Anda di halaman 1dari 10

ASAS-ASAS HUKUM ACARA PTUN

PENGERTIAN
 UU Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan TUN merupakan
implementasi dari ketentuan Pasal 10 UU Nomor 14 Tahun
1970 (jis. UUNomor 35 Tahun 1999, UU Nomor 4 Tahun
2004 yang kemudian diganti oleh UU Nomor 48 Tahun 2009)
tentang Kekuasaan Kehakiman yang mendudukkan adanya
peradilan administrasi sebagai salah satu kekuasaan kehakiman
dengan nama Peradilan TUN, yang merupakan peradilan
khusus untuk menyelesaikan sengketa yang timbul sebagai
akibat dari adanya tindakan pemerintah yang dianggap
melanggar hak-hak warganegara
TUJUAN
 Memberikan perlindungan terhadap hak-hak yang bersumber
dari hak-hak individu
 Memberikan perlindungan bagi hak-hak masyarakat yang
didasarkan pada kepentingan bersama dari individu yang
hidup dalam masyarakat
FUNGSI
 Sarana untuk menyelesaikan konflik yang timbul antara
pemerintah (Badan atau Pejabat TUN) dengan rakyat (orang
atau badan hukum perdata) sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan TUN
 Yang dipermasalahkan di sini adalah tindakan hukum dari
badan atau pejabar TUN yang tidak lain berkaitan dengan
kewenangan yang dimiliki yang mana dirasa merugikan orang
atau badan hukum tersebut
ASAS-ASAS
 Asas praduga “rechtmatig”  bahwa tindakan penguasa harus selalu dianggap
sah (rechtmatig) selama belum dibuktikan sebaliknya atau sampai ada
pembatalan
 Asas pembuktian bebas  hakimlah yang menetapkan beban pembuktian,
antara lain: (i) apa yang harus dibuktikan, (ii) siapa yang harus dibebani
pembuktian, (iii) alat bukti mana saja yang digunakan dalam pembuktian dan
(iv) kekuatan pembuktian dari bukti yang telah diajukan
 Asas keaktifan hakim  tugas hakim adalah menyeimbangkan kedudukan para
pihak yang tidak berimbang (pejabat – bawahan)
 Asas putusan pengadilan memiliki kekuatan mengikat “erga omnes”  putusan
pengadilan berlaku umum, tidak hanya mengikat pihak-pihak yang bersengketa
saja, tapi hak masyarakat secara umum
 Asas self-respect  menghormati putusan peradilan administrasi atau eksekusi
putusan
 Asas sikap hakim bersifat pasif  seperti halnya perdata,hakim menunggu
adanya permohonan dari pemohon, tetapi dalam pelaksanaannya, hakim
bersikap lebih aktif karena hakim dapat memeriksa sendiri berkaitan dengan
kebenaran fakta dan hakim berwenang untuk menyempurnakan dalil-dalil para
pihak untuk mendapatkan kebenaran materiil dalam menguji keabsahan
keputusanTUN tersebut
PROSES PELAKSANAAN
 Pasal 48 UU Nomor 5 Tahun 1986 menjelaskan perbedaan
antara penyelesaian melalui prosedur upaya administratif
dengan penyelesaian melalui pengadilan
 Jika melalui upaya administratif  pengadilan melakukan
penilaian terhadap keabsahan dari keputusan TUN yang
disengketakan baik dari sisi penerapan maupun kebijakan
 Jika melalui pengadilan  hanya melakukan pengujian terhadap
keputusan tata usaha negara yang disengketakan dari sisi
hukumnya saja
 Sebagai bagian dari prosedur maka upaya administratif wajib
didahulukan baru melalui pengadilan
BENTUK UPAYA ADMINISTRATIF
1. Keberatan upaya penyelesaian oleh instansi yang sama 
keberatan ditujukan kepada badan atau pejabat TUN yang
mengeluarkan putusan TUN
2. Banding administratif  upaya penyelesaian oleh instansi
atasan atai instansi lain dari yang mengeluarkan putusan
TUN  tugasnya adalah memeriksa ulang keputusan TUN
yang disengketakan
ALAT BUKTI
 Pasal 100 UU Nomor 5 Tahun 1986
1. Surat atau tulisan
Surat terdiri dari 3 jenis, yaitu:
a. Akta otentik  surat yang dibuat di hadapan seorang pejabat umum
b. Akta di bawah tangan  surat yang dibuat dan ditandatangani oleh
pihak-pihak yang bersangkutan
c. Surat-surat lain yang bukan akta  kwitansi
2. Keterangan ahli
3. Keterangan saksi
4. Pengakuan para pihak
5. Pengetahuan hakim
PUTUSAN HAKIM TUN
 GUGATAN DITOLAK  karena penggugat tidak mampu
membuktikan dalil-dalil yang gugatannya
 GUGATAN DIKABULKAN
 Dalam hal dikabulkan, maka putusan hakim TUN menetapkan kewajiban bagi
badan atau pejabat TUN yang telah mengeluarkan keputusanTUN, yaitu
berupa:
a. Pencabutan keputusanTUN
b. Pencabutan keputusanTun dan menerbitkan keputusan TUN yang baru
c. Penerbitan keputusanTUN dalam hal gugatan didasarkan pada Pasal 3 (keputusan
TUN diterbitkan berdasarkan peraturan per-UU-an yang berlaku saat itu)
 GUGATAN TIDAK DITERIMA  karena ada cacat formil dalam
gugatannya, seperti gugatan tidak memiliki dasar hukum, gugatan error
in persona, gugatan tidak jelas (obscuur libel), gugatan melanggar
yurisdiksi absolut dan relatif pengadilan
 GUGATAN GUGUR  karena para pihak atau kuasa hukum tidak hadir
di persidangan meskipun telah dipanggil secara patut atau perbaikan
gugatan yang diajukan oleh pihak penggugat telah melampaui tenggang
waktu yang telah ditentukan (daluwarsa)
UPAYA HUKUM
1. Verzet atau perlawanan
2. Banding
3. Kasasi
4. Peninjauan Kembali

Anda mungkin juga menyukai