kegagalan perfusi darah kejaringan, sehingga mengakibatkan gangguan metabolisme sel.(Agus purwandianto) Syok ringan : penurunan perfusi hanya pd jaringan dan organ non vital (kulit, lemak, otot rangka, dan tulang). Jaringan ini relatif dapat hidup lebih lama dengan perfusi rendah, tanpa adanya perubahan perfusi jaringan yg menetap (irreversibel). Kesadaran tidak terganggu, produksi urin normal atau hanya sedikit menurun, asidosis metabolik tidak ada atau ringan. Syok sedang : perfusi ke organ vital selain jantung dan otak menurun (hati, usus, ginjal). Organ-organ ini tidak dapat mentoleransi hipoperfusi lebih lama seperti pada lemak, kulit dan otot. Pd keadaan ini terdapat oliguri (urin kurang dari 0,5 mg/kg/jam) dan asidosis metabolik. Akan tetapi kesadaran relatif masih baik. Syok berat: perfusi ke jantung dan otak tidak adekuat. Mekanisme kompensasi syok beraksi untuk meyediakan aliran darah ke dua organ vital. Pada syok lanjut terjadi vasokontriksi di semua pembuluh darah lain. Terjadi uliguri dan asidosis berat, gangguan kesadaran dan tanda-tanda hipoksia jantumg (EKG abnormal, curah jantung menurun) Syok hipovolemik syok normovolemik : a. Syok kardiogenik b. Syok neurogenik (distributif) c. Syok Septik d. Syok anafilatik Adalah syok dengan volume plasma kurang. 1. Kehilangan plasma keluar tubuh : perdarahan, gastroenteritis, renal (DM,diabetes insipidus), kulit (luka bakar,keringat berlebihan). 2. Kehilangan cairan didalam ruang tubuh : patah tulang panggul atau iga, asites, ileus obstruktif, hemotoraks,hemoperitoneum. Adalah syok dg volume plasma normal. 1. Kardiogenik (koroner/non koroner) : infark jantung,payah jantung,aritmi. 2. Obstruksi aliran darah : emboli paru, tension pneumotorak, tamponade jantung, aneurisma aorta dissecans,intrakardiak. 3. Neurogenik : trauma/nyeri hebat (dislokasi sandi panggul,dilatasi servik uteri yg terlampau cepat, tarikan pd funikulus spermatikus, kandung empedu atau kardia lambung), obat- obatan (anestetik, barbiturat,fenotiazid),hipotensi ortostatik, lesi sum-sum tulang. a. Syok kardiogenik: kelainan jantung yang mendahului/ tidak bisa memompa didukung dengan pemeriksaan EKG. 1. Syok kardiogenik koroner: disebabkan oleh insufisiensi koroner atau infark jantung 2. Syok kardiogenik nonkoroner: disebabkan oleh payah jantung, miokarditis akut atau aritmi Syok neurogenik : merupakan tipe lain dari syok distributif yaitu terjadi akibat kehilangan atau supresi dari tonus simpatik. Kekurangan hantaran tonus simpatik menyebabkan penurunan perfusi jaringan dan inisiasi dari respon syok umum. (linda D. Urden, 2008) Syok septik: suatu bentuk syok yang menyebar dan vasogenik yang dicirikan oleh adanya penurunan daya tahan vaskular sistemik serta adanya penyebaran yang tidak normal dari volume vaskuler (Hudak dan Gallo) Syok anafilatik: biasanya terjadi setelah penyuntikan serum atau obat terhadap penderita yang sensitif selain tanda-tanda syok terdapat juga spasme bronkioli yg menyebabkan asfiksia dan sianosis. Sering didahului dg rasa nyeri kepala, gangguan penglihatan, urtikaria dan edema wajah, dan mual-mual. Gejala yang tampak: 1. Sistem jantung dan pembuluh darah: Hipotensi: sistolik <90 mmhgatau turun <30mmhg dari semula. Takikardi: denyut nadi >100/menit, kecil, lemah atau tak teraba Penurunan aliran darah koroner Penurunan aliran darah kulit : sianotik, dingin dan basah; pengisian kapiler yang lambat. 2. Sistem saluran nafas: Hiperventilasi akibat anoksi jaringan: penurunan venous rektum serta peninggian physiological dead space dalam paru. 3. Sistem Saraf Pusat: Akibat hipoksi terjadi peninggian permeabilitas kapiler yang menyebabkan edema serebri dengan gejala penurunan kesadaran. 4. Sistem saluran kemih: Oliguria (diuresis <30ml/jam, dapat berlanjut menjadi anuri, uremi akibat payah ginjal akut. 5. Perubahan biokimiawi (pd syok lama dan berat) Asidosis metabolik akibat anoksi jaringan dan jaringan fungsi ginjal. Hiponatremi dan hiperkalemi hiperglikemi Perdarahan (syok hipovolemik) Dehidrasi (syok hipovolemik) Serangan jantung (syok kardiogenik) Gagal jantung (syok kardiogenik) Trauma atau cedera berat Infeksi (syok septik) Reaksi alergi (syok anafilatik) Cedera tulang belakang (syok neurologik) Sindroma syok toksik SIRS dapat terjadi bila syok tidak ditangani Kerusakan ginjal Ulserasi akibat stres Stadium Plasma yg Hilang Gejala Presyok (compesated) 10-15% ±750 ml Pusing, takikardi ringan sistolik 90-100 mmhg Ringan (compesated) 20-25% 1000-1200 Gelisah, keringat ml dingin, haus, diuresis berkurang takikardi >100/menit sistolik 70-80 mmhg Sedang (reversibel) 30-35% 1500-1750 Gelisah, pucat, dingin, ml oliguri takikardi >100/menit sistolik 70-80 mmhg. Berat (ireversibel) 35-50% 1750-2250 Pucat, sianotik, dingin, ml takipnea, anuri, kolaps pembuluh darah. Takikardi/tak teraba pengobatan syok hipovolemik Vasodialtor : 1. Isoproterenol (isuprel) - Dosis 2mg dalam 500ml glukosa 5-10% - Untuk mempertahankan tekanan sistolik disekitar 60mmhg. - Tdk dpt diberikan bila frekuensi jantung >120/mnt atau diketahui mempunyai kelainan jantung karena mempunyai efek memperbesar kebutuhan oksigen jantung & mempertinggi iritabilitas miokardium. - Hentikan pengobatan jk frekuensi jantung >150/mnt atau aritmik 2. Dopamin - Dosis 200mg dalam 250ml glukosa 5-10% - Jumlah tetesan mula-mula 2 mcg/kgbb/mnt, kemudian disesuaikan dg tekanan darah. - Dapat digunakan sebagai pengganti isoproterenol 3. Alpha adrenergic blockers - Fenoksibenzamin (dibenzylin) - 1mg/kgbb dalam 250-500 ml glukosa 5% atau NACL 0,9% per drip Pengobatan syok normovolemik a. Syok kardiogenik 1. Syok kardiogenik koroner (o/ insufisiensi koroner/ infark jantung) 2. Syok kardiogenik nonkoroner (payah jantung, miokarditis akut atau aritmi) - norepinefrin 2mg dalam 500ml glukosa 5% perdrip dg tetesan disesuaikan dg tekanan darah (max 48 mcg/mnt) - - isoproterenol pd syok kardiogenik non koroner dg frekuensi denyut jantung 120/mnt b. Syok neurogenik (vaso-vagal syncope) - Penderita segera dibaringkan dg kepala lebih rendah terdapat bradikardi - Beri analgetik untuk menghilangkan penyebab - Pd lesi tulang beri kortikosteroid u/ mencegah edema sumsum tulang. c. Syok septik terapi cairan Antibiotik (sebelum ada kultur darah) - Prokain penisilin 50.000/kgbb/hari im - Ampisilin 4-6x1 gram/hari iv selama 7-10 hari - Metisilin 4-6x1 gr/hari iv selama 7-14 hari Antibiotik (jika kultur daraj ada) - Sefalotin 1-2gr tiap 4-6jam. Dilarutkan dlm 50-100ml cairan diberikan perdrip dlm 20-30 mnt untuk menghindari flebitis. Kloramfenikol: 6x0,5gr/hari iv. Klindamisin : 4x0,5gr/hari iv d. Syok anafilatik: -hentikan kontak dg alergen -perhatikan ttv dan jalan nafas: lakukan resusitasi dan pemberian oksigen -Epinefrin 1/1000 0,5-1ml sk/mi dpt diulang 5-10 mnt kemudian Diagnosa : syok hipovolemik b.d perdarahan yang berlebih Intervensi - Monitor keadaan umum - Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam sekali - Kolaborasi pemberian cairan intravena Terima Kasih kedaruratan medik pedoman penatalaksanaan praktis Keperawatan kritis pendekatan holistik volume 11