Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TEK154105
YANU PRAPTO S
TEKNIK ELEKTRO UNUD
1
SUBPOKOK BAHASAN
2
- Daya dan Rugi-rugi daya pada mesin arus searah
- Efisiensi pada mesin Arus Searah
• Generator Arus Searah
- Prinsip kerja generator arus searah Shunt, Seri, Kompon
- Konstruksi generator arus searah
- Karakteristik operasi generator arus searah
- Perhitungan tegangan, arus, daya dan efisiensi
- Pengaturan tegangan
- Kerja Paralel generator arus searah
3
• Motor Arus Searah
- Prinsip kerja motor arus searah Shunt, Seri, Kompon
- Konstruksi motor arus searah
- Karakteristik operasi
- Perhitungan tegangan arus, daya, torsi, kecepatan
dan efisiensi motor arus searah
- Starting, pengaturan kecepatan motor arus searah
dan pengereman
4
DAFTAR PUSTAKA
7
TEORI UMUM MESIN MESIN
LISTRIK
1. Pengertian Mesin Listrik
• Mesin listrik merupakan mesin yang bekerja berdasarkan
pada kaidah medan elektrik dan medan magnetik.
• Mesin listrik menurut gerakannya dibagi menjadi dua
kelompok, yang pertama adalah mesin listrik statis dan
yang kedua mesin listrik dinamis.
• Mesin listrik dinamik selanjutnya disebut mesin, menurut
jenis arusnya dibagi menjadi dua bagian yaitu : mesin arus
searah dan mesin arus bolak-balik.
8
• Mesin Arus Searah (MAS) dibagi dalam beberapa tipe
sesuai dengan cara penguatannya,
a. MAS penguatan terpisah/luar/bebas
b. MAS penguatan sendiri
• MAS penguatan sendiri terdiri dari
a. MAS pengutan seri
b. MAS penguatan shunt
c MAS penguatan kompon
9
• Mesin arus bolak-balik menurut sinkronisasi antara kecepatan
berputar medan jangkar dengan kecepatan berputar medan
utama dibagi dalam dua tipe :
a. Mesin Sinkron
b. Mesin Asinkron/Induksi
• Mesin-mesin tersebut diatas apabila dilihat dari masukan dan
keluaran energinya dikelompokkan dalam dua bagian,
• Bagian yang pertama adalah generator yang merupakan
alat yang mengkonversi energi mekanik menjadi energi
listrik.
• Bagian yang kedua adalah motor yang merupakan alat
yang dapat mengkonversi energi listrik menjadi energi
mekanik.
10
2. Keseragaman Mesin-mesin Listrik
A. Keseragaman dalam konstruksi dan prinsip
11
B. Keseragaman lainnya, (bagi mesin-mesin listrik
dinamis)
1. Stator (bagian mesin yang diam)
2. Rotor (bagian mesin yang berputar)
3. Celah-celah udara (ruang antara stator dan
rotor)
4. Alur-alur dan gigi (tempat kumparan pada
stator dan rotor)
5. Bagian-bagian mekanis, sumbu dan bantalan
12
C. Kejadian-kejadian yang terdapat pada setiap mesin
listrik.
13
7. Aliran arus dalam kumparan
8. Pembentukan kuat kopel karena reaktansi dari arus
pada medan
9. Timbulnya Reaktansi bocor oleh arus, menyebabkan
rugi-rugi tegangan yang tidak dikehendaki.
14
3. Analisis Dasar dari Mesin-mesin Listrik.
A. Cara Analisis.
Ada tiga cara analisis yaitu :
1. Persamaan Umum untuk tegangan, arus, kopel, daya,
gerak
2. Vektor diagram yang melukiskan hubungan grafis antara
waktu dan ruangan dari macam-macam satuan listrik
3. Rangkaian Ekivalen, melukiskan hubungan/ karakteristik-
karakteristik listrik dari mesin sebenarnya, untuk
memudahkan analisis mesin-mesin listrik.
15
B. Analisis lengkap dari mesin-mesin listrik, meliputi,
16
• Ketiganya ada hubungan satu sama lain menurut Hukum-
hukum Teori Elektro magnetik yang berdasarkan 4 hukum
dasar yaitu :
17
4. Konvensi dan tanda-tanda variabel dalam mesin listrik
a. Arus : - positip bila arahnya menuju mesin
- negatip bila arahnya meninggalkan
mesin
18
b.Tegangan : - positip bila menyebabkan arus positip
19
e. Torsi : - positip bila searah dengan arah
putaran positip
- negatip bila berlawanan arah dengan
putaran positip
Te + Te -
r
r
21
energi
energi tersimpan
input dalam mesin
rugi energi
berupa panas
22
Energi Input berupa
- energi elektris (Wei) : positif untuk motor
negatif untuk generator
Persamaan daya :
d d d d
Pei + Pmi = Wf + Wj + Wle + Wlm
dt dt dt dt (1.2)
dimana :
Pei dan Pmi adalah masing-masing daya input elektris dan
mekanik
d
W Ple adalah rugi-rugi daya elektris
dt le
d adalah daya rugi-rugi mekanik
Wlm Plm
dt
24
• Bila Pe (Pei Ple ) adalah daya elektro magnetic
d d
Pe + Pm = Wf + Wj (1.3)
dt dt
25
d
Wf 0
dt
d
W =0
dt j
Sehingga Pe + Pm = 0 (1.4)
26
KONSEP DASAR MESIN-MESIN LISTRIK
28
1.3. Proses Komutasi.
29
20 A 20 A 20 A
A B C
a b c
40 A
Keterangan gambar
• Jangkar dinyatakan berputar kekanan.
• Pada saat ini arah arus pada kumparaan A dan B
kekanan sedang pada C kekiri 30
20 A 0 20 A
A B C
a b c
40 A
Keterangan gambar
• Arus pada kumparan B = 0, karena kumparan B
dihubungkan singkat oleh segmen komutator.
• Arah arus dari kumparan dari gulungan A dan C masih
kekanan dan kekiri. 31
20 A 20 A 20 A
A B C
a b c
40 A
Keterangan gambar
• Pada kedudukan ini arah arus pada kumparan B sudah
berbalik kekiri.
32
• Adanya perubahan arus yang berbalik arah dalam
kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnit
akan menghasilkan tegangan induksi (ggl) dengan
bentuk gelombang seperti ditunjukkan pada gambar
1.3,
35
• Dengan memasukkan harga N tsb kedalam
persamaan 1.7, diperoleh
PCa
Ea m (1.8)
2m
PCa
• Bila Ka merupakan besaran yang besarnya
2 m
tergantung oleh rancangan lilitan, sehingga
Ea Ka m (1.9)
36
DAYA DAN RUGI-RUGI DAYA PADA
MESIN ARUS SEARAH.
37
A. Rugi-rugi daya yang terjadi pada mesin dc adalah :
38
dimana : If = arus medan
Rf = tahanan medan
41
Gambar 1.4.a. Diagram aliran daya generator dc
42
Gambar 1.4.b. Diagram aliran daya motor dc
43
• Dalam gambar terlihat daya input mekanik mesin dc setelah
mengalami rugi-rugi stray, rugi-rugi mekanik dan rugi-rugi
inti, daya yang tersisa selanjutnya dirubah menjadi daya
listrik Pconv.
• Daya mekanik yang dirubah dinyatakan dengan persamaan
Pconv indm (1.18)
• Sedangkan daya listrik yang dihasilkan dinyatakan
dengan persamaan :
Pconv EaIa (1.19)
• Daya ini bukanlah daya yang keluar dari terminal mesin.
Sebelum keluar dari terminal mesin terlebih dahulu
mengalami rugi-rugi daya listrik (I2 R) dan rugi-rugi pada
sikat.
44
C. Effisiensi maksimum
– Rugi-rugi tembaga pada jangkar merupakan variable
losses dan rugi-rugi lainnya merupakan rugi-rugi yang
tetap, Pconstan
Pa I Ra
2
L
(1.21)
45
– Effisiensi generator,
V.IL
V.IL Pcons tan IL2Ra (1.22)
– Effisiensi maksimum
d Pcons tan IL
dIL VI V Ra 0
L t
Pcons tan Ra Ra P
0 maka cons tan
Vt IL 2
Vt Vt Vt IL2
atau
IL2R a = Pcons tan (1.23)
46
• Jika rugi-rugi pada jangkar adalah rugi-rugi yang variabel,
maka effisiensi akan maksimum bila variable losses sama
dengan rugi-rugi yang tetap.
• Arus beban pada effisiensi maksimum adalah :
Pcons tan
IL (1.24)
Ra
47
Regulasi Tegangan
Regulasi (pengaturan tegangan adalah perubahan
tegangan ketika beban berkurang dari harga ratednya
menjadi nol.
VNL VFL
VR
VFL
x100% (1.25)
48
Torsi Pada Motor DC
49
W Fxjarak
(1.26)
W F2r
W Fx2rxn Fxrx2xxn
W Ta 2xn Ta m
W Ta 2xN / 60 (1.27)
• dimana : W = kerja yang dilakukan oleh kumparan jangkar
F = gaya (Newton)
r = jari-jari jangkar
N = putaran jangkar (rpm = rotasi per-menit)
50
n = putaran jangkar (rpd = rotasi per detik)
Ta = torsi jangkar (Nm) = F x r
m = kec. putar mekanik (rpd) = 2n
1 Ea Ia
Ta (1.30)
2 n
dimana : Ta = torsi jangkar (Nm) 51
1
Oleh karena Ea = K dΦn , maka Ta = K dΦIa
2π
atau ditulis
Ta = kΦIa (1.31)
52
GENERATOR ARUS SEARAH.
2.1. Pengertian.
Generator dc adalah suatu peralatan yang berfungsi
mengubah energi primer putaran menjadi energi listrik
arus searah (dc).
2.2. Konstruksi.
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan
magnet permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan
digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi,
penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta
bagian rotor.
53
Konstruksi Generator dc secara umum terdiri dari :
- Stator, yaitu bagian dari generator yang diam
54
• Stator, terdiri dari
1. Gandar/rumah yang terbuat dari besi tuang
2. Kutub, terdiri dari
a. Inti, terbuat dari besi lunak atau baja silicon
b. Sepatu kutub, terbuat dari besi lunak atau
baja silicon
c. Lilitan/belitan/kumparan, terbuat dari
tembaga
• Rotor (jangkar), terdiri dari
a. Inti, terbuat dari bahan yang sama dengan inti kutub
b. Belitan, terbuat dari tembaga
c. Komutator, terbuat dari tembaga
d. Sikat, terbuat dari karbon
55
Gambar 2.1. Konstruksi jangkar generator dc
56
• Macam-macam belitan jangkar :
Pada dasarnya ada dua macam belitan jangkar yaitu :
• Belitan gelung (lap winding)
• Belitan gelombang (wave winding)
• Perbedaan kedua macam belitan tersebut adalah
terletak pada hubungan ujung kumparan dengan
komutator.
• Pada belitan gelung tunggal, ujung-ujung kumparan
dihubungkan pada segmen komutator yang berdekatan,
sedang pada belitan gelombang tunggal ujung- ujung
kumparan dihubungkan pada segmen komutator
dengan jarak mendekati 3600.
57
(a) (b)
62
• Bila selanjutnya konduktor tersebut dihubungkan dengan
beban (berupa tahanan) akan mengalir arus yang menjauhi
kita.
Ea = k dΦn (2.2)
• dimana : kd = konstanta
= fluks (weber)
n = putaran (rpm)
63
MACAM-MACAM PENGUATAN
PADA GENERATOR ARUS SEARAH.
Vf IfRf (2.3)
Ea kdn (2.5)
66
• Persamaan arus :
Ia = IL (2.6)
• Persamaan daya :
Daya output, Pout = Vt IL (2.7)
67
If = arus medan (Ampere)
Ra = tahanan kumparan rotor (Ohm)
Vsi = rugi-rugi tegangan pada sikat (volt)
Pout = daya output (watt)
B. Generator dc berpenguatan sendiri.
Umumnya generator-generator ini dibuat sedemikian rupa
agar dapat memberikan penguatan sendiri.
Sebelum dapat bekerja dengan penguatan sendiri biasanya
kutub-kutub magnit harus diberi arus penguat untuk
mendapatkan remenensi magnit (magnit sisa) dari suatu
sumber lain.
68
Sisa magnit kecil ini membangkitkan tegangan pada jangkar
yang selanjutnya dikembalikan lagi ke belitan medan untuk
memperkuat medan magnitnya, sehingga dengan demikian
tegangan yang dibangkitkan dalam jangkar akan lebih
besar.
Demikian seterusnya sampai diperoleh tegangan yang
cukup.
Ditinjau dari cara menghubungkan lilitan-lilitan medan
dengan jangkar dan rangkaian luar atau jala-jala generator
jenis ini dibagi menjadi :
1. Generator shunt
2. Generator seri
3. Generator kompon
69
GENERATOR DC SHUNT.
Ea Vt IaRa (2.9)
• Persamaan arus :
Ia Ish IL
(2.10)
Persamaan daya :
Pa Ea Ia (2.11)
72
GENERATOR DC SERI.
Ea Vt Ia (Ra Rse )
(2.14)
• Persamaan arus :
Ia Ise IL (2,15)
• Persamaan daya :
(2.16)
Pout VtIL
Pa Ea Ia
(2.17)
75
GENERATOR DC KOMPON.
76
Gambar 2.8. Generator kompon panjang
77
• Persamaan tegangan :
Ea Vt IaRa Ise Rse Vsi (2.18)
• Persamaan daya
Pout VtIL (2.22)
Pa EaIa (2.23)
78
2. Generator kompon pendek
Generator kompon dimana kumparan medan serinya
dipasang pada rangkaian beban
• Persamaan arus :
Ia Ish IL (2.25)
Ise IL (2.26)
Vt ILRse (2.27)
Ish
Rsh
• Persamaan daya :
Pout VtIL
(2.28)
Pa Ea Ia (2.29)
80
MEDAN JANGKAR DAN REAKSI JANGKAR.
81
Gambar 2.10 a). Distribusi fluksi kutub utama (p)
ketika kutub utama diberi penguatan
82
Gambar 2.10 b). Distribusi fluksi jangkar (a) ketika kumparan
jangkar dilalui arus.Pada saat generator dibebani,
akan timbul arus jangkar. Arus jangkar ini akan
menyebabkan timbulnya fluksi a
83
Gambar 2.10 c.Resultante fluksi medan utama (p) dengan fluksi medan
jangkar (a) akan menghasilkan resultante yang arahnya
bergeser dari arah medan utama dengan sendirinya garis
netral juga ikut bergeser.
84
Gambar 2.10 d. Pada beban nol daerah netral magnetik tegak lurus
OB yaitu garis OA. Pada keadaan dibebani, arus
jangkar menimbulkan a searah dengan OA. res
letaknya searah dengan OC
85
• Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan
medan jangkar ini disebut reaksi jangkar.
• Reaksi jangkar ini mengakibatkan medan utama tidak tegak
lurus pada garis netral n, tetapi bergeser sebesar sudut α.
Dengan kata lain, garis netral akan bergeser.
• Pergeseran garis netral akan melemahkan tegangan
nominal generator.
• Makin besar beban maka makin besar pula reaksi jangkar.
• Akibat-akibat buruk reaksi jangkar :
– Terjadi distorsi medan
– Terjadi loncatan bunga api karena bertambah besarnya
tegangan antara lamel-lamel
– Terjadi “ Demagnetisasi”
– Pada tiap perubahan beban daerah netral magnetik
tergeser
86
- Timbul ggl induksi sendiri yang menentang komutasi
arus selama saat-saat hubung pendek, kumparan yang
berkomutasi.
• Untuk mengembalikan garis netral ke posisi awal,
dipasangkan medan magnet bantu (interpole atau kutub
bantu) dan kutub kompensasi,seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.11.(a).
• Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran
fisiknya lebih kecil dari kutub utama. Dengan bergesernya
garis netral, maka sikat yang diletakkan pada permukaan
komutator dan tepat terletak pada garis netral n juga akan
bergeser.
87
Gambar 2.11 Generator dengan Kutub Bantu (a) dan
Generator Kutub Utama, Kutub Bantu, Belitan
Kompensasi (b).
88
• Jika sikat dipertahankan pada posisi semula (garis netral), maka
akan timbul percikan bunga api, dan ini sangat berpotensi
menimbulkan kebakaran atau bahaya lainnya. Oleh karena itu,
sikat juga harus digeser sesuai dengan pergeseran garis netral.
Bila sikat tidak digeser maka komutasi akan jelek, sebab sikat
terhubung dengan penghantar yang mengandung tegangan.
• Medan magnet kompensasi dipasangkan pada kaki kutub utama
baik pada lilitan kutub utara maupun kutub selatan, seperti
ditunjukkan pada gambar 2.11 (a) dan (b), generator dengan
komutator dan lilitan kompensasinya.
89
KARAKTERISTIK GENERATOR DC.
90
IL = 0
n = konstan
n = konstan
beban konstan
91
3. Karakteristik luar menggambarkan hubungan antara
tegangan terminal dan arus beban pada tahanan medan
dan putaran yang konstan
Vt f(IL ) (2.31)
Rf = konstan
n = kontan
92
KARAKTERISTIK GENERATOR DC
BERPENGUATAN BEBAS.
95
Gambar 2.13 Gambar 2.14
Karakteristik berbeban Karakteristik luar
generator dc generator dc
96
• Kurva ini memperhitungkan pengaruh demagnetisasi dari
reaksi jangkar dan drop tegangan yang praktis tidak ada pada
keadaan beban nol.
• Kurva gambar 2.12 digambarkan kembali pada gambar 2.13.
Bila generator dibebani, maka tegangan akan turun karena
pengaruh demagnetisasi dari reaksi jangkar.
Untuk memperoleh tegangan yang konstan dan ggl yang sama
seperti pada keadaan tanpa beban penguatan harus ditambah
dengan ac = bd.
• Titik d pada garis LS menyatakan hubungan antara tegangan
Ea yang dihasilkan pada keadaan berbeban dan arus
penguatan medan. Garis LS sejajar dengan garis ob.
• Tegangan terminal Vt lebih kecil dibandingkan dengan ggl
yang dihasilkan Ea, sebesar Ia Ra. Garis vertikal de = Ia Ra
97
3. Karakteristik Luar
98
• Kurva II yang digambar dengan cara ini disebut sebagai
karakteristik dalam. Garis lurus Oa menyatakan drop
tegangan Ia Ra untuk arus jangkar yang berbeda.
99
KARAKTERISTIK GENERATOR DC
BERPENGUATAN SENDIRI.
A. Generator shunt
1. Karakteristik tanpa beban (beban nol)
Karakteristik tanpa beban dari generator shunt hampir
sama dengan karakteristik generator berpenguatan
bebas.
Pada generator penguatan sendiri, generator itu sendiri
lah yang membangkitkan arus penguat medan magnit,
seperti ditunjukkan pada gambar 2.15.
100
(a) (b)
102
Gambar 2.16.
103
• Untuk Rsh yang konstan, maka grafik merupakan garis
lurus melalui titik O.
• Bagi Rsh yang diketahui garis OP merupakan grafik tsb.
• Pada Ish = 0, sisa magnit telah membangkitkan ggl Or. Ggl
ini menimbulkan arus medan, Ish = Oa yang menyebabkan
ggl naik lagi sampai Os.
Hal ini berlangsung sampai tercapai titik P pada
karakteristik beban nol.
2. Karakteristik berbeban.
Karakteristik berbeban generator shunt sama dengan
karakteristik berbeban generator berpenguatan terpisah.
104
3. Karakteristik luar
105
• Karakteristik yang lebih atas letaknya adalah ada generator
berpenguatan terpisah. Karaktersitik pada generator shunt
lebih cepat membelok kearah bawah, karena pada generator
berpenguatan terpisah arus medannya tetap sedangkan
pada generator shunt arus medannya berkurang dengan
berkurangnya Vt. Bila tahanan rangkaian luar diperkecil
terus, maka pada saat Vt berkurang sedemikian hingga arus
medan juga berkurang dan Vt akan mengecil dan akhirnya
diperoleh titik b1.
• Dititik ini keadaan kritis, dengan tidak merubah tahanan
luarpun Vt akan turun karena arus medan kecil, sehingga
Ia = Vt/Rsh juga berkurang sehingga diperoleh harga Ia =Oa,
yang disebut sebagai arus hubung singkat.
Arus ini dibangkitkan oleh magnit remenensi. 106
B. Generator seri
1. Karakteristik tanpa beban (beban nol)
Pada generator seri arus jangkar, arus medan dan arus
beban adalah sama. Pada keadaan tanpa beban, arus
medan sama dengan nol, sehingga karakteristik tanpa
beban generator seri tidak dapat dibuat.
2. Karakteristik berbeban.
Karakteristik berbeban dari generator seri juga tidak dapat
dibuat, karena arus beban dan arus medan tidak dapat
diubah secara terpisah.
3. Karakteristik luar.
Oleh karena arus beban juga merupakan arus medan,
maka karakteristik generator seri akan serupa dengan
karakteristik beban nol.
107
• Sebagai akibat adanya reaksi jangkar dan kerugian
tegangan (drop tegangan) dalam lilitan jangkar dan lilitan
medan, karakteristik luar berada dibawah karakteristik
beban nol.
• Dalam daerah jenuh, bertambahnya ggl yang disebabkan
oleh bertambahnya arus medan tak lagi dapat mengimbangi
berkurangnya tegangan akibat reaksi jangkar dan kerugian
tegangan.
• Oleh karena itu karakteristik luar akan selalu bertambah
menyimpang dari karakteristik beban nol dan akan
membelok ke sumbu Ia .
• Gambar berikut, menggambarkan karakteristik beban nol
(dibuat pada penguatan terpisah) dan karakteristik luar dari
108
generator seri.
Gambar 2.18. Karakteristik luar generator seri
109
C. Generator Kompon.
1. Karakteristik tanpa beban (beban nol).
Karakteristik tanpa beban dari generator kompon adalah
sama dengan karakteristik tanpa beban generator shunt,
karena pada beban nol lilitan medan seri tak berarus.
Atau pada beban nol ini pada generator shunt arusnya
kecil sekali sehingga pengaruhnya pada belitan shunt
dapat diabaikan.
Jadi karakteristik tanpa beban untuk generator kompon
adalah sama seperti pada generator shunt.
2. Karakteristik berbeban.
Bentuk karakteristik berbeban generator kompon sama
dengan karakteristik generator shunt, hanya saja
letaknya lebih tinggi, karena pengaruh belitan serinya.
110
Gambar 2.19. Karakteristik berbeban generator kompon
111
• Bagi ggl = Or, diperlukan arus medan sebesar Oa. Untuk
mengimbangi reaksi jangkar arus medan diperkuat
(ditambah) dengan ab. Dengan adanya belitan seri, arus
medan diperkecil dengan sp, sisanya On adalah
merupakan arus shunt.
• Bila kerugian tegangan dimisalkan sama dengan pq,
maka q merupakan titik karakteristik beban.
• Dimisalkan mq tidak berubah, maka titik-titik karakteristik
lainnya dapat ditentukan dengan menggeserkan garis
mq sejajar sedemikian sehingga titik m tetap pada
karakteristik beban nol dan titik q merupakan
karakteristik titik-titik beban.
112
3. Karakteristik luar.
– Belitan seri memperkuat mesin sebanding dengan
beban. Bila jumlah belitan seri cukup untuk
mengimbangi pengaruh reaksi jangkar, ggl
bertambah sebanding dengan penurunan Ia Ra . Oleh
karena itu tegangan generator kompon hampir selalu
tetap (garis lengkung I). Generator semacam ini
disebut sebagai generator kompon rata (flat).
– Bila belitan seri cukup banyaknya, maka bila beban
bertambah tegangan jepit akan naik , (garis lengkung
II). Generator semacam ini disebut sebagai
generator kompon kelebihan (over)
113
Gambar 2.20. Karakteristik luar generator kompon
115
A. Kerja paralel generator shunt
116
• Generator 1 terhubung paralel dengan bus-bar dan
mensuplai beberapa beban.
• Untuk memparalel generator 2 ada beberapa hal yang harus
diperhatikan.
Pertama-tama jangkar generator 2 diputar dengan
menggunakan prime mover mendekati putaran nominalnya
dan switch S2 ditutup dengan meletakkan voltmeter V paralel
dengan switch S1 yang terbuka. Eksitasi dari generator 2
diatur sampai V terbaca nol, ini berarti tegangan terminal
generator 2 sama dengan tegangan generator 1 atau
tegangan jala-jala.
• Selanjutnya switch S1 ditutup generator 2 sudah paralel
dengan jala-jala.
• Pada keadaan ini generator 2 belum memberikan arus pada
beban karena ggl yang diinduksikan sama dengan tegangan
bus-bar jadi tidak dapat mengalirkan arus pada dua bagian
yang mempunyai potensial yang sama. 117
• Bila beban jala-jala tetap, maka agar generator 2 dapat
menanggung sebagian dari beban jala-jala generator 1,
maka dengan mengecilkan tahanan pengatur shunt
generator 2 diperoleh ggl yang lebih besar, sementara itu
ggl generator1 dikecilkan dengan mengatur tahanan
pengatur shunt, sehingga arus generator 2 menjadi lebih
besar dan arus generator 1 menjadi lebih kecil.
• Jadi dengan pengatur shunt itu beban jala-jala dapat
dibagikan kepada generator-generator menurut kemauan
kita.
• Disamping dengan pengatur shunt, pengaturan dapat pula
dilakukan dengan mengatur putaran dari kedua generator
tsb. Dari persamaan E = kn bila konstan maka E n.
118
B. Kerja paralel generator seri
123
– Sekarang kenaikan arus ini sebagian melalui belitan
seri generator 1 dan sebagian lagi melalui hantaran
penyamaan (equalizer bar) terus ke belitan seri
generator 2, sehingga generator 1 tidak kelebihan
beban lagi.
124
SOAL-SOAL GENERATOR DC
125
• Penyelesaian :
pada daerah Linier Ea~ If
a. Ea1 Ea 2
I f1 If2
Ea 2 I f 1 150 x 2
If2 2,5 A
Ea1 120
3 1200
b. Ea 120 144V
2 1500
126
2. Sebuah Generator DC Shunt mempunyai arus beban
195 A dan tegangan beban 250 V.
Mempunyai tahanan jangkar dan tahanan medan
masing-masing 0,02 Ohm dan 50 Ohm.
Rugi-rugi inti dan rugi-rugi gesekan adalah 900 W
Tentukan :
a. GGl pada jangkar bila rugi-rugi sikat
diabaikan
b. Rugi-rugi tembaga total
c. Daya input
d. Effisiensi
127
Penyelesaian :
a. Ea = Vt +Ia Ra +Vsi
Ia = IL + Ish
Ish = Vt/Rsh = 250V/50 Ohm = 5 A
Ia = (195 + 5) A = 200 A
Ea = (250 +200 x 0,02 + 0) = 254 V
Pout
η= x100%
Pin
48.750
= x100% = 94,3%
51.700
129
3. Sebuah generator kompon panjang memberi tegangan 240 V
pada keluaran beban penuh 100 A. Tahanan dari masing-
masing belitan mesin adalah belitan jangkar 0,10 Ohm,
belitan medan seri 0,02 Ohm, belitan medan shunt 100 Ohm.
Rugi besi pada beban penuh 1000 Watt, rugi-rugi angin dan
gesekan total 500 Watt.
Tentukan effisiensi beban penuh dari generator.
Penyelesaian :
Pout = Vt IL = (240 x 100) Watt = 24000 Watt
Ish = (240/100) A = 2,4 A
Ia = Ise = (100 + 2,4) A = 102,4 A
Belitan total pada jangkar = (0,10 + 0,02) Ohm = 0,12 Ohm
130
Rugi-rugi tembaga pada belitan jangkar
= (102,4)2 (0,12) = 1258,29 Watt
Rugi-rugi tembaga pada belitan medan
= (2,4)2 (100) = 576 Watt
Rugi-rugi besi = 1000 Watt
Rugi-rugi gesekan dan angin = 500 Watt
Rugi-rugi total = (1258.29 + 576 + 1000 + 500)
= 3334,29 Watt
Jadi Effisiensi, = (24000)/(24000 + 3334,29) x
100 %
= 87,8 %
131
4. Sebuah generator shunt yang berputar dengan kecepatan 300
rpm, mempunyai data- data sbb,
Arus medan (A) : 0 2 3 4 5 6 7
Tegangan : 7,5 92 132 162 183 190 212
jangkar (V)
Gambarkan karakteristik beban nol (tanpa beban) pada
kecepatan 375 rpm dan tahanan medan 40 Ohm.
a. Tentukan harga tahanan yang harus ditambahkan
pada belitan medan untuk mengurangi tegangan
menjadi 200 V pada kecepatan 375 rpm
b. Tanpa menambahkan tahanan, tentukan arus beban
yang disuplai oleh generator jika tegangan terminal
200 V.
132
Abaikan pengaruh reaksi jangkar dan asumsikan kecepatan
generator konstan tahanan jangkar adalah 0,4 Ohm.
Penyelesaian :
Tegangan (emf) induksi akan bertambah sebanding
dengan perbandingan 375/300, sehingga, menjadi :
Arus medan (A) : 0 2 3 4 5 6 7
Tegangan : 9,4 115 165 202,5 228,8 248,8 265
jangkar (V)
Dengan memplot Tegangan jangkar sebagai fungsi arus
medan diatas diperoleh karakteristik beban nol sbb,
133
134
a. Dari gambar karakteristik diatas, diperoleh untuk tegangan
200 V, diperoleh arus medan 3,8 A, sehingga tahanan
medan (Rsh) dapat diperoleh :
Rsh = (200/3,8) Ohm = 52,6 Ohm
Jadi harga tahanan yang harus disisipkan adalah :
Rsisipan = (52,6 – 40) Ohm = 12,6 Ohm
b. Tanpa menambahkan tahanan, arus medan
= (200/40) A = 5 A
Tegangan (emf) pada arus medan 5 A = 228,8 V
Ea = Vt + Ia Ra
Ia Ra = (228,8 – 200) V = 28,8 V
Ia = (28,8/0,4) = 72 A
Arus beban, IL = (72 – 5) = 67 A
135
5. Dua buah generator shunt, bekerja paralel dan
memberikan arus ke beban sebesar 800 A. Kedua
generator tsb masing-masing mempunyai tahanan jangkar
0,02 Ohm dan tahanan medan 50 Ohm. Emf induksi
masing-masing 220 V dan 210 V.
Tentukan tegangan bus bar dan daya output dari masing-
masing generator tsb.
136
Penyelesaian :
Ea1 = Vt + Ia1 Ra1
Ea2 = Vt + Ia2 Ra2
Ia = IL + Ish
Ish = Vt/50
137
Persamaan (i)–persamaan (ii) 10 = 0,02 (IL1 – IL2)
IL1 – IL2 = 500
IL1 + IL2 = 800
IL1 = 650 A
IL2 = 150 A
3.1.Pengertian.
139
3.2. Prinsip Kerja.
• Kalau sebuah kawat yang sudah dialiri arus diletakkan antara
dua buah kutub magnit (utara – selatan), maka pada kawat
itu akan bekerja suatu gaya yang menggerakkan kawat itu.
• Arah gerak kawat itu dapat ditentukan dengan kaidah tangan
kiri dimana bila tangan kiri dibuka diletakkan diantara dua
kutub, sehingga gaya keluar dari kutub utara menembus
telapak tangan kiri dan arus didalam kawat mengalir searah
dengan arah jari-jari, maka kawat itu akan mendapatkan gaya
yang arahnya sesuai dengan arah ibu jari (lihat gambar 3.1.)
140
Gambar 3.1. Kaidah tangan kiri
141
• Besarnya gaya tersebut dapat ditentukan dengan
persamaan :
F = BIl Newton (3.1)
dimana : B = kerapatan flux (Weber)
I = arus listrik yang mengalir (Ampere)
l = panjang konduktor (meter)
143
• Putaran jangkar akan menghasilkan ggl lawan Ea yang
berlawanan dengan tegangan sumber. Tegangan sumber
menghasilkan arus Ia yang juga berlawanan dengan Ea.
• Daya yang dihasilkan untuk menanggulangi arah yang
berlawanan adalah Ea Ia yang disebut sebagai daya
mekanik (Pm).
netvoltage Vt - E a
Ia = = (3.2)
resis tan ce Ra
145
JENIS MOTOR DC
147
MOTOR DC DENGAN PENGUATAN BEBAS
148
Persamaan tegangan :
Ea = Vt - IaR a - ΔVsi (3.4)
Vf = IfR f (3.5)
Persamaan arus :
Ia = IL (3.6)
149
MOTOR DC DENGAN PENGUATAN SENDIRI
1. Motor shunt
150
• Persamaan tegangan :
Ea = Vt - IaR a - ΔVsi (3.7)
• Persamaan arus :
IL = Ia + Ish (3.9)
• Persamaan daya :
Pa = E aIa (3.10)
151
2. Motor seri
Ea = Vt - Ia (R a + R se ) - ΔVsi (3.13)
• Persamaan arus :
Ia = Ise = IL (3.14)
• Persamaan daya :
Pin = Vt IL (3.15)
Ise = Ia (3.19)
• Persamaan daya :
Pin = Vt IL (3.20)
155
b. Kompon pendek
Ise = IL (3.23)
157
STARTING MOTOR DC
158
2. Menggunakan rheostat.
Rheostat digunakan untuk membatasi arus yang besar
pada saat starting. Gambar berikut menunjukkan tahanan
R yang digunakan untuk starting motor shunt
160
Gambar 3.9. Hubungan starter motor shunt dengan
tahanan rheostart
161
• Gambar diatas menunjukkan hubungan starter motor
shunt. Untuk lebih sederhana disini menggunakan empat
kontak (empat buah tahanan).
• Jika lengan A pada posisi kontak 1, maka belitan medan
penuh dan pada waktu yang sama arus jangkar menjadi
maksimum, ditunjukkan pada persamaan : I1 =V/R1.dimana
R1 adalah tahanan jangkar dan tahanan starter (lihat
gambar 3.9 ). I1 arus jangkar maksimum pada saat start
biasanya dibatasi 1.5 kali arus beban penuh. Oleh karena
itu motor akan memerlukan torsi 1.5 kali torsi beban penuh.
• Pada saat motor mulai berputar, timbul ggl dan arus
jangkar akan berkurang seperti ditunjukkan kurva ab pada
gambar 3.10.
162
Gambar 3.10. Arus maksimum dan minimum pada waktu start
163
• Kalau arus jangkar jangkar sudah mencapai harga tertentu
IS, lengan A akan berpindah ke kontak ke 2. Harga ggl
lawan pada saat meninggalkan kontak 1 adalah Ea1, maka
arus
I2 = (Vt – Ea1)/R1 (3.24)
164
• Ketika lengan A bertahan beberapa saat pada kontak 2,
kecepatan karenanya juga ggl lawan naik ke harga Ea2,
menyebabkan arus turun ke harga sebelumnya yaitu I2,
sehingga
I2 = (Vt – Ea2)/R2 (3.27)
• Demikian juga ketika pertama kali lengan A menyentuh
kontak 3, arusnya
I1 = (Vt – Ea2)/R3 (3.28)
• Dari persamaan (3.27) dan (3.28), diperoleh :
I1 R2
= (3.29)
I2 R3
165
• Ketika lengan A bertahan beberapa saat pada kontak 3,
kecepatan dan juga ggl lawan naik ke harga Ea3, arus akan
turun ke harga sebelumnya yaitu I2. sehingga
I2 = (Vt – Ea3)/R3 (3.30)
• Pada saat lengan menyentuh kontak 4 arus naik menjadi I1
yang besarnya
I1 = (Vt – Ea3)/Ra (3.31)
• Dari persamaan (3.30) dan (3.31), diperoleh :
I1 R3
= (3.32)
I2 Ra
166
• Dari persamaan (3.26), (3.29) dan (3.32), diperoleh
I1 R1 R 2 R 3
= = = =K (anggap), maka
I2 R 2 R 3 R a
R 3 = KR a ;R 2 = KR 3 = K 2R a (3.33)
atau 167
• Variasi lainnya adalah :
a. n-1 R1 V dan
K = =
Ra I1R a
b. n V I1 V
K = . =
I1R a I2 I2R a
169
KARAKTERISTIK MOTOR DC SHUNT
170
a b c
Gambar 3.11. Karakteristik motor shunt
171
KARAKTERISTIK MOTOR DC SERI
172
2. Karakteristik kecepatan – arus jangkar
Perubahan Ea terhadap arus beban sangat kecil sehingga
dapat diabaikan. Jika Beban bertambah (Ia bertambah), juga
bertambah, oleh karenanya kecepatan berbanding terbalik
dengan arus jangkar ditunjukkan gambar (b). Jika bebannya
berat, Ia besar, kecepatan rendah, Ea akan turun. Tetapi bila
arus beban dan berarti pula arus jangkar kecil, maka
putarannya akan menjadi sangat besar (tak terhingga), ini
sangat membahayakan. Oleh karena itu motor seri dalam
operasinya harus selalu dikopel dengan beban.
3. Karakteristik kecepatan-torsi
Karakterisk ini diperoleh dari kenyataan bahwa bila kecepatan-
nya besar, maka torsinya kecil, dapat dilihat pada gambar c
173
a b c
Gambar. 3.12. Karaktersitik motor seri
174
KARAKTERISTIK MOTOR DC KOMPON
Motor ini mempunyai dua belitan yaitu belitan medan seri dan
medan shunt.
Bila belitan medan serinya memperkuat medan shunt disebut
sebagai kompon komulatif dan juga belitan seri berlawanan
dengan medan shunt disebut sebagai kompon differensial.
Karakteristik motor ini berada diantara motor shunt dan motor
seri
175
Gambar 3.13. Karakteristik motor kompon
176
PENGEREMAN LISTRIK MOTOR DC
177
Representasi empat kwadran dari mesin-mesin listrik
179
Gambar 3.15. Pengereman regeneratif pada motor shunt
180
2. Pengereman dinamik.
Pengereman ini dilakukan dengan mengganti tegangan
terminal Vt ((jangkar ) dengan sebuah tahanan R variabel.
Selanjutnya tegangan yang dihasilkan diubah menjadi
panas, dalam hal ini motor sekarang berfungsi sebagai
generator dengan penguat terpisah.
Dengan mengubah-ubah tahanan variabel akhirnya motor
akan berhenti berputar.
181
Gambar 3.16. Pengereman dinamik pada motor shunt
182
3. Pengereman mendadak.
Pengereman mendadak adalah pengereman motor dalam
waktu yang sangat cepat dan tiba-tiba, dilakukan dengan
cara membalik polaritas motor.
Hal ini akan meyebabkan tegangan jangkar akan terbalik
polaritasnya sehingga arahnya sama dengan tegangan
terminal.
Untuk mencegah arus jangkar besar pada saat pengereman
biasanya disisipkan suatu tahanan yang besarnya kira-kira
dua kali tahanan pada waktu starting.
Selama proses pengereman Ea akan turun, untuk menjaga
penurunan torsi yang konstan, tahanan Re harus diturunkan.
Bila kecepatannya sudah turun sampai nol, maka hubungan
jangkar harus dibuka (dilepaskan dengan jala-jala) karena
kalau tidak motor berputar terbalik.
183
Gambar 3.17. Pengereman mendadak pada motor shunt
184
B. Pengereman motor seri
1.Pengereman regeneratif (regnerative
braking)
Cara pengereman ini tidak dapat dilakukan pada motor seri,
sebab dengan membaliknya arus jangkar (Ia), berarti juga
akan membalikkan arus medan dan juga Ea.
(Jadi tidak mungkin diperoleh keadaan Ea Vt)
2.Pengereman dinamik.
Hubungan suplai dengan motor dilepas, hubungan medan
menjadi terbalik dan motor dihubungkan seri dengan
tahanan variabel R seperti terlihat pada gambar 3.18.
Sekarang mesin berputar sebagai generator.
Karena hubungan medan terbalik, akan menyebabkan arus
yang mengalir pada belitan medan dengan arah yang sama
seperti arah sebelumnya.(dari M ke N). Disini tahanan
variabel selain digunakan untuk pengereman juga digunakan
pada waktu starting. 185
Gambar 3.18 Pengereman dinamik pada motor seri
186
3. Pengereman mendadak
Sama seperti halnya pada motor shunt, hubungan jangkar
juga dibalik dan tahanan variabel dipasang seri dengan
belitan jangkar.
Bila kecepatannya sudah turun sampai nol, maka
hubungan jangkar harus dibuka (dilepaskan dengan jala-
jala) karena kalau tidak motor berputar terbalik.
187
Gambar 3.19 Representasi 4 kwadran motor seri
pada saat pengereman mendadak
188
PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC
Vt IaR a (3.36)
n=
cΦ
Dari persamaan diatas kecepatan motor dc dapat diatur
dengan :
– mengatur tahanan jangkar, Ra
– mengatur fluksi magnit ()
– mengatur tegangan jepit (Vt)
189
A. Pengaturan kecepatan motor shunt
1. Pengaturan kecepatan motor dengan mengatur tahanan
jangkar (Ra)
Dilakukan dengan menyisipkan suatu tahanan variabel
yang dipasang seri dengan tahanan jangkar.
Dengan mengatur tahanan variabel, tahanan jangkar juga
akan turut diatur berarti pula kecepatan motor dapat diatur.
190
Gambar 3.20. Pengaturan tahanan jangkar dan pada
motor shunt
191
2. Pengaturan kecepatan motor dengan mengatur fluks.
Dilakukan dengan memasang suatu tahanan variabel yang
dipasangkan seri dengan kumparan medan shunt atau paralel
dengan medan jangkar.
Dengan mengubah-ubah tahanan variabel akan mengakibat-
kan perubahan arus medan sekaligus merubah (gambar
3.20)
192
Gambar 3.21. Pengaturan tegangan terminal dengan
sistem ward leonard
193
Penggerak mula (motor induksi) digunakanmenggerakkan
generator G pada suatu kecepatan yang konstan.
Perubahan tahanan medan Rg (tahanan pengatur medan
generator G) akan merubah tegangan jepit Vt yang diberikan
pada motor yang diatur kecepatannya (M). Kadang-kadang
pengaturan Vt ini juga dibarengi dengan fluksi medan motor,
yaitu dengan mengatur tahanan medan RM.
Cara ini menghasilkan suatu pengaturan kecepatan yang
sangat halus, tetapi biayanya sangat mahal.
194
B. Pengaturan kecepatan motor seri
1. Mengatur .
a. Menggunakan divertor medan
Divertor dipasang paralel dengan tahanan medan seri.
Dengan mengubah-ubah divertor akan mengakibatkan
perubahan arus medan seri sekaligus mengubah .
b. Menggunakan divertor jangkar.
Divertor dipasang paralel dengan jangkar, dapat digunakan
untuk menurunkan kecepatan dari kecepatan normalnya.
Untuk menghasilkan torsi beban yang konstan, bila Ia harus
dikurangi dengan mengatur divertor yang berarti harus
dinaikkan. (jadi Ta Ia).
Ini akan menghasilkan kenaikan arus suplai (yang berarti
menaikkan ) dan akan menurunkan kecepatan (n I/).
Jadi kecepatan dapat diatur dengan mengatur tahanan
divertor. 195
Gambar 3.22. Divertor medan
196
Gambar 3.23. Divertor jangkar
197
2. Tahanan variabel dipasang seri dengan motor.
Dengan menambahkan tahanan yang seri terhadap jangkar,
maka tegangan jangkar terminal dapat diturunkan.
Dengan mengurangi tegangan jangkar, maka kecepatan
motor juga akan berkurang.
198
Gambar 3.24. Tahanan variabel yang dipasang seri
dengan jangkar
199
SOAL-SOAL MOTOR DC
200
Penyelesaian
N2 E b 2 φ 1
= x
N1 E b1 φ 2
202
Penyelesaian :
Karena rug-rugi diabaikan, Pout = Pin
Pout = Pin = 50 x 746 = 37300 W
Torsi yg terjadi pada beban penuh = T x 2π N = 37300 W
Torsi beban,T1 = (37300/2 (750/60) = 474.6 N-m
Arus input jangkar, Ia1 = 37300/0,9 x 500 = 82.9 A
T2 = 350 N-m , Ia2 = ?
Pada daerah tidak saturasi, untuk motor seri Ia sehingga
T Ia2
(Ia2/Ia1)2 = (T2/T1),
(Ia2/82.9)2 = (350/474,6), dari sini diproleh
Ia2 = 82,9 x (350/474,6) = 71.2 A
203
Ea1 = 500 – 82,9(5 + 0.5) = 44.05 V
Ea2 = 500 – 71.2 (5 + 0,5) = 108.4 V
(N2/N1) = (Ea2/Ea1) x (Ia1/Ia2)
(N2/750) = (108.4/44.05) x (82.9/71.2),
diperoleh N2 = 2150 rpm.
204
3. Sebuah motor shunt 200 V, menghasilkan daya output 17.158
kW jika daya inputnya adalah 20.2 kW. Tahanan belitan
medan dan jangkar masing-masing 50 Ohm dan 0.06 Ohm.
Tentukan effisiensi dan daya input jika daya output-nya adalah
7.46 kW
205
Penyelesaian :
Kasus I
Poutput = 17158 W
Pin = 20200 W
Rugi-rugi total, Prugi = 20200 – 17158 = 3042 W
Arus input, IL = 20200/200 = 101 A
Arus pada medan shunt, Ish = 200/50 = 4 A
Ia = 101 – 4 = 97 A
Rugi-rugi tembaga pada jangkar = (97)2 0.06
= 564.5 W
Rugi-rugi yang tetap = 3042 – 564.5 =2477.5 W
206
Kasus II
Bila arus jangkar Ia, maka arus input, IL = (Ia + 4)
Daya input, Pin = Pout + Ia2 Ra + rugi-rugi yang tetap
200 (Ia + 4) = 7460 + 0.06 Ia2 + 2478
Atau 0.06 Ia2 –200 Ia + 9138 = 0,
dengan menggunakan rumus abc, diperoleh
Ia1 = 3283.3 A
Ia2 = 46 A
Dengan menggunakan arus yang besar akan dapat
menyebabkan keadaan tidak stabil pada motor, maka
digunakan arus = 46 A
207
IL = Ia + Ish = 46 + 4 = 50 A
Pin = (200 x 50)/1000 = 10 kW
= (7460/10000) x 100 % = 74.6 %
208
4. Sebuah motor kompon panjang, 20 Hp, 440 V, mempunyai
tahanan belitan jangkar, belitan shunt dan belitan seri
masing-masing 0.05, 200 dan 0.8 Ohm.
Rugi tegangan pada sikat 2 V. Tentukan ggl lawan yang
dihasilkan bila effisiensi motor 80 %.
209
Penyelesaian :
Ea = Vt – Ia Ra – Ia Rse - Vsi
Pout = 20 x 746 = 14920 Watt
Pin = (Pout/) = (14920/0.8) = 18650 Watt
Ish = (440/200) = 2.2 A
IL = (18650/440) = 42.39 A
Ia = IL – Ish = (42.39 – 2.2) = 40.19 A
Ea = 440 – 40.19 (0.8 + 0.05) – 2 = 403.84 V
210
5. Sebuah Motor DC Seri 500 V, mempunyai tahanan 0,2
Ohm, berputar pada 400 rpm bila menarik arus dari
jala-jala 60 A
Tentukan : kecepatannya bila motor tersebut menarik
arus 30 A dengan fluksi 35 % lebih kecil dari fluksi
untuk arus 60 A
211
5. Sebuah Motor DC Seri 500 V, mempunyai tahanan 0,2
Ohm, berputar pada 400 rpm bila menarik arus dari
jala-jala 60 A
Tentukan : kecepatannya bila motor tersebut menarik
arus 30 A dengan fluksi 35 % lebih kecil dari fluksi
untuk arus 60 A
212
Penyelesaian
Ea1 = Vt – Ia1 ( Ra + Rse)
= 500 – 60(0,2)
= 488 V
Ea2 = Vt – Ia2 ( Ra + Rse)
= 500 – 30(0,2)
= 494 V
N2 Eb2 φ1
= x
N1 E b1 φ 2
216
Penyelesaian :
Pout = Vt IL = (240 x 100) Watt = 24000 Watt
Ia = Ise = 100 A
Belitan total pada jangkar = (0,10 + 0,02) Ohm = 0,12 Ohm
Rugi-rugi tembaga pada belitan jangkar
= (100)2 (0,12) = 1200 Watt
Rugi-rugi besi = 1000 Watt
Rugi-rugi gesekan dan angin = 500 Watt
Rugi-rugi total = (1200 + 1000 + 500)
= 2700 Watt
217
Jadi Effisiensi, = (24000)/(24000 + 2700) x
100 %
= 89,88 %
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229