Anda di halaman 1dari 40

Definisi Fasa

• Fasa (P)
• Sering istilah fasa diidentikkan dengan wujud
atau keadaan suatu materi, misalnya es berwujud
padat, air berwujud cair atau uap air yang
berwujud gas.
• Konsep ini tidak benar karena sistem padatan dan
sistem cairan dapat terdiri dari beberapa fasa.
Sedangkan gas cenderung bercampur sempurna
sehingga dalam sistem gas hanya terdapat satu
fasa.
lanjutan
• Fasa dapat didefinisikan sebagai setiap bagian sistem yang :
a. homogen dan tdk dpt dipisahkan oleh batas yang jelas
b. heterogen yaitu sifat fisik dan sifat kimia berbeda dari bagian
sistem lain
• c. Heterogen tapi dapat dapat dipisahkan secara mekanik dari
bagian lain sistem itu
• Contoh
• sistem satu fasa : Dua cairan yang bercampur homogen
• sistem 2 fasa : cairan polar (misal air) dan non polar (misal :minyak)
sistem belerang padat (monoklin dan rombik)
• sistem 3 fasa : padat, gas dan larutan ;
• Ca2+ + 2HCO3- CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O(l)
KESETIMBANGAN FASE DALAM
PERAIRAN
• Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada lingkungan perairan
melibatkan interaksi antara ion dengan fase yang lain.

• Beberapa interaksi yang penting di dalam perairan adalah


terjadinya proses fotosintesis oleh ganggang dan terjadinya
pertukaran zat padat terlarut dengan gas terlarut dalam air.
• Pertukaran yang sama terjadi ketika bakteri mendegradasi
zat organik (sering dalam bentuk partikel) dalam air. Besi
dan beberapa unsur yang penting berpindah-pindah dalam
sistem perairan sebagai senyawa kimia koloid atau diserap
menjadi partikel tanah.
• Kesetimbangan reaksi kimia fisika dalam perairan
melibatkan sedimen, gas, dan air.
SEDIMEN
• Sedimen adalah lapisan dari suatu bahan atau
material yang menutupi dasar sungai kecil,
danau, waduk, teluk, dan samudra.
• Sedimen mengandung campuran yang halus dan
mineral-mineral yang tidak halus, meliputi tanah
liat, endapan Lumpur, dan pasir, yang bercampur
dengan bahan-bahan organik.
• Sedimen ini mengandung bahan-bahan yang
bersifat biologis, bahan kimia, dan polutan dalam
air.
Pembentukkan Sedimen
•Proses biologi, fisika, dan kimia dapat menghasilkan endapan
sedimen pada bagian dasar air. Material endapan menjadi sederhana
setelah dibawa ke dalam air oleh erosi atau longsor dari tepi pantai.

•tanah liat, pasir, bahan kimia organik, dan material lain tercuci ke
dalam danau dan menempati bagian luar dari sedimen.

•Sedimen dapat dibentuk dari reaksi sederhana endapan. Ketika


phospat banyak memasuki badan perairan yang mengandung
konsentrasi yang tinggi dari ion kalsium, reaksi selanjutnya akan
menghasilkan padatan hidroksiapatit.

5Ca2+ + H2O + 3HPO42- Ca5OH(PO4)3 (s) + 4H+
• Sedimen kalsium karbonat dapat dibentuk ketika air kaya akan CO2 dan
mengandung kalsium dalam presentasi tinggi yang menyebabkan kesadahan
sementara yang nantinya dapat melepaskan karbondioksida di atmosfir,

H2O + CO2 H2CO3 H+ + HCO3-


Ca2+ + 2HCO3- CaCO3 (s) + CO2 (g) + H2O

• Ketika pHnya dinaikkan dengan reaksi fotosintesis :


Ca2+ + 2HCO3- + hv {CH2O} + CaCO3 (s) + O2 (g)

• Reaksi selanjutnya adalah reaksi oksidasi besi (II) menjadi besi(III):

4Fe2+ + 10H2O + O2 4Fe(OH)3 (s) + 8H+


• Aktifitas biologi yang dilakukan oleh bakteri-bakteri di
lingkungan berair mengoksidasi besi(II) menjadi besi(III).
Pada kondisi anaerob beberapa bakteri menggunakan ion
sulfat sebagai pemberi electron.
SO42- H2S (Desulfovibrio)
• Namun ada bakteri lain yang mereduksi besi(III) menjadi
besi(II).
Fe(OH)3 (S) Fe2+ (Ferrobacillus ferrooxidan)
• Reaksi keseluruhannya menghasilkan dua lapisan hitam dari
sedimen besi(II) sulfid.
Fe2+ + H2S FeS (s) + 2H+ (Thiobacillus thiooxidans)
Kelarutan Gas Dalam Air
• Kebanyakan gas dalam air larut dengan derajat
(konsentrasi) yang berbeda-beda atau bereaksi secara
kimia dengan air.
• Kedua jenis gas yang paling banyak membentuk udara
(udara merupakan campuran yang homogen dari
berbagai jenis gas) yaitu nitrogen dan oksigen,
meskipun tidak bereaksi dengan air tapi larut dalam
jumlah yang terbatas.
• Nitrogen yang larut dalam perairan dapat
menyebabkan masalah berat ketika membentuk
gelembung gas dalam darah ikan dan menyebabkan
ikan “kejang” dan bahkan kematian.
• Keseimbangan antara molekul-molekul gas di atmosfer dan di dalam
larutan dapat dinyatakan sebagai berikut :
• X(g)  X(aq)
Sedangkan kelarutan gas di dalam air, X, dapat dinyatakan dalam bentuk
persamaan berikut :
• [X(aq)] = K.Px
• Keterangan:
• K adalah konstanta suatu gas pada suhu tertentu
• Px adalah tekanan parsial gas
• Beberapa nilai K untuk berbagai macam gas dalam air terdapat pada tabel
2.3.
• Uap air sendiri memberikan tekanan parsial, maka dalam perhitungan
kelarutan gas membutuhkan koreksi.Pada tabel 2.4 dimuat tekanan parsial
dari uap air pada berbagai suhu.
• CO2 H2O  H+ HCO3-
• SO2 H2O  H HSO3-
• Cl2 H2O  HCl HOCL
KELARUTAN
•Bentuk/susunan dan kestabilan fasa non-aquos dalam air
tergantung pada kelarutan. Perhitungan kelarutan yang
dijelaskan kali ini ditekankan pada padatan dan gas.
• Kelarutan zat padat
•Secara umum, kelarutan zat padat dalam air diperhatikan
ketika padatan tersebut sedikit larut yang seringkali
mempunyai kelarutan rendah disebut ‘unsoluble’ (tidak
larut). Kelarutan karbonat dari garamnya perlu
dipertimbangkan karena dapat menimbulkan racun dalam
bentuk ion dalam air melalui reaksi sebagai berikut :
PbCO3(s) Pb2+ + CO32-
• Perhitungan yang relatif dari kelarutan zat padat yang ionik bisa
ditunjukkan oleh Barium sulfat yang larut berdasarkan reaksi :

BaSO4(s ) Ba2+ + SO42-

yang mana konstanta kesetimbangan ditunjukan sebagai berikut :


Ksp : [Ba2+] [SO42-] = 1,23 x10-10

Konstanta dalam bentuk ini menerangkan tentang kelarutan zat


padat yang membentuk ion-ion dalam air adalah hasil kali
kelarutan dan disimbolkan dengan Ksp. Dalam kasus yang paling
sederhana, hasil kali kelarutan dapat digunakan tersendiri untuk
menghitung kelarutan dari garam yang sedikit larut dalam air.
Kelarutan (s, mol/ L) dari Barium Sulfat dihitung sebagai berikut :

[Ba2+] = [SO42-] = s

[Ba2+] [SO42-] = s x s = Ksp = 1,23x 10-10


s = [Ksp]1/2 = ( 1,23 x 10-10) ½ = 1,11 x 10-3
Kelarutan sebagian
• Kelarutan intrinsik memperhitungkan fakta
bahwa sebagian besar dari kelarutan suatu ionik
padat adalah karena pembubaran bentuk netral
dari garam dan harus ditambahkan ke kelarutan
dihitung dari K
• Untuk memperoleh total kelarutan, sebagaimana
digambarkan di bawah ini untuk perhitungan
kelarutan kalsium sulfat. Dimana kalsium sulfat
dapat larut dalam air melalui dua reaksi utama
Interaksi Antara Fasa Air dan Gas
(Udara)
• Kebanyakan gas dalam air akan larut dengan derajat (konsentrasi)
yang berbeda-beda atau bereaksi secara kimia dengan air. Oksigen
dalam air akan larut namun tidak bereaksi dengan air sedangkan
karbondioksida yang larut dapat bereaksi dengan air.

• Kelarutan gas dalam air dijelaskan dalam Hukum Henry yang


menyatakan bahwa, “ Pada temperatur tetap kelarutan gas dalam
air adalah proporsional dengan tekanan parsial gas yang kontak
dengan cairan tersebut.” Hukum ini hanya berlaku untuk gas-gas
yang tidak ikut bereaksi dengan pelarutnya.
Untuk suatu contoh gas “X”, kesetimbangan antara molekul-molekul
gas di atmosfer dan di larutan dinyatakan sebagai berikut :
X(g) X(aq)
Hukum Henry
• Hukum Henry ini tidak berlaku untuk gas-gas yang
melakukan reaksi tambahan dalam air seperti :
NH3 + H2O NH4 + + OH-
SO2 + HCO3- (dari alkalinitas air) CO2 + HSO3-

yang mungkin kelarutannya lebih besar daripada yang dapat


diprediksikan oleh Hukum Henry itu sendiri. Kesetimbangan
kelarutan gas dalam air, sesuai persamaan Henry :

[ X(aq) ] = K.Px
di mana, [ X(aq) ] = konsentrasi gas yang terlarut, mol/liter
Px = tekanan parsial gas , atm
K = konstanta gas pada suhu tertentu, mol/liter atm
NILAI K UNTUK GAS TERLARUT
• Beberapa nilai K untuk gas-gas terlarut yang
signifikan dalam air diberikan dalam tabel di
bawah ini :
• Gas K, mol x L-1 x atm-1
O2 = 1,28 x 10-3
CO2 = 3,38 x 10-2
H2 = 7,90 x 10-4
CH4 = 1,34 x 10-3
N2 = 6,48 x 10-4
NO =2,0 x 10-4
CONTOH SOAL
•Dalam perhitungan kelarutan gas dalam air, pembetulan harus dilakukan untuk
tekanan parsial udara dengan menguranginya dari jumlah tekanan total gas. Pada
suhu 250C, tekanan parsial uap air di udara adalah 0,0313 atm; nilai pada temperatur
yang berbeda diperoleh dari buku pegangan/pedoman standar. Konsentrasi oksigen
yang jenuh dengan udara pada 1,00 atm dan suhu 250C bisa dihitung sebagai contoh
dari perhitungan kelarutan gas secara sederhana. Mengingat bahwa 20,95% dari
udara adalah oksigen dan faktor tekanan parsial udara diberikan sebagai berikut :

PO2 = (1,0000 atm – 0,0313 atm) x 0,2095 = 0,2029 atm


•Hukum Henry : [X(aq)] = K.Px

[ O2(aq)] : Kx PO2 = 1,28 x 10-3 mol/L.atm x 0,2029 atm

= 2,60 x 10-4 mol/L

Sementara bobot molekul oksigen adalah 32, maka konsentrasi oksigen terlarut
dalam air dalam kesetimbangan dengan udara di bawah kondisi yang telah diberikan
di atas adalah 8,32 mg/L atau 8,32 ppm. Kelarutan gas menurun dengan naiknya
temperatur.
Karbon dioksida dalam air
 Hujan umumnya selalu asam, hal tersebut karena adanya gas
karbon dioksida dan gas-gas lain yang larut dalam air

 Asam lemah yang paling penting dalam air adalah CO2 karena
kandungan CO2 di udara dan CO2 ini dapat diproduksi dari
pembusukan zat-zat organik oleh mikrobia.
• CO2 terlarut secara keseluruhan terdapat dalam air alami dan air
buangan/limbah.

• Karbon dioksida, ion karbonat (CO32-) dan ion bikarbonat (HCO3-)


mempunyai pengaruh yang penting terhadap sifat-sifat kimia air.
• Banyak mineral diendapkan sebagai garam dari ion karbonat.
Dalam fotosintesisnya ganggang menggunakan CO2 terlarut untuk
menghasilkan biomas (bahan organik biologis). Kesetimbangan CO2
terlarut dengan CO2 di atmosfer sebagai berikut :
Kesetimbangan CO2 (air), CO2 (gas)
dan kesetimbangan ion CO32
• CO2 (air) CO2 (gas)dan kesetimbangan ion CO32- antara larutannya dalam air dengan mineral-mineral
karbonat padat adalah :

MCO3 (garam karbonat yang sedikit) M2+ + CO32-

Hal ini mempengaruhi buffer yang kuat terhadap pH air.

Karbon dioksida merupakan komponen yang sangat kecil dari atmosfer kering yang normal, hanya berkisar
0,035% volume. Dengan demikian air murni adalah air yang bebas alkalinitas (kemampuan menetralisir H+)
dalam kesetimbangan dengan atmosfer hanya mengandung karbon dioksida sangat rendah.

Oleh karena itu pembentukan HCO3- dan CO32- akan menaikkan kelarutan CO2. Konsentrasi yang tinggi dari
CO2 di air akan berpengaruh cukup besar bagi pernafaasan dan pertukaran gas terutama bagi hewan
perairan, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Kandungan CO2 dalam air yang aman tidak boleh
melebihi 25 mg/L.
lanjutan
• Dalam perairan alami, gas CO2 dihasilkan dari penguraian bahan-
bahan organik oleh bakteri. Ganggang yang menggunakan CO2
dalam fotosintesisnya juga menghasilkan gas CO2 melalui
metabolisme tanpa cahaya.

Pada saat air merembes melalui lapisan-lapisan dari pembusukan


zat organik sambil masuk ke dalam tanah, air ini dapat melarutkan
cukup banyak CO2 yang dihasilkan oleh pernafasan mikroorganisme
dalam tanah. Selanjutnya, pada saat air masuk melalui batuan
kapur, air tersebut melarutkan kalsium karbonat karena adanya CO2
yang terlarut :

CaCO3(s) + CO2(aq) + H2O(l)----Ca2+ + 2HCO3-


Proses ini merupakan salah satu sebab terbentuknya gua-gua kapur.
Contoh perhitungan CO2 :

• Bila di anggap terjadi kesetimbangan antara udara murni dengan air


murni pada suhu 25⁰C, berapa total CO2 terlarut? Konstanta hukum
henry untuk CO2 = 0,038 mol.L-1.atm, dan tekanan parsial uap air =
0,0313 atm pada 25⁰C.
• Jawaban :
• Udara mengandung 0,0314 % ( volume ) CO2
• Hukum Henry : [X(aq)] = K.Px, KCO2 = 0,038 mol.L-1.atm
• Hitung dulu Px, yaitu PCO2
• PCO2 = ( 1.00 ― 0,0313 ) atm x 0,0314 x 10-2
• PCO2 = 3,04 x 10-4 atm
• [CO2] = 0,038 mol.L-1.atm-1 x 3,04 x 10-4 atm
• [CO2] = 1,028 x 10-5 mol L-1 = 1,028 x10-5 M
• Karbon dioksida sebagian terdisosiasi dalam air menghasilkan ion-
ion H+ dan HCO3- yang konsentasinya sama.
Konsentrasi gas CO2 di udara bervariasi
sesuai lokasi dan iklim
•. Konsentrasi ini akan bertambah sekitar 1 ppm/tahun. Untuk tujuan
perhitungan di sini, konsentrasi CO2 di udara kering tanpa pencemar pada
suhu 250C, mengandung sekitar 350 ppm (0.0350%) dengan konsentrasi
CO2(aq) 1,146 x 10-5 M. CO2 dalam air sering terdapat sebagai H2CO3,
dengan konstanta reaksi kesetimbangan :

CO2 (aq) + H2O(l) H2CO3

Hanya sekitar 2 x 10-3 M pada suhu 250C dan hanya sebagian kecil dari CO2
terlarut secara aktual terdapat sebagai H2CO3.
Jadi dapat disimpulkan bahwa karbon dioksida yang tidak mengalami ionisasi
dalam air sebagai CO2 terlarut dan juga H2CO3 yang tidak terdisosiasi. Berarti
total dari CO2 terlarut adalah CO2 molekular yang terlarut dan H2CO3 yang
tidak terdisosiasi.
• Sistem CO2, HCO3-, CO32- dalam air dapat dituliskan dengan
reaksi-reaksi dan konstanta kesetimbangan sebagai berikut :
CO2 (aq) + H2O(l) HCO3- + H+
K1 = [H+] [HCO3-] = 4,45 x 10-7 pK1 = 6,35
[CO2]
• selanjutnya: HCO3- H+ + CO32 -
K2 = [H+] [CO32-] = 4,69 x 10-11 pK2 = 10,32
[HCO3-]
di mana pKa = – log Ka.

Ion-ion utama yang dibentuk dari CO2 terlarut bergantung


pada pH.
Disosiasi karbon dioksida sebagian dalam air untuk
memproduksi konsentrasi H+ dan HCO3- yang sama.
• CO2 + H2O HCO3- + H+
Konsentrasi dari H+ dan HCO3- dapat dihitung dari
persamaan Ka1:
[H+][HCO3-] /[CO2]= 4,45 x 10-7
[CO2]= 1,146 x 10-5
[ H+] = [HCO3-] sehingga
• [ H+]2 = [CO2] x 4,45 x 10-7
• [ H+] = (1,146 x 10-5 x 4,45 x 10-7)1/2 = 2,25 x 10-6
• pH = 5,65
Perhitungan ini menjelaskan mengapa air bersih
mempunyai kesetimbangan dengan udara bersih
adalah sedikit asam dengan pH kurang dari 7.
Senyawa kompleks
• Dalam air ion logam dapat bergabung dengan ion negative, atau dengan senyawa
netral membentuk sebuah kompleks atau senyawa koordinasi. Sebuah kompleks
mengandung sebuah atom logam pusat dimana terikat electron – electron yang
dimiliki oleh ligan sebagai donor elektronya. Bilangan koordinasi dari sebuah atom
logam atau ion, adalah jumlah kelompok donor electron ligan yang diikat kepada
logam itu. Bilangan – bilangan koordinasi yang paling umum adalah 2, 4, atau 6.
Kompleks yang lebih penting adalah senyawa kompleks dengan senyawa
pengkelat.
• PENTINGNYA SENYAWA KOMPLEKS DALAM PERAIRAN
• Banyak ion logam yang ditemukan dalam system perairan alami terutama ion – ion
yang didapat dalam konsentrasi yang sangat renik, membentuk kompleks kuat
dengan berbagai macam pengaruh seperti :
1. Hilangnya ion – ion logam dalam larutan
2. Perubahan petensial redoks yang ada
3. Pembentukan kompleks juga melarutkan ion – ion dari senyawa logam tidak
larut. Kelarutan suatu garam (yang sedikit larut) juga bergantung pada konsentrasi
dari zat-zat yang dapat membentuk kompleks dengan kation garam. Pembentukan
kompleks akan mengurangi konsentrasi
konsentrasi ion logam bebasnya dalam larutan, sehingga endapan dari logam akan
melarut kembali untuk menggantikan kation yang hilang sampai Ksp garam
tersebut berkurang
• Kestabilan senyawa kompleks berkaitan dengan berbagai
sifat dari ion logam dan ligan. Berikut ini merupakan hal –
hal yang sangat penting :
A. Ukuran dan keadaan oksidasi dari logam. Logam dengan
ukuran lebih kecil dan dengan keadaan oksida positif lebih
tinggi membentuk kompleks yang lebih kuat.
B. Perubahan energy bebas dari pembentukan kompleks
tergantung pada perubahan entropi dan entalpi reaksinya.
C. Konfigurasi electron dari ion metal
D. Kekuatan dan kelemahan dari perpaduan antara logam dan
ligan.
Senyawa Kompleks Dalam Perairan
• ligan-ligan dalam perairan seperti sianida, poliphospat, ligan organik
(nitriloasetat), dan lain-lain.
• Nitriloasetat merupakan ligan yang dapat membentu senyawa
kompleks yang ada dalam air. Salah satu contoh senyawa kompleks
yang terbentuk dari ligan ini adalah asam nitrilotriasetat (HST).
Garam trisodium dalam senyawa ini digunakan sebagai pengganti
deterjen phospat. Proses biologis diperlukan untuk penguraian
nitrilotriasetat . Dalam beberapa kondisi, proses ini berlangsung
dalam waktu yang lama dalam air. Bahan ini berpotensi mencemari
lingkungan karena mempunyai kemampuan melarut dalam air dan
mengikat ion-ion logam berat.
Asam nitrilotriasetat melepas ion hydrogen dalam tiga langkah,
membentuk anion nitrilotriasetat. Spesi ini berkoordinasi melalui
tiga —CO2- dan melalui atom nitrogen,
PREPARASI PENETAPAN LOGAM
DALAM AIR
• Preparasi penetapan logam dalam air harus diasamkan
terlebih dahulu karena senyawa kompleks merupakan
suatu ikatan yang terjadi antara atom pusat dan ligan-
ligan.
• Atom pusat merupakan logam-logam terutama logam
golongan transisi. Oleh karena itu logam-logam ini
perlu dipisahkan dari ligan-ligannya
• untuk memudahkan menganalisis logam tersebut. Cara
pemisahan logam dengan ligan-ligannya yang
digunakan adalah dengan mereaksikan senyawa
kompleks dengan asam kuat.
•Adanya ligan dalam air dapat memperbesar
kelarutan senyawa kimia dalam air karena ligan-
ligan merupakan senyawa yang reaktif dalam
perairan dengan berbagai macam logam yang
berasal dari senyawa kimia yang larut dalam air
tersebut.
•Ligan-ligan tertentu juga dapat mengikat ion logam
berat yang mencemari perairan, seperti Hg+, Pb2+,
dan Cr3+membentuk senyawa kompleks. Oleh
sebab itu pembuangan bahan-bahan kimia
terutama bahan kimia yang mengandung logam
berat tidak boleh masuk ke dalam lingkungan
perairan.
5. Reaksi redoks dalam lingkungan
perairan
Kondisi teroksidasi adalah kondisi di mana ditemukannya oksigen
terlarut,
Kondisi tereduksi adalah kondisi di mana tidak ditemukannya oksigen
terlarut.
Kondisi ini dapat mempengaruhi bentuk senyawa di dalam lingkungan
perairan. Fe yang terdapat dalam perairan yang seperti ini terdapat
dalam dua bentuk senyawa dan dengan jumlah biloks yang berbeda
pula. Pada bagian atas/ permukaan yang banyak mengandung oksigen
terlarut logam Fe terdapat dalam bentuk ion Fe3+.

Fe3+ + OH- Fe(OH)3 (s)


sementara pada kondisi di bawah yang kekurangan oksigen, Fe
terdapat dalam bentuk ion Fe2+.
POTENSIAL REDOKS (ORP)
• Potensi redoks (reduksi dan oksidasi) atau oxidation – reduction
potential (ORP) yang menggambarkan aktivitas electron (e)
diperairan adalah potensi larutan untuk mentransfer electron dari
suatu oksidan kepada reduktan. suatu bahan dikatakan mengalami
oksidasi jika kehilangan elekron dan dikatakan mengalami reduksi
jika menerima electron.adapun contoh proses oksidasi reduksi
ditunjukkan dalam persamaan.

• Fe3+ + e- Fe 2+
.
• Potensial redoks yang positif menunjukkan kondisi oksidasi,
sedangkan nilai negatif menunjukkan kondisi reduksi.
• proses oksidasi ferro karbonat menjadi ferri karbonat yang melibatkan
oksigen ditunjukkan dalam persamaan reaksi.

• 4Fe(HCO3)2 + 2H2O + O2 ↔ 4Fe (OH)2 + 8CO2

(Larut) (Mengendap)

• Adanya parameter ORP dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa suatu


sistem, dalam hal ini larutan,mengalami proses oksidasi sehingga terjadi
perubahan yang terus – menerus dari perbandingan(rasio) antara bentuk
teroksidasi dan tereduksi. potensi reduksi mempengaruhi proses kimia
yang terjadi diperairan pada penentuan potensi reduksi,parameter yang
diukur adalah elektroda hidrogen. ORP dinyatakan dengan persamaan .
• ORP = Eo – z log 10

• Keterangan :
• Eo = potensial oksidasi
• z = jumlah electron pada proses reaksi
SKALA pE: POTENSIAL ELEKTRODA, pE dan
PERSAMAAN NERNST
• Persamaan Nernst :
E = E0 + (2,303RT/nF) log {[reaktan]/[produk]}
dengan :
E : Potensial elektroda
R : Konstanta gas molar = 0.08206 L.atm.k-1.mol-1
T :Temperatur absolute
n :Jumlah elektron di dalam reaksi
F :Konstanta Faraday = 9.648534 x 104 Coulomb mol-1 atau
23.061 kcal per volt garam
E0 = stándar elektroda potensial
• Fe2+ + OH- Fe(OH)2 (s)
Untuk mengetahui potensial reduksi dan oksidasi dalam
lingkungan perairan dapat dilakukan dengan menggunakan
alat ORP-meter (oxidation reduction potensial meter).
Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada persamaan Nerst,
dimana parameter yang digunakan adalah pE.
Untuk mengetahui reaksi redoks yang terjadi, dapat
dilakukan dengan membandingkan ion Fe3+ dengan ion Fe2+
yang terjadi pada reaksi berikut.
Fe3+ + e- Fe2+ Eo = + 0,77 volt pEo = 13,2
Persamaan Nerstnya adalah :
E = Eo + 2.303 RT log [Reaktan] = Eo + 1 log [Fe3+]
nF [Produk] n [Fe2+]
• If, for example, the value of [Fe3+] is 2.35 x 10-3 M
and [Fe2+] = 7.85x 10 -5 M,
• Fe3+ + e- Fe2+ Eo = + 0,77 volt pEo = 13,2
• the value of pE is
• pE = pE0 + (1/n) log {[reaktan]/[produk]}
• pE = 13.2 + log 2.35 x 10-3 = 14.7
• 7.85 x 10-5
KESIMPULAN
• Dalam lingkungan perairan terjadi kesetimbangan fase antara senyawa-senyawa
organik dan anorganik. Senyawa-senyawa ini dalam perairan terdapat sebagai
padatan zat terlarut dan sedimen.
• Kesetimbangan ini sangat dipengaruhi oleh parameter fisik seperti suhu, cahaya
matahari, pH, dan kekeruhan, dan oleh parameter kimia seperti alkalinitas,
kesadahan, zat terlarut, senyawa-senyawa logam dan nonlogam.
• Senyawa yang terdapat di dalam perairan dapat mengalami perubahan bentuk
karena reaksi kimia yang disebabkan oleh kondisi badan air yang berbeda. Pada
daerah yang masih terkena sinar matahari (bagian atas), senyawa-senyawa
tersebut dalam keadaan teroksidasi, sedangkan pada daerah yang tidak terkena
matahari (bagian bawah), senyawa-senyawanya akan terdapat dalam bentuk
tereduksi.
• Kelarutan ion logam dapat berubah-ubah dengan adanya senyawa ligan dalam
badan air. Kelarutan logam yang besar ini juga dapat mempengaruhi biota yang
ada dalam perairan. Selain itu, sediment yang terdapat pada dasar perairan juga
dapat mengalami perubahan zat karena pengaruh mikroorganisme.
• Oleh karena itu, dalam menganalisisis lingkungan perairan harus dilakukan secara
komprehensif, meliputi analisis air, biota, dan sedimennya agar data yang
diperoleh mewakili seluruh lingkungan perairan.

Anda mungkin juga menyukai