Dr Ir Hariyadi, MS
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu
Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas pertanian – IPB
AGROFORESTRY
• Konsepsi “agroforestry” dirintis oleh suatu tim dari Canadian
International Development Centre, yang bertugas untuk
mengindentifikasi prioritas-prioritas pembangunan di bidang
kehutanan di negara-negara berkembang sekitar tahun 1970.
• Oleh tim ini dilaporkan bahwa hutan-hutan di negara tersebut belum
cukup dimanfaatkan. Penelitian yang dilakukan di bidang kehutanan
pun sebagian besar hanya ditujukan kepada dua aspek produksi kayu,
yaitu eksploitasi secara selektif di hutan alam dan tanaman hutan
secara terbatas.
• Agroforestri diharapkan bermanfaat selain
untuk mencegah perluasan tanah terdegradasi,
melestarikan sumberdaya hutan, meningkatkan
mutu pertanian serta menyempurnakan
intensifikasi dan diversifikasi silvikultur.
• Sistem ini telah dipraktekan oleh petani di
berbagai tempat di Indonesia selama berabad-
abad (Michon dan de Foresta, 1995),
Definisi Agroforestri
• Dalam Bahasa Indonesia, kata Agroforestry
dikenal dengan istilah wanatani atau
agroforestri yang arti sederhananya adalah
menanam pepohonan di lahan pertanian.
Contohnya :
• Agrisilvikultur = Kombinasi antara komponen atau
kegiatan kehutanan (pepohonan, perdu, palem,
bambu, dll.) dengan komponen pertanian.
• Silvopastura = Kombinasi antara komponen atau
kegiatan kehutanan dengan peternakan
• Agrosilvopastura = Kombinasi antara komponen atau
kegiatan pertanian dengan kehutanan dan
peternakan/hewan
• Agropastura = Kombinasi antara
komponen atau kegiatan pertanian
dengan peternakan/hewan
• Menurut FAO (1989)
agroforestri merupakan suatu sistem
penggunaan lahan yang tepat untuk
mendukung pertanian berkelanjutan, karena
disamping memiliki konstribusi produksi yang
nyata dan beragam, juga fungsi
konservatif terhadap lingkungan dan keadaan
sosial sehingga menjamin ekonomi yang lebih
luas dan keamanan pangan lebih tinggi.
Beberapa indikator terselenggaranya
sistem pertanian yang berkelanjutan
• dapat dipertahankannya sumber daya alam
sebagai penunjang produksi tanaman dalam
jangka panjang,
• penggunaan tenaga kerja yang cukup rendah,
• tidak adanya kelaparan tanah,
• tetap terjaganya kondisi lingkungan tanah dan air,
• rendahnya emisi gas rumah kaca serta
• terjaganya keanekaragaman hayati
CONTOH sistem PHBM
(sistem pengelolaan hutan bersama masyarakat)
Aspek Ekonomi :
• Pendapatan semesteran dari
biji kopi
• Tabungan pendapatan dari
tanaman Albizia
integrasi tanaman lada-gamal-kambing
Aspek Ekologi :
• Gamal sebagai tanaman pelindung dan tiang panjat bagi
tanaman lada dan menyumbangkan bahan organik bagi tanah
• Kotoran kambing dapat menyumbang bahan organik dan N bagi
tanah.
• Bahan organik akan meningkatkan kesuburan tanah dan sangat baik
untuk menunjang pertumbuhan tanaman lada
Aspek Ekonomi :
• Adanya sumbangan unsur N dari tanaman Gamal dapat menghemat
pemberian pupuk urea pada tanaman lada
• Kotoran kambing dapat diolah menjadi bokashi dan mengurangi
pengeluaran petani untuk pembelian pupuk organik.
• Produktivitas tanaman lada meningkat (rata-rata 576 kg/ha/tahun, lebih
baik dari cara petani dengan produksi hanya 266 kg/ha/thn)
TERIMAKASIH