Anda di halaman 1dari 61

FUNGSI UTAMA KULIT KULIT :

• Perlindungan
• Regulasi Suhu
• Persepsi Sensorik
• Sekresi
• Pembentukan Vitamin D
Obat dapat dihantarkan melalui:
• Topikal
• Sistemik
• Intralesi
• Penetrasinya dan cara pemakaiannya
• Temperature dari kulit
• Sifat-sifat dari obatnya
• Pengaruh dari sifat dasar salep
• Lama pemakaian
• Kondisi atau keadaan kulit
ANTIBIOTIK
• Antibiotik
Berasal dari bahasa yunani: Anti (lawan),Bios (hidup )

• Antibiotik adalah Suatu zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri


ataupun jamur yang berkhasiat obat apabila digunakan dalam
dosis tertentu dan berkhasiat mematikan atau menghambat
pertumbuhan kuman dan toksisitasnya tidak berbahaya bagi
manusia.
• Gambaran klinis adanya infeksi yang diderita
• Faktor sensitivitas bakteri terhadap antibiotik
• Fungsi ginjal dan hati pasien
• Biaya pengobatan
• Zat bakterisida, pada dosis biasa berkhasiat mematikan
kuman
1. Zat yang bekerja terhadap fase tumbuh, ex: penisilin dan
sefalosporin, polopeptida (polimiksin, basitrasin), rifampisin,
asam nalidiksat dan kuinolon.
2. Zat yang bekerja trhadap fase istirahat, ex: aminoglikosida,
nitrofurantoin, INH, kotrimoksazol.

• Zat bakteriostatik, pada dosis biasa terutama berkhasiat


menghentikan pertumbuhan dan perbanyakan kuman. Ex:
sulfonamida, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida, linkomisin.
• Antibiotika Narrow-Spektrum (aktivitas sempit)
Obat ini terutama aktif terhadap beberapa jenis kuman saja
Misal :
• Penisilin G dan Penisilin V, eritromisin, klindamisin, kanamisin
hanya bekerja terhadap kuman Gram –positif.
• Streptomisin, gentamisin, polimiksin-B, asam nalidiksat khusus
aktif terhadap kuman Gram-negatif.
• Antibiotika Broad Spektrum (aktivitas luas)
Bekerja terhadap lebih banyak kuman baik jenis kuman
Gram-positif maupun jenis kuman Gram-negatif.
Antara lain : Sulfonamida, ampisilin, sefalosporin,
kloramfenikol, tetrasiklin dan rifampisin
Obat antibiotika dapat melakukan aktivitasnya lewat beberapa mekanisme,
terutama dengan penghambatan sintesa materi terpenting dari
bakteri, antara lain:

• Dinding sel.
Sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi kurang sempurna dan
tidak tahan terhadap tekanan osmotis dari plasma dengan akibat
pecah
Ex: Kelompok penisilin dan sefalosporin.

• Membran sel
Molekul lipoprotein dari membran plasma (di dalam dinding sel)
dikacaukan sintesanya hingga menjadi lebih permeabel. Hasilnya, zat-
zat penting dari isi sel dapat merembes keluar.
Ex: Polipeptida dan polyen (nistatin, amfoterisin) dan imidazol
(mikonazol dan ketokonazol).

• Protein Sel.
Sintesanya terganggu, misalnya: kloramfenikol, tetrasiklin,
aminoglikosida, makrolida.
ANTI VIRUS
• Virus : parasit intrasel yang tidak bisa bereplikasi sendiri,
tetapi harus menggunakan sel inang.
• Antivirus : Sebuah agen yang membunuh virus dengan
menekan kemampuan untuk replikasi, menghambat
kemampuan untuk menggandakan dan memperbanyak diri
1. Antinonretrovirus
 Antivirus untuk herpes
 Antivirus untuk influenza
 Antivirus untuk HBV dan HCV

2. Antiretrovirus
 Nucleoside reverse transcriptase inhibitor ( NRTI )
 Nucleotide reverse transcriptase inhibitor ( NtRTI )
 Non –nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)
 Protease inhibitor (PI)
 Viral entry inhibitor
A. Antivirus untuk herpes
Obat – obat yang aktif terhadap virus herpes umumnya
merupakan antimetabolit yang mengalami bioaktivasi melalui
enzim kinase sel hospes atau virus untuk membentuk senyawa
yang dapat menghambat DNA polimerase virus .
.
1. Asiklovir

• Mekanisme Kerja
Dimetabolisme menjadi asiklovir trifosfat melalui 3 tahap fosforilase,
yang akan menghambat DNA polimerase virus.

• Indikasi
Infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik lokal maupun sistemik ( termasuk
keratitis herpetik , herpetik ensefalitis, herpes genitalia,herpes
neonataldan herpes labialis ) dan infeksi VZV ( varisela dan herpes
zoster ).

• Efek samping
Mual, muntah dan pusing , namunAsiklovir pada umumnya dapat
ditoleransi dengan baik.

Pemberian selama kehamilan tidak dianjurkan


2. VALASIKLOVIR

• Mekanisme Kerja : sama dengan asiklovir

• Indikasi
Efekif utk terapi infeksi yang disebabkan oleh HSV, VZV dan
sebagai profilaksis terhadap penyakit yang disebabkan CMV.

• Efek samping
sama dengan asiklovir
Contoh: Amantadin dan Rimantadin

• Mekanisme Kerja
Merupakan antivirus yang bekerja pada protein M2 virus , suatu kanal
ion transmembran yang diaktivasi oleh pH

• Indikasi
Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A .
Juga diindikasikan untuk terapi penyakit parkinson
Dosis: 2 x 100 mg

• Efek samping
Yang tersering adalah gangguan GI ringan yang tergantung dosis .
Efek samping pada SSP seperti kegelisahan , kesulitan berkonsentrasi,
insomnia, hilang nafsu makan, kejang bahkan koma.
1.Lamivudin
Lamivudin merupakan L-enantiomer analog deoksisitidin . Lamivudin
bekerja dengan cara menghentikan sintesis DNA , secara kompetitif
menghambat polimerase virus ( reverse transcriptase , RT ) .

• Indikasi
Infeksi HBV ( wild –type dan precore variants )

• Efek samping
Umumnya dapat ditoleransi dengan baik .
Efek samping yang terjadi : fatigue, sakit kepala dan mual.
2. ADEFOVIR

• Mekanisme kerja dan resistensi


Adefovir merupakan analog nukleotida asiklik. merupakan
penghambat replikasi HBV sangat kuat yang bekerja tidak
hanya sebagai DNA chain terminator , namun juga meningkatkan
aktivitas sel NK dan menginduksi produksi interferon endogen.

• Indikasi
Efektif dalam terapi infeksi HBV yang resisten tehadap
lamivudin.

• Efek Samping
Umumnya adefovir 10 mg /hari dapat ditoleransi dengan baik.
A. Nucleoside Reverse Transcriptase
Inhibitor (NRTI )
Antivirus golongan ini bekerja pada tahap awal replikasi HIV ,
dengan menghambat terjadinya infeksi akut sel yang rentan ,
tapi hanya sedikit berefek pada sel yang telah terinfeksi HIV.

Untuk dapat bekerja , semua obat golongan NRTI harus


mengalami fosforilasi oleh enzim sel hospes di sitoplasma
.Karena NRTI tidak memiliki gugus 3`-hidroksil , inkorporasi
NRTI ke DNA akan menghentikan perpanjangan rantai.
1. ZIDOVUDIN
• Mekanisme Kerja
Target zidovudin adalah enzim reverse transcriptase ( RT ) HIV.
Bekerja dengan menghambat enzim RT virus , setelah ggs
azidotimidin(AZT)pada zidovudin mengalami fosforilasi.
• Indikasi
Infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya seperti
lamivudin dan abakavir
• Efek Samping
Granulositopenia dan Anemia setelah 2-6 minggu terapi
(periksa darah lengkap setelah 1-2 minggu pemakaian)
sakit kepala, mual, insomnia.
2. DIDANOSIN
• Mekanisme Kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan
pembentukan rantai DNA virus
• Indikasi
Infeksi HIV , terutama infeksi HIV tingkat lanjut , dalam
kombinasi dengan anti-HIV lainnya .
• Efek samping
Diare, pankreatitis, neuropati perifer.
Tenofovir disoproksil fumarat merupakan NtRTI pertama
untuk terapi infeksi HIV -1 . Obat ini digunakan dalam kombinasi
dengan obat anti retrovirus lainnya.

Tidak seperti NRTI yang harus melalui 3 tahap fosforilase


intraseluler untuk menjadi bentuk aktif , NtRTI hanya butuh 2
tahap fosforilasi saja .
Dengan berkurangnya satu tahap fosforilasi , obat dapat
bekerja lebih cepat dan konversinya menjadi bentuk aktif lebih
sempurna .
1. TENOFOVIR DISOPROKSIL

• Mekanisme Kerja
bekerja pada HIV RT ( dan HBV RT ) dengan cara menghentikan
pembentukan rantai DNA virus.
• Indikasi
Infeksi HIV dalam kombinasi dengan evafirenz , tidak boleh
dikombinasikan dengan lamivudin dan abakavir
• Efek Samping
mual, muntah , flatulens , diare
• NNRTI merupakan kelas obat yang menghambat aktivitas enzim RT dengan
cara berikatan di tempat yang dekat dengan tempat aktif enzim dan
menginduksi perubahan konformasi pada situs aktif ini.

1. NEVIRAPIN
• Mekanisme kerja
bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non – subtrat HIV -1 RT
• Indikasi
infeksi HIV -1 , dalam kombinasi dengan anti-HIV lainnya , terutama NRTI
• Efek Samping
ruam, demam, fatigue, sakit kepala,somnolens, mual, dan peningkatan enzim
hati.
2. DELAVIRDIN
• Mekanisme kerja : sama dengan nevirapin
• Indikasi
infeksi HIV -1 , dikombinasikan dengan anti HIV lainnya
terutama NRTI
• Efek Samping
ruam, peningkatan tes fungsi hati .
Pernah di laporkan menyebabkan neutropenia
Semua PI bekerja dengan cara berikatan secara reversibel
dengan situs aktif HIV- protease.
HIV-protease sangat penting untuk infektifitas virus dan
penglepasan poliprotein virus .Ini menyebabkan terhambatnya
penglepasan polipeptida prekusor virus oleh enzim protease
sehingga menghambat maturasi virus , maka sel akan
menghasilkan partikel virus yang imatur dan tidak virulen.

Resistensi terhadap PI secara umum berlangsung lewat


akumulasi mutasi gen protease
1. SAKUINAVIR
• Mekanisme Kerja
Sakuinavir bekerja pada tahap transisi , merupakan HIV
protease peptidomimetic inhibitor
• Indikasi
infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lain ( NRTI dan
beberapa PI seperti ritonavir )
• Efek Samping
Diare, mual, nyeri abdomen .
2. INDINAVIR
• Mekanisme Kerja : sama dengan sakuinavir
• Indikasi
Infeksi HIV , dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya seperti
NRTI
• Efek Samping
Mual, hiperbilirubinemia, batu ginjal
Enfuvirtid merupakan obat pertama golongan viral entry
inhibitor .
Obat golongan ini bekerja dengan menghambat fusi virus ke
sel. Selain enfurtid bisikla saat ini sedang dalam study klinis ,
dimana obat ini bekerja dengan cara menghambat masukan
HIV ke sel melalui reseptor CXCR4
1.ENFUVIRTID
• Mekanisme Kerja
Enfuvirtid menghambat masuknya HIV-1 ke dalam sel dengan cara
menghambat fusi virus ke membran sel. Enfuvirtid berikatan dengan
bagian HR-1 ( first heptad-reat)pada sub unit gp41 envelope
glikoprotein virus serta menghambat terjadinya perubahan
konformasi yang dibutuhkan untuk fusi virus ke membran sel
• Indikasi
terapi infeksi HIV -1 dalam kombinasi dengan anti - HIV lainnya.
• Efek Samping
efek samping yang tersering adalah reaksi lokal seperti nyeri,
eritema, pruntus, iritasi, dan nodul atau kista
ANTI JAMUR
• Infeksi yang disebabkan oleh jamur disebut mikosis.
• Infeksi jamur secara umum dibedakan menjadi infeksi jamur
sistemik dan topikal (dermatofit dan mukokutan)
• Antijamur untuk infeksi sistemik : amfoterisin B, flusitosin, grup
azol (ketokonazol,flukonazol, itrakonazol), kalium iodida
• Antijamur untuk infeksi topikal : griseofulvin, imidazol, tolnaftat,
nistatin, kandisidin, asam salisilat, asam undesilinat, haloprogin,
natamisin
• Merupakan hasil fermentasi dari Streptomyces nodosus
• Menyerang sel yang sedang tumbuh dan sel matang
• Bersifat fungistatik atau fungisidal tergantung dosis.
• Efektif menghambat Histoplasma capsulatum, Cryptococcus
neoformans, Candida, Blastomyces dermatiditis, Aspergillus.

• Mekanism kerja : berikatan kuat dengan ergosterol yang terdapat


pada membran sel jamur, sehingga menyebabkan kebocoran dari
membran sel, dan akhirnya lisis.
• Indikasi : mikosis sistemik seperti koksidioidomikosis,
parakoksidiomikosis, aspergilosis, kandidiosis, blastomikosis,
histoplasmosis.
• Efek samping : demam dan menggigil, gangguan ginjal, hipotensi,
anemia, efek neurologik, tromboflebitis.
• Penderita yang diobati amfoterisin B harus dirawat di rumah sakit,
karena diperlukan pengamatan yang ketat selama pemberian obat.
• Spektrum antijamur sempit
• Efektif untuk kriptokokosis, kandidiosis, kromomikosis,
aspergilosis.
• Mekanisme kerja : flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan
bantuan sitosin deaminase dan dalam sitoplasma akan
bergabung dengan RNA setelah mengalami deaminasi menjadi
5-fluorourasil. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat
penghambatan langsung sintesis DNA oleh metabolit 5fu.
• Indikasi : kromoblastomikosis, meningitis (kombinasi dengan
amfoterisin B)
• Efek samping : toksisitas hematologik, gangguan hati,
gangguan sal.cerna
• Efektif terhadap Candida, Coccodioides immitis, Cryptococcus, H.
capsulatum, Aspergillus.
• Mekanisme kerja : berinteraksi dengan enzim P-450 untuk
menghambat demetilasi lanosterol menjadi ergosterol yang
penting untuk membran jamur.
• Indikasi :histoplasmosis paru, tulang, sendi dan jaringan lemak,
kriptokokosis, kandidosis.
• Efek samping : gangguan sal cerna, efek endokrin
(ginekomastia, pe libido, impotensi, ketidakteraturan
menstruasi)
• Efek samping endokrin lebih kecil dibanding ketokonazol
• Mekanisme kerja : menghambat sintesis ergosterol membran sel
jamur.
• Farmakokinetik : diberikan oral dan IV, absorpsi baik, ekskresi
melalui ginjal.
• Efk samping : lebih kecil dibanding ketokonazol, mual, muntah,
kulit kemerahan, teratogenik.
• Obat pilihan untuk blastomikosis
• Efektif untuk aspergilosis, kandedimia, koksidioidomikosis,
kriptokokosis.
• Mekanisme kerja sama dengan azol lain
• Farmakokinetik : absorpsi baik melalui oral, ekskresi melalui
ginjal.
• Efek samping : mual, muntah, kulit kemerahan, hipokalemia,
hipertensi, edema dan sakit kepala.
• Jamur yang menyebabkan infeksi jamur superfisial disebut
dermatofit.
• Mekanisme kerja : obat ini masuk ke dalam sel jamur,
berinteraksi dengan mikrotubulus dalam jamur dan merusak
serat mitotik dan menghambat mitosis
• Farmakokinetik : absorpsi baik bila diberikan bersama
makanan berlemak tinggi,distribusi baik ke jaringan yang
terkena infeksi, inducer P-450, ekskresi melalui ginjal.
• Efek samping : efek samping berat jarang terjadi, hepatotoksik,
teratogenik.
• Merupakan antibiotik polien.
• Mekanisme kerja : berikatan dengan ergosterol pada membran
jamur, permeabilitas meningkat, sel jamur mati.
• Indikasi : kandidiasis kulit, selaput lendir, dan saluran cerna.
• Efek samping : jarang ditemukan, mual, muntah, diare ringan
• Mikonazol, klotrimazol, ekonazol aktif secara topikal jarang
digunakan parenteral.
• Efek samping : iritasi, rasa terbakar.
• Mekanisme kerja, spektrum, distribusi sama dengan
ketokonazol.
• Sediaan : Mikonazol krim 2 %, gel 2 %, klotrimazol krim 1 %.
Antihitamin
Antihistamin  Obat yang mempunyai efek melawan efek
histamin dengan cara memblok reseptor H1.
1) Antagonis reseptor H1

Umumnya disebut obat antihistamin / antihistaminika ialah


antagonis H1 yg beraksi melalui blokade reseptor histamin H1,
sedangkan efeknya pada reseptor-H2 dan H3 dapat diabaikan.

Obat: loratadin, terfenadin dan astemizol, efek mengantuk


sangat lemah
2) Antagonis reseptor H2

 dapat mengakibatkan timbulnya blood dyscrasia


sebagai granulositopenia.
Turunan ketiga dari imidazol, misalnya simetidin,
tidak punya gugus tiourea, sehingga relatif tidak
menimbulkan granulositopenia. Senyawa lain (ranitidin,
oksmetidin, famotidin dan nizatidin) merupakan
antagonis reseptor H2 baru yang lebih aman

Antagonis reseptor-H2 dalam klinik digunakan pada


terapi ulkus peptik, sindroma Zollinger-Ellison dan
keadaan hiperasiditas.
Topikal
• Untuk peradangan kulit
• Penggunaan 2x/ hari
• Hidrokortison/ obat lain yg setara  plg poten utk wajah/
daerah tertutup (ketiak/pangkal paha)
• Injeksi steroid intralesi daerah meradang tdp dlm lemak

Sistemik
• Utk penyakit dermatologis yg parah
• Utk penyakit yg akut yg hanya berlangsung sementara
• Utk dermatosis yg mengancam jiwa
 Meliputi senyawa alami & turunan sintetik retinoid yg
menunjukkan aktivitas vit A
 Fungsi:
• Penglihatan
• Pengaturan proliferasi & diferensiasi sel
• Pertumbuhan tulang
• Pertahanan imun
• Supresi tumor
• Generasi I
• Retinol
• Tretinoin
• Isotretinoin
• Alitretinoin
• Generai II
• Etretinat, dan metabolitnya asitretin
• Generasi III
• Arotinoid
• Tazaroten
• Beksaroten
• Tindakan Umum Pengobatan Pruritus
• Mandi air hangat
• Sabun tanpa pewangi
• Sabun lembut
• Dikeringkan dg ditepuk-tepuk
• Mendinginkan kulit
• Pelembab
• Krim emolien
Topikal Sistemik
Antihistamin Antihistamin
Krim dan salep emolien Doksepin
Mentol Steroid
Kamfor
Fenol
Pramoksin
Doksepin
Kapsaisin
• Peradangan kulit yg umumnya muncul sejak bayi & kanak, dpt
terus berlangsung hingga dewasa
• Tujuan pengobatan:
• Hidrasi kulit  rendam air hangat, krim emolien
• Mengurangi kolonisasi bakteri
• Mengendalikan rasa gatal antihistmin oral
• Mengurangi radang  glukokortikoid topikal
• Menghilangkan faktor yg memperparah
• Ditandai dg hiperproliferasi epidermis yg menutupi radang
dermis diperantarai-imun
• Obat sistemik yg digunakan:
• Metotreksat, asitretin, siklosporin & mikofenolat mofetil
• Obat topikal yg digunakan:
• Steroid topikal, analog vit D (kalsipotrien), antralin, retinoid topikal
tazaroten, belangkin
• Fotokemoterapi
• PUVA: Psoralen dan UVA
• Mrpkn penyakit pd unit pilosebasea
• Penyumbatan folikel
• Akumulasi sebum
• Pertumbuhan Propionibacterium acnes
• Peradangan
• Retinoid
• Menormalkan pematangan epitel folikel
• Mengurangi peradangan
• Meningkatkan penetrasi obat topikal lain
• Ex: tretinoin, adapalen (turunan asam naftoat), tazaroten
• Antimikroba
• Eritromisin, klidamisin, benzoil peroksida, dll
• Retinoid
• Isotretinoin,
• Dosis lazim: 1mg/kg/hr selama4-5bln
• Antibakteri
• Tetrasiklin, eritromisin, metronidazol, kotrimoxazol
• Hormon
• Utk akne yg muncul ketika dewasa, di leher, garis rahang, muka bagian
bawah
• Spironolakton  antagonis reseptor-aldosteron, kerja: antiandrogenik
• Siproteron asetat  antagonis reseptor-androgen
• Infeksi bakteri
• Antibiotik sistemik
• Tetrasiklin, doksisiklin, eritromisin, minosiklin, klindamisin, kotrimoxazole
• Antibiotik topikal
• Eritromisin, klndamisin, benzoil peroksida, metronidazole, zink
bacitrasin, mupirosin

• Infeksi Virus
• Asiklovir
• Famsiklovir
• Valasiklovir
Kondisi Terapi Topikal Terapi Oral
Tinea corporis lokal Azol, alilamin -
Tinea corporis tersebat - Griseofulvin, terbinafin,
itrakonazol, flukonazol

Tinea pedis Azol, alilamin Griseofulvin, terbinafin,


itrakonazol, flukonazol

Onikomikosis - Griseofulvin, terbinafin,


itrakonazol, flukonazol

Kandidiasis, lokal Azol -


Kandidiasis, Ketokonazol, itrakonazol,
tersebar&mukokutan flukonazol
Tinea versikolor, lokal Azol, alilamin -

Tinea versikolor, tersebar - Ketokonazol, itrakonazol,


flukonazol
• Infestasi oleh ektoparasit spt kutu badan dan skabies
• Pengobatan:
• Lotion gamma benzen heksaklorida 1%
• Permetrin
• Ivermektin, antihemintik (onkoserkiasis). Terbukti efektif jg utk skabies
• Keratosis aktinik
• Perusakan dg kriogen
• Elektrodesikasi dan kuret
• zat pengelupas kimia
• Terapi medis dengan : 5-fluorourasil & retinoid
• Karsinoma sel basal
• Bedah
• 5-FU
• Minoksidil topikal ( larutan 2%, 5%)
• memperbesar folikel, menghasilkan batang rambut, menghasilkan rambut
yg lbh pnjang & jmlhnya bertambah
• Pemakaian 1ml 2x sehari
• Finasterid
• Mrpkan inhibitor enzim 5alfa reduktase, yg mengubah testosteron->
dihidrotestosteron
• Ada 2 tipe:
• 1. di kelenjar sebasea
• 2.di folikel rambut
Finasterid, mrpkn inhibitor 5-alfa reduktase tipe 2 & mensupresi kadar
dihidrotestosteron dlm serum dan jaringan
Hanya utk laki2
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai