Anda di halaman 1dari 17

 250 SM ( primitif approach )

 Orang yang mengalami gangguan jiwa pada zaman


itu dianggap kemasukan setan / tenaga gaib / roh
halus.
 Tujuan pengobatan : untuk menjinakkan / mengusir
setan ( misal dengan cara : mengadakan kurban,
doa, membaca mantra.
 Proses penyembuhannya melibatkan peran ahli sihir,
pendeta, dukun dan tetua adat.
 Pengobatan dilakukan di kuil ( sebagai tempat
pengobatan dan persatuan kesehatan gangguan jiwa
( juga tempat ibadah lainnya ).
 Abad 15 – 17

 Tempat hukuman ( punitive approach )

 Klien dianggap berbahaya bagi masyarakat,


sehingga perlu : dirantai, dikurung, dipukuli,
dibiarkan kelaparan, dimasukkan dalam tong lalu
digulingkan dari atas bukit / dicelupkan kedalam
sungai.
 Akhir abad 18 ( humanic approach )
Dipelopori oleh : philipe pinel, th 1973 di RS
LA bicetre paris.

 Pendekatan yang dilakukkan bersifat


kemanusiaan ( klien diperlakukkan sebagai
individu yang sakit yang memiliki kebutuhan
dan keinginan ).

 Kemudian william tuke mendirikan “ York


retreat “ sebagai tempat merawat klien
gangguan mental dilingkungan yang tenang.
 Di Amerika Serikat : Dorathea Lynde Dix
( 1802 – 1887 )

 Pada th 1841 mengembangkan cara


pengobatan kesehatan gangguan jiwa
secara kemanusiaan.
 Akhirnya dari dana yang berhasil
dikumpulkan berdiri RS St. Elizabeth’s.
 RS tersebut sesuai dengan prinsif
kemanusiaan , lokasi tenang, aman ( secara
emosional dan fisikal ), tatanan ruang aman
dan nyaman ( aktivitas klien tanpa rasa
takut dan rendah diri ).
 Awal abad XX
 Sigmun Freud ( 1856 – 1939 )
Mengembangkan konsep psikoanalisis dalam
pengobatan terhadap klien neurosis.
 Th 1960 awal, ditemukan obat psikotropika.
 Th 1952, Perkembangan berbagai macam
terapi fisik ( insulin shock therapi,
Psycotherapy ( 1936 ), Electroconvulsive
therapy (1939 ).
 Diterbitkan buku “ interpersonal relation in
nursing “ oleh peplau yang memuat tentang :
kemampuan, kegiatan dan peranan perawat
psikiatrik.
 Th 1953 ( dr. Maxwell Gones )

 Dipublikasikan konsep “ therapeutic


Community / mileu “
 Menekankan terjadi komunikasi yang terbuka
antara klien dan perawat serta tim kesehatan
yang lain.
 Klien diberi kesempatan untuk berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan sehubungan
dengan perawatannya dan lingkungan sosial
harus bisa diciptakan menjadi lingkungan
terapeutik.
 Th 1958 ( Irving Goffman )
 Menyatakkan bahwa lingkungan sosial dalam
RS membawa pengaruh terhadap proses
penyembuhan klien gangguan mental antara
lain pengaruh sikap dari para staf / tenaga
yang merawat klien.
 Penekanan perawat bersikap profesional
/ terapeutik terhadap klien.

 Th 1964 ( Gerald Caplan )


 Memeperkenalkan konsep pencegahan
kesehatan mental berdasarkan pendekatan
epidemiologik digunakan untuk
menetapkan peranan perawat psikiatrik pada
setiap fase pencegahan.
 Dengan demikian pelayanan perkeswa secara
perlahan –lahan berkembang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, dimana mulai
dibangun RSJ ditengah – tengah masyarakat
( agar hubungan klien, keluarga , masyarakat
dapat terjalin ).
tujuan akhir pendekatan secara
kemanusiaan : mengembalikan klien pada
keluarga dan masyarakat.
 Di Indonesia sebelum ada UU keswa no. 3 th
1966 untuk setiap pemasukkan klien ke RSJ
berlaku : “ Het regloement of het kranzinni
genwezen “ ( sebelum 1879 UU no. 54)
 Yaitu setiap klien yang perlu perawatan dan
pengobatan di RSJ harus ada surat perintah
dari pengadilan yang menyatakan klien
berbahaya bagi dirinya / lingkungan dan
perlu perawatan di RSJ.
 Dengan adanya UU tentang keswa no.3 th
1966 untuk mendapatkan perawatan dan
pengobatan di RS klien dapat langsung
datang ke , PKM. Dr jiwa dengan keluarga.
 Jika klien terlantar, mengganggu ketertiban
umum dan tidak memiliki keluarga ( perlu
surat dari polisi / pamong praja setempat.
2. Etappe I ( 1950 – 1960 )
- Bekembang era pendekatan medis
- Hasrat sembuh klien semakin besar serta
perkembangan kemajuan psikiatrik
- Diakui dikenal pengobatan : ECT dan
phenothiazin
- Muncul UU Kes no. 9 / 1960
3. Etappe II ( 1960 – 1970 )
- Pelayanan yang menyeluruh / komprehensif
( promotif, preventif, kurtif, rehabilitatif).
- Muncul uu keswa no.3 / 1966
- Pada th 1969 dikenal motto “ tri upaya bina
jiwa “ ( upaya penyembuhan, pencegahan,
rehabilitatif ).
A. Diluar Indonesia
 RSJ pertama di dunia : Damaskus ( abad VIII)
 India ( 1000 M )
 Turki ( th 1.300 M ) : RSJ Anatoli
B. Di Indonesia
1. Masa sampai th 1950
Pada th 19882 di Bogor didirikan RSJ pertama di
Lawang ( Ja – Tim ) dan di Magelang (Ja – Teng)
Perawatan pada saat itu hanya berupa tempat
penampungan, pengawasan dan tempat
bekerja klien jiwa dan fasilitas pengobatan
fisik.
a. Mulai th 1970 : UU Narkotika No. 9 / 1970
Isi : Korban penyalahgunaan narkotika harus
ditangani secara medis ( psikiatri ).
b. Th 1974
Yankes sudah sampai ke PKM
c. Th 1976
Integrasi keswa di RSU kabupaten
d. Th 1978
Mendagri mengeluarkaan larangan
pemasungan terhadap klien gangguan jiwa.
 Etappe IV ( 1980 – 1990 )
Dikenal dengan era kerjasama intersektoral
(penanganan gelandangan psikotik,
rehabilitasi)
 Etappe V ( 1990 – 2000 )
- Harapan : era kesejahteraan menyongsong
masyarakat adil dan makmur.
- Masalah utama : kualitas dan kuantitas
perawat ( basic SPR, SPK, SPKJ ) lebih ke
skill. Beragam persepsi terbentuk.
- UU No. 2 th 1966 memuat masalah upaya
keswa kearah moderenisasi :
EX :
 Yan “ costodial care “ kearah medica psyko
care ( penggunaan alat – alat dan metode
yang lebih canggih untuk kepentingan
diagnostic maupun therapi ( meningkatkan
citra RSJ ).
 Perawat lebih terbuka dalam intervensi
untuk kesembuhan pasien.
 Pendekatan klinis individual ke produktif –
sosial ( kembali kemasyarakat hidup
produktif ).
 Rawat jalan lebih utama. ( pengobatan maju
hari rawat lebih pendek ).
 Jaringan yankeswa : PKM / RSU RSJ
(Rujukan kasus ).
 Upaya / program kesehatan jiwa
\
1. Upaya pokok :Promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif

2. Upaya penunjang dan pengembangan


- pendidikan dan pelatihan tenaga
- Administrasi – manajemen
- Sistem informasi kesehatan jiwa
- Penelitian survei

Anda mungkin juga menyukai