Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

LATAR BELAKANG
 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah
penyakit paru kronik yang progresif, artinya penyakit
ini berlangsung seumur hidup dan semakin memburuk
secara lambat dari tahun ke tahun. Dalam perjalanan
penyakit ini terdapat fase-fase eksaserbasi akut.
Berbagai faktor berperan pada perjalanan penyakit ini,
antara lain faktor resiko yaitu faktor yang
menimbulkan atau memperburuk penyakit seperti
kebiasaan merokok, polusi udara, polusi lingkungan,
infeksi, genetik dan perubahan cuaca.
 WHO memperkirakan pada tahun 2009 terdapat
sekitar 210 juta penderita PPOK dan 3 juta orang
diantaranya meninggal dunia. Adapun angka kematian
total akibat PPOK di presdiksi meningkat 30% pada
sepuluh tahun yang akan datang (WHO, 2010).
Sementara di Indonesia, berdasarkan survei kesehatan
rumah tangga tahun 2007 PPOK menduduki peringkat
ke 6 dari 10 penyebab tersering kematian (Aditama,
2009).
NEXT...

 Salah satu tindakan mandiri keperawatan guna


mempertahankan jalan nafas yang paten adalah
dengan mengatur posisi klien. Pengaturan posisi
ini dapat membantu paru mengembang secara
maksimal sehingga membantu meningkatkan
pertukaran gas. Posisi yang tepat juga dapat
meningkatkan relaksasi otot-otot tambahan
sehingga dapat mengurangi usaha
bernafas/dispnea (Black & Hawks, 2008).
Kadangkala klien PPOK pada kondisi sesak
diatur posisinya dalam posisi yang beragam.
Umumnya mereka akan diposisikan dalam
keadaan duduk tegak (high fowler position),
setengah duduk (semi fowler position), dan posisi
duduk menelungkup (sitting forward leaning /
orthopneic position).
BAB 2 PEMBAHASAN

1. DEFINISI
PPOK adalah penyakit paru kronik dengan karakteristik adanya
hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif
nonreversibel atau reversibel parsial, serta adanya respons
inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya
(GOLD, 2009).

2. ETIOLOGI
Secara keseluruhan penyebab terjadinya PPOK
tergantung dari jumlah partikel gas
yang dihirup oleh seorang individu selama hidupnya.
Partikel gas ini termasuk :
1). asap rokok
2). polusi udara
3). polusi di tempat kerja (bahan kimia, zat iritasi, gas
beracun).
3. MANIFESTASI KLINIS
1) Batuk bertambah berat
2) Produksi sputum bertambah
3) Sputum berubah warna
4) Sesak nafas bertambah berat
5) Bertambahnya keterbatasan aktifitas
6) Terdapat gagal nafas akut pada gagal nafas kronis
7) Penurunan kesadaran

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1). Pemeriksaan radiologi
2). Analisa darah lengkap
3). Ekg
4). Kultur sputum, untuk mengetahui
petogen penyebab infeksi.
5. penatalaksanaan

 Penatalaksanaan PPOK pada usia lanjut adalah


sebagai berikut:
1. Meniadakan faktor etiologi/presipitasi, misalnya
segera menghentikan merokok, menghindari
polusi udara.
2. Membersihkan sekresi bronkus dengan
pertolongan berbagai cara.
3. Memberantas infeksi dengan antimikroba.
4. Mengatasi bronkospasme dengan obat-obat
bronkodilator.
5. Penanganan terhadap komplikasi-komplikasi
yang timbul.
6. Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan.
1. Hipoxemia
2. Asidosis respiratory
3. Infeksi respiratory
6. Komplikasi
4. Gagal jantung
5. Cardiac disritmia
6. Status asmatikus
1. pengkajian

A. IDENTITAS PASIEN B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


1. Keluhan Utama : Sesak
Nama : TN. K
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang
Nama : Tn. T
dengan keluhan sesak nafas dan batuk
Alamat : Lamongan
dengan dahak berwarna kecoklatan sejak
Hub. Keluarga : Anak
kemarin, nafsu makan menurun.
kandung
Telepon : -
C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Penanggung jawab
1. Riwayat Penyakit Kronik dan Menular
biaya :
Tidak
Usia : 82 th
2. Riwayat Penyakit Alergi
Jenis kelamin : L
Tidak
Suku : Jawa
3. Riwayat Operasi
Agama : Islam
Tidak
Pendidikan : -
Pekerjaan : Petani
D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Alamat : Pucuk,
Tidak
Lamongan
PSIKOSOSIAL

Sosial/Interaksi : pasien dapat


berinteraksi dg baik PEMERIKSAAN FISIK
Konsep Diri : pasien dapat menerima 1. Kesan Umum : lemah
keadaannya 2. Tanda –tanda vital :
Spiritual : pasien berdoa agar cepat Tensi : 120/80 mmhg
sembuh Nadi : 90x/menit
Suhu : 37,8 C
Pola Kegiatan Sehari-Hari (D.Orem) Respirasi : 28 x/menit
Makan
Frekuensi 3. x/hari PENGKAJIAN PERSISTEM
Jenis nasi lemes (ROS)
Minum 1. Pernafasan
Frekuensi 6-7 x/hari Inspeksi :
Jenis air putih Bentuk Dada : Simetris
Eliminasi
BAK : 600 cc/ 8 jam 2. Pola Nafas
Warna : kuning a. Frekwensi Nafas : 28 x/menit
BAB : - x/hari Ireguler
Istirahat dan aktifitas
Tidur malam 6jam/hari 3. Gerakan Pernafasan
Jam 23.00 s/d 05.00 Intercostal
Kebiasaan merokok/alkohol/jamu:
merokok
PENUNJAN
G
No Jenis Periksa Hasil Pemeriksaan Normal
ELEKTROLIT ISE
1 Clorida Serum 92 94-111 meg/L
2 Kalium Serum 3,1 3,8-5,0 meq/l
3 Natrium Serum 130 136-144 meq/l
FAAL GINJAL
1 Serum Kreatinin 0,42 0,50-1,10
2 Urea 44 10-50 mg/dl
FAAL HATI
1 SGOT 32 <37 U/L
2 SGPT 28 <39 U/L
3 Albumin Darah 2.0 3,8-5,1 mg/dl
GLUKOSA DARAH
1 Glukosa Darah Acak 117 <200 mg/dl
HEMATOLOGI ANALYZER
1 Hemoglobin 13,2 L: 13,2-17,3 g/dl
2 Lekosit 19.830 L: 3.800-10.600 /ul
3 LED 58-62 10-20 /jam
THORAX
Kesimpulan : KP, bronchitis, congestive
pulmonum, dan pleural effuse kiri
minimal.
TERAPI

Nama Obat Dosis Kandungan Fungsi

Ceftriaxone 2x1000 mg Ceftriaxone HCl Antibiotik

Antrain 3x1000 mg Metamizole Na Analgesic

Omeprazole 2x40 mg Omeprazole sodium Mengurangi produksi asam


lambung. Mencegah dan
mengobati gangguan
pencernaan atau nyeri ulu
hati.

Kalnex 3x 250 mg Tranexamic acid Menghentikan kondisi


perdarahan
ANALISA DATA

NO TGL DATA ETIOLOGI MASALAH

1. 12 Ds : pasien mengatakan sesak Hipersekresi Ketidakefek


01 Do: pasien terlihat lemah
2018 I: RR 32x/menit ireguler,
mucus tifan pola
Adanya tarikan intercostae nafas
Tidak ada pernafasan cuping hidung Bronchitis
Tidak ada kemerahan pada epiglotis
P: Vokal fremitus sama kanan dan kiri
Tidak ada nyeri tekan/krepitasi Penumpukan
P: sonor diseluruh lapang paru kanan dan kiri, lender dan
atas kiri bawah redup sekresi
A: suara nafas vesikuler
Terdapat wheezing
berlebihan
Terpasang NRM 10 lpm
SPO2 : 86 % Merangsang
Hasil foto thorax PA: reflek batuk
Cor : besar, normal, aortic knob prominen
dengan elongasio aorta
Pulmo : tampak fibroinfiltrat di suorahiler
bilateral, vaskularisasi meningkat, hilus
menebal
Sinus costophrenicus kiri tumpul dan kanan
tajam
Tulang : kesan tampak skoliosis thorakalis
dengan konveksi tas ke kanan, dan soft tissue
kesan baik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
hipersekresi mukus
RENCANA KEPERAWATAN
No. Dx No NOC NIC
1 1 Respiratory status: ventilation 1. Observasi tanda-tanda vital
Setelah dilakukan tindakan 2. Observasi respirasi, status O2dan
keperawatan selama 3x8 jam saturasi oksigen
dharapkan pola nafas kembali efektif, 3. Berikan posisi orthopneic
dengan kriteria hasil: 4. Auskultasi suara nafas, catat adanya
1. Mendemonstrasikan batuk efektif suara tambahan
dan suara nafas yang bersih, tidak 5. Ajarkan cara batuk efektif
ada sianosis dan dispnea (mampu 6. Kolaborasi pemberian O2 sesuai
mengeluarkan sputum, mampu kebutuhan
bernafas dengan mudah)
2. Menunjukkan jalan nafas paten
(tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan dalam
rentang normal, tidak ada suara
nafas abnormal)
3. Tanda-tanda vital dalam batas
normal
Tgl/jam Dx. No Implementasi Paraf

11-01-18 1. Mengobservasi tanda-tanda vital


08.00 (TTV: TD : 120/80 mmhg, Nadi : 90 x/menit, Suhu : 37,8 C)
08.30 Do : suara nafas vesikuler dan wheezing
09.00 2. Mengobservasi respirasi, status O2 dan saturasi oksigen
10.00 5. Do : Respirasi : 32 x/menit, Adanya tarikan intercostae, Tidak ada
10.15 6. pernafasan cuping hidung, Tidak ada kemerahan pada epiglotis,
10.30 1. terpasang NRM 10 lpm
12-01-18 2. SPO2 : 86 %
08.00 3. Berikan posisi orthopneic
09.00 4. Ds:-
09.30 5. Do: Pasien kooperatif
09.40 6. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
10.00 7. Ds :-
12.00 1. Do : saat di auskultasi terdapat suara nafas tambahan (wheezing)
12.30 2. Kolaborasi pemberian terapi sesuai kebutuhan
14-01-18 3. Ds:-
08.00 4. Do: Nebulizer tiap 8 jam
08.15 5. Mengobservasi respirasi, status O2 dan saturasi oksigen
08.30 6. Ds: -
09.00 7. Do : Respirasi : 30 x/menit, terpasang NRM 10 lpm, SPO2 : 88 %
10.00 Mengobservasi tanda-tanda vital
11.00 (TTV: Tensi : 130/80 mmhg, Nadi : 88 x/menit, Suhu : 37,4 C)
13.30 Ds :-
Do : suara nafas vesikuler dan wheezing

Anda mungkin juga menyukai