Xtutorial B 15 GDS-1 Pertussis
Xtutorial B 15 GDS-1 Pertussis
l Mekanisme batuk
2. Fisiologi Batuk
l Mekanisme batuk:
l 1. Fase inspirasi: glotis terbuka, inspirasi ter
l 2. Fase kompresi: glotis tertutup, tekanan int
l dan pleura meningkat
l 3. Fase ekspirasi: glotis terbuka dgn tiba2, te
l dlm jumlah besar serta zat2 asing.
l → Suara batuk bervariasi akibar getaran sek
l getaran pita suara.
3. Diferensial Diagnosa: ISPA
(Infeksi Saluran Pernafasan Atas)
Biasanya jinak & tidak bertahan lama, kecuali E
Etiologi: Virus, Bakteri. Fungi, Mycoplama
Manifestasi Klinis: - Demam - Flu
- Stridor & Drooling -B
Pembagian ISPA:
- Rhinitis (Inflamasi mukosa nasal)
- Sinusitis (infl. Nares & paranasal sinus, terma
- Faringitis ( inflamasi faring, uvula, hipofaring,
- Epiglotitis
- Laryngitis (inflamasi laring)
. Diferensial Diagnosa: TBC Par
Gejala Klinis:
- Demam subfebril: serangan demam pertama s
- Batuk / batuk darah: batuk akibat iritasi bronku
- Sesak nafas: infiltrasi penyakit sudah setenga
- Nyeri dada: infiltrasi radang sudah sampai ple
- Malaise: anoreksia tdk mau makan, badan ma
3. Diferensial Diagnosa: TBC P
Diagnosis:
1. Pemeriksaan radiologis dada → lesi tuberkul
2. Pemeriksaan lab:
→ Darah:
- tdk sensitif & tdk spesifik.
- Uji serologi PAP-TB: kurang bermanfaat u/ d
→ Sputum: penting, mudah, & murah
- Kriteria: min. ditemukan 3 batang BTA pd sa
(sekitar 5000 kuman dlm 1 ml sputum)
→ Tes Tuberkulin: membantu diagnosis pd ana
. Diferensial Diagnosa: Influenz
Patologi: - Virus influenza bereplikasi dlm epitel
- Penghancuran sel pd jalan nafas dpt
Patogenesis:
Virus → Sel → Proses pernafasan → keutuhan
Manifestasi Klinis: Tanda & Gejala serta Diagno
Tanda lab:
- Pewarnaan imunoflurosen → paling cepat u/ d
- Dari sekret hidung → diagnosis berdasarkan p
Diagnosis Pasti → adanya menara radiografi p
Pencegahan → pemberian vaksin
Pengobatan → epinefrin yg diberikan secara ae
4. Whooping Cough: Etiologi
l Penyebab: infeksi bakteri Bordetella pertus
l Bakteri melekat & merusak epitel sal. nafas
l Menyebar lewat aerosol drops dari batuk.
l Dapat menular juga lewat: kontak langsung
l atau hidung, dan sekret pernafasan.
l Faktor risiko: anak2 yg tidak divaksin DPT,
l eksposur epidemi, kehamilan, dan bayi pre
. Whooping Cough: Patogenesi
4. Whooping Cough: Diagnosis
l Ada 3 stages infeksi Pertussis:
l 1. Fase Catarrhal: sulit dibedakan dgn ISPA yg
l rhinorrhea, bersin, demam. Fase ini paling infek
l 2. Fase Paroksimal: batuk intens yg dapat berla
l dibawah 6 bulan mungkin mengalami episode a
l sesekali diikuti suara keras. Muntah setelah bat
l 3. Fase Convalescent: tahap penyembuhan. Pa
l kronis selama berminggu2
4. Whooping Cough: Diagnosis
Nasofaring Swab yg dibiakkan pd media Bordet
l
l Suhu:
l -Normal: 36.5 – 37.5 C -Hiperpireksis
l -Subfebris: 37.5 – 38 C -Hipotermi: <36
l -Febris: 38 – 40 C -Hipertermi: > 3
5. Tanda Vital Anak
RR HR BP
penyakit ini
l