Asuhan Keperawatan PD An D DG Dengue Hemoragic Fever Di Ruang Perawatan Anak Lantai Ii Ika Rspad Gatot Soebroto
Asuhan Keperawatan PD An D DG Dengue Hemoragic Fever Di Ruang Perawatan Anak Lantai Ii Ika Rspad Gatot Soebroto
Di susun oleh :
NINIK BUDIHARNI
NIM : 05.054
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
- Umum
- Khusus
C. METODE
- Deskriptif
- Studi Kepustakaan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Aktivasi komplemen
Perdarahan : Trombositopeni
Kebocoran plasma
hipovolemia
Asidosis metabolik
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. RESUME
Klien bernama An. D, berusia 7 tuhun masuk melalui Unit Gawat
Darurat RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 14 januari 2008,
pukul 08.00 WIB. Anak datang dengan keluhan demam sejak 5
hari disertai mual dan muntah dan kurang nafsu makan. Pd rik
fisik ditemukan KUlemah, kesadaran CM, mucosa bibir kering,
TTV suhu : 38° C, nadi : 96 x/ menit, RR : 24 x/ menit. Berat badan
saat ditimbang 18 kg dan tinggi badan 141 cm
Masalah keperawatan yang ditemukan pada kasus diatas
adalah risiko kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler
sekunder terhadap DHF, risiko pemenuhan nitrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan inteke makanan yang
tidak adekuat, risiko terjadi infeksi behubungan dengan
masuknya mikroorganisme sekunder tehadap indakan invasif
( pemasangan infus ) dan kurang pegetahuan orang tua.
DATA FOKUS
Data Subyektif :
• Orang tua ( nenek ) klien mengatakan anak masih suka muntah,
nafsu makan berkurang.
• Orang tua ( nenek ) klien mengatakan tidak begitu mengetahui
tentang penyakit DHF ( pencegahan dan perawatannya ).
Data Objektif :
DO :
Keadaan umum lemah.
DO :
Anak makan habis ¼ porsi.
LLA : 25 cm
Kadar Hb : 12,9 g/ ul
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan kekurangan vulome cairan tidak terjadi
Kriteria hasil :
Pelaksanaan :
Evaluasi :
S : Orang tua ( nenek ) mengatakan anak sudah tidak muntah dan nafsu
makan membaik
O : Keadaan umum membaik, kesadaran compos mentis, turgor kulit elastis,
mukosa lembab, suhu tubuh : 36,2º C
A : Tujuan tercapai sebagian, masalah masih risiko.
P : Tindakan keperawatan dihentikan. ( Anak pulang ).
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Pada teori ditemukan adanya peningkatan suhu tubuh, tanda-tanda
perdarahan, nyeri ulu hati, nyeri otot/ sendi, kulit dingin, sianosis, gelisah dan
penurunan kesadaran . Sedangkan pada kasus tidak ditemukan adanya
penngkatan suhu tubuh karena sejak dirawat anak sudah mendapatkan obat
penurun panas. Tanda-tanda perdarahan tidak ditemukan karena proses
penyakit belum sampai pada tahap lanjut sehingga menimbulkan perdarahan.
Pada kasus kulit anak hangat karena suhu tubuh masih normal sehingga
kehangatan suhu tubuh anak masih terjaga.
Sianosis tidak ditemukan karena oksigenisasi jaringan masih terpenuhi. Anak
tampak tenang dan tidak tampak dan tidak
Pada teori ditemukan adanya peningkatan suhu tubuh, tanda-tanda
perdarahan, nyeri ulu hati, nyeri otot/ sendi, kulit dingin, sianosis, gelisah dan
penurunan kesadaran . Sedangkan pada kasus tidak ditemukan adanya
penngkatan suhu tubuh karena sejak dirawat anak sudah mendapatkan obat
penurun panas. Tanda-tanda perdarahan tidak ditemukan karena proses
penyakit belum sampai pada tahap lanjut sehingga menimbulkan perdarahan.
Pada kasus kulit anak hangat karena suhu tubuh masih normal sehingga
kehangatan suhu tubuh anak masih terjaga.
Sianosis tidak ditemukan karena oksigenisasi jaringan masih terpenuhi. Anak
tampak tenang dan tidak tampak dan tidak
Sedangkan diagnosa yang ada pada kasus tetapi tidak terdapat dalam teori
yaitu : risiko kekurangan volume cairan. Diagnosa ini diangkat karena pada
klien dengan DHF sangat mungkin dan mudah terjadi kekurangan volume
cairan sehubungan dengan proses penyakit DHF. Risiko perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh, diagnosa ini diangkat karena adanya muntah
dan kurang nafsu makan yang dapat mendukung terjadinya kekurangan
nutrisi menjadi aktual. Risiko infeksi diangkat karena terdapatnya jalan
masuk mikroorganisme melalui tusukan pemasangan infus. Dan kurang
pengetahuan dimana diagnosa ini muncul karena orang tua mengatakan
belum mengetahui tentang penyakit DHF ( pencegahan dan perawatan ).
C. INTERVENSI
Prioritas masalah yang ketiga yaitu risiko infeksi karena infeksi bisa terjadi
dengan masuknya mikroorganisme melalui luka tusukan tindakan invasif
sehingga perlu pehatian lebih oleh perawat dalam hal perawatan infus.
Prioritas yang keempat ialah kurang pengetahuan keluarga tentang DHF, cara
pencegahan dan perawatannya ditunjang oleh pengetahuan yang kurang
memadai diharapkan keluarga dapat bekerja sama dalam mengatasi
masalah anak.
Pd menetapan tujuan dlm kasus terdapat batasan waktu sebagai patokan
dalam menentukan dan mengukur pencapaian tujuan akhir
3 x 24 jam
D. IMPLEMENTASI
Semua rencana dpt dilaksanakan sesuai rencana yg telah disusun serta
disesuaikan dg kndisi klien. Semua tindakan didokumentasikan dlm catatan
keperawatan serta di tandatangani oleh perawat yang menberikan asuhan
E. EVALUASI
Dari 4 DX keperawatan yg ditemukan 2 DX masalah teratasi dan tujuan
tercapai. Sedangkan 2 diagnosa lainnya tujuan tercapai sebagian dan
masalah masih menjadi risiko
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Suriadi, Skp, Rita Yuliani, Skp. ( 2001 ). Asuhan Keperawatan Anak. Edisi I.
Jakarta. Penerbit CV Sugung Seto.