pasien tinggal di lingkungan yang cukup tedapat 4 kamar tidur, 1 kamar mandi,
kakek dan pamannya. padat gudang, ruang tamu, ruang tengah dan
dapur

Rumah berdinding tembok, berlantai


keramik, beratap gentang, ventilasi
cukup namun pencahayaan kurang,
Ibu pasien sehari-harinya bekerja di
sumber air menggunakan air sumur,
Paman dan kakek pasien merokok di rumah makan sebagai pelayan. Pasien
terdapat kandang ayam di luar rumah
luar rumah. lebih sering bersama nenek di rumah.
pasien yang berjarak <10 m, jarak dari
Pendidikan terakhir ibu pasien SMK.
septik tank ke sumur 10 m, jamban
leher angsa, tempat sampah ada di luar
rumah dan biasanya sampah dibakar.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : tampak sakit ringan
 Kesadaran : compos mentis
 Nadi : 100 kali per menit, reguler, isi dan tegangan cukup
 Pernafasan : 30 kali per menit
 Suhu : 37o C (aksila)
 BB :8.6 kg
STATUS GENERALIS
• Normocephali
Bentuk

• Hitam, tidak mudah dicabut, distribusi baik


Rambut

• Conjungtiva anemis -, sklera ikterik -/-, pupil isokor, diameter 3 mm, RCL +/+, RCTL
Mata +/+,

• Normotia, serumen -/-


Telinga

• Septum deviasi (-), nafas cuping hidung -/-, sekret (+)


Hidung

• Mukosa bibir dan mulut tampak lembab


Mulut
• Inspeksi : pergerakan napas statis dan dinamis
• Palpasi : Vocal fremitus sama kuat kanan kiri
• Perkusi : sonor pada kedua paru
Paru-paru
• Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

•Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis


•Palpasi : Teraba iktus cordis pada ICS V, 1 cm medial linea
midklavikula kiri
•Perkusi :batas kiri atas: SIC II LPSS, batas kiri bawah: SIC V
Jantung
1 jari lateral LMCS, batas kanan atas : SIC II LPSD, batas kanan
bawah: SIC IV LPSD
•Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, gallop (-), murmur (-)

• Inspeksi : Perut datar


• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar
Abdomen
• Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen

• Akral hangat, CRT < 2 detik, Refleks fisiologis normorefleks, Refleks


patologis (-), Motorik dan sensorik baik
Ekstremitass
DIAGNOSIS

ANAMNESIS

ISPA
PEMERIKSAAN
FISIK
C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi

• Untuk mengetahui keadaan lingkungan tempat


tinggal pasien  inspeksi rumah  identifikasi
kriteria rumah sehat

• Tujuannya  mengetahui kondisi struktur


rumah, sanitasi tempat tinggal pasien dan
perilaku penghuni.

• Apakah tempat tinggal pasien merupakan salah


satu faktor yang menyebabkan pasien
mengalami ISPA berulang.

• Setelah dilakukan identifikasi kriteria rumah


sehat edukasi kepada keluarga keluarga
pasien mengenai kriteria rumah sehat.
Penatalaksanaan

•Identifikasi Lokasi

Alamat rumah : Desa Sumber 8/1

Jumlah penghuni : 5 orang


Penatalaksanaan
•Identifikasi Rumah Secara Umum

Rumah  ruang tamu, ruang


rumah tinggal terletak di tengah, gudang, 4 kamar
Rumah kira-kira luasnya 250
dalam gang yang mana jarak tidur, dapur, kamar mandi
meter2, yang terdiri dari 5
antara rumah satu dengan dan sumber air (sumur).
orang penghuni rumah.
yang lain cukup dekat. Pencahayaan<<, terkesan
lembab, ventilasi cukup.

Air untuk kebutuhan minum


dan memasak diperoleh dari Tempat pembuangan sampah
Kegiatan mandi dan buang air air sumur. Septiktank 10 m tidak ada tutup, kedap air 
besar/kecil  dikamar dari sumber air, terdapat disamping rumah dengan
mandi. Jamban yang kandang ayam di luar rumah jarak sekitar 2 meter dari
digunakan  leher angsa. pasien yang berjarak < 10m. rumah. Sampah biasanya
dibakar.
Evaluasi
 Dalam hal rumah sehat presentase Pelayanan Kesehatan dan
Keturunan diabaikan, sedangkan untuk penilaian Lingkungan
dan Perilaku dapat dijelaskan sebagai berikut.
 Pemberian bobot penilaian rumah diberikan pada masing-
masing indikator:
 Bobot komponen rumah = 31 (25/80 x 100% = 31,25)
 Bobot Sarana Sanitasi = 25 (20/80 x 100% = 25)
 Bobot Perilaku Penghuni = 44 (35/80 x 100% = 43,75)
 Interpretasi :
1. Rumah Sehat = 1068 – 1200
2. Rumah Tidak Sehat = < 1068
Hasil Evaluasi

 Komponen rumah = 13 x 31 = 403


2
 Sarana sanitasi = 12 x 25 = 300
 Perilaku penghuni = 7 x 44 = 308
Total = 1011
• Berdasarkan kunjungan dan penilaian
yang dilakukan pada rumah pasien 
rumah tersebut belum memenuhi
standar kriteria rumah sehat.

• Untuk itu, dilakukan edukasi kepada


keluarga pasien mengenai komponen
rumah sehat komponen rumah,
saranan sanitasi dan presentase terbesar
dari perilaku penghuni sesuai dengan
kriteria rumah sehat.
Kriteria Rumah Sehat
Didasarkan pada pedoman teknis penilaian rumah sehat Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes
RI tahun 2007. Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999
tentang persyaratan Kesehatan Perumahan.
Syarat rumah sehat

KOMPONEN RUMAH

1. Bahan bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-
zat yang dapat
membahayakan kesehatan, seperti debu total tidak
lebih dari 150 μg/m3, asbes bebas tidak melebihi
0,5 fiber/m3/4 jam, dan timah hitam tidak
melebihi 300 mg/kg.
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat
memungkinkan tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
Syarat Rumah Sehat

2. Komponen dan penataan


ruang rumah

a. Lantai ✔
•Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan.
Lantai dari tanah perlu dilapisi dengan lapisan
yang kedap air seperti disemen atau keramik.
•Lantai dinaikkan kira-kira 20 cm dari permukaan
tanah, untuk mencegah masuknya air ke dalam
rumah.
b.Dinding ✔

 Dinding harus dilengkapi dengan ventilasi untuk


pengaturan sirkulasi udara dan untuk pencahayaan
rumah. Fungsi dinding selain sebagai pendukung atau
penyangga atap, dinding juga berfungsi untuk
melindungi ruangan rumah dari gangguan, serangga,
hujan dan angin, serta melindungi dari pengaruh panas.
c.Langit-langit ✔
Langit-langit, harus kuat agar tehindar dari kecelakaan
dan mudah dibersihkan.
d.Bubungan
Bubungan rumah yang memiliki tinggi 10 m atau lebih
harus dilengkapi dengan penangkal petir.
e. Penataan ruang

•Ruang untuk istirahat/tidur (ruang tidur) ✔

Ruangan ini ditempatkan di tempat yang cukup tenang, tidak


gaduh,jauh dari tempat bermain anak-anak. Luas ruang tidur
minimal 9 m2 untuk setiap orang yang berumur diatas 5 tahun
atau untuk orang dewasa dan 4 ½ m2 untuk anak-anak berumur
dibawah 5 tahun, dengan tinggi langit-langit minimal 2 ¾ m.
•Ruang tamu ✔

Biasanya diletakkan di bagian depan rumah.


e. Penataan ruang

• Ruang duduk (ruang keluarga) ✔


Ruang ini harus dilengkapi jendela dan ventilasi yang memenuhi syarat.
•Ruang makan ✔
Ruang makan sebaiknya mempunyai ruangan tersendiri, tetapi untuk suatu
rumah yangberukuran kecil, ruang makan ini boleh disatukan dengan
ruang keluarga.
•Ruang dapur x
Dapur harus mempunyai ruangan tersendiri biasanya dibagian belakang
rumah, agar asap dari hasil pembakaran tidak mengganggu . Dapur harus
dilengkapi dengan alat-alat memasak serta tempat penyimpanannya,
tempat menyimpan bahan untuk memasak dan makanan yang telah siap
disajikan, tempat untuk mencuci peralatan memasak dilengkapi dengan
tersedianya air bersih serta sistem pembuangan yang baik, tempat
pembuangan sampah sementara yang tertutup.
e. Penataan ruang
• Kamar mandi dan jamban✔
Lantai kamar mandi dan jamban harus kedap air, tinggi dinding
minimal setinggi 1 ½ m dari lantai serta dilengkapi dengan
ventilasi.
Jamban harus berleher angsa memiliki septic tank dengan
jaraknya minimal 10 m dari sumber air.
•Gudang ✔
Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat yang
tidak dapat ditampung di ruangan lain, seperti alat-alat untuk
memperbaiki rumah, alat-alat yang sudah tidak digunakan lagi.
3. Pencahayaan x
 Pencahayaan dalam ruangan dapat berupa pencahayaan alami dari
sinar matahari dan buatan dengan bantuan listrik. Intensitas minimal
pencahayaandalam ruangan adalah 60 lux dan tidak menyilaukan.

4. Kualitas Udara ✔

 Kualitas udara dalam ruangan tidak boleh melebihi ketentuan sebagai


berikut:
a) Suhu udara nyaman berkisar 18° sampai 30° C.
b) Kelembapan udara berkisar antara 40% sampai 70%.
c) Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam.
d) Pertukaran udara (air exchange rate) = 5 kaki kubik per menit per
penghuni.
e) Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam.
f) Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120 mg/m3.
5. Ventilasi ✔

 Luas ventilasi alamiah yang pemanen minimal 10% dari luas


lantai.
 Ada dua cara yang dapat dilakukan agar ruangan mempunyai
sistem aliran udara yang baik, yaitu:
a) Ventilasi alamiah, yaitu ventilasi yang terjadi secara alamiah
dimana udara masuk melalui jendela, pintu, ataupun lubang angin.
b) Ventilasi buatan, ialah ventilasi berupa alat khusus untuk
mengalirkan udara, misalnya penghisap udara (exhaust
ventilation) dan air conditioner (AC).
6. Binatang penular penyakit ✔

 Pada rumah tidak boleh ada binatang penular penyakit seperti


tikus.

7. Air ✔

 Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal


60 liter/hari/orang. Kualitas air harus memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih.

8. Tersedianya sarana penyimpanan makanan


yang aman x
9. Limbah x
a) Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari
sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari
permukaan tanah.
b) Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau,
pencemaran terhadap permukaan tanah, serta air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur ✔
 Luas ruang tidur minimal 9 m2.
11. Atap ✔
 Fungsi atap adalah untuk melindungi penghuni rumah dan
isi ruangan rumah dari gangguan angin, panas dan hujan,
juga melindungi dari pencemaran udara seperti: debu, asap,
dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng
karena bersifat isolator, sejuk dimusim panas danhangat di
musim hujan.
Kandang ternak x

Jarak antara rumah


dan kadang harus 10
meter
Syarat rumah sehat

Kelompok sarana sanitasi.

 Sarana air bersih dan air minum ✔


Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air bagi
penghuni rumah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan sarana air bersih, antara lain :
a. Jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septik tank,
tempat pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 m.
b. Sumur gali sedalam 10 meter dari permukaan tanah dibuat kedap air
dengan pembuatan cincin dan bibir sumur
c. Penampungan air hujan pelindung air, sumur artesis atau terminal air
atau perpipaan/kran atau sumur gali terjaga kebersihannya dan dipelihara
rutin.
Syarat rumah sehat

Kelompok sarana sanitasi.

 Saluran Pembuangan Air Limbah x


Air limbah atau air kotor atau air bekas ialah air yang tidak bersih dan mengandung zat
yang bersifat membahayakn dan merupakan hasil perbuatan manusia
 Jamban/kakus ✔
Syarat-syarat untuk mendirikan kakus atau jamban ialah:
(1) Harus tertutup, artinya terlindung dari pandangan orang lain, terlindung dari panas atau
hujan.
(2) Bangunan kakus ditempatkan pada lokasi yang tidak sampai mengganggu pandangan,
tidak menimbulkan bau, serta tidak menjadi tempat hidupnya binatang.
(3) Mempunyai saluran pembuangan atau septic tank.
Jamban leher angsa adalah yang terbaik dan dianjurkan dalam kesehatan lingkungan.
Syarat rumah sehat

Kelompok sarana sanitasi.

 Tempat Sampah x
Usaha yang diperlukan agar sampah tidak membahayakan kesehatan
manusia adalah perlunya dilakukan pengelolaan terhadap sampah,
seperti penyimpanan (storage), pengumpulan (collection), dan
pembuangan (disposal).
 Tempat sampah yang baik harus memenuhi kriteria, antara lain
a) Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak,
b) Harus mempunyai tutup sehingga tidak menarik serangga atau
binatang-binatang lainnya, dan sangat dianjurkan agar tutup sampah
ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan,
c) Ditempatkan di luar rumah.
Syarat rumah sehat

Kelompok perilaku penghuni

 Penghuni rumah harus selalu menjaga kebersihan rumah


dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat,
kebiasaan yang harus selalu dilakukan seperti membuka
jendela rumah agar terjadi pertukaran udara,
membersihkan rumah dan halaman, membuang tinja bayi
dan balita ke jamban, membuang sampah pada tempat
sampah
DOKUMENTASI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai