Agama: Islam
Pekerjaan: Buruh
Anamnesis
Keluhan Utama :
SESAK NAFAS
Pasien datang ke IGD RSUD AL Ihsan dengan
keluhan sesak nafas yang dirasakan sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas yang
dirasakan semakin lama semakin berat dan
mengganggu aktifitas pasien, sesak juga seperti
ditusuk-tusuk. Sesak nafas memburuk apabila
pasien berbaring tanpa menggunakan bantal, ketika
pasien beraktifitas, dan apabila terpapar udara
dingin. Sesak nafas juga terasa berkurang apabila
pasien setengah duduk.
Sesak nafas yang dirasakan pasien juga
menyebabkan pasien tidak bisa tidur. Pasien juga
merasa lebih nyaman jika berbaring kesebelah kanan
dan sesak jika berbaring ke sebelah kiri. Keluhan sesak
ini bukan yang pertama kalinya melainkan sudah
pernah pasien rasakan beberapa bulan sebelumnya
namun pasien merasa keluhan kali ini yang paling
parah. Dalam satu minggu pasien bias merasakan sesa
sebanyak 2 kali. Pasien sudah pernah mengobati
keluhannya ini ke Puskesmas setempat namun tidak
mengalami perbaikan.
Keluhan sesak juga di sertai dengan adanya
batuk berdahak sejak 1 tahun sebelum masuk rumah
sakit, namun semakin parah pada 2 bulan yang lalu.
Dahak berwarna kuning kental. Keluhan ini juga disertai
dengan adanya demam yang hilang timbul dirasakan
sejak 1 bulan yang lalu. Selain itu pasien juga
mengeluhkan adanya berkeringat pada malam hari.
Keluhan batuk berdahak ini juga bukan yang pertama
kalinya namun sudah yang kedua kalinya, karena
sekitar 5 tahun yang lalu pasien sudah pernah
mengalami batuk berdahak dan keluhan seperti ini.
Pasien juga sudah pernah diobati dengan obat TB yang
diberikan oleh puskesmas, namun pasien tidak tuntas
dalam pengobatannya, pasien hanya meminum obat
selama 4 bulan karena merasa bosan meminum obat
dan merasa keluhan sudah membaik. Setelah pasien
berhenti minum obat, pasien tidak pernah
memeriksakan diri ke puskesmas untuk di cek rotgen
dan dahak sehingga pasien tidak pernah dinyatakan
sembuh oleh dokter. Keluhan sesak juga disertai
adanya suara mengi.
Keluhan juga disertai adanya nyeri di dada
bagian kanan yang dirasakan pada saat pasien menarik
nafas. Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan
dan penurunan berat badan sebanyak 3kg. Pasien juga
mengalami adnaya sakit kepala dan nyeri otot. Pasien
juga pernah merasakan sesak nafas dengan adanya
suara mengi yang muncul di malam hari.
Keluhan sesak disertai nyeri dada disebelah kiri
dan sesak seperti di tindih disangkal oleh pasien.
Keluhan sesak juga tidak disertai adanya
pembengkakan pada kedua tungkai atau pembesaran
organ di bagian perut. Keluhan dada terasa berdebar-
debar juga disangkal oleh pasien. Keluhan sesak juga
bukan diakibatkan paparan debu, asap, atau bahan
kimia. Pasien juga menyangkal adanya batuk berdarah.
Selain itu juga pasien menyangkal ada cedera dibagian
dada. Keluhan pada pola berkemih, lemah badan dan
riwayat tekanan darah tinggi juga disangkal.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit asma
berupa keluhan sesak yang hilang timbul dan dimiliki sejak
kecil. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, darah
tinggi, dan kencing manis. Pasien juga merupakan perokok
sejak masa mudanya namun sudah berhenti sejak 2 tahun
yang lalu. Pasien biasanya merokok setengah bungkus
seharinya. Tempat tinggal pasien berada di tempat padat
penduduk dengan kurangnya cahaya yang masuk kedalam
rumah pasien, ventilasi pada tempat tinggal pasien juga
cuman berada di atas, tempat kerjanya memiliki kondisi
serupa dengan tempat tinggalnya. Pasien mengelak jika ada
keluarga maupun tetangga dengan keluhan yang sama.
Diferensial Diagnosis
1. Pulmonal
1. Efusi Pleura
2. Pleuritis
3. TB paru
4. PPOK
5. Pneumonia
2. Extrapulmonal
1. CHF
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Sakit: Tampak sakit sedang
Tanda-tanda vital:
TD : 100/50 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 37,5 oC
VAS :1–3
BB : 42kg
Kulit wajah: pigmentasi (-), jaringan parut (-), icteric (-), edema (-)
Mulut: bibir lembab, perdarahan gusi (-), lidah bersih dan tidak
tremor, pursed lip breathing (-)
Gigi: terdapat caries
Leher
Palpasi:
VF menurun pada bagian kanan
Iktus kordis teraba pada ICS V Linea Mid Clavicularis Sinistra,
tidak kuat angkat
COR
Perkusi:
Batas jantung
kanan ICS V linea sternalis dextra
kiri ICS V linea midclavicularis sinistra
atas ICS III parasternal sinistra
Auskultasi:
Inspeksi: Perkusi:
Batas paru hepar ICS VI
Retraksi otot dengan peranjakan 1 sela iga
Dull (+) kanan
pernapasan +/- Auskultasi:
VBS +/+ ka=ki
Palpasi: Ronchi (+) di ICS V anterior
axilla dextra.
TF kanan meredup wheezing (+)
disbanding yang kiri Friction Rub (+)
VF dextra meredup
Pulmo Posterior
Inspeksi: Perkusi:
Dull (+) Kanan
Retraksi otot Auskultasi:
pernapasan +/- VBS +/+ ka=ki
Palpasi:
Ronchi halus (+) ICS V
dextra.
TF kanan meredup wheezing (+)
dibandingkan yang kiri VF meredup dextra
Abdomen
Inspeksi: Perkusi:
Datar , lembut Tympani di semua kuadran
Jejas/jar.parut/luka bekas abdomen
operasi (-) Pekak samping (-), pekak
Striae alba (-) pindah (-)
Massa abdomen (-)
Ruang traube kosong
Auskultasi:
Palpasi: BU (+) 10x/menit
NT (-), NL (-)
Liver dan lien tidak
teraba, ginjal tidak teraba
Ginjal CVA -/-
Ekstremitas
ATAS BAWAH
Edema -/-
Edema -/-
Clubbing Finger +/+ Clubbing Finger +/+
Palmar erithema (-) Deformitas pada 4th digiti
Sianosis (-) dextra
Hiperpigmentasi (-) Sianosis (-)
Hiperpigmentasi (-)
Hangat
Hangat
Capillary refill < 2 detik Capillary refill < 2 detik
Diagnosis Banding
LED
USG Thorax
Spirometri
Thoracocentesis
Hasil Pemeriksaan
Hematologi
Darah rutin
Hb : 10.2 g/dL (Turun)
Leukosit : 14700 sel/uL (Meningkat)
Eritrosit : 3.42 Juta/uL (Turun)
Hematocrit : 31.0 % (Turun)
Trombosit : 481000 sel/uL (Meningkat)
LED analyser : 58 mm / jam (Meningkat)
USG Thorax
BTA I :---
BTA II :---
31/ 5 / 2017
S : Sesak nafas disertai dengan adanya batuk sejak 2
bulan yang lalu
O: TD : 136/73, N : 97, R : 24, S : 36.5
A : TB paru dengan efusi pleura dextra
P : Infus RL 20 gtt, O2, USG thorax, Cek LED + BTA 3 X,
Neurodex 1 x 1, Episan Syr 3 x 1 , Lansoprazole 2 x,
sanmol 3 x 1
Hematologi
Darah rutin
Hb : 10.2 g/dL (Turun)
Leukosit : 14700 sel/uL (Meningkat)
Eritrosit : 3.42 Juta/uL (Turun)
Hematocrit : 31.0 % (Turun)
Trombosit : 481000 sel/uL (Meningkat)
1/ 6 / 2017
S : Pasien mengatakan Sesak nafas berkurang, batuk, demam
masih
O: TD : 120/70, N : 80, R : 22, S : 38
Pulmo : VBS kanan menurun
BTA (-)
A : Localized efusi pleura dextra
P : Kodein 3 x 15 PO, Pro Pungsi Pleura
Hematologi :
Mikrobiologi
Preparat gram:
Procedure : Gram
BTA I :---
BTA II :---
OAT 3 x 1
Lansoprazole 1 x 1
Neurodex 1 x 1
Episan Syr 3 x 1
MATERI
INFEKSI TBC
ANATOMI SALURAN PERNAFASAN
47
Definisi
Etiologi
Mycobacterium
Famili Mycobacteriaceae
order Actinomycetales
Spesies patologis : : M.
tuberculosis, M. bovis, M.
africanum dan M.microti.
51
Transmisi
Kongesti
Inhalasi
kulit
Riwayat pengobatan:
Baru: belum pernah diobati dgn OAT atau sudah pernah menelan
OAT <1 bulan (28 dosis)
Pernah diobati:
Kambuh(relaps): pernah dinyatakan sembuh dan skrg di dx
berdasarkan bakteriologis atau klinis
Diobati kembali setelah gagal: pernah diobati dan dinyatakan gagal
Diobati kembali setelah putus obat: pernah diobati dan dinyatakan
lost to follow up
Lain-lain: pernah diobati tapi tidak tahu hasilnya
Pada pasien :
Sempat menjalani pengobatan TB
5 tahun yg lalu selama 4 bulan
dan tidak pernah dinyatakan
sembuh.
Resistensi obat:
Mono resistan: satu jenis OAT
Poli resistan: >1 jenis OAT lini pertama selain H dan
R secara bersamaan
Multi resistan: H dan R bersamaan
Extensive resisten: MDR + resisten thdp salah satu
OAT gol florokuionolon dan min salah satu dari OAT
lini kedua jenis suntikan (Kanamisin, Kapreomisin,
Amikasin)
Rifampisin Resisten: hanya thdp R yg terdeteksi
dengan metode genotip (tes cepat) atau fenotip
Status HIV:
Co infeksi TB-HIV
TB dgn HIV negatif
TB dgn status HIV tidak diketahui
PATGEN
PATFIS
Gejala klinis
Gejala lokal dan sistemik.
Gejala respiratori (lokal)
batuk ≥ 2 minggu
batuk darah Pasien memiliki
sesak napas gejala klinis pasien
nyeri dada TB.
Gejala sistemik
demam (biasanya subfebril menyerupai demam influenza yang bersifat hilang timbul)
malaise
keringat malam
anoreksia
berat badan menurun
Pada pemeriksaan fisik :
Auskultasi melemah
64
TB
TB Pulmonal
Extrapulmonal
Primer
Sekunder
65
Tuberkulosis post-primer
( sekunder ) / adult type
terlokalisasi di segmen
apikal dan posterior lobus Terbentuk kavitasi lesi
reaktivasi endogenus
superior paru satelit jika masif
infeksi laten
konsentrasi oksigen yang pneumonia tuberkulosa
tinggi
Lymphadenitis
GIT skeletal
TB
TB milier /
pleura GUS
diseminata
Diagnosis
Klinis Bakteriologis
Radiologis
70
Klinis
Sistemik atau konstitusional
Demam (low grade)
Keringat malam walau tanpa beraktivitas
Berat badan menurun
Rasa kurang enak badan (malaise)
Fatigue
Anoreksia (nafsu makan menurun)
Lokal/respiratory
Batuk produktif (terus-menerus dan berdahak) ≥ 2 minggu
Hemoptisis ringan-masif
Nyeri dada, pleuritic pain
Sesak nafas
71
Bakteriologik
•Sputum BTA S-P-S , pewarnaan Ziehl-
Nielsen, pembacaan hasil dgn skala IUATLD Pasien:
Hb turun,
•Kultur/Resistensi limfositosis,
Uji Tuberkulin PPD 5TU LED meningkat
Pemeriksaan sputum
IUATLD ( International Union against
Tuberculous Lung Disease)
Pengobatan TB
Tujuan :
Menyembuhkan penderita
Mencegah kematian
Mencegah kekambuhan
Prinsip Pengobatan
Tahap Awal
Tahap Lanjutan
82
Tahap Intensif
Tahap Lanjutan
Kategori 1 Kategori 2
WHO
2 RHZE / 4 H3R3 2 HRZES / HRZE / 5 H3R3E5
2 RHZE / 4 HR 2 HRZES / HRZE / 5 HRE
2 HRZE / 6 HE
Indonesia
2 HRZE / 4H3R3 2 HRZES / HRZE / 5H3R3E3
86
2 HRZE / 4H3R3
Tahap intensif:
2 bulan, setiap hari
Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirasinamid (Z), Etambutol (E)
Tahap lanjutan:
4 bulan,3 kali dalam seminggu, Isoniasid dan Rifampisin
Diberikan untuk:
- Penderita baru TBC Paru BTA (+)
- Penderita TBC Paru BTA (-) Rontgen (+) yang sakit berat
- Penderita TBC Ekstra paru berat
Tahap Lamanya Dosis per hari / kali
Pengobatan Pengobatan
Isoniasid Rifampisin Pirasinamid Etambutol Jumlah hari/ kali
300 mg 450 mg 500 mg 250 mg menelan obat
Tahap 5 bulan 2 1 - 1 2 - 60
lanjutan
(Dosis 3 x
seminggu)
90
Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA+ atau
penderita BTA + pengobatan ulang dengan kategori 2 hasil pemeriksaan
dahak masih BTA + diberikan obat sisipan (HRZE) setiap hari selama 1 bulan.
Dosis Berdasarkan BB
Dosis (mg) / BB
Obat Dosis Dosis yang dianjurkan Dosis (kg)
(mg/kgBB/ Harian Intermitten Maksim
Hari) (mg/kgBB/ (mg/kgBB/ um < 40 40-60>
Hari) Hari) 60
R 8-12 10 10 600 300 450 600
H 4-6 5 10 300 150 300 450
Z 20-30 25 35 750 1000 150
0
E 15-20 15 30 750 1000 150
0
S 15-18 15 15 1000 Sesuai 750 100
BB 0
92
Kerugian kombipak
SEMBUH : Pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologi positif pada awal pengobatan
yang hasil pemeriksaan bakteriologi pada akhir pengobatan menjadi negatif dan pada salah
satu pemeriksaan sebelumnya.
PENGOBATAN LENGKAP : Telah selesai pengobatan secara lengkap dimana salah satu
pemeriksaan sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif namun tanpa ada bukti hasil
pemeriksaan bakteriologi pada akhir pengobatan.
GAGAL : Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif
pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan atau kapan saja apabila selama dalam
pengobatan diperoleh hasil laboratorium yang menunjukan adanya resistensi OAT.
MENINGGAL : pasien meninggal oleh sebab apapun sebelum memulai atau sedang dalam
pengobatan.
PUTUS BEROBAT (loss to follow up) : Pasien TB yang tidak memulai pengobatannya atau yang
pengobatannya terputus selama 2 bulan terus – menerus atau lebih.
TIDAK DIEVALUASI : Pasien TB yang tidak diketahui hasil akhir pengobatannya. Termasuk dalam
kriteria ini adalah pasien pindah (Transfer out) ke kabupaten / kota lain dimana hasil
pengobatannya tidak diketahui oleh kabupaten/ kota yang ditinggalnya.
96
Lama pengobatan Lamanya pengobatan Perlu tidaknya Hasil pemeriksaan Dicatat kembali Tindakan pengobatan
sebelumnya terputus pemeriksaan dahak dahak sebagai
Efusi
pleura
Penyeba
ran Komplikasi kavitasi
milier
Atelekta
sis
bronkus
Prognosis
Pleura
2. lapisan parietalis.
ABSORBSI PRODUKSI
MENURUN ATAU BERLEBIH
DAN
Normal: jumlah cairan rongga pleura 10-200 ml. Jika >15mL efusi
ETIOLOGI
Sirosis hati
Sindrom nefrotik
Neoplasma
KLASIFIKASI
1. Efusi Transudatif ( protein < 3 gr/dl)
kandungan konsentrasi atau molekul besar lain rendah, biasanya bilateral akibat
peningkatan tekanan hidrostatik.
Penyebab: karena perubahan faktor sistemik
Gagal jantung kongestif
Syndrome nefrotik
Sirosis hati
Hydronefrosis
2. Efusi Eksudatif ( protein > 3 gr/dl)
konsentrasi protein lebih tinggi dari transudat, biasanya akibat peningkatan
permeabilitas kapiler.
Penyebab: karena perubahan faktor lokal Pasien memiliki
Tb gejala klinis pasien
Trauma TB.
Keganasan
PARAMETER TRANSUDAT EKSUDAT
↑ Tekanan
hidrostatik
↑ Tekanan
↑ Permeabilitas
negatif
kapiler
intrapleura
↓Tekanan koloid
osmotik Efusi Dainase
terganggu
Pleura
Patofisiologi
Pada anamnesis :
nyeri dada dan sesak
pernafasan dangkal
tidur miring ke sisi yang sakit.
Pada pemeriksaan fisik :
terlihat sesak nafas dengan pernafasan yang dangkal
hemitoraks yang sakit lebih cembung
ruang sela iga melebar, mendatar dan tertinggal pada pernafasan
Fremitus suara melemah sampai menghilang
Pada perkusi terdengar suara redup sampai pekak di daerah efusi
tanda pendorongan jantung dan mediastinum ke arah sisi yang sehat
Pada auskultasi, suara pernafasan melemah sampai menghilang pada
daerah efusi pleura.
Pada pasien ditemukan tanda tanda dari efusi pleura.
Berikut hasil pemeriksaan thorax pada
pasien
Inspeksi
Bentuk dan gerak asimetris, Dari hasil PE , mengarah
retraksi interkosta (+) kepada tanda klinis EFUSI
Bentuk: barrel chest Pleura !! Dan PPOK
spider nevi(-),
Jaringan parut (-), jejas (-).
Palpasi
TF menurun pada ICS V dextra.
Perkusi
Batas paru hepar ICS VI linea midclavikular kanan
Dullness pada ICS V linea midclavikular kanan
Auskultasi
VF menurun pada ICS V dextra
VBS meredup pada ICS V dextra
Ronki kering Untuk penyebab dari efusi
Wheezing pleura dapat ditegakan dari
Pleural friction rub anamnesis, PE dan juga
Penunjang
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Laboratorium
USG
Menentukan adanya dan lokasi cairan di rongga pleura, membimbing aspirasi
efusi terlokulasi
Torakosentesis
Torakosentesis untuk diagnostik & terapetik
Makroskopis
Warna cairan
Merah : karena trauma,infark paru, keganasan.
Kuning kehijauan dan purulent : empiema,
Merah coklat : abses.
Transudat= jernih, sedikit kekuningan
Eksudat= warna lebih gelap, keruh
Emphyema= opak, kental
Efusi kaya kolesterol= berkilau seperti satin
Efusi chylous= seperti susu
Pemeriksaan Laboratorium
Mikroskopis
Sel leukosit< 1000/mm3: transudat
Sel leukosit meningkat, predominasi limfosit matur: neoplasma, limfoma, TBC
Sel leukosit predominasi PMN: Pneumonia, pankreatitis
Kimiawi
Protein
LDH
Cairan disebut eksudat bila memenuhi salah satu dari 3 kriteria:
• Rasio kadar protein total cairan pleura/serum >0,5
• Rasio kadar cairan LDH/serum > 0,6
• Kadar LDH>200 IU atau > 2/3 batas atas nilai normal serum
Jika eksudat, selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar glukosa, amilase, Ph,
hitung jenis, triglicerida, mikrobiologi&sitologi.
Pemeriksaan Radiologi
Akan terdapat kelainan foto rontgen PA bila akumulasi cairan telah
melebihi 300 ml. Cairan awalnya berkumpul pada dasar paru, Jika cairan
terus bertambah cairan akan menuju sinus kostofrenikus posterior dan
lateral akhirnya ke anterior. Diafragma dan sinus kostofrenikus akan tidak
terlihat jika cairan mencapai 1000 ml. Jika pada foto PA tidak jelas,
lalukan foto dengan lateral dekubitus.
Meniskus sign
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Intra pulmonal
Konsolidasi pleura
Pleuritis
Bronkitis
Emfisema
COPD
Asma
Cor Pulmo
Ektra Pulmonal
CHF
CKD
TATA LAKSANA
Empiema:
Antibiotik
Torakosentesis
Pleuritis TB
Permulaan penyakit ini terlihat sebagai efusi sero-
santokrom dan bersifat eksudat
Kebanyakan sebagai komplikasi tb paru via fokus
subpleura yang robek atau melalui aliran getah
Pasien
bening
(+) TBC Robeknya perkijuan ke arah saluran getah bening -
rongga pleura, iga, kolumna vertebra
Hematogen efusi bilateral
Demam, penurun bb, dispnea, nyeri dada pleuritis
Cairan efusi biasanya serous/hemoragik
Jumlah leukosit 500-2000 per cc
Awalnya dominan sel PMN, tapi kemudian sel
limfosit
Cairan efusi sangat sedikit mengandung TB tapi
karena reaksi hipsen Tbprotein
Dinding pleura (+) granuloma
Diagnosis utama: kuman TB dalam cairan efusi atau
dengan biopsi jaringan pleura
OAT min 9 bulan dan kortikosteroid dosis
1mg/kgBB/hari selama 2-3minggu yang mana dosis
diturunkan bertahap
Torakosentesis jika efusi > ics ke 3
Hemotorax:
Etio: trauma
Chest tube thorakostomi
Komplikasi
Empiema
BRONKITIS EMFISEMA
KRONIS
Bronkitis kronik
Emfisema
Stres oksidatif
MEROKOK
gen
Pajanan partikel/gas
Bronkitis kronik
GOLD 2011
Klasifikasi
GOLD 2015
Asesmen kombinasi
pasien
Risk: ?
mMRC: 2
CAT: >=10
Risk exacerb:
>=2
Risk of exacerbation / Risiko
eksaserbasi
Eksaserbasi :
kejadian akut
ditandai perburukan gx respirasi
melebihi variasi normal sehari-hari
mengakibatkan perubahan pengobatan
Osteoporosis
Depresi
Kecemasan
Disfungsi muskuloskeletal
Sindr metabolik
Kanker paru
Symptoms / gejala:
Less symptoms (mMRC 0-1 atau CAT < 10) pasien A
atau C
More symptoms (mMRC ≥ 2 atau CAT ≥ 10) pasien B
atau D
Airflow limitation / hambatan aliran udara:
Low risk (GOLD 1 atau 2) pasien A atau B
High risk (GOLD 3 atau 4) pasien C atau D
Exacerbation / eksaserbasi:
CAT 30
Low risk < 2 per tahun pasien A atau B Eksaserb >
High risk ≥ 2 per tahun pasien C atau D 2x/tahun
Pasien Karakteristik Klasifikasi Eksaserbasi CAT mMRC
Spirometri perTahun
A Risiko rendah, GOLD 1-2 <= 1 <10 0-1
gejala sedikit
B Risiko rendah, GOLD 1-2 <= 1 >=10 >=2
gejala banyak
C Risiko tinggi, GOLD 3-4 >=2 <10 0-1
gejala sedikit
D Risiko tinggi, GOLD 3-4 >=2 >=10 >=2
gejala banyak
GOLD 2014
PATOGENESIS DAN PATOLOGI
Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan
pernapasan pursed – lips breathing
Blue bloater
Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat edema
tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer
Adalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi yang
memanjang.
Sikap ini terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO2 yang
terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi
pada gagal napas kronik.
Pasien sesak
saat
beraktifitas/
bekerja
Symptoms /gejala
CAT (COPD assessment test) 8 pertanyaan
Batuk
Batuk, dahak,
Dahak sesak, aktivitas
terbatas
Rasa berat di dada
Sesak saat jalan menanjak/naik tangga
Keterbatasan aktivitass harian
Khawatir keluar rumah
Tidak dapat tidur nyenyak
Tidak bertenaga
CAT (COPD
assessment test)
penilaian
< 10 : ringan
10-20: sedang
20-30: berat
> 30:
parah/sangat
berat
Score: 30
http://www.catestonline.co.uk/hcpanswers.htm
Symptoms / gejala
✓
DIAGNOSIS
Anamnesis
Faktor Resiko
Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir
rendah (BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan
polusi udara
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Rutin:
Lab darah
Radiologi :
Umumnya normal
bertambah
AGD
EKG
RADIOLOGI EMFISEMA
Stadium awal normal
Stadium lanjut tanda-tanda hiperinflasi
~ radiolusen
~ diafragma mendatar
~ iga mendatar, sela iga lebar
~ ruang retrosternal melebar
~ jantung pendulum ”eyedrop appearance”
~ Bullae multipel
FAAL PARU - PENUNJANG
DIAGNOSIS
Obstruksi VEP-1 < 80%
VEP-1 prediksi
Bukan PPOK
PPOK scr klinis PPOK drjt I/II/III/IV
GOLD 2011
GOLD 2015
Diagnosis banding
•Onset awal
•Gejala bervariasi dari hari kehari
•Gejala malam /menjelang pagi
•Atopi,rinitis atau eksim
asma •Riwayat keluarga dg asma
•Hambatan jln napas >> reversibel
•Sputum produktif
•Umumnya terkait infeksi bakteri
•Ronki kasar
BE •Ro/CT pelebaran & penebalan bronkus
SOPT
PENATALAKSANAAN UMUM
Edukasi
Berhenti merokok
Bronkodilator
Obat-obatan
Terapi oksigen
Nutrisi
Rehabilitasi
Penatalaksanaan PPOK stabil
DAN
Kriteria eksaserbasi:
Sputum berubah warna ATAU semakin banyak
DAN Sesak semakin berat
Dapat disertai batuk semakin sering, keterbatasan
aktifitas, penurunan kesadaran
Klasifikasi:
Berat: 3 gejala kardinal
Sedang: 2 dari 3 gejala kardinal
Ringan: 1 dari 3 gejala kardinal + salah satu dari kriteria
tambahan, antara lain infeksi saluran napas atas >5 hari,
Pasien (+) 3 demam tanpa sebab, peningkatan batuk, mengi,
peningkatan RR atau nadi >20%nilai dasar
gejala
BERAT
Eksaserbasi :
kejadian akut
ditandai perburukan gx respirasi
melebihi variasi normal sehari-hari
mengakibatkan perubahan pengobatan
• Eksaserbasi menyebabkan:
– Scr negatif mempengaruhi kualitas hidup pasien
– Mempengaruhi gejala & fungsi paru yg membutuhkan
waktu untuk rekover
– Mempercepat penurunan fungsi paru
– Berhub scr signifikan thd mortalitas, t.u pasien yg MRS
– Biaya sosial-ekonomi yg tinggi
GOLD 2015
Indikasi Rawat Inap
GOLD 2015
Pilihan Obat
Bronchodilator: B2 agonist kerja cepat dgn/tanpa antikolinergik kerja cepat;
Nebu: agonis B2 kerja cepat (salbutamol) + antikolinergik (2.5+0.5mg). Lama
kerja 4-8 jam.
Xantin: IV bolus/drip, contoh: aminofilin (PO 200mg, IV 240mg, lama kerja 4-
6jam), teofilin (PO 100-400mg, lama kerja hingga 24 jam)
Corticosteroids systemic:
Prednison 30-40mg selama 10-14hari (PO untuk ringan, iV untuk berat) durasi
<2minggu
Antibiotics:
Spektrum sempit: amox 500mg 3x/hari PO 3-14hari atau doksisiklin 100mg
2x/hari PO 3-14hari
Spektrum luas: Klavulanat 875mg 2x/hari atau 500mg 3x/hari PO 5 hari atau
levofloxacin 500mg 1x/hari PO 5 hari
Adjunct therapies:
Tergantung kondisi klinis pasien
Terapi suportif:
Oxygen therapy : target saturasi 88-92%
Ventilasi support
Indikasi ICU
GOLD 2015
Kriteria Pulang
Komplikasi
Gagal napas
• Gagal napas kronik
• Gagal napas akut pada gagal napas kronik
Infeksi berulang
Korpulmonale
pneumotoraks
Prognosis