Anda di halaman 1dari 19

Retensio Plasenta

Pendahuluan

 Keadaan di mana plasenta belum lahir dalam waktu


1 jam setelah bayi lahir
 Sebab – sebab plasenta belum bisa lahir oleh
karena :
 Plasenta belum lepas dari dinding uterus ; atau
 Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum
dilahirkan
 Apabila plasenta belum lahir sama sekali, tidak
terjadi perdarahan ; jika lepas sebagian, terjadi
perdarahan yang merupakan indikasi untuk
mengeluarkannya.
Plasenta belum lepas dari dinding uterus
karena :
Kontraksi uterus kurang kuat untuk
melepaskan plasenta (plasenta adhesiva)
Plasenta melekat erat pada dinding
uterus oleh sebab vili korialis menembus
desidua sampai miometrium - bawah
peritonium (plasenta akreta – perkreta)
Plasenta yang sudah dari dinding uterus
akan tetapi belum keluar, disebabkan
oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan
atau karena salah penanganan kala III,
seingga terjadi lingkaran konstriksi di
bagian uterus yang menghalangi
keluarnya plasenta (inkarserasio plasenta)
Jenis Retensio Plasenta
 Plasenta adhesiva : implantasi yang kuat dari jonjot
korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan
mekanisme separasi fisiologis
 Plasenta akreta : implantasi jonjot korion plasenta
hingga memasuki sebagian lapisan miometrium
 Plasenta inkreta : implantasi jonjot korion plasenta
hingga mencapai/memasuki miometrium
 Plasenta perkreta : implantasi jonjot korion plasenta
yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan
serosa dinding uterus
 Plasenta inkarserata : tertahannya plasenta di dalam
kavum uteri, disebabkan oleh konstruksi ostium uteri
Etiologi
 Faktor maternal
 Gravida berusia lanjut
 Multiparitas
 Faktor uterus
 Bekas sectio caesaria, sering plasenta tertanam
pada jaringan sikatriks uterus
 Bekas pembedahan uterus
 Tidak efektif kontraksi uterus
 Pembentukan kontraksi ringan
 Bekas kuretase uterus terutama setelah
abortus
 Bekas pengeluaran plasenta secara
manual
 Bekas endometritis
 Faktor plasenta
 Plasenta previa
 Implantasi
 Plasenta akreta
 Kelainan bentuk plasenta
Patofisiologi
 Setelah bayi lahir  uterus spontan kontraksi
 Kontraksi dan retraksi otot – otot uterus
menyelesaikan proses ini pada akhir persalinan
 Sesudah kontraksi, sel miometrium tidak relaksasi 
menjadi lebih pendek dan tebal
 Kontraksi berlangsung kontinu, miometrium menebal
secara progresif dan kavum uteri mengecil  ukuran
juga mengecil (mendadak)  tempat perlekatan
plasenta juga mengecil
 Jaringan penyokong plasenta kontraksi 
plasenta yang tidak dapat kontraksi mulai
lepas dari dinding uterus
 Tegangan yang ditimbulkan  lapis dan
desidua spongiosa yang longgar memberi
jalan dan pelepasan plasenta terjadi
 PD di uterus berada diantara serat – serat
otot miometrium yang saling bersilangan
 kontraksi serat – serat otot menekan
PD dan retraksi otot ini mengakibatkan PD
terjepit serta perdarahan berhenti
Diagnosa
 Plasenta belum lahir setelah 30 menit,
 Perdarahan segera
 Kontraksi uterus baik tetapi tinggi fundus tidak
berkurang

DIAGNOSA BANDING
 Plasenta akreta
Pemeriksaan Penunjang
 Hitung darah lengkap : Hb dan Hct, melihat adanya
trombositopenia, serta jumlah leukosit. Pada keadaan
yang disertai infeksi, leukositnya biasanya meningkat
 Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan hitung
protrombin time (PT) dan activated Partial
Tromboplastin Time (aPTT) atau yang sederhana
dengan Clotting Time (CT) atau Bleeding Time (BT).
Ini penting untuk menyingkirkan perdarahan yang
disebabkan oelh faktor lain
Gejala Klinis
 Anamnesis : meliputi pertanyaan tentang periode
prenatal, meminta informasi mengenai episode
perdarahan postpartum sebelumnya, paritas, serta
riwayat multiple fetus dan polihidroamnion. Serta
riwayat postpartum sekarang dimana plasenta tidak
lepas secara spontan atau timbul perdarahan aktif
setelah bayi dilahirkan
 Pada pemeriksaan pervaginam, plasenta tidak
ditemukan di dalam kanalis servikalis tetapi secara
parsial atau lengkap menempel di dalam uterus
Faktor yang mempengaruhi pelepasan
plasenta
 Kelainan dari uterus, yaitu anomali dari uterus atau
serviks; kelemahan dan tidak efektifnya kontraksi
yang tetanik dari uterus; serta pembentukan
constriction ring
 Kelainan dari plasenta, misalnya plasenta previa;
implantasi di cornu; dan adanya plasenta akreta
 Kesalahan manajemen kala III persalinan, seperti
manipulasi dari uterus yang tidak perlu sebelum
terjadinya dari plasenta menyebabkan kontraksi yang
tidak ritmik; pemberian uterotonik yang tidak tepat
waktunya yang juga dapat menyebabkan serviks
kontraksi dan menahan plasenta; serta pemberian
anestesi terutama yang melemahkan kontraksi uterus
Penanganan
 Resusitasi : pemberian oksigen 100%; pemasangan IV-
line dengan kateter yang berdiameter besar serta
pemberian cairan kristaloid. Monitor jantung, nadi, TD
dan saturasi oksigen. Transfusi darah apabila
diperlukan yang dikonfirmasi dengan hasil
pemeriksaan darah
 Drips oksitosin 20 IU dalam 500 ml larutan RL atau
NaCl 0.9% sampai uterus berkontraksi
 Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrew
maneuver, jika berhasil lanjutkan drips oksitosin untuk
mempertahankan uterus
 Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan
manual plasenta.
 Jika tindakan manual plasenta tidak
memungkinkan, jaringan dapat
dikeluarkan dengan tang (cunam) 
kuretase
 Setelah selesai mengelurkan plasenta 
pemberian obat uterotonika melalui
suntikan atau per oral
 Pemberian antibiotika apabila ada tanda –
tanda infeksi dan untuk pencegahan
infeksi sekunder
Komplikasi
 Komplikasi yang berhubungan dengan transfusi darah
yang dilakukan
 Multiple organ failure yang berhubungan dengan
kolaps sirkulasi dan penurunan perfusi organ
 Sepsis
 Kebutuhan terhadap histerektomi dan hilangnya
potensi untuk memiliki anak selanjutnya
Prognosis
 Prognosis tergantung dari lamanya, jumlah darah yang
hilang, keadaan sebelumnya serta efektifitas terapi.
Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat sangat
penting
Pencegahan
 Pencegahan resiko plasenta dengan cara mempercepat proses separasi
dan melahirkan plasenta dengan memberikan uterotonika segera
setelah bayi lahir dan melakukan penegangan tali pusat terkendali.
Usaha ini disebut juga penatalaksanaan aktif kala III
 Mengamati dan melihat kontraksi uterus
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai