Anda di halaman 1dari 24

Gambaran Radiologi pada PPOK

Indri Hardiyanti Gunawan


PPOK
 Bronkitis kronik  Penebalan dinding bronkial dan pelebaran
arteri di paru.
 Inflamasi berulang  Jaringan parut dengan bronkovaskuler yang
irreguler + fibrosis.
 Emfisema  Suatu keadaan dimana paru lebih banyak berisi
ukuran paru bertambah, baik anterior-posterior maupun ukuran
paru secara ventrikal ke arah diafragma.
Faktor Resiko
 Kebiasaan merokok
 Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja
 Hipereaktivitas bronkus
 Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
 Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di
Indonesia
 Pink puffer
 Penderita kurus, kulit kemerahan dan pernapasan pursed – lips breathing
 Blue bloater
 Penderita gemuk sianosis, terdapat edema tungkai dan ronki basah di
basal paru, sianosis sentral dan perifer
 Pursed - lips breathing
 Sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi yang
memanjang.
 Sikap ini terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi
CO2 yang terjadi pada gagal napas kronik
Bronkitis Kronik
 Ringan
 Gambaran corakan paru yang ramai di basal paru
 Sedang
 Gambaran corakan paru + emfisema, kadang disertai
bronkiektasis
 Berat
 + cor pulmonale
Gambaran radiologi bronchitis kronik
 Perubahan min. dan tdk spesifik
 Penebalan dinding bronkial & pembuluh membesar.
Gambaran Radiologi Bronkitis Kronik
Emfisema
 Penyakit paru kronik dan progresif yang terjadi ketika
dinding-dinding alveoli rusak/hancur bersama dengan
pembuluh-pembuluh darah kapiler yang mengalir
didalamnya.
Emfisema
 Centriacinar atau Centrilobular Emfisema (CLE)
 Secara selektif hanya menyerang bagian bronkhiolus
respiratorius.
 Dinding-dinding mulai berlubang, membesar, bergabung
dan akhirnya cenderung menjadi satu ruang.
 Panacinar atau Panlobular Emfisema (PLE)
 Kekurangan enzim alfa-1 antitrypsin
Emfisema Lobaris

 Bayangan radiolusen di
hemitoraks kanan atas yang
mendorong mediastinum ke
arah kiri dan sisa jaringan
paru lobus bawah – kanan
terdesak ke bawah
Emfisema Bulla

 Perbercakan kedua paru


dari proses spesifik
dengan bayangan bula
dikedua paru atas
Emfisema senillis

 Bentuk toraks yang


silindrik dengan kedua
diafragma letak rendah
dan mendatar
Emfisema Kompensasi
 Usaha tubuh secara fisiologik menggantikan jaringan paru
yang tdk berfungsi/mengisi toraks bagian paru yang
terangkat pada pneumoektomi.

Emfisema Hipertrofik Kronik


 Akibat komplikasi penyakit paru seperti asma bronkial
yang parah, bronkiektasis, peradangan paru berat,
pneumokoniosis ganas, TB.
Gejala Klinis
 Sesak napas  Inspeksi : barrel chest
 Batuk kronis  Perkusi : hipersonor &
 BB fremitus
 Kelelahan  Auskultasi: krekels, ronki,
 Distensi vena leher selama dan perpanjangan
ekspirasi ekspirasi
 Pernapasan
Gambaran Radiologi Emfisema
 Pelebaran sela iga
 Flattened hemidiaphragms
 Gambaran hiperlusen pada lapangan paru.
 Peningkatan diameter Antero Posterior (AP )
 Peningkatan jumlah udara retrosternal
 Vertical heart
Gambaran Radiologi Emfisema
Patogenesis
Gambaran Radiologi PPOK
Gambaran CT Scan PPOK

 CT Scan Paru – paru menggambarkan densitas yang tidak


homogen pada penderita PPOK
Pencegahan
 Mencegah terjadinya PPOK
 Hindari asap rokok
 Hindari polusi udara
 Hindari infeksi saluran napas berulang
 Mencegah perburukan PPOK
 Berhenti merokok
 Gunakan obat-obatan adekuat
 Mencegah eksaserbasi berulang
Kesimpulan
 PPOK merupakan penyakit paru kronik yang disebabkan
karena adanya sumbatan. PPOK umumnya merupakan
kombinasi dari dua penyakit pernapasan, yaitu bronkitis
kronis dan emfisema. Faktor risiko yang dapat
meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap PPOK
adalah rokok, polusi udara, faktor keturunan

Anda mungkin juga menyukai