Retensio Plasenta
Retensio Plasenta
Pendahuluan
DIAGNOSA BANDING
Plasenta akreta
Pemeriksaan Penunjang
Hitung darah lengkap : Hb dan Hct, melihat adanya
trombositopenia, serta jumlah leukosit. Pada keadaan
yang disertai infeksi, leukositnya biasanya meningkat
Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan hitung
protrombin time (PT) dan activated Partial
Tromboplastin Time (aPTT) atau yang sederhana
dengan Clotting Time (CT) atau Bleeding Time (BT).
Ini penting untuk menyingkirkan perdarahan yang
disebabkan oelh faktor lain
Gejala Klinis
Anamnesis : meliputi pertanyaan tentang periode
prenatal, meminta informasi mengenai episode
perdarahan postpartum sebelumnya, paritas, serta
riwayat multiple fetus dan polihidroamnion. Serta
riwayat postpartum sekarang dimana plasenta tidak
lepas secara spontan atau timbul perdarahan aktif
setelah bayi dilahirkan
Pada pemeriksaan pervaginam, plasenta tidak
ditemukan di dalam kanalis servikalis tetapi secara
parsial atau lengkap menempel di dalam uterus
Faktor yang mempengaruhi pelepasan
plasenta
Kelainan dari uterus, yaitu anomali dari uterus atau
serviks; kelemahan dan tidak efektifnya kontraksi
yang tetanik dari uterus; serta pembentukan
constriction ring
Kelainan dari plasenta, misalnya plasenta previa;
implantasi di cornu; dan adanya plasenta akreta
Kesalahan manajemen kala III persalinan, seperti
manipulasi dari uterus yang tidak perlu sebelum
terjadinya dari plasenta menyebabkan kontraksi yang
tidak ritmik; pemberian uterotonik yang tidak tepat
waktunya yang juga dapat menyebabkan serviks
kontraksi dan menahan plasenta; serta pemberian
anestesi terutama yang melemahkan kontraksi uterus
Penanganan
Resusitasi : pemberian oksigen 100%; pemasangan IV-
line dengan kateter yang berdiameter besar serta
pemberian cairan kristaloid. Monitor jantung, nadi, TD
dan saturasi oksigen. Transfusi darah apabila
diperlukan yang dikonfirmasi dengan hasil
pemeriksaan darah
Drips oksitosin 20 IU dalam 500 ml larutan RL atau
NaCl 0.9% sampai uterus berkontraksi
Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrew
maneuver, jika berhasil lanjutkan drips oksitosin untuk
mempertahankan uterus
Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan
manual plasenta.
Jika tindakan manual plasenta tidak
memungkinkan, jaringan dapat
dikeluarkan dengan tang (cunam)
kuretase
Setelah selesai mengelurkan plasenta
pemberian obat uterotonika melalui
suntikan atau per oral
Pemberian antibiotika apabila ada tanda –
tanda infeksi dan untuk pencegahan
infeksi sekunder
Komplikasi
Komplikasi yang berhubungan dengan transfusi darah
yang dilakukan
Multiple organ failure yang berhubungan dengan
kolaps sirkulasi dan penurunan perfusi organ
Sepsis
Kebutuhan terhadap histerektomi dan hilangnya
potensi untuk memiliki anak selanjutnya
Prognosis
Prognosis tergantung dari lamanya, jumlah darah yang
hilang, keadaan sebelumnya serta efektifitas terapi.
Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat sangat
penting
Pencegahan
Pencegahan resiko plasenta dengan cara mempercepat proses separasi
dan melahirkan plasenta dengan memberikan uterotonika segera
setelah bayi lahir dan melakukan penegangan tali pusat terkendali.
Usaha ini disebut juga penatalaksanaan aktif kala III
Mengamati dan melihat kontraksi uterus
TERIMA KASIH