Anda di halaman 1dari 42

Oleh: Perceptor:

Amalia Rasyidini dr. Sri Indah Aruminingsih, Sp. Rad


Bisart Benedicto Ginting
Cantika Tara Sabila

KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI


RSUD DR H ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
Limfoma adalah sekumpulan
keganasan primer pada kelenjar
getah bening dan jaringan limfoid.
Berdasarkan hisologi

Limfoma hodgkin

Limfoma non
hodgkin
 Infeksi virus dan bakteri (Epstein Barr Virus, Helicobacter Pylori
dan Human T-cell Leukemia Virus)
 Gangguan kongenital (translokasi kromosom)
Etiologi  Immunosuppresive (AIDS)
 Akibat penggunaan obat-obatan (phenytoin) dan radiasi
 Autoimune disease (Sjorgen Syndrome dan Rheumatoid Artritis).
 Limfoma adalah kelompok heterogen dari suatu keganasan
jaringan limfoid, yaitu berasal dari sel B dan sebagian kecil dari
sel T.
 Limfoma maligna terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu
Definisi Limfoma Hodgkin (HL) dan Limfoma Non Hodgkin (NHL)
 Limfoma Hodgkin (HL) merupakan keganasan dari sel B yang
ditandai oleh “reed-sternberg cell”
 Limfoma Non Hodgkin (NHL) merupakan keganasan dari sel B
dan sel T.
Epidemiologi
NHL
Epidemiologi HL
TIMUS
ORGAN LIMFATIK PRIMER
BONE MARROW
ORGAN LIMFATIK
ORGAN LIMFATIK SEKUNDER
LIMFONODUS
SPLEEN
MALT (Mucosa Associated Lymphoid Tissue)

Gastrointestinal
tract
Respiratory tract
Genitourinaria tract
Anatomi organ limfoid primer

Limfosit diproduksi organ limfoid primer (sumsum tulang,


dan pematangan sel T di timus). Bermigrasi ke organ limfoid
sekunder dan jaringan (termasuk saluran limfe di jaringan
untuk menghadapi infeksi mikroba)

Organ limfoid primer dibutuhkan untuk pematangan,


differensiasi, dan proliferasi sel T dan B sehingga menjadi
limfosit yang dapat mengenal antigen. Karena itu organ
tersebut berisikan limfosit dalam berbagai fase diferensiasi.
Anatomi organ limfoid primer

Thymus terletak di posterior manubrium dan


memanjang kedalam mediastinum anterior, di
sebelah anterior pericardium fibrosa. Setelah
pubertas, thymus mengalami involusi perlahan
dan sebagian besar digantikan oleh lemak.
Anatomi organ limfoid sekunder

Limpa (Lien)

Lien terletak pada kuadran abdominal kiri


atas atau hypocondrium, dan menerima
proteksi dari tulang rangka thorax bawah.
Lien berperan dalam sistem pertahanan
tubuh sebagai tempat proliferasi limfosit
(sel darah putih) serta survaillance dan
respon imun.

lien merupakan suatu masa lunak, vascular


(sinusoidal) dengan kapsul fibroelastik,
seluruhnya dilapisi oleh peritoneum kecuali
pada hilum splenicum, tempat masuknya
cabang splenicum pada arteri dan vena
lienalis.
Anatomi organ limfoid sekunder

Kelenjar getah bening

KGB adalah agregat nodular jaringan


limfoid yang terletak sepanjang jalur limfe
di seluruh tubuh. Sel dendritic membawa
antigen mikroba dari epitel dan
mengantarkannya ke kelenjar getah bening
yang akhirnya dikonsentrasikan di KGB
Anatomi organ limfoid sekunder

Skin-Associated Lymphoid
Tissue

Kulit juga berpartisipasi dalam pertahanan


pejamu, dalam reaksi imun dan inflamasi
local. Banyak antigen asingmasuk tubuh
melalui kulit dan banyak respon imun sudah
diawali di kulit (Karnen dan Iris, 2014).
Anatomi organ limfoid sekunder

Mucosal Associated
Lymphoid Tissue

MALT merupakan agregat jaringan limfoid


atau limfosit dekat permukaan mukosa.
Baik antibody local (IgA sekretori) maupun
sel limfosit berperan dalam respon imun
spesifik.
Anatomi
 Ilustrasi dari limfe node
pada manusia, tersebar
sepanjang pembuluh limfe.
Berbentuk seperti ginjal
dengan panjang 1 inch (2,5
cm), walaupun kadang
dapat berubah-ubah,
terbungkus oleh capsule
dengan jaringan fibrous dan
terdapat pembuluh limfe
yang keluar masuk seperti
arteri dan vena.
Karakteristik HL NHL low grade NHL high grade
Tempat Node Extranode Extranode

Distribusi Centripetal (axial) Centrifugal Centrifugal

Penyebaran Contiguous Noncontigous Noncontigous

Keterlibatan CNS 1% 1% <10%

Metastasis Hepar jarang >50% jarang

Metastasis Bone <10% >50% <20%


marrow
Dapat diatasi dengan ya tidak Ya
kemoterapi
Metastasis ya Tidak Ya
mempengaruhi
prognosis
Limfoma non hodgkin
 sekelompok keganasan primer limfosit yang dapat berasal dari
limfosit B, limfosit T dan kadang sel NK (Natural Killer) yang
berada dalam sistem limfe

Limfoma  Pada NHL sebuah sel limfosit berproliferasi secara tak terkendali
yang mengakibatkan terbentuknya tumor
Non-Hodgkin
(NHL)  Etiologi: Imunodefisiensi, Virus Epstein-Barr (EBV) , Agen
infeksius: EBV DNA, Diet makanan tinggi lemak hewani, merokok,
dan terkena paparan ultraviolet

 Ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan


pemeriksaan penunjang
Stadium menurut ann-arborr

Keterangan :
A: Tanpa gejala
konstitusional
B: Dengan gejala
konstitusional
E : Keterlibatan
ekstranodal
Radiologi dalam LNH

Pemindaian CT adalah teknik penting untuk pencitraan, karena menilai tingkat penyakit berdasarkan klasifikasi 4
tahap Ann Arbor. Bergantung pada lokasi, ultrasound dan MRI (sistem saraf pusat) dapat digunakan.

Terdapat dua presentasi secara garis besar pada limfoma, yaitu presentasi nodus limfatik dan presentasi organ
atau ekstranodal .

Nodus limfatik Ekstranodal

Lokasi limpa
terutama hadir Terlepas dari lokasinya,
sebagai nodul beberapa karakteristik
hypodense dengan umum dapat dilihat:
ukuran variabel hipovaskularitas lesi
(beberapa mm (massa, infiltrasi),
sampai beberapa ketidakhadiran okulasi
sentimeter). CT scan meskipun ukuran lesi besar
efektif untuk karena tidak adanya reaksi
mendeteksi desmoplastik yang terkait,
keterlibatan limpa adanya bidang lemak. , lesi
multifokal, massa kelenjar
Gambar 2.10.
getah bening terkait
Kelenjar getah
bening mediastinum
di stadium 2 Penyakit
Hodgkin. CT scan
dengan irisan injeksi -
koronal. Massa
kelenjar getah bening
mediastinum dan
aksila.
Limfoma lambung. CT scan dengan
injeksi Penebalan melengkung
hypodense anterior tanpa stenosis
luminal. Efusi intra-abdomen terkait.
Linitis lambung CT scan kontras. Penebalan
parietal dengan peningkatan homogen
moderat fibrous disertai retraksi parietal dan
pengurangan volume gastrik.
Bentuk limfoma non-Hodgkin B-sel ditemukan di usus kecil. CT scan dengan injeksi a: infiltrasi loop akhir
dan kontak ekstensi mesenterika. Tidak adanya oklusi meski ukuran tumor besar; b: keterlibatan melingkar
dari lingkaran terakhir. Lumen ileum dipreservasikan; c: bentuk aneurisma. Penebalan melingkar agak sedikit
kontras dengan distensi luminal pada titik ini.
Diagnosis banding limfoma usus halus. CT scan dengan injeksi a: tumor stroma berbentuk aneurisma. Tidak seperti
limfoma, dinding tumoral memiliki penampilan vaskularisasi dengan peningkatan kaliber pembuluh yang
memasoknya; b: adenokarsinoma usus halus. Menambah penebalan jejunum dengan infiltrasi mesenterium pada
saat ini.
Bentuk kolik limfoma. Coronal CT scan dengan injeksi. a: massa endoluminal di kolon kanan (Burkitt's lymphoma).
Beberapa adenomegali dari sumbu kolon kanan; b dan c: beberapa nodul parietal yang membentang di seluruh usus besar
(NHL sel B) dan ke dalam rektum.
Diagnosis banding bentuk kolik. a: karsinoma yang tidak berdiferensiasi dari kolon kanan dengan bentuk
pseudoaneurismal. Koloid bentuk adenokarsinoma kolik mungkin tampak hipodens sama dengan infiltrasi
limfomatosa; b dan c: rektal linitis. Pada CT scan, infiltrasi parietal hipodens adalah stenosing. Dalam MRI, ada
serapan kontras yang ditandai yang mengarah ke infiltrasi karsinomatosa.
Bentuk limfoma klasik di hati. CT scan yang
injeksi.
a: beberapa nodul hypodense dari stage 4 sel B
besar sel NHL;
b: massa hipodens besar tanpa efek biliaris distal,
tidak ada retraksi kapsuler atau invasi vaskular;
c: infiltrasi hipodens perihilar tanpa efek vaskular
pada struktur portal;
d: nodul hypodense pada pasien dengan
transplantasi ginjal polikistik. Nodul utama lobus
kanan hati memiliki penampilan seperti rosette-like
appearance.
Peripancreatic limfoma infiltrasi oleh limfoma folikular.
Bentuk klasik keterlibatan
lymphomatous ginjal.
a: nodul ginjal hipodens yang sesuai
dengan NHL folikular;
b: Lesi ginjal pada kutub inferior yang
menyerang lemak perirenal dan
bertanggung jawab untuk dilatasi
pelvis ginjal superjacent (NHL sel B
besar);
c: infiltrasi pedikel pada grade 4 HL;
d: infiltrasi retroperitoneal menyerang
saluran paravertebral dan ginjal kiri
(NHL sel B besar yang menyebar).
CT scan lesi lymphoma paru.
a: nodul limfa tidak beraturan MALT;
b: basa sel B NHL nodul;
c: kondensasi ateletaktik limfoma
MALT;
d: Lobus kanan bawah exavacated
opacity dan kondensasi segmental
posterior lobus tengah kanan pada
penyakit Hodgkin.
Limfoma serebral T1-weighted SE
(a) dan potongan aksial T1 dengan
injeksi gadolinium

(b). Lesi menunjukkan hiperintensitas


dengan T2-weighting, menginfiltrasi
selenium korpus callosum,
meningkatkan heterogenitas setelah
injeksi gadolinium.
Diagnosis banding

NHL Adenokarsinoma
vaskularisasi normal Meningkat
Oklusi organ Tidak ada Ada
Desmoplastik Tidak ada Ada
Lesi multifokal (+) (-)
Massa nodus limfe (+) (-)
Diagnosis banding
massa Mediastinum superior,
terdapat empat diagnosis banding

Massa Yang perlu dilihat


Thyroid goiter Satu-satunya massa mediastinum anterior yang
menyebabkan deviasi trakea
Lymphoma Lobulasi, massa polisiklik, sering asimetris, yang
mungkin terjadi di seluruh kompartemen mediastinum
Thymoma Carilah massa yangberbatas tegas yang mungkin terkait
dengan miastenia gravis
Teratoma Massa yang kaya akan lemak yang mengandung lemak
dan kalsium, terutama terlihat pada CT-Scan
Diagnosis banding
massa Mediastinum superior,
terdapat empat diagnosis banding

Sarcoidosis Limfoma
Adenopati paratrakea hilar dan kanan Lebih sering adenopati mediastinum,
bilateral adalah kombinasi klasik berhubungan dengan pembesaran hilar
asimetris
Nodus bronchopulmonary lebih banyak Hilar node lebih sentral
perifer
Efusi pleura sekitar 5% Efusi pleura lebih sering terjadi pada 30%
Adenopati anterior mediastinum jarang Adenopati mediastinum anterior sering
terjadi terjadi
Limfoma hodgkin
Penyakit Hodgkin adalah keganasan system
limforetikuler dan jaringan pendukungnya.
Ciri histopatologis yang dianggap khas adalah
adanya sel Reed – Steinberg atau variannya yang
disebut sel Hodgkin dan gambaran pleimorfik
kelenjar getah bening.
Stadium I : suatu daerah nodus tunggal atau lokasi ekstranodus tunggal
Stadium II : dua atau lebih daerah nodus atau lokasi ekstranodus dengan keterlibatan nodus regional (IIE) pada satu sisi
diafragma
Stadium III : pembesaran limfatik pada kedua sisi diafragma.
Stadium IV : keterlibatan hati atau sumsum tulang atau keterlibatan yang luas pada daerah ekstralimfatik
A: menandakan tidak adanya keringat malam, >10% penurunan berat badan atau demam dan
B: menandakan adanya satu atau lebih dari gejala-gejala tersebut.
Klasifikasi menurut WHO

Limfoma hodgkin klasik (95% kasus)


Sklerosis nodular Pita pita kolagen yang meluas dari kapsul kelenjar limfe untuk
melingkari nodus nodus jaringan abnormal. Sering ditemukan
varian sel lakunar dan sel Reed-Sternberg. Infiltrat seluler
mungkin didominasi oleh limfosit predominan, sel campuran
atau jarang mengandung limfosit; sering terdapat eosinofilia.
Kaya limfosit Sel Reed-Sternberg sedikit, banyak ditemukan limfosit kecil
dengan sedikit eosinofil dan sel plasma; tipe nodular dan difus

Selularitas campuran Sel Reed-Sternberg banyak dan jumlah limfositnya sedang


Limfosit depleted (kurang limfosit) Mungkin ditemukan pola retikular dengan dominasi sel Reed-
Sternberg dan sedikit limfosit atau pola fibrosis difus yang
kelenjar limfe digantikan oleh jaringan ikat tidak beraturan yang
mengandung sedikit limfosit. Sel Reed-Sternberg juga mungkin
jarang dijumpai pada subtipe ini
Anamnesis
Keluhan penderita terbanyak adalah pembesaran
kelenjar getah bening di leher, aksila ataupun
lipatan paha, berat badan semakin menurun dan
kadang-kadang disertai demam, keringat dan Pemeriksaan fisik
gatal Palpasi pembesaran kelenjar getah bening di leher
terutama supraklavikular, aksiler dan inguinal.
Mungkin lien dan hati teraba membesar.

Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan laboratorium, sitologi biopsi aspirasi, histopatologi,
kemudian, radiologi
radiologi
1.Foto toraks untuk menentukan keterlibatan KGB mediastinal
2.Limfangiografi untuk menentukan keterlibatan KGB didaerah iliaka dan pasca
aortal
3.USG banyak digunakan melihat pembesaran KGB di paraaortal dan sekaligus
menuntun biopsi aspirasi jarum halus untuk konfirmasi sitologi.
4.CT-Scan sering dipergunakan untuk diagnosa dan evaluasi pertumbuhan LH

. (a) Coronal T2-weighted MR


image shows a left-sided
paraspinal mass (arrowhead).
The second, third, and fourth
lumbar vertebrae and first
sacral vertebra show infiltration
(*). (b) Axial contrast-enhanced
T1-weighted MR image shows
extension into the spinal canal
(arrows) and compression of the
dural sac ( arrowhead ).
. (a) US scan shows lymphomatous
infiltration of a cervical lymph node,
which appears enlarged,
nonhomogeneous, and partially
hyperechoic.
(b) Three-dimensional power Doppler
US scan of the same lymph node shows
distorted vascular branching and vessel
amputation
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai