Anda di halaman 1dari 22

‫هلل َوََ َر َكاتُهُ‬ ‫ُ‬

‫علَ ْي ُك ْم َو َر ْح ََمُ ِ‬
‫سالَ ُم َ‬
‫ال َّ‬
Kata ‘akhlak’ berasal dari kata ‘Khalaqa’ dengan
akar kata ‘Khuluqan’ yang berarti perangai, tabiat,
dan adab , atau dari kata ‘Khalqin’ yang berarti
kejadian, buatan, atau ciptaan.
Jadi secara etimologis akhlak berarti perangai,
tabiat, dan adat, atau sistem perilaku yang dibuat.
Adapun secara terminologis (istilah) para Ulama
Akhlak merumuskan definisinya berbeda-beda
tinjauan, yang dikemukakannya, antara lain:

• Al-Qurthuby
Mengatakan bahwa suatu perbuatan manusia yang
bersumber dari adab kesopanannya disebut akhlak, karena
perbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya.

• Muhammad bin Ilaan Ash-Shideqy


Mengatakan bahwa Akhlak adalah suatu pembawaan dalam
diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan yang baik
dengan cara yang mudah tanpa dorongan dari orang lain.
• Ibnu Maskawaih
Mengatakan bahwa Akhlak adalah bentuk kejiwaan
yang bertanam dalam diri manusia , yang menimbulkan
perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara
yang disengaja

• Imam Al-Ghazaaly
Mengatakan bahwa Akhlak adalah suatu sifat yang
tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu
perbuatan yang gampang dilakukan tanpa melalui maksud
untuk memikirkan lebih lama.

Dari beberapa definisi tersebut diatas, dapat


disimpulkan bahwa akhlak adalah perbuatan manusia
yang bersumber dari dorongan jiwanya.
Ruang Lingkup Akhlak

1. Akhlak terhadap Allah SWT (khaliq) antara lain


sebagai berikut:
• Al-Hubb, yaitu mencintai Allah SWT melebihi cinta kepada apa
dan siapapun juga dengan menjadikan firman-Nya, Alquran
sebagai pedoman hidup dan melaksanakan segala perintah dan
menjauhi larangan-Nya.
• Al-Raja, yaitu mengrharapkan karunia dan berusaha memperoleh
kehidupan, kecintaan kitakepada Allah SWT diwujudkan dengan
carakeridhaan Allah SWT.
• As-Syukr, yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT.
• Qana’ah, yaitu menerima dengan ikhlas semua qadha dan qodar
Illahi setelah berikhtiar dan berusaha maksimal.
• Memohon ampun hanya kepada Allah SWT.
• At-Taubat, bertaubat hanya kepada Allah SWT,
2.Akhlak terhadap Makhluk, dibagi dua :
a) Akhlak terhadap Manusia, dapat diperinci menjadi :
1. Mencintai Rasulullah (Nabi Muhammad SAW)
• Mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua
sunnahnya.
2. Akhlak terhadap orang tua (birrul walidain),antara lain
• Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya .

• Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun


seorang atau kedua-duanya telah meninggal dunia.
3. Akhlak terhadap diri sendiri
• Memelihara kesucian diri
• Menutup Aurat (bagian tubuh yang tidak boleh kelihatan, menurut
hukum dan akhlak Islam)
4.Akhlak terhadap keluarga, karib kerabat, antara lain :
• Memelihara hubungan silaturahmi dan melanjutkan
silaturahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal
dunia.
5.Akhlak terhadap tetangga, antara lain :
• Saling bantu diwaktu senang melebihi tatkala susah.
• Saling beri-memberi, saling hormat-menghormati
6. Akhlak kepada masyarakat, antara lain ;
• Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat bersangkutan.
• Bermusyawarah dalam segala urusan mengenai
kepentingan bersama

b) Akhlak terhadap Lingkungan Hidup (bukan manusia),


antara lain :
• Sadar memelihara kelestarian lingkungan hidup
• Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan
nabati, fauna dan flora.
Ukuran baik dan buruk dalam akhlak adalah
ketentuan-ketentuan dari Allah SWT dan Rasul-
Nya yang baik sesuai dengan kehendak-Nya.
Allah SWT berfirman yang artinya “hanya
datang dari sisi Allah yang baik bagimu, jika
kalian mengetahui”. (Q.S An-Nahl 16:95) :
ً ‫ٱَّلل ث َ َمنًا قَ ِل‬
ِ ‫يًل ِإنه َما ِعن َد ه‬
‫ٱَّلل ُه َو َخي ٌْر‬ ِ ‫وا ِبعَ ْه ِد ه‬ ۟ ‫َو ََل ت َ ْشت َ ُر‬
َ ‫له ُك ْم ِإن ُكنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُم‬
‫ون‬
Tolok ukur kelakuan baik dan buruk
mestilah merujuk kepada ketentuan Allah.
Dan bahwa apa yang dinilai baik oleh
Allah, pasti baik dalam esensinya.
Demikian pula sebaliknya, tidak mungkin
Dia menilai kebohongan sebagai kelakuan
baik, karena kebohongan esensinya buruk.
Ajaran Islam adalah ajaran yang bersumber dari wahyu
Allah swt,. Al-Qur’an yang penjabarannya dilakukan oleh hadis
Nabi Muhammad saw. Masalah akhlak mendapat tempat
perhatian yang besar dalam Islam. Penentuan baik dan buruk
harus didasarkan kepada petunjuk al-Qur’an dan Hadis Nabi
Muhammad saw.

Konsep Baik dalam ajaran Islam, misalnya:


 Hasanah; sesuatu yang disukai atau dipandang baik (QS. 16:
125, 28: 84)
 Tayyibah; sesuatu yang memberikan kelezatan kepada panca
indera dan jiwa (QS. 2: 57).
 Khair; sesuatu yang baik menurut umat manusia (QS. 2: 158).
 Mahmudah; sesuatu yang utama akibat melaksanakan sesuatu
yang disukai Allah (QS. 17: 79).
 Karimah; perbuatan terpuji yang ditampakkan dalam
kehidupan sehari-hari (QS. 17: 23).
 Birr; upaya memperbanyak perbuatan baik (QS. 2: 177).
Tolak ukur baik dan buruk ditentukan
berdasarkan wahyu Allah dalam Al qur’an dan
dalam prakteknya atau teladannya adalah
akhlak Rasulullah SAW. Tolok ukur segala
kebaikan dalam hal ini adalah akhlak manusia
adalah seperti yang diperintahkan oleh Allah
dalam firmannya serta akhlakulkarimah yang
dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Sedangkan
tolok ukur segala keburukan adalah segala
sesuatu yang dilarang atau tidak
diperintahkan oleh Allah dan tidak pernah
dilakukan oleh Nabi muhammad SAW.
Allah SWT berfirman :

َ ‫سنٌَُ ِل ََم ْن َك‬


‫ان يَ ْر ُجو‬ ْ ُ ‫سو ِل الَّ ِه أ‬
َ ‫س َوةٌ َح‬ ُ ‫ان لَ ُك ْم ف ِي َر‬ َ ‫لَقَ ْد َك‬
ً ‫الَّهَ َوا ْليَ ْو َم ْاْل ِخ َر َوذَ َك َر الَّهَ َك ِث‬
‫يرا‬

Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri)


Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah. (QS Al-Ahzab:21)
Beberapa pelajaran yang dapat dipetik
dari sifat Rasulullah yang mulia,yaitu :

 Shidiq (jujur)
 Tabligh (menyampaikan kebenaran)
 Fatanah (cerdas)
 Amanah (terpercaya)
Akidah, Syariah dan akhlak adalah komponen
Ajaran Islam yang tidak bisa dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya. Akidah
harus mampu menggerakkan seseorang untuk
melakukan dan mematuhi dinu/ Islam. Ajaran
yang dilakukan itu diharapkan dapat
mendidik seseorang untuk berkepribadian
sehari-hari.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang mencerminkan
adanya hubungan ketiga aspek tersebut
• "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu
jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan
adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-
Maidah : 8)
• “Bacalah kitab (Al Qur’an) yang telah
diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan
laksanakanlah shalat. Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari (perbuatan)
keji dan mungkar. Dan (ketahuilah)
mengingat Allah (shalat) itu lebih besar
(keutamaannya dari ibadah yang lain).
Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al-Ankabut : 45)
‫هلل َوََ َر َكاتُهُ‬ ‫ُ‬
‫علَ ْي ُك ْم َو َر ْح ََمُ ِ‬
‫سالَ ُم َ‬
‫َو ال َّ‬

Anda mungkin juga menyukai