Anda di halaman 1dari 30

SEISMIK REFRAKSI

PENDAHULUAN

• Metode seismik merupakan salah satu


metode yang sangat penting dan banyak
dipakai di dalam teknik geofisika.

• mempunyai ketepatan serta resolusi yang


tinggi di dalam memodelkan struktur geologi
di bawah permukaan bumi.
PENDAHULUAN

• metode seismik dikategorikan ke dalam dua


bagian yang besar yaitu seismik bias dangkal
(head wave or refrected seismic) dan seismik
refleksi (reflected seismic).

• efektif digunakan untuk penentuan struktur


geologi yang dangkal sedang seismik refleksi
untuk struktur geologi yang dalam.
• Dasar teknik seismik dapat digambarkan sebagai berikut
– Suatu sumber gelombang dibangkitkan di permukaan bumi.
– gelombang seismik yang terjadi akan dijalarkan ke dalam bumi
dalam berbagai arah.
– Pada bidang batas antar lapisan, gelombang ini sebagian
dipantulkan dan sebagian lain dibiaskan untuk diteruskan ke
permukaan bumi.
– Dipermukaan bumi gelombang tersebut diterima oleh
serangkaian detektor (geophone) yang umumnya disusun
membentuk garis lurus dengan sumber ledakan (profil line),
kemudian dicatat/direkam oleh suatu alat seismogram.
– Dengan mengetahui waktu tempuh gelombang dan jarak antar
geophone dan sumber ledakan, struktur lapisan geologi di
bawah permukaan bumi dapat diperkirakan berdasarkan besar
kecepatannya.
TUJUAN

• Mendeteksi struktur geologi di bawah


permukaan dangkal, misalnya patahan.
• Menentukan kedalaman di bawah sumber
pada medium dua lapis atau lebih yang
horizontal maupun miring.
• Menentukan jenis batuan berdasarkan
kecepatan gelombang yang merambat dalam
batuan tersebut.
DASAR TEORI
1 Pemantulan dan Pembiasan Gelombang
• Asas Fermat
Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain
melalui jalan tersingkat waktu penjalarannya.
• Perinsip Huygens
“Titik-titik yang dilewati gelombang akan menjadi
sumber gelombang baru”. Front gelombang yang
menjalar menjauhi sumber adalah superposisi
front gelombang-front gelombang yang
dihasilkan oleh sumber gelombang baru tersebut.
• Sudut Kritis
Sudut datang yang menghasilkan gelombang
bias sejajar bidang batas (r = 90o).
• Hukum Snellius
“Gelombang akan dipantulkan atau dibiaskan
pada bidang batas antara dua medium”,
menurut persamaan :
Sin i/Sin r = Sin V1/Sin V2

• di mana:
i = Sudut datang
r = Sudut bias
V1 = Kecepatan gelombang pada medium 1
V2 = Kecepatan gelombang pada medium 2
2 Asumsi Dasar
• Berbagai anggapan yang dipakai untuk
medium bawah permukaan bumi antara lain :
a) Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap
lapisan menjalarkan gelombang seismik dengan
kecepatan yang berbeda.
b) Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan
bumi makin kompak.
• Sedangkan anggapan yang dipakai untuk
penjalaran gelombang seismik adalah :
a) Panjang gelombang seismik << ketebalan lapisan
bumi. Hal ini memungkinkan setiap lapisan bumi akan
terdeteksi.
b) Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik
yang memenuhi hukum Snellius dan perinsip Huygens.
c) Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik
menjalar dengan kecepatan gelombang pada lapisan
dibawahnya.
d) Kecepatan gelombang bertambah dengan
bertambahnya kedalaman.
3 Metode Refraksi
Bila gelombnag elastik yang menjalar dalam
medium bumi menemui bidang batas perlapisan
dengan elastisitas dan densitas yang berbeda,
maka akan terjadi pemantulan dan pembiasan
gelombang tersebut.
Bila kasusnya adalah gelombang kompresi
(gelombang P) maka terjadi empat gelombang
yang berbeda yaitu, gelombang P-refleksi (PP1),
gelombang S-refleksi (PS1), gelombang P-refraksi
(PP2), gelombang S-refraksi (PS2).
Dari hukum Snellius
Vp1/Sin I = Vp1/SinQp = V s1/SinQs = V p2/Sin rp = V s2/Sin rs

di mana :
VP1 = Kecepatan gelombang-P di medium 1
VP2 = Kecepatan gelombang-P di medium 2
VS1 = Kecepatan gelombang-S di medium 1
VS2 = Kecepatan gelombang-S di medium 2
4 Pembiasan pada Bidang Batas Lapisan
• Perinsip utama metode refraksi adalah
penerapan waktu tiba pertama gelombang
baik langsung maupun gelombang refraksi.
• Mengingat kecepatan gelombang P lebih
besar daripada gelombang S maka kita hanya
memperhatikan gelombang P.
• Dengan demikian antara sudut datang dan
sudut bias menjadi :

Sin i/Sin r = V1/V2

Pada pembiasan kritis sudut r = 90o sehingga


persamaan menjadi

Sin i = V1/V2 -------------(4)


Gambar 2
memperlihatkan gelombang dari sumber S menjalar
pada medium V1, dibiaskan kritis pada titik A sehingga
menjalar pada bidang batas lapisan. Dengan memakai
perinsip Huygens pada bidang batas lapisan,
gelombang ini dibiaskan ke atas setiap titik pada
bidang batas itu sehingga sampai ke detektor P yang
ada di permukaan.

Jadi gelombang yang dibiaskan di bidang batas yang datang


pertama kali di titik P pada bidang batas diatasnya adalah
gelombang yang dibiaskan dengan sudut datang kritis.
5 Travel Time Gelombang Langsung, Bias dan
Pantul

jarak relatif dekat TL < TB < TP, dengan TL, TB, dan
TP berturut-turut adalah waktuh tempuh
gelombang langsung, bias dan pantul.

Sedangkan pada jarak yang relatif jauh TB < TL <


TP.

Gambar 3 Hubungan jarak dan


waktu tempuh gelombang
langsung, bias dan pantul.
Jelas bahwa gelombang pantul akan sampai di
titik penerima dalam waktu yang paling lama.
6 Penjalaran Gelombang Pada Medium Dua
Lapis Horizontal (Datar)
Untuk menentukan kedalaman di bawah sumber gelombang dari medium
dua lapis horizontal, dapat dilakukan pengukuran seperti pada Gambar 4
berikut.

Gambar 4 Lintasan penjalaran


gelombang bias

Pada titik A diadakan getaran sehingga timbul


gelombang seismik yang menjalar ke arah
penerima (geophone) di titik D.
• Dengan mengamati waktu tiba dapat dibuat
grafik hubungan jarak dengan waktu tiba
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Grafik hubungan jarak –vs- waktu


tiba
• Berdasarkan grafik hubungan jarak dengan
waktu tiba dapat ditentukan harga V1, V2, Ti,
dan Xo.
• V1 adalah kecepatan gelombang seismik pada
medium 1
• V2 adalah kecepatan gelombang seismik pada
medium 2
• Ti adalah waktu penggal (intercept time),
• Xo adalah jarak kritis
• Untuk menentukan kedalaman di bawah
sumber gelombang h,
T = T A + TB + TC …………….(5)

T = AB/V1 + BC/V2 + CD/V1 ………………….(6)

T = 1/V1 (h/cos ic) + 1/V2 (X-2h tan ic) + 1/V1 (h/cos ic)……..(7)

Dengan menggunakan persamaan (4) serta manipulasi matematis, persamaan (7)


dapat disederhanakan menjadi:

T = X/V2 + (2h/V1V2){(V2)²-V1)²}½……………………(8)
• Kedalaman lapisan di bawah geophone dapat
ditentukan dengan dua cara yaitu
• Berdasarkan waktu penggal (intercept time) Ti
– Dari persamaan (8), untuk X = 0 maka besarnya T
= Ti adalah :

T = (2h/V1V2){(V2)²-(V1)²}½……………………(9)

Atau

h = (TiV1V2)/2{(V2)²-V1)²}½ ……………………………….(10)
• Berdasarkan jarak kritis Xo
– Pada Gambar 5, grafik T1 dan T2 berpotongan di
titik (Xo, To). Di titik potong ini berlaku T1 = T2 = To
dan X = Xo. Dengan demikian besarnya h adalah :
Harga Xo ditentukan dari titik potong grafik T1 dan T2
dari data yang diperoleh.

h = (X0/2){(V2-V1)/(V2+V1)}½……… (11)
6 Penjalaran Gelombang Pada
Medium Tiga Lapis Horizontal

Gambar 6 Penjalaran gelombang seismik untuk medium tiga lapis horizontal


Kecepatan penjalaran gelombang
seismik masing-masing lapisan adalah
h1 (lapisan 1), dan h2 (lapisan 2).

T = TAB + TBC +TCD + TDE + TEF

Gambar 7 Grafik hubungan jarak – vs-


waktu tiba untuk tiga lapis horizontal.

T = X/V3 + (2h1/V1V3) {(V2)2 – (v1)2}½ +( 2h2/V2V3) {(V3)2 - (V2)2}½


• Kedalaman lapisan kedua di bawah sumber
dapat ditentukan dengan dua cara yaitu :
– Menggunakan waktu penggal (intercept time) Ti2
untuk X = 0, maka diperoleh harga T = Ti2 yang
besarnya adalah :
T = 2h1/V1V3 {(V2)2 – (v1)2}½ + 2h2/V2V3 {(V3)2 + (V2)2}½

h2 = |Ti2 - (2h1/V1V3 ){(V2)2 – (v1)2}½ |V2V3/2{(V3)2 + (V2)2}½


2 Menggunakan jarak kritis Xc2
Cara ini menggunakan titik potong antara grafik T2
dan T3. Kedua grafik T2 dan T3 berpotongan di titik
(XC2, TC2).
T2 grafik hubungan antara waktu tiba dengan
jarak untuk lapisan kedua.
Sedangkan grafik T3 untuk lapisan ketiga. Dengan
menggunakan persamaan (13) dan T = T3 dan
persamaan (8) T = T2 untuk T2 = T3 maka diperoleh
:
h2 = V2V3/2{(V3)2 + (V2)2}½ |(Xc2/V2) – (Xc2/V3) + (2h1/V1V3) ){(V2)2 – (v1)2}½
(2h1/V1V3) ){(V2)2 – (v1)2}½

• Sehingga kedalaman lapisan ketiga adalah :


h3 = h1 + h2
7. Penjalaran Gelombang pada
Lapisan Miring
Untuk menentukan kedalaman di bawah
sumber gelombang medium dua lapis
miring dengan kemiringan ξ, perlu
diadakan pengukuran bolak-balik yaitu,
pengukuran kearah perlapisan naik (Up-
Dip) dan pengukuran kearah perlapisan
turun (Down-Dip), seperti ditunjukkan
pada Gambar 8.

Gambar 8 Penjalaran gelombang seismik untuk


dua lapis miring, sumber gelombang di titik O
pengukuran Down-Dip, sedang untuk sumber
di O1 pengukuran Up-Dip.
Gambar 9 Grafik hubungan jarak –vs- waktu
pada pengukuran Up-Dip dan Down-Dip

Anda mungkin juga menyukai