Anda di halaman 1dari 33

BAGIAN LAPSUS

ILMU KESEHATAN MATA Januari 2018


FK UNISMUH MAKASSAR

EPISKLERITIS

Nama : Syahbrina B K
Pembimbing : dr. Yusuf Bachmid , Sp.M
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Nn. P A
 Umur : 20 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Alamat : Pattalassang
 Pekerjaan : Mahasiswa
 Nomor RM : 49 25 65
 Tanggal Pemeriksaan : 12 Januari 2018
 Tempat Pemeriksaan : RS SYEKH YUSUF GOWA
 Pemeriksa : dr. Yuyun Rahayu Gobel,
Sp.M
RESUME

Seorang pasien perempuan berusia 20 tahun datang ke Poli Mata RS SY Gowa


dengan keluhan mata merah pada mata sebelah kanannya yang dialami tiba-
tiba saat bangun pagi sejak + 3 hari yang lalu. Pasien merasakan gatal pada
mata kanannya . Pasien kadang- kadang merasakan nyeri pada mata. Pasien
tidak mengeluhkan banyaknya kotoran mata, rasa silau, pasien mengeluh mata
berair pada matanya. Pasien tidak merasakan nyeri kepala, mual ataupun
muntah. Pasien menyangkal adanya riwayat trauma atau masuknya benda
asing sebelumnya pada mata. Sebelum berobat pasien pernah memberi tetes
mata insto pada mata pasien. Tidak ada keluhan pada mata kiri pasien.
Riwayat penyakit terdahulu (-), riwayat penyakit yang sama di keluarga ada
Status Generalis

 Keadaan Umum : Baik


 Tekanan Darah : 110/80 mmHg
 Nadi : 78x/menit
 Pernapasan : 18x/menit
 Suhu : 36,7oC
Resume 2

Pada pemeriksaan oftalmologis diperoleh VOD


20/30 t, OD segmen anterior didapatkan konjungtiva
hiperemis, injeksi episklera (+), BMD normal. OS
segmen anterior didapatkan kesan normal. dan VOS
20/20. Pada pemeriksaan tekanan intraokuler, palpasi
OD dan OS kesan normal.
Diagnosis Banding

Mata merah, visus


menurun (-)

Konjungtivitis Pterygium
stadium I

Episkleritis Skleritis
Diagnosis Kerja
Terapi

 Medikamentosa :
 Oral:
 Sanexon 3 x 1
 Lapicef 2x1
 Asam mefenamat 3 x1
 Topikal:
 Troboson 4x1 tts OD
 Non medikamentosa :
 Operatif: -
 Edukasi
 Untuk OD Episkleritis
 Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita,
penyebab penyakit, penanganan penyakit dan komplikasi
yang mungkin timbul akibat penyakitnya.
 Menjelaskan kepada pasien agar patuh untuk meneteskan
tetes mata dan mengkonsumsi obat oral yang diberikan dokter.
 Menyarankan pasien untuk menjaga kebersihan matanya.
 Menyarankan kepada pasien untuk kembali kontrol ke poli
mata untuk melihat perkembangan penyakitnya.
Prognosis

OD OS

Quo ad visam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

Quo ad sanam Dubia ad bonam Dubia ad bonam

Quo ad cosmeticam Ad bonam Ad bonam

Quo ad vitam Ad bonam Ad bonam


EPISKLERITIS

Peradangan jaringan episklera


(antara konjungtiva dan sklera)

Bersifat ringan, self – limiting


dan rekuren

2/3 idiopatik, 1/3 memiliki


keaadaan sistemik (RA,SLE, gout)
Anatomi
Gambar Skema lapisan pre-equatorial bola mata.
Gambar (A) Episkleritis difus dengan
kongesti maksimal di pleksus episkleral
superfisial dan (B) Skleritis dengan kongesti
maksimal pada pleksus profunda.
FISIOLOGI SKLERA
 Sklera yang normal berwarna putih dan opak
 Sklera berfungsi untuk menyediakan perlindungan
terhadap komponen intra okular.
 Pembungkus okular yang bersifat viskoelastis
 Pendukung dasar dari sklera adalah adanya
aktifitas sklera yang rendah dan vaskularisasi yang
baik pada sklera dan koroid.
 Hidrasi yang terlalu tinggi pada sklera
menyebabkan kekeruhan pada jaringan sklera.
EPIDEMIOLOGI

70% episkleritis
difus, 30% nodosa

♀ >> ♂, usia rata2


20 – 50 tahun

2/3 inflamasi
bersifat unilateral
ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa
penyakit berikut telah dihubungkan dengan
terjadinya episkleritis:
 Artritis rematoid
 Wegener granulomatous
 Debu industri
 Alergi dari penyakit infeksi.
PATOFISIOLOGI
 Degradasi enzim dari serat kolagen dan invasi dari
sel-sel radang meliputi sel T dan makrofag pada
episklera memegang peranan penting terjadinya
episkleritis. Inflamasi dari episklera bisa
berkembang menjadi iskemia dan nekrosis yang
akan menyebabkan penipisan pada sklera dan
perforasi dari bola mata. Inflamasi yang
mempengaruhi episklera berhubungan erat dengan
penyakit imun sistemik dan penyakit kolagen pada
vaskular.
 Proses inflamasi bisa disebabkan oleh kompleks
imun yang berhubungan dengan kerusakan vaskular
(reaksi hipersensitivitas tipe II, III dan respon kronik
granulomatous (reaksi hipersensitivitas tipe IV).
Kerusakan episklera akibat deposisi kompleks imun
pada pembuluh di episklera dan sklera yang
menyebabkan perforasi kapiler dan venula post
kapiler dan respon imun sel perantara.
GEJALA DAN TANDA

Gejala
• Kemerahan, iritasi ringan, sensasi benda
asing, bahkan kebanyakan tidak ada
keluhan

• Episklera meradang pada iluminasi / slit

Tanda • Warna merah terang / pink salmon


• Penetesan fenilefrin 10%
menghilangkan injeksi
KLASIFIKASI
 Episkleritis simpel (difus)
Ini adalah jenis yang paling umum dari episkleritis. Peradangan
biasanya ringan dan terjadi dengan cepat. Hanya berlangsung
selama sekitar tujuh sampai 10 hari dan akan hilang sepenuhnya
setelah dua sampai tiga minggu. Pasien dapat mengalami serangan
dari kondisi tersebut, biasanya setiap satu sampai tiga bulan.
Penyebabnya seringkali tidak diketahui.

 Episkleritis nodular
Hal ini sering lebih menyakitkan daripada episkleritis simpel dan
berlangsung lebih lama. Peradangan biasanya terbatas pada satu
bagian mata saja dan mungkin terdapat suatu daerah penonjolan
atau benjolan pada permukaan mata. Ini sering berkaitan dengan
kondisi kesehatan, seperti rheumatoid arthritis, colitis dan lupus.
Episkleritis Difus dan Nodosa
Gambar (A) Episkleritis nodosa, (B) Iluminasi oblik
dengan slit – lamp menunjukkan sinar slit tidak
tergeser (tetap lurus) diatas permukaan sklera.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS :
 rasa nyeri, mata berair, fotofobia, dapat terjadi penurunan ketajaman
penglihatan.
 Tanda primernya adalah mata merah
 Nyeri adalah gejala yang paling sering dan merupakan indikator terjadinya
inflamasi yang aktif. Nyeri timbul dari stimulasi langsung dan peregangan
ujung saraf akibat adanya inflamasi.
 Karakteristik nyeri pada skleritis yaitu nyeri terasa berat, nyeri tajam
menyebar ke dahi, alis, rahang dan sinus, pasien terbangun sepanjang
malam, kambuh akibat sentuhan.
 Nyeri dapat hilang sementara dengan penggunaan obat analgetik. Mata
berair atau fotofobia pada skleritis tanpa disertai sekret mukopurulen
 Penurunan ketajaman penglihatan biasa disebabkan oleh perluasan dari
skleritis ke struktur yang berdekatan yaitu dapat berkembang menjadi
keratitis, uveitis, glaukoma, katarak dan fundus yang abnormal.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik Mata
1. Daylight
Sklera bisa terlihat merah kebiruan atau keunguan yang difus. Setelah serangan
yang berat dari inflamasi sklera, daerah penipisan sklera dan translusen juga dapat
muncul dan juga terlihat uvea yang gelap. Area hitam, abu-abu dan coklat yang
dikelilingi oleh inflamasi yang aktif yang mengindikasikan adanya proses nekrotik.
Jika jaringan nekrosis berlanjut, area pada sklera bisa menjadi avaskular yang
menghasilkan sekuester putih di tengah yang dikelilingi lingkaran coklat kehitaman.
Proses pengelupasan bisa diganti secara bertahap dengan jaringan granulasi
meninggalkan uvea yang kosong atau lapisan tipis dari konjungtiva.

2. Pemeriksaan Slit Lamp


Pada skleritis, terjadi bendungan yang masif di jaringan dalam episklera dengan
beberapa bendungan pada jaringan superfisial episklera. Pada tepi anterior dan
posterior cahaya slit lamp bergeser ke depan karena episklera dan sklera edema.
Pada skleritis dengan pemakaian fenilefrin hanya terlihat jaringan superfisial
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Mencari kausa
Laboratorium • Asam urat, LED, ANA, RF

• Menunjukkan inflamasi
nongranulomatosa disertai
Histopatologi infiltrat perivaskuler dan
dilatasi vaskuler
Episkleritis Skleritis Konjungtivitis
Warna Merah terang atau Keunguan Merah terang
peradangan salmon pink
Mobilitas vaskuler Mobile Immobile Sangat mobile

Dengan Menghilang Tidak menghilang Menghilang


penambahan dengan konsentrasi dengan konsentrasi
fenilefrin tetes 10% 2,5%
Pola vaskuler Lurus dengan Tersusun saling Arteri berkelok –
konfigurasi radier bersilangan kelok dan vena
lurus
Palpebra Normal Normal Injeksi (+)
Slit – lamp beam Permukaan skleral Permukaan skleral Permukaan skleral
anterior datar anterior elevasi anterior datar
Nyeri Ringan atau tidak Hebat, terutama Tidak ada
ada bila bola mata
ditekan atau
digerakkan
PENATALAKSANAAN
 Non medikamentosa : Edukasi
 Medikamentosa :
 Biasanya tidak ada terapi spesifik, Kompres atau air
mata buatan dingin membantu meredakan
 Bila mengganggu, steroid tetes mata 4 kali sehari,
atau OAINS tetes mata
 Bila tidak respon dengan topikal, berikan OAINS
sistemik. Bila masih tidak berespon setelah 1 bulan,
berikan steroid sistemik 1 bulan dengan tapering
dose.
KOMPLIKASI
 Episkleritis ditemukan dapat berkomplikasi menjadi
uveítis anterior pada 16 % kasus berdasarkan
penetilian skala besar. Komplikasi lain, yaitu
hipertensi okuler dan progresi katarak yang terlihat
dalam penelitian
PROGNOSIS
 Prognosis episkleritis adalah baik, karena sifatnya
yang ringan dan dapat sembuh sendiri, namun
sering rekuren dan pada beberapa kasus dapat
bersifat persisten
Thanks For Your Attention 

“Tidak Meninggalkan Apapun Kecuali Jejak


Dan Tidak Mengambil Apapun Kecuali Gambar”

Anda mungkin juga menyukai