Seismik Refraksi
Seismik Refraksi
PENDAHULUAN
• di mana:
i = Sudut datang
r = Sudut bias
V1 = Kecepatan gelombang pada medium 1
V2 = Kecepatan gelombang pada medium 2
2 Asumsi Dasar
• Berbagai anggapan yang dipakai untuk
medium bawah permukaan bumi antara lain :
a) Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap
lapisan menjalarkan gelombang seismik dengan
kecepatan yang berbeda.
b) Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan
bumi makin kompak.
• Sedangkan anggapan yang dipakai untuk
penjalaran gelombang seismik adalah :
a) Panjang gelombang seismik << ketebalan lapisan
bumi. Hal ini memungkinkan setiap lapisan bumi akan
terdeteksi.
b) Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik
yang memenuhi hukum Snellius dan perinsip Huygens.
c) Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik
menjalar dengan kecepatan gelombang pada lapisan
dibawahnya.
d) Kecepatan gelombang bertambah dengan
bertambahnya kedalaman.
3 Metode Refraksi
Bila gelombnag elastik yang menjalar dalam
medium bumi menemui bidang batas perlapisan
dengan elastisitas dan densitas yang berbeda,
maka akan terjadi pemantulan dan pembiasan
gelombang tersebut.
Bila kasusnya adalah gelombang kompresi
(gelombang P) maka terjadi empat gelombang
yang berbeda yaitu, gelombang P-refleksi (PP1),
gelombang S-refleksi (PS1), gelombang P-refraksi
(PP2), gelombang S-refraksi (PS2).
Dari hukum Snellius
Vp1/Sin I = Vp1/SinQp = V s1/SinQs = V p2/Sin rp = V s2/Sin rs
di mana :
VP1 = Kecepatan gelombang-P di medium 1
VP2 = Kecepatan gelombang-P di medium 2
VS1 = Kecepatan gelombang-S di medium 1
VS2 = Kecepatan gelombang-S di medium 2
4 Pembiasan pada Bidang Batas Lapisan
• Perinsip utama metode refraksi adalah
penerapan waktu tiba pertama gelombang
baik langsung maupun gelombang refraksi.
• Mengingat kecepatan gelombang P lebih
besar daripada gelombang S maka kita hanya
memperhatikan gelombang P.
• Dengan demikian antara sudut datang dan
sudut bias menjadi :
jarak relatif dekat TL < TB < TP, dengan TL, TB, dan
TP berturut-turut adalah waktuh tempuh
gelombang langsung, bias dan pantul.
T = 1/V1 (h/cos ic) + 1/V2 (X-2h tan ic) + 1/V1 (h/cos ic)……..(7)
T = X/V2 + (2h/V1V2){(V2)²-V1)²}½……………………(8)
• Kedalaman lapisan di bawah geophone dapat
ditentukan dengan dua cara yaitu
• Berdasarkan waktu penggal (intercept time) Ti
– Dari persamaan (8), untuk X = 0 maka besarnya T
= Ti adalah :
T = (2h/V1V2){(V2)²-(V1)²}½……………………(9)
Atau
h = (TiV1V2)/2{(V2)²-V1)²}½ ……………………………….(10)
• Berdasarkan jarak kritis Xo
– Pada Gambar 5, grafik T1 dan T2 berpotongan di
titik (Xo, To). Di titik potong ini berlaku T1 = T2 = To
dan X = Xo. Dengan demikian besarnya h adalah :
Harga Xo ditentukan dari titik potong grafik T1 dan T2
dari data yang diperoleh.
h = (X0/2){(V2-V1)/(V2+V1)}½……… (11)
6 Penjalaran Gelombang Pada
Medium Tiga Lapis Horizontal