Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENYUSUNAN ANGGARAN
1
Daftar Isi
Daftar Isi
2
Tujuan:
1. Memahami fungsi penganggaran
yang baik.
2. Menyadari fungsi penganggaran yang
terjadi saat ini.
3. Mampu meningkatkan kapasitas diri
dan organisasi dalam melaksanakan
fungsi penganggaran
Tujuan Workshop
3
Bab 1
Konsepsi Fungsi Penganggaran
4
I. Gambaran Umum
A. Prinsip Penganggaran:
Semua penerimaan (uang, barang, dan atau jasa)
dianggarkan dalam APBD.
Seluruh pendapatan, belanja, dan pembiayaan
dianggarkan secara bruto.
Jumlah pendapatan merupakan perkiraan terukur
dan dapat dicapai serta berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Penganggaran pengeluaran harus didukung
dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan
dalam jumlah cukup dan harus diperkuat dengan
dasar hukum yang melandasinya.
I. Gambaran Umum
B. Dasar Hukum Penyelenggaraan Keu Daerah
1. UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara
2. UU No.25/2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
3. UU No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. UU No.33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
5. PP No.20/2004 tentang Penyusunan RKP
6. PP No.21/2004 tentang Penyusunan RK dan Anggaran
Kementerian Negara/Kelembagaan
7. PP No.58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
8. Permendagri No.13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
I. Gambaran Umum
B. Dasar Hukum Penyelenggaraan Keu Daerah
• SE Mendagri No.050/2020/SJ Tahun 2005 tentang
Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP dan RPJM
Daerah
• Permendagri tentang Pedoman Penyusunan APBD
• Nilai-nilai Kearifan Lokal
• Kondisi Ekonomi Makro
• Aspirasi Masyarakat
I. Gambaran Umum
C. Fungsi APBD:
• Otorisasi: dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun yang bersangkutan.
• Perencanaan: pedoman bagi manajemn dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.
• Pengawasan: pedoman penilaian kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan
ketentuan.
• Alokasi: menciptakan lapangan kerja (mengurangi
pengangguran dan pemborosan SD) serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
• Distribusi: kebijakan harus memperhatikan keadilan
dan kepatuhan.
• Stabilisasi: alat untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian daerah.
I. Gambaran Umum
D. Urusan Pemerintahan:
1. Urusan Wajib:
Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan Umum,
Perumahan, Penataan Ruang, Perencanaan
Pembangunan, Perhubungan, Lingkungan Hidup,
Pertanahan, Kependudukan dan Catatan Sipil,
Pemberdayaan Perempuan, KB dan Keluarga
Sejahtera, Sosial, Tenaga Kerja, KUKM, Penanaman
Modal, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga,
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri,
Pemerintahan Umum, Kepegawaian, Statistik dan
Kearsipan, Komunikasi dan Informasi
I. Gambaran Umum
2. Urusan Pilihan:
Pertanian, Kehutanan, Energi dan Sumber Daya Mineral,
Pariwisata, Kelautan dan Perikanan, Perdagangan,
Perindustrian, Transmigrasi
II. Struktur APBD (1)
A. Umum
Disusun sesuai dengan kewenangan daerah
RPJM-D berfungsi:
Pedoman bagi Kepala SKPD untuk menyempurnakan
Rancangan Renstra SKPD menjadi Renstra SKPD.
Bahan utama penyusunan RKP Daerah
Dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kerja KDH
RPJM-D Provinsi merupakan bahan masukan dalam
penyusunan RPJM-D Kabupaten/Kota
III. Perencanaan & Penganggaran Daerah (3)
A. KU – APBD
Sinkronisasi penyusunan rancangan APBD
dan APBN
(UU No.17/2003, UU No.25/2004, UU No.32/2004 dan
UU No.33/2004)
IV. Penyusunan KUA dan PPAS (2)
Renstra SKPD RPJMD RPJM
KUA PPAS
Pedoman Penyusunan
RKA-SKPD RKA-SKPP
TAPD Bagan
Penyusunan
RAPERDA APBD KUA dan PPAS
IV. Penyusunan KUA dan PPAS (3)
Kebijakan Pemb Nas Kerangka Ekonomi Makro dan Prioritas Pembangunan
dan Keu Da
RPJMD Evaluasi Kinerja Masa Lalu
Jaring Asmara
Musrenbang
RKPD
DPRD
KUA & PPAS
Renstra SKPD
PAN ANGGR
PEMDA
Klarifikasi
Renja SKPD Per. KDH Pedoman RAPBD
SKPD
Penyusunan RKA-SKPD
Konsultasi
Publik
RKA-SKPD TAPD
Persetujuan
Tahapan Penyusunan RAPBD Pengajuan RAPBD Raperda APBD
dan Penetapan Perda
Evaluasi
APBD PERDA APBD Raperda APBD
IV. Penyusunan KUA dan PPAS (4)
1. Pengertian KUA
Bab I Pendahuluan
Kondisi/prestasi yang dicapai pada tahun sebelumnya, tahun
berjalan, dan perkiraan pencapaian tahun anggaran yad
Perkiraan pencapaian tahun yad
Identifikasi masalah/hambatan dan tantangan tahun berjalan
dan tahun yad
IV. Penyusunan KUA dan PPAS (6)
Bab II Gambaran Umum RKPD
Prioritas pembangunan daerah yang diamanatkan dalam RKPD
untuk menyelesaikan masalah dan tantangan dalam upaya
mewujudkan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
RPJMD
Bab IV Penutup
IV. Penyusunan KUA dan PPAS (6)
B. PPAS
1. Pengertian PPAS
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS):
Program prioritas dan patokan batas maksimal
anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk
setiap program dan kegiatan sebagai acuan
dalam penyusunan RKA – SKPD
IV. Penyusunan KUA dan PPAS (7)
KUA
Bab I Pendahuluan
Kondisi/prestasi yang telah dicapai perkiraan pencapaian tahun
yad dan identifikasi masalah dan tantangan
Membuat
RAPERGUB GUBERNUR
RAPERDA Sebesar Pengesahan
menetapkan
APBD Tidak Setuju Pagu APBD MDN
(30 Hari) PER-GUB
Tahun Lalu
(15 hari)
Dibahas bersama
DPRD DPRD & Pemda
GUBERNUR
menetapkan
Penyempurnaan
(7 Hari)
PERDA &
Melewati PER-GUB
Setuju Batas waktu Tdk Sesuai
Evaluasi Dgn UU
Tdk
Disempurnakan
RAPERGUB
Penyampaian
PENJABARAN APBD RAPERDA APBD &
Hasil
RAPERGUB MDN Evaluasi MDN membatalkan
APBD (15 hari) Berlaku Pagu APBD
(3 hari) Sebelumnya
Sesuai
dgn UU
PROSES EVALUASI PERDA APBD KAB/KOT &
PERATURAN BUP/WAL TTG PENJABARAN APBD
(Ps 186 & 187 UU 32/2004)
Membuat
RAPERBUP/WAL Bupati/Walikota
RAPERDA Sebesar Pengesahan
menetapkan
APBD Tidak Setuju Pagu APBD Gubernur
(30 Hari) PER-BUP/WAL
Tahun Lalu
(15 hari)
Dibahas bersama
DPRD DPRD & Pemda
Bupati/Walikota
menetapkan
Penyempurnaan
(7 Hari)
PERDA &
Melewati PER-BUP/WAL
Setuju Batas waktu Tdk Sesuai
Evaluasi Dgn UU
Tdk
Disempurnakan
RAPERBUP/WAL
Penyampaian
PENJABARAN APBD RAPERDA APBD &
Hasil
RAPERBUP/WAL GUBERNUR Evaluasi GUB membatalkan
APBD (15 hari) Berlaku Pagu APBD
(3 hari) Sebelumnya
Sesuai
dgn UU
Laporan kpd
MDN
V. Perubahan APBD (1)
1. Umum
Secara umum, setelah diketahui secara pasti Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)
Pengeluaran yang dilakukan sebelum diketahui
SILPA secara pasti maka ditampung dalam
Perubahan APBD
Pengeluaran yang dilakukan setelah Perubahan
APBD ditetapkan dan dilaporkan melalui Laporan
Realisasi Anggaran
V. Perubahan APBD (2)
2. Alasan Perubahan APBD
Perkembangan yang tidak sesuai dengan esensi KUA
40
Penyusunan KUA
1. Upaya jaring asmara yang dilakukan belum efektif
Sosialisasi RAPBD:
Kurangnya upaya untuk mensosialisasikan
RAPBD kepada rakyat.
Akibat:
1. APBD terlambat ditetapkan.
2. Fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi tidak
terwujud.
3. APBD kurang berperan sebagai pendorong
pertumbuhan ekonomi.
54
Best practices – 13 DPRD
Best Practices
**
DPRD Kota Gorontalo, Kota Samarinda, dan
Kabupaten Purwakarta mampu menyusun KUA
dengan baik.
***
Pimpinan DPRD Kota Gorontalo menugaskan
Anggota Dewan untuk melakukan jaring asmara ke
seluruh daerah pemilihan (tingkat desa):
Tim I melakukan kunjungan di 11 kelurahan
Tim II melakukan kunjungan di 10 kelurahan
Tim III melakukan kunjungan di 14 kelurahan
Tim IV melakukan kunjungan di 11 kelurahan
Best practices **
Best practices
***
- DPRD Kabupaten Sumedang membuat poster
APBD yang ditempelkan di tempat-tempat strategis.
**
- DPRD Kota Gorontalo memberikan rekomendasi
kepada Pemda agar pelaksanaan proyek-proyek
APBD tahun 2005 diawali dengan pemberitahuan
kepada lurah-lurah setempat dan disosialisasikan
kepada masyarakat.
Penyusunan KUA:
1. Jaring asmara belum efektif Penyusunan KUA harus
2. Adanya kepentingan individu, berpedoman pada:
kelompok, dan golongan. a. Kebutuhan rakyat.
3. Belum banyak pemerintah daerah b. RPJMD, Renstra-SKPD dan
yang mampu menyusun RPJMD RKPD.
dan Renstra-SKPD dengan baik. c. Kinerja tahun lalu.
4. Kurangnya kapasitas anggota d. Kesinambungan
DPRD dan pemerintah daerah pembangunan daerah.
dalam merumuskan KUA.
Penyusunan PPAS:
1. Mark up nilai anggaran.
2. Kurangnya data pendukung. Dukungan data yang memadai,
3. Kurangnya kapasitas SDM. misalnya:
4. Adanya kepentingan individu, a. KUA yang baik.
kelompok, dan golongan. b. Konfirmasi kepada rakyat.
5. Prioritas program tidak sesuai c. Multiyears project menjaga
dengan kebutuhan rakyat. kesinambungan pembangunan.
Sosialisasi RAPBD:
Kurangnya upaya untuk DPRD harus aktif mensosialisasikan
mensosialisasikan RAPBD kepada RAPBD:
masyarakat.
a. Pilih cara yang paling tepat.
b. Membuka jalur komunikasi yang
efektif.
Pembahasan RAPBD:
1. Pembahasan terlalu detail a. Evaluasi oleh DPRD jangan
2. Kurang memadainya data terlalu detail. Evaluasi detail
pendukung. yang bersifat teknis diserahkan
pada staf ahli.
3. Kapasitas SMD kurang
memadai. b. Dukungan data yang memadai.
4. Staf ahli tidak dimanfaatkan
secara optimal.
75
Bab 4
Potensi Korupsi dalam Penyelenggaraan
Fungsi Anggaran
76
Modus Korupsi dalam Fungsi Anggaran
Menitipkan anggaran demi kepentingan kelompok
tertentu dengan memperoleh sejumlah imbalan tertentu
Meminta imbalan untuk menetapkan plafon anggaran
SKPD dalam PPA
Menjadi sponsor untuk pelaksanaan anggaran
(berujung pada rekayasa lelang)
Menitipkan anggaran untuk kepentingan DPRD pada
program dan kegiatan SKPD
Memaksa SKPD untuk mengubah renstra karena ada
titipan anggaran
Memanipulasi kebutuhan masyarakat untuk meminta
anggaran tertentu merubah renstra/RPJMD sebagai
pembenaran penambahan alokasi anggaran
Kolusi dengan SKPD dalam penetapan target dan
realisasi pendapatan daerah
77
Terima Kasih
78