Anda di halaman 1dari 52

Pendahuluan

• Glomerulonefritis akut yang paling sering


terjadi pada anak di negara berkembang
adalah setelah infeksi bakteri streptokokus
beta hemolitikus grup A, yaitu
Glomerulonefritis Akut Pasca infeksi
Streptokokus (GNAPS).

• Manifestasi hampir memiliki kesamaan


dengan DD lainnya
Laporan Kasus
Anamnesis
• Riwayat Sosial
Pasien tinggal bersama orang tua dan adiknya
di sebuah barak milik perusahaan tempat
ayahnya bekerja. Air yang digunakan sehari-
hari adalah aire yang berasal dari sungai yang
langsung dialirkan melalui pipa ke barak.
Riwayat Kehamilan
Riwayat Persalinan
Riwayat Perkembangan
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 20
Juli2016 jam 15.15 WIB
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Kompos mentis
Kepala Normocephali, rambut hitam tidak mudah dicabut
UUB sedikit cekung

Mata Konjungtiva palpebra tidak anemis, sklera tidak ikterik,


edema palpebra -+/ +

Hidung Deformitas tidak ada , tidak ada sekret.

Telinga Tidak ada sekret, nyeri tekan tragus - / -, nyeri tekan


mastoid - / -

Mulut mukosa bibir kering, lidah kotor (-)

tonsil T1-T1 tenang, mukosa faring tidak hiperemis

Leher Tidak ada pembesaran KGB, kelenjar tiroid tidak


teraba membesar.
Thorax I Gerakan dinding dada statis dinamis, simetris kiri
Pulmo kanan. Retraksi dinding dada (-)
P Stem fremitus kanan = kiri

P Sonor seluruh lapangan paru

A Suara napas vesikuler normal, wheezing (-), ronkhi (-)

Cor I Iktus kordis tidak terlihat

P Iktus Cordis tidak teraba

P Batas kiri : SIC V linea midclavikulas sinistra


Batas kanan : SIC IV linea parasternal dextra.

A Bunyi Jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-), irama


reguler,
Abdomen I cembung, simetris

A Bising usus (+) normal

P lemas, nyeri tekan (-), turgor kulit kembali


cepat, hepar dan lien tidak teraba
P Shifting dullness (+)

Extrimitas akral hangat +/+, edema +/+ pada tungkai, CRT <
2’

Genitalia Edem (-)


Resume
• Seorang anak perempuan 9 tahun MRS dengan
keluhan sembab pada wajah, perut membesar,
dan kaki bengkak sejak 1 minggu. Bengkak
muncul pada pagi hari dan berkurang pada siang
hari. Keluhan disertai BAK merah. Riwayat batuk
dan pilek sebelumnya.
• Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 150/100 mmHg, oedem palpebra,
abdomen cembung, asites, dan piting oedem
pada tungkai.
• Rencana:
– Hemoglobin, leukosit, trombosit, Hematokrit
– Albumin, Globulin
– Kolesterol
– Natrium, Kalium
– Ureum, Creatinin
– Protein
– Urin rutin.
Follow Up

Edem Palpebra +/+


Perut cembung (+)
Asites (+)
Pitting edem pada tungkai +/+
Follow Up
Edem Palpebra +/+
Perut cembung (+)
Asites (+)
Pitting edem pada tungkai +/+
Edem Palpebra +/+
Perut cembung (-)
Asites (-)
Pitting edem pada tungkai -/-
Edem Palpebra +/+
Perut cembung (-)
Asites (-)
Pitting edem pada tungkai -/-
Edem Palpebra -/-
Perut cembung (-)
Asites (-)
Pitting edem pada tungkai -/-
Edem Palpebra -/-
Perut cembung (-)
Asites (-)
Pitting edem pada tungkai -/-
Edem Palpebra -/-
Perut cembung (-)
Asites (-)
Pitting edem pada tungkai -/-
Tinjauan Pustaka
• GNAPS dapat terjadi pada kelompok
sosioekonomi rendah, berkaitan dengan higiene
yang kurang baik dan jauh dari tempat pelayanan
kesehatan.

• Rasio terjadinya GNAPS pada pria dibanding


wanita adalah 2:1.

• Penyakit ini terutama menyerang kelompok usia


sekolah 5-15 tahun, pada anak < 2 tahun
kejadiannya kurang dari 5%.
Patogenesis
• Mekanisme dari pathogenesis terjadinya jejas
glomerulus pada GNAPS sampai sekarang
belum diketahui, meskipun telah diduga
terdapat sejumlah faktor host dan faktor
kuman streptokokus yang berhubungan dalam
terjadinya GNAPS.
• Faktor Host
Penderita yang terserang infeksi kuman
streptokokus grup A strain nefritogenik, hanya
10-15% yang berkembang menjadi GNAPS

• Faktor Kuman Streptococcus


Beberapa penelitian pada model binatang dan
penderita GNAPS menduga yang bersifat
antigenik adalah: M protein, endostreptosin,
cationic protein, Exo-toxin B, nephritis plasmin-
binding protein dan streptokinase.
Manifestasi Klinis
• Oligouri
• Edema
• Hipertensi
• Proteinuria
• Hematuria
• Albuminuria
• Takipnea atau dispnea
• Gejala gastrointestinal
Pemeriksaan penunjang
• Hematuri makroskopis/ mikroskopis
• Proteinuria
• Leukosit urin
• C3
• ASTO
• USG ginjal
• Foto thoraks dan abdomen
Diagnosis
• Diagnosis glomerulonefritis akut pascastreptokok
perlu dicurigai pada pasien dengan gejala klinis
berupa hematuri makroskopis (gros) yang timbul
mendadak, sembab dan gagal ginjal akut, yang
timbul setelah infeksi streptokokus.

• Bukti adanya infeksi streptokokus secara


laboratoris dan rendahnya kadar komplemen C3
mendukung bukti untuk menegakkan diagnosis.
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
• Antibiotik
Penisilin 10 hari, jika alergi diganti dengan
eritromisin  Cefalosporin
• Suportif
Diuretik, CCB, tirah baring.
• Edukasi
Menjelaskan perjalanan penyakit dan prognosis
Prognosis
• Sebagian besar pasien akan sembuh, tetapi
5% di antaranya mengalami perjalanan
penyakit yang memburuk dengan cepat
pembentukan kresen pada epitel glomerulus.
Pembahasan
• Anamnesa:
– Bengkak yang berawal pada kelopak mata lalu ke
wajah, perut dan kaki. Riwayat batuk dan pilek
yang disertai nyeri tenggorokan.
• Pemeriksaan Fisik
– TD 150/100, edem pada palpebra, asites, dan
edem pada ektremitas. Oligouri tidak dapat dinilai
karena urin tidak ditampung.

• Pemeriksaan Penunjang
– Hipoprotein, hipoalbumin, Urin berwarna kuning
keruh, leukosit banyak dan eritosit 10-11/LPB
Infeksi Timbul Antibodi
Faringitis /
streptokokus β (Ab)
sakit
hemolitikus grup A

Terbentuk kompleks Ikatan antibody


Menarik Endapan imun bersirkulasi dan antigen
leukosit dan komplemen di (sirculating immune (kompleks reaksi
trombosit GBM complex) antigen antibody)

Glomerulus Proliferasi dan Inflamasi Terdeposisi di


terjadi kerusakan glomerulus
inflamasi glomerulus ginjal

GFR menurun Kerusakan Albuminuria ,


kapiler Hematuria
generalisata

Aldosteron Retensi Na+


meningkat dan H2O Edema

ECF meningkat Hipertensi


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai