Anda di halaman 1dari 27

SKRINING POPULASI

TANTI ASRIANTI, M.Kes


Tujuan Pembelajaran

 Mampu memahami pengertian skrining


 Mampu memahami manfaat skrining
 Mampu memahami prinsip skrining
 Mampu Melakukan validasi uji skrining
 Mampu menghitung kesesuaian reliabilitas skrining
Pengertian Skrining

 Adalah metode pemeriksaan orang-orang


asimptomatik untuk mengklasifikasikan
mereka ke dalam kategori yang diperkirakan
mengidap atau diperkirakan tidak mengidap
penyakit
Fenomena Gunung Es
Preclinical
Healthy Clinical Phase Death/Disability
Phase

Primary Secondary Tertiary


Prevention Prevention Prevention

Health Promotion, Early diagnosis & Disability limitation,


Specific Protection Prompt Treatment Rehabilitation

SCREENING TEST
Manfaat skrining

 Mendeteksi penyakit sedini mungkin


 Melihat besaran masalah
 Dapat menurunkan angka morbiditas, mortalitas,
dan kecacatan
 Mengurangi biaya kesehatan
 Melindungi populasi umum dari paparan penyakit
 Meningkatkan kualitas hidup
 Mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit
Prinsip skrining
 Penyakit yang serius bila tidak didiagnosis secara dini
 Prevalensinya tinggi pada tahap pra klinik
 Riwayat alamiahnya sudah dimengerti
 Terdapat periode panjang diantara tanda-tanda pertama
dan timbulnya penyakit
 Kriteria populasi yang dilakukan skrining menyesuaikan dengan
risk factor penyakitnya
 Tersedia obat/terapi bagi mereka yang di tes dan positif sakit
 Ada nilai standar yang disepakati bersama tentang mereka
yang dinyatakan sakit
 Biaya tes harus minimal seimbang dengan risiko biaya tanpa
melakukan tes
Kriteria alat skrining

 Dapat dilakukan pada sejumlah besar orang dan


masyarakat dengan cara yang cukup mudah, murah
dan tepat
 Mempunyai validitas, reliabilitas dan hasil yang tinggi
 Tes tersebut dapat diterima oleh masyarakat umum
dan sasaran
Jenis-jenis Skrining
Mass screening (Skrining Massal):
•dilakukan pada seluruh populasi

Multiple screening (Skrining Ganda):


•dilakukan dengan melibatkan penggunaan
berbagai alat uji skrining pada saat yang
bersamaan (General check up)

Single Disease skrining:


•skrining yang fokus pada satu jenis penyakit
saja, contoh pap smear untuk Ca serviks,
Mamografi untuk Ca Mammae
Model 1 contoh: SKRINING DM:
1.Uji Diagnostik: reduksi urine
metode Benedict (cara kualitatif)
Tahap 1 . Test reduksi 2.Baku Emas: cara kedua dengan
urine (benedict) metode spektrofotometer (cara
kuantitatif). pengambilan sampel
darah sewaktu.
Positif

Tahap 2 .
Spektrofotometer BAGAN INI DILAKUKAN APABILA ALAT
TERSEBUT TELAH DI UJI COBA TERLEBIH
Negatif DAHULU DAN TELAH MENUNJUKKAN
SENSITIVITAS DAN SPESIVISITAS TINGGI
 LEBIH MURAH DAN DAPAT
DIJANGKAU

Tidak SAKIT SAKIT

terapi
Model 2: MENCARI SENITIVITAS & SPESIVITAS
UJI DIAGNOSTIK

POSITIF
POSITIF Diagnostik
test
GEJALA NEGATIF
KLINIS
POSITIF
NEGATIF Diagnostik
test

NEGATIF
SENSITIVITAS
SPESIVISITAS
PPV
NPV
Validasi Uji Skrining
 Kemampuan dari suatu tes tersebut untuk membedakan
siapa yang sakit dan siapa yang tidak sakit. Komponen
utama dari validitas adalah sensitivitas dan spesifisitas
 Sensitivitas : Kemampuan suatu tes untuk
mengidentifikasi secara benar dan tepat orang-orang
yang mengidap penyakit/benar-benar sakit
 Spesifisitas : Kemampuan suatu tes untuk
mengidentifikasi secara benar orang-orang yang tidak
mengidap penyakit diantara mereka yang memang
tidak sakit
Nilai Predictive

 Positif Predictive value (PPV) Besarnya


kemungkinan individu benar-benar menderita
dari semua uji skrining positif
 Negatif Predictive value (NPV) besarnya
kemungkinan individu benar-benar tidak sakit
dari semua uji skrining negatif
Goldstandard (diagnostic test)

sakit Tidak sakit Total


a b
Hasil Positif True Positive False Positive a+b
Screening test c d
Negatif False Negative True Negative c+d

Total a+c b+d a+b+c+d

𝑎 𝑎
Sensitivitas : × 100 % PPV : x 100 %
𝑎+𝑐 𝑎+𝑏
𝑑 𝑑
Spesifisitas :
𝑏+𝑑
× 100 % NPV : x 100 %
𝑐+𝑑
Contoh : Uji Skrining DM

P : 350
P: 2250 Spektro-
fotometer
Populasi Test urine N : 1900
10.000
P : 150
N : 7750 Spektro-
fotometer

N : 7600
Goldstandard
(Spectrofotometer)

DM Tidak DM

Screening Positif 350 1900 2250


tahap 1(test
urine) Negatif 150 7600 7750

500 9500 10.000


350 350
Sensitivitas : × 100% = 70% PPV : × 100% = 15.5%
500 2250

7600 7600
Spesifisitas : × 100% = 80% NPV : × 100% = 98%
9500 7750
500
Prevalensi : × 100% = 5%
10.000
Soal
 Sebuah skrining Pap smear dilakukan untuk
mengidentifikasi Ca Cerviks terhadap 1.000 wanita,
hasil skrining menunjukkan prevalensi yang di
diagnosa CA Serviks sebesar 20%. 60 orang dengan
hasil true positif dan 720 orang dengan true negative.
Hitunglah ?
 Sensitivitas ?
 Spesifisitas ?
 (PPV) ?
 (NPV) ?
Ca Serviks

sakit Tdk sakit

Pap Smear Positif 60 80 140

Negatif 140 720 860

200 800 1.000


60 60
Sensitivitas : × 100% = 30% PPV : × 100% = 42.8%
200 140

720 720
Spesifisitas : × 100% = 90% NPV : × 100% = 83.7%
800 860
 Sebuah skrining Diabetes Mellitus (DM) dilakukan pada1000
orang. Hasil skrining yang diperoleh terdapat prevalensi DM
sebesar 2% dan uji sensitivitas 95% dan spesifisitas 90%.
 Berapa banyak orang-orang yang di skrining mendapat hasil
uji positif
 Darihasil skrining berapa banyak yang hasilnya benar-benar
positif (true positif) dan berapa banyak yang benar-benar
negatif (true negatif)?
 Berapa nilai PPV dan NPV ?
Realibilitas Uji Skrining

 Realibilitas adalah Kemampuan dari suatu tes


untuk memberikan hasil yang konsisten bila
pemeriksaan dilakukan lebih dari satu kali pada
individu yang sama dan pada kondisi yang
sama
 Realibilitas dipengaruhi oleh :
 Variasi Antar Waktu
 Variasi antar pengamat
 Standarisasi alat ukur
Variasi antar waktu

Tekanan Darah Wanita 27 tahun Laki-laki 33 tahun

Pagi 86/47 mmHg 152/108 mmHg

Siang 126/79 mmHg 123/78 mmHg

Malam 108/64 mmHg 153/107 mmHg


Variasi antar Pengamat
 Jika suatu test dilakukan oleh 2 orang atau lebih
 Perlu dilakukan analisis untuk melihat kesesuaian pengamatan antar
2 pengamat dengan statistic Kappa

% 𝑂𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 −(% 𝑒𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑)


Kappa =
100 % −(%𝐸𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑)

 Interpretasi nilai Kappa


< 40 % : Persetujuan kurang
 40-75 % : Persetujuan intermediet
> 75% : Persetujuan bagus
Contoh :
Pengamat I

Positif Negatif Total

Pengamat Positif 82 6 88

II Negatif 8 54 62

Total 90 60 150

𝑎+𝑑 (82+54)
%Observasi = x100% = x100% = 90.7%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 150
Tabel observasi
Langkah-langkah Pengamat I
 Menentukan nilai EXCPECTED/Harapan setiap sel
(+) (-) Total
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑩𝒂𝒓𝒊𝒔 𝒙 (𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑲𝒐𝒍𝒐𝒎)
expected = Pengamat (+) 82 6 88
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑶𝒃𝒔𝒆𝒓𝒗𝒂𝒔𝒊
contoh : II (-) 8 54 62
𝟖𝟖 𝒙 𝟗𝟎
SelA = = 52.8 Total 90 60 150
𝟏𝟓𝟎

Sel B =
𝟖𝟖 𝒙 𝟔𝟎
= 35.2 Tabel expected
𝟏𝟓𝟎
Pengamat I
𝟔𝟐 𝒙 𝟗𝟎
SelC = = 37.2 (+) (-) Total
𝟏𝟓𝟎
𝟔𝟐 𝒙 𝟔𝟎 35.2
SelD = = 24.8 Pengamat
(+) 52.8 88
𝟏𝟓𝟎
II 37.2 24.8
𝑎+𝑑 (-) 62
%expected = x100% = 51.7%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 Total 90 60 150
% 𝑂𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 −(% 𝑒𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑)
Kappa =
100 % −(%𝐸𝑥𝑝𝑒𝑐𝑡𝑒𝑑)

90.7 −51.7
 = 81 %
100 −51.7
 Interpretasi : persetujuan/kesesuaian bagus
Upaya untuk mengurangi Variasi

 Standarisasi alat ukur


 Latihan intensif petugas pemeriksa
 Penentuan kriteria yang jelas
 Memberi penjelasan dengan jelas kepada
orang yang diperiksa
 Pemeriksaan dilakukan dengan cepat
Ada
Pertanyaan ?

Anda mungkin juga menyukai