Jurnal Nefro

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 24

Sensitivitas koklea pada anak dengan penyakit ginjal

kronik dan penyakit ginjal stadium akhir yang


menjalani hemodialisa
Rahime Renda, Leven Renda, Ömer Tarık Selçuk, Hülya Eyigör, Mustafa Deniz Yılmaz, dan
Üstün Osma

J Pediatr Otorhinolayngol 79 (12): 2378-2383. DOI 10.1016/j.ijporl.2015.10.048


Bona Sandro Hasibuan
Stase Junior Nefrologi

SUPERVISOR :
dr. R Rochmanadji, SpA(K), MARS
dr. M Heru Muryawan,SpA(K)
Dr.dr. Omega Mellyana,SpA
PENDAHULUAN
CKD kerusakan ginjal yang ireversibel dan terjadinya
penurunan fungsi ginjal

Banyak faktor yang


dicurigai obat
ototoksik,
HD mungkin
Patofisiologi peningkatan serum
memiliki pengaruh
gangguan urea, gangguan
pada perkembangan
pendengaran pada elektrolit ,edema
gangguan
pasien CKD belum dan atrofi hair cells,
pendengaran pada
diketahui pasti. neuropati, hipoksia
pasien CKD
dan hipotensi dan
perubahan tekanan
darah saat HD.
OAE(Otoacoustic Emissions) merupakan suatu alat yang
praktis, objektif dan non-invasif sebagai indikator fungsi
dari hair cell yang mengindikasikan fungsi dari koklea.

DPOAEs lebih
Tes DPOAEs lebih
berguna untuk
berguna
mendeteksi
OAE memiliki dua dibandingkan
disfungsi inner-cell
tipe tes klinis  TSOAEs karena
dan deteksi awal
TEOAEs dan DPOAEs dapat
dari ketajaman
DPOAEs menghasilkan
pendengaran
rentang frekuensi
dibandingkan PTA
yang lebih lebar.
dan ABR
Tujuan

Untuk mengetahui hubungan antara


sensitivitas koklea pada pasien anak dengan
CKD baik HD maupun nonHD dengan
menggunakan DPOAEs dan PTA.

Tujuan tambahan untuk mengetahui pengaruh


HD pada pasien anak dengan CKD pada fungsi
telinga bagian dalam.
METODE
• Penelitian Observasional (Cross-
Desain penelitian
sectonal)

Waktu Publikasi • November 2015

• Rekam Medis dari Antalya Research


and Education Hospital Turky
Basis Data • Anak usia 6-18 thn dgn CKD dan anak
yg sehat sebagai kontrol
• Memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

• International Journal of Pediatric


Tempat Publikasi
Otorhinolaryngology
Kriteria inklusi
• Usia 6 – 18 tahun
• Terdiagnosis CKD berdasarkan rumus GFR Schwartz
• Tidak ada riwayat transplantasi ginjal
• Tidak ada riwayat infeksi aktif, penyakit kronis, penyakit tumor dan inflamasi
kronis
Kriteria Ekslusi
• Riwayat disfungsi otologi dan audiologi
• Riwayat Penyakit sistemik yang kronis
• Riwayat operasi telinga
• Riwayat terpapar kebisingan
• Riwayat trauma kepala
• Otitis media akut atau kronis
• Otitis media dengan efusi
• Penyakit autoimun
Kriteria Eksklusi kontrol
• Penyakit ginjal , ex: alport syndrome
• Pengobatan aminoglikosida atau pengobatan lainnya
• Gangguan endokrin
• Pasien CKD dibagi menjadi 3  36 pasien
CKD non dialisis, 16 pasien CKD dialisis ESDR
Pasien dan kontrol 30 anak sehat yang sesuai jenis
kelamin dan usianya

• SPSS v.22.0 for Windows (IBM Corp., Armonk,


NY)
• Menggunakan Saphiro –Wilks test untuk uji
normalitas dan sebaran data
• Kruskal-Wallis test untuk membandingkan 3
kelompok (CKD non dialisis, CKD dialisis ESDR dan
Analisa kontrol)
Statistik • Mann-Whitney U-test untuk membandingkan
CKD non dialisis dan CKD dialisis ESDR tanpa
gangguan pendengaran
• Variabel kategorik dinilai dengan Fisher’s exact
test dan Pearson Chi-square Test
• Signifikansi p < 0.05
Prosedur Audiometri

Semua pasien dilakukan pemeriksaan otoskopi untuk menilai


telinga tengah

Kemudian dilakukan pemeriksaan timpanometri untuk


evaluasi telinga tengah dan fungsi membran timpani

Pemeriksaan PTA

Pemeriksaan DPOAE
Hasil
36 CKD ND
Perempuan
27 (51%)
16 ESRD HD
Laki-laki
Sampel
25 (49%)
Perempuan
16 (53%)
30 kontrol
Laki-laki
14 (47%)
Hasil
Penyebab Peny. kongenital (25)
peny.
ginjal (n) Glomerulonefritis (12)
Peny. ginjal kistik (4)
Disfungsi vesika (6)
Sindrom uremik hemolitik atipikal (3)
Gangguan tubular (2)
Hasil

Tabel 1. Data umum dan laboratorium dari kelompok CKD ND, ESRD HD,
dan kontrol
Hasil

Tabel 2. Perbandingan kadar BUN pada pasien pendengaran normal


dan terganggu

Jumlah pasien gangguan pendengaran tidak bertambah


seiring meningkatnya BUN
Hasil

Tabel 3. Hubungan antara kadar Cystatin C, durasi HD, dan CKD pada pasien
dengan dan tanpa gangguan pendengaran

Hubungan bermakna antara durasi HD dengan gangguan


pendengaran
Hasil

Bagan 1. Perbandingan ambang pendengaran pada kelompok CKD (ND),


HD (ESRD), dan kontrol berdasarkan telinga kanan dan kiri.
Hasil

Bagan 2. Perbandingan SNR pada kelompok CKD (HD), HD (ESRD), dan


kontrol berdasarkan telinga kanan dan kiri.
Hasil

Bagan 3. Perbandingan amplitudo DPOAE pada CKD (HD), HD (ESRD), dan


kontrol berdasarkan telinga kanan dan kiri
Hasil

Bagan 4. Perbandingan SNRS pada pasien CKD (HD), HD (ESRD),


dengan pendengaran normal dan kontrol; berdasarkan telinga kanan dan kiri
Hasil

Bagan 5. Perbandingan amplitudo POAE pada pasien CKD (HD), HD (ESRD),


dengan pendengaran normal dan kontrol; berdasarkan telinga kanan dan kiri
Pembahasan
• Konsep CKD, HD, dan gangguan pendengaran
bukan konsep yang baru.
• Terdapat mekanisme yang mirip pada telinga
bagian dalam dan ginjal.
• Gangguan pendengaran pada anak dengan
CKD telah diverifikasi berbagai penelitian
sebelumnya.
Pembahasan
• Gangguan pendengaran sebesar 30% 
sejalan dengan Samir dkk, Mancini dkk; tidak
sejalan dengan Bergstom dan Thompson 
perbedaan kriteria pemilihan pasien, definisi
gangguan pendengaran, dan jumlah populasi.
• Pola menurun di grafik amplitudo DPOAE pada
>3kHz dan di grafik SNR pada >4kHz.
Pembahasan
• Amplitudo DPOAE dan SNR lebih rendah pada
CKD ND dan ESRD HD dibandingkan kontrol 
aktivitas koklear yang lebih rendah.
• Amplitudo DPOAE dan SNR lebih rendah pada
ESRD HD dibandingkan CKD ND, tetapi tidak
signifikan  faktor utama penyebab gangguan
pendengaran adalah akibat penyakit ginjal
bukan HD.
Pembahasan
• Tidak ada perbedaan signifikan pada BUN,
kadar Cystatin C, dan durasi CKD  sejalan
dengan penelitian sebelumnya.
• Terdapat hubungan bermakna antara
gangguan pendengaran dengan durasi HD > 2
tahun.
• Populasi penelitian kecil  faktor resiko
gangguan pendengaran belum bisa
ditentukan.
KESIMPULAN

Gangguan pendengaran sensorineral sering ditemukan


pada CKD ND dan ESRD HD.

Disarankan untuk melalukan pemantauan rutin


menggunakan DPOAE dan PTA untuk mencegah
gangguan lebih lanjut

Dibutuhkan penelitian skala besar untuk menentukan


faktor resiko, sehingga dapat dilakukan pencegahan
gangguan pendengaran dan dampak negatifnya.
TERIMA KASIH
MOHON MASUKAN

Anda mungkin juga menyukai